Peranan dan Fungsi Padang Lamun
Zaelany 2007. Pekerjaan utama penduduk di Pulau Barranglompo adalah sebagai nelayan. Sisanya berprofesi sebagai pedagang, pengrajin dan PNS.
Nelayan Bugis Makassar memandang laut sebagai milik semua orang, sehingga siapa saja dan darimana saja dapat menangkap dan mengambil
sumberdaya laut yang terdapat di dalamnya. Pandangan inilah yang dijadikan pegangan di dalam melakukan kegiatan penangkapan. Mereka kadang-kadang
melakukan penangkapan tanpa mengenal batas-batas wilayah sampai memasuki wilayah provinsi lainnya seperti Maluku, Papua, Nusa Tenggara Timur Flores,
Sumba dan Kupang, Sulawesi Utara, Kalimantan dan Sumatera bahkan sampai di perbatasan negara-negara tetangga seperti Australia Latief 1999.
Rumah-rumah di Kepulauan Spermonde umumnya dibangun
membelakangi laut. Di masa lalu rumah dibuat dari kayu, bambu dan atap dari ijuk. Sejak tahun 1990-an, bersamaan dengan meningkatnya harga teripang dan
ikan komersial seperti sunu dan napoleon wrasse, kesejahteraan penduduk juga meningkat dengan ditandai oleh perubahan dalam material bangunan mereka
Zaelany 2007. Saat ini rumah-rumah penduduk dibangun dari batu dan bata, dengan jendela kaca, atap rumah dari seng. Lantai rumah sudah berbahan
keramik. Rumah mereka sebagian besar berbentuk rumah panggung dengan lantai pertama secara tradisi kosong Gambar 5. Lantai pertama seringkali
menjadi gudang tempat penyimpanan barang-barang atau ternak maupun sebagai tempat beristirahat di siang hari. Lantai kedua merupakan kamar-kamar, dapur
dan ruang tamu. Seiring perkembangan penduduk, kini sebagian besar lantai satu rumah panggung tersebut sudah dibangun sebagai warung, toko ataupun dijadikan
kamar tambahan bagi anggota keluarga. Rumah panggung tersebut umumnya dibangun menghadap ke jalan. Halaman rumahnya rata-rata juga sempit. Semua
jalan saat ini sudah berupa paving block.
Gambar 5 Rumah panggung salah satu warga di Pulau Barranglompo
Parameter Fisika-Kimia Perairan Pulau Barranglompo
Parameter fisika kimia sangat berperan terhadap kelangsungan hidup biota perairan. Kisaran beberapa parameter fisika dan kimia di Pulau Barranglompo
disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Parameter fisika-kimia kolom air di Pulau Barranglompo
Parameter Unit
Stasiun Tenggara Stasiun Timur Laut
Kisaran Kisaran
Suhu
o
C 29-31
30-31 Salinitas
o oo
30-34 30-32
DO mgl
3.25-4.21 2.42-3.87
TSS mgl
33.0-45.1 11.0-44.7
BOT mgl
36.7-79.6 46.1-111.2
Nitrat mgl
0.03-0.22 0.03-0.32
Ortofosfat mgl
0.44-1.11 0.26-0.90
pH 8.18-8.33
8.20-8.29
Sumber: Ira 2011 Pulau Barranglompo memiliki tipe pasang surut campuran dominan
tunggal dimana dalam satu hari terjadi dua kali pasang dan satu kali surut atau
satu kali pasang dua kali surut atau terkadang cenderung satu kali pasang dan satu kali surut dengan rata-rata tunggang pasang 1.5 m Tahir 2010.
Habitat pesisir
Habitat pesisir di Pulau Barranglompo memanjang sepanjang daerah rataan terumbu reef flat yang terutama berada di sisi barat dan selatan pulau.
Luas habitat pesisir Pulau Barranglompo adalah 130.57 ha yang terdiri atas terumbu karang, padang lamun dan hamparan pasir putih bare unvegetated
area . Luas padang lamun di pulau ini sekitar 58.85 ha Tahir 2010.
Fasilitas Umum
Fasilitas yang terdapat di pulau ini antara lain instalasi listrik dari PLN berkapasitas 20 KV beroperasi dari 17.30-6.00, dua dermaga, dua buah masjid,
sebuah Puskesmas Pembantu Pustu, satu sekolah taman kanak-kanak, dua sekolah dasar dan sebuah sekolah menengah pertama SMPN. Di pulau ini juga
terdapat Marine Station terdiri atas laboratorium, ruang kuliahpertemuan, asrama dan hatchery milik Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan UNHAS.
Pulau Bonebatang Habitat Pesisir
Pulau Bonebatang terletak sejajar dengan Pulau Barranglompo dari daratan utama Pulau Sulawesi Gambar 6. Pulau ini memanjang dari arah utara-
selatan dengan luas daratan sekitar 1.8 ha, sedangkan habitat pesisir atau rataan terumbunya sekitar 98.02 ha. Rataan terumbu yang cukup luas dijumpai di sisi
barat dan selatan, sedangkan rataan terumbu di sisi timur tergolong sempit dengan topografi yang curam dan dalam. Pada rataan terumbu ini tumbuh lamun seluas
sekitar 32 ha Priosambodo 2011. Padang lamun yang luas dapat ditemukan di sisi barat dan selatan Pulau
Bonebatang yang didominasi oleh substrat berpasir. Sedangkan komunitas lamun di sisi utara didominasi oleh substrat pecahan karang, memiliki kepadatan lamun
yang rendah Kneer et al. 2008. Komunitas lamun di Pulau Bonebatang tergolong komunitas campuran yang terdiri atas spesies pionir seperti Cymodocea
rotundata, Halodule uninervis, Halophila ovalis, Syringodium isoetifolium dan
spesies klimaks yaitu Thalassia hemprichii dan Enhalus acoroides.
Parameter Fisika-Kimia Lingkungan Pulau Bonebatang
Hasil pengukuran beberapa parameter lingkungan di Pulau Bonebatang Samawi 2001 ditampilkan pada Tabel 3.
Tabel 3 Parameter fisika-kimia perairan di Pulau Bonebatang
Parameter Unit
Stasiun Utara
Barat Selatan
Timur
Suhu
o
C 29.0 - 31.5
29.5 – 31.2
29.0 – 30.8
29.0 – 31.2
Salinitas
o oo
30.3 – 31.2
30.0 – 31.0
30.7 – 31.7
30.7 – 31.0
pH 8.1
– 8.2 8.0
– 8.1 8.1
– 8.2 7.9
– 8.2 Kec. Arus
ms 0.005
– 0.007
0.017 – 0.025
0.050 – 0.054
0.021 – 0.028
Amoniak ppm 0.0010
- 0.0012
0.0008 –
0.0013 0.0008
0.0010 –
0.0013 Nitrat
ppm 0.46 – 0.47
0.43 – 0.58
0.51 – 0.85
0.53 – 0.60
Fosfat ppm 0.046
- 0.053
0.045 – 0.050
0.052 – 0.054
0.046 – 0.050
Sumber: Samawi 2001
Penelitian-Penelitian Terdahulu yang Berkaitan dengan Ekosistem Padang Lamun di Pulau Barranglompo dan Pulau Bonebatang
Kepulauan Spermonde merupakan salah satu kawasan dengan keragaman ekosistem dan keanekaragaman jenis biota laut yang tinggi di Indonesia. Hal ini
banyak mengundang peneliti-peneliti asing untuk mengkaji ekosistem dan segala aspek terkait di kawasan ini. Peneliti-peneliti Belanda banyak yang melakukan
penelitian di Kepulauan Spermonde misalnya Moll 1983 yang meneliti mengenai zonasi dan sebaran karang karang Scleractinia dan Verheij 1993
meneliti tentang tumbuhan laut di kawasan Spermonde. Penelitian-penelitian baik yang dilaksanakan peneliti Indonesia maupun peneliti asing tetap
berlangsung hingga saat ini. Di bawah kolaborasi penelitian SPICE Science for Protection of Indonesian Coastal ecosystems
yang melibatkan peneliti dari berbagai universitas dan lembaga riset di Jerman dan Indonesia, berbagai aspek
terkait padang lamun di Kepulauan Spermonde telah diteliti. Beberapa judul penelitian tentang lamun yang telah berlangsung di Pulau
Barranglompo dan Pulau Bonebatang disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4 Judul-judul penelitian berkaitan dengan ekosistem padang lamun yang pernah dilaksanakan di Pulau Barranglompo dan Pulau Bonebatang
No. Judul
Referensi
1. Sediment-nutrient interactions in tropical seagrass
beds: a comparison between a terrigenous and a carbonate sedimentary environment in South
Sulawesi Indonesia Erftemeijer Middelburg
1993
2. Seasonal change in environmental variables,
biomass, production and nutrient contents in two contrasting tropical intertidal seagrass bed in South
Sulawesi, Indonesia Erftemeijer Herman 1994
3. Nutrient uptake by leaves and roots of the seagrass
Thalassia hemprichii
in the
Spermonde Archipelago, Indonesia
Stapel et al. 1996 4.
Biomass loss and nutrient redistribution in an Indonesian Thalassia hemprichii seagrass bed
following seasonal low tide exposure during daylight
Stapel et al. 1997
5. Nutrient resorption from seagrass leaves
Stapel Hemminga 1997 6.
Studi kondisi dan potensi ekosistem padang lamun sebagai daerah asuhan berbagai jenis biota laut di
perairan Pulau Barranglompo, Makassar Arifin et al. 2004
7. Inventarisasi jenis, kelimpahan dan biomassa ikan
di padang lamun Pulau Barranglompo, Makassar Supriadi et al. 2004
8. Dekomposisi serasah daun lamun Enhalus
acoroides dan Thalassia hemprichii di Pulau
Barranglompo Supriadi Arifin 2005a
9. Pertumbuhan, biomassa dan produksi lamun
Enhalus acoroides di Pulau Bonebatang Makassar
Supriadi Arifin 2005b 10. Beberapa aspek pertumbuhan lamun Enhalus
acoroides Linn. F Royle di Pulau Barranglompo
Makassar Supriadi et al. 2006
11. Preference of fish community to natural and artificial seagrass habitats in Barranglompo waters
Budimawan et al. 2008 12. Seagrass as the main food source of Neaxius
acanthus Thalassinidea: Calianassidae.
Kneer et al. 2008 13. Biodiversity of shrimp associated gobies Teleostei:
Gobiidae in a seagrass bed at Barranglompo Island, Spermonde Archipelago, Indonesia, with
special remarks on Austrolethops wardi Liu 2008
14. Regeneration of nitrogen
15
N from seagrass litter in tropical Indo-Pacific meadows
Vonk Stapel 2008 15. In situ quantification of Tripneustes gratilla grazing
and its effect on three co-occuring tropical seagrass Vonk et al. 2008
16. Struktur komunitas ikan pada padang lamun yang berbeda di Pulau Barranglompo
Rappe 2010 17. Keterkaitan padang lamun sebagai pemerangkap
dan penghasil bahan organik dengan struktur komunitas makrozoobentos di perairan Pulau
Barranglompo Ira 2011
18. Struktur komunitas makrozoobentos di daerah padang lamun Pulau Bonebatang Sulawesi Selatan.
Priosambodo 2011
Dari penelitian-penelitian yang telah dilaksanakan di Kepulauan Spermonde terutama di Pulau Barranglompo dan Pulau Bonebatang, belum ada
yang khusus mengkaji dampak aktivitas antropogenik terhadap konfigurasi fisika, kimia dan biologi ekosistem di wilayah tersebut. Penelitian ini perlu dilakukan
mengingat pesatnya perkembangan penduduk terutama di pulau-pulau kecil.