Income over feed cost IOFC

Dari hasil yang diperoleh dapat dilihat keuntungan tertinggi terdapat pada perlakuan P0 yaitu tanpa pengunaan kulit buah kakao fermentasi dalam pakan, hal ini dikarenakan pertambahan bobot badan babi lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lain. Hal ini juga disebabkan terdapat perbedaan harga dan kualitas ransum ditiap level perlakuan. Sehingga total hasil produksi yaitu total penjualan ternak ditambah penjualan feses ternak memiliki nilai yang lebih tinggi dari pada total biaya produksi yaitu biaya pakan, biaya bibit babi, biaya obat- obatan, biaya peralatan dan sewa kandang dan biaya tenaga kerja. Hal ini sesuai dengan Kasmir 2008 yaitu keuntungan adalah yang menyatakan dari jumlah pendapatan dan jumlah biaya ini terdapat selisih yang disebut laba rugi. Jika pendapatan lebih besar dari jumlah biaya, maka perusahaan dikatakan beruntung, dan sebaliknya jika jumlah pendapatan lebih kecil dari jumlah biaya produksi maka perusahaan dikatakan rugi. Untuk memperoleh angka yang pasti mengenai keuntungan atau kerugian yang harus dilakukan adalah pencatatan biaya. Tujuan pencatatan biaya juga agar peternak atau pengusaha dapat mengetahui yang perlu di evaluasi terhadap setiap bidang usaha yang dilakukan.

3.2. Income over feed cost IOFC

IOFC didapat dengan cara menghitung nilai usaha peternakan yang didapat dari pertambahan bobot badan ternak Bobot akhir - Bobot awal dikali harga ternakkg dikurangi dengan biaya pakan total konsumsi dikali harga pakan dan dapat dilihat pada Tabel 17. Universitas Sumatera Utara Tabel 17. Income over feed cost IOFC tiap level perlakuan kelompok Rpekor Perl Kelompok Total Rataan I II III IV V P0 252.663,27 347.567,15 436.266,40 440.904,98 522.481,19 1.999.882,99 399.976,60 P1 238.055,68 339.141,28 451.568,56 443.730,14 490.235,73 1.962.731,39 392.546,28 P2 212.582,40 352.963,19 399.594,12 451.088,73 501.249,58 1.917.478,02 383.495,60 P3 236.088,67 151.061,47 312.423,32 277.067,49 460.964,82 1.437.605,77 287.521,15 Total 939.390,03 1.190.733,09 1.599.852,40 1.612.791,35 1.974.931,31 7.317.698,17 Rataan 365.884,91 IOFC tertinggi terdapat pada perlakuan P0 yaitu rata-rata sebesar Rp 399.976,60ekor, hal ini dikarenakan kualitas pakan dan pertambahan bobot badan babi yang tinggi dan dikalikan dengan harga jual perkilogram sehingga pendapatan penjualan babi lebih tinggi dari pada total biaya yang dikeluarkan untuk konsumsi babi tersebut dan juga dipengaruhi oleh tingkat konsumsi babi tersebut yang tinggi diikuti pertambahan bobot badan yang tinggi. IOFC terendah terdapat pada perlakuan P3 yaitu rata-rata sebesar Rp 287.521,15ekor, hal ini dikarenakan bobot badan akhir babi rendah dari perlakuan yang lain sehingga menyebabkan harga jual babi lebih rendah dengan perlakuan yang lain. Hal inilah yang menyebabkan IOFC pada perlakuan P3 paling rendah dibandingkan dengan perlakuan lain. Hal ini sesuai dengan pernyataan Prawirokusumo 1990 bahwa pendapatan usaha peternakan itu dibandingkan dengan biaya pakan. IOFC ini merupakan barometer untuk melihat seberapa besar selisih total pendapatan dengan biaya pakan yang digunkan selama penggemukan ternak. IOFC diperoleh dengan menghitung selisih pendapatan usaha peternakan dikurangi biaya pakan. Pendapatan merupakan perkalian antara produksi peternakan atau pertambahan bobot badan akibat perlakuan dengan harga jual pada ternak. Universitas Sumatera Utara

3.3. Benefit Cost Ratio BC Ratio