indera pendengaran dan penglihatan tayangan televise, film, VCD, DVD, hingga tampilan berbasis komputer; 2 Media pembelajaran seni rupa berdasarkan alat
bantu proyeksi yang dibagi menjadi media visual yang tidak diproyeksikan gambar, diagram, grafik, poster, foto, dan media cetak, dan media visual
transparan diproyeksikan slide proyektor dan overhead proyektor OHP; 3 media pembelajaran berdasarkan matra atau dimensi yang dibagi menjadi dua
dimensi memiliki unsur panjang dan lebar serta hanya dapat dilihat dari satu arah dan tiga dimensi memiliki unsur panjang, tinggi dan lebar volume,
sehingga dapat dilihat dari berbagai arah; 4 media pembelajaran berbasis komputer CD VCD interaktif, LCD proyektor lacer proyektor data proyektor
Supatmo, 2007: 15-49. Dalam perkembangannya guru dapat menciptakan media pembelajaran
meliputi media visual chart, grafik, transparansi, dan slide, media berbasis audiovisual video dan audio tape dan media berbasis komputer komputer dan
video interaktif Arsyad, 1997: 105. Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah segala macam bentuk perangsang dan alatwahana yang digunakan oleh guru untuk membatu penyampaian pesan dan sekaligus
mendorong siswa untuk belajar agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
f. Sumber Pembelajaran
Menurut Winataputra dan Ardiwinata dalam Djamarah, 2002: 55 mengemukakan bahwa sumber-sumber pembelajaran adalah segala sesuatu yang
dapat digunakan sebagai tempat di mana bahan pengajaran terdapat atau asal
untuk belajar seseorang. Sumber belajar sesungguhnya banyak sekali terdapat di mana-mana yaitu di sekolah, di halaman, di pusat kota, di pedesaan, dan
sebagainya. Pemanfaatan sumber-sumber pengajaran tersebut tergantung pada kreativitas guru, waktu, biaya, serta kebijakan-kebijakan lainnya Sudirman,
dalam Djamarah, 2002: 56. Roestiyah dalam Djamarah, 2002: 54 mengatakan sumber-sumber belajar
itu adalah: manusia dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat, buku perpustakaan, media massa majalah, surat kabar, gambar, kaset, tipe, radio, papan
tulis, spidol, dan lain-lain, museum tempat penyimpanan benda-benda kuno. Sedangkan menurut Sudirman dalam Djamarah, 2002: 540 dikemukakan
macam-macam sumber belajar sebagai berikut: manusia people, bahan material, lingkungan setting, alat dan perlengkapan tool and equipment,
aktivitas pengajaran berprogram, simulasi, karyawisata, sistem pengajaran modul.
g. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu kata evaluation, yang mengandung makna pemberian nilai atau penilaian untuk memberi keputusan
tentang bagus atau buruk, benar atau salah. Menurut Wand dan Brown dalam Djamarah, 2002: 57, evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk
menentukan nilai dari sesuatu. Sesuai dengan pendapat di atas, maka menurut Sumartana dalam Djamarah, 2002: 58 evaluasi pendidikan dapat diartikan
sebagai suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai segala sesuatu
dalam dunia pendidikan atau segala sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan.
Menurut Winkle dalam Djamarah, 2002: 59 evaluasi diarahkan menjadi dua yaitu evaluasi proses dan evaluasi hasil. Evaluasi proses yang dimaksud
adalah suatu evaluasi yang diarahkan untuk menilai bagaimana pelaksanaan proses belajar mengajar yang telah dilakukan mencapai tujuan, apakah dalam
proses tersebut ada kendala, dan bagaimana kerjasama antar komponen pengajaran yang telah diprogramkan. Evaluasi produk dimaksudkan adalah suatu
evaluasi yang diarahkan kepada bagaimana hasil belajar yang telah dilakukan oleh siswa terhadap bahan materi pelajaran yang telah guru berikan ketika proses
belajar mengajar berlangsung. Dalam evaluasi pembelajaran seni rupa khususnya menggambar proses
kreatif atau produktif berkenaan dengan aspek keterampilan atau proses berkarya seni rupa. Berkenaan dengan proses, perilaku siswa pada waktu produksi karya
seni dan hasil karyanya dapat dijadikan sebagai fokus atau objek amatan dalam evaluasi. Syafii 2006: 36 mengemukakan pada aspek proses hal yang dapat
dijadikan indikator pertimbangan evaluasi adalah kepuasan dan kesungguhan. Kepuasan ini dapat dilihat dari raut muka, dan sikap ketika sedang berkarya.
Sementara kesungguhan dapat diukur melalui intensitas pemanfaatan media atau waktu yang digunakan. Pada aspek hasil, dalam hal ini berupa karya seni siswa,
maka pertimbangan–pertimbanagan evaluasi karya seni secara umum dapat digunakan, antara lain struktur visual, gagasan, dan kreativitas. Dalam struktur
visual dipertimbangkan keunikan dari karya yang ditampilkan, misalnya objek
yang ditampilkan, perspektif dalam gambar. Pertimbangan gagasan berkenaan dengan penerjemahan tema yang muncul dalam subjek karya siswa, relevan atau
tidak. Kreativitas dalam berkarya ini dapat dilihat dari kelancaran dalam mengemukakan gagasan, memunculkan kebaruan atau orisinalitas.
Adapun fungsi evaluasi pembelajaran bagi siswa adalah sebagai motivator dalam belajar dan sebagai pengukur prestasinya. Bagi guru melalui evaluasi
pembelajaran guru dapat melihat keberhasilannya dalam mengajar, bagi sekolah , kepala sekolah dapat mengambil kebijakan atas program yang telah dilakukan
selama ini diteruskan, diperbaiki, atau dihentikan. Sementara bagi orang tua, dengan evaluasi dapat mengetahui prestasi belajar anaknya dalam kurun waktu
tertentu. Bagi pemerhati pendidikan, peneliti misalnya akan memperoleh informasi yang berupa data yang bermanfaat bagi dunia pendidikan.
C. Ekstrakurikuler 1. Pengertian Program Ekstrakurikuler