Tahap-tahap Pemilihan Kepala Daerah .1 Tahap Persiapan Pemilihan Kepala Daerah
Ketentuan ini diubah dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 yang menyatakan bahwa peserta Pilkada juga dapat berasal dari pasangan calon
perseorangan yang
didukung oleh
sejumlah orang.
Undang-undang ini
menindaklanjuti keputusan Mahkamah Konstitusi yang membatalkan beberapa pasal menyangkut peserta Pilkada dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004. Khusus
di Nanggroe Aceh Darussalam, peserta Pilkada juga dapat diusulkan oleh partai politik lokal.
2.1.2.2 Tahap-tahap Pemilihan Kepala Daerah 2.1.2.2.1 Tahap Persiapan Pemilihan Kepala Daerah
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 6 Pasal 2 tahap persiapan pemilihan kepala daerah sebagai berikut :
a. Pemberitahuan DPRD mengenai berakhirnya masa jabatan kepala daerah.
b. Perencanaan penyelenggaraan meliputi penetapan tata cara dan jadwal tahapan
pelaksanaan pemilihan kepala daerah. c.
Pembentukan panitia pengawas, PPK, PPS dan KPPS. d.
Pemberitahuan dan pendaftaran pemantau pemilihan. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tahap persiapan pemilihan
kepala daerah merupakan tahap atau rencana yang paling mendasar karena tanpa adanya persiapan terlebih dahulu tidak akan berjalan dengan lancar.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 pasal 14 yang berbunyi ” Panitia pengawas adalah panitia pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
yang dibentuk oleh DPRD dalam melakukan pengawasan terhadap seluruh tahapan pelaksanaan pemilihan”.
Penjelasan di atas menerangkan bahwa panitia pengawas peranannya sangat penting bagi kelangsungan proses pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah supaya berjalan dengan lancar dan tidak disertai kecurangan – kecurangan. Dalam Undang – Undang Nomor 32 tahun 2004 pasal 166 ayat 4 bahwa panitia
pengawasan pemilihan mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut: a.
Mengawasi semua tahapan penyelenggaraan pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.
b. Menerima laporan pelanggaran peraturan perundang – undangan pemilihan
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. c.
Menyelesaikan sengketa yang timbul dalam penyelengaraan pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah.
d. Meneruskan temuan dan laporan yang tidak dapat diselesaikan instansi yang
berwenang. e.
Mengatur hubungan koordinasi antara panitia pengawas pada semua tingkatan. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 yang dimaksud pemantau
pemilihan yaitu pelaksana pemantauan pemilihan yang telah tercatat dan memperoleh akreditasi dari KPUD yang berfungsi untuk memantau jalannya proses
pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Dibentuknya tim pemantau pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah pada saat pelaksanaan
pencoblosan terutama di kalangan masyarakat sebagai tim pemantau diharapkan dapat menjalankan tugasnya sesuai dengan peraturan yang berlaku.