bawahan bisa mengendalikan diri mereka sendiri dalam mengerjakan tugas mereka tersebut.
2.2.2 Indikator Kepemimpinan
Indikator yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menurut Wexley dan Yuki 2005:219 yaitu:
a. Kejelasan peran Role Clarifation Yaitu memberikan kejelasan tentang peranan apa yang seharusnya
dilakukan oleh karyawan. b. Penetapan pengaitan ganjaran
Yaitu pengaitan ganjaran dalam suatu organisasi akan mempengaruhi motivasi dan perilaku karyawan. Penetapan ganjaran yang sesuai ini didasarkan
pada perilaku yang dilakukan para karyawan. c. Mempermudah pekerjaan
Yaitu bagaimana cara pemimpin mempermudah pekerjaan kelompok dan pada saat yang sama meningkatkan harapan bawahan bahwa usahanya untuk
mencapai pelaksanaan kerja baik akan berhasil. d. Kepemimpinan yang suportif
Yaitu pemimpin memberikan dukungan psikologi kepada bawahan yang merasa tertekan, tidak senang, atau mendapatkan pekerjaan yang
membosankan.
2.3 Konsep Dasar Motivasi
2.3.1 Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti “dorongan atau daya penggerak”. Motivasi atau motivation berarti pemberian motif, atau keadaan
yang menimbulkan dorongan. Kata motif dalam motivasi artinya sesuatu yang mendorong dari dalam diri seseorang untuk melaksanakan sesuatu gerak,
sedangkan motivasi artinya sesuatu yang membuat orang bertindak atau berperilaku dalam cara-cara tertentu yang didasarkan dari motif.
“Motivasi dapat diartikan sebagai proses menggerakkan manusia, dan memberikan motivasi artinya proses menggerakkan orang lain agar melakukan
sesuatu sebagaimana yang diharapkan oleh penggeraknya” Fathoni, 2006:132. Hasibuan 2007:95 menjelaskan bahwa, “motivasi adalah pemberian daya
penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala daya dan upayanya
untuk mencapai kepuasan”. Stephen P. Robbins dalam Hasibuan 2007:96 mendefinisikan, “motivasi sebagai suatu kerelaan untuk berusaha seoptimal
mungkin dalam pencapaian tujuan organisasi yang dipengaruhi oleh kemampuan usaha untuk memuaskan beberapa kebutuhan individu”.
Pengertian yang lain juga dikemukaan oleh para ahli tentang motivasi dalam hubungannya dengan aktivitas manusia, yaitu sebagai berikut:
a. Sulistiyani dan Rosidah 2003:58 menjelaskan bahwa, “Motivasi merupakan sebuah proses pemberian dorongan kepada anak buah agar dapat bekerja
sejalan dengan batasan yang diberikan guna mencapai tujuan organisasi secara optimal”.
b. Breedom dan Gary A. Stainer dalam Fathoni 2006:132 menyatakan bahwa, “Motivasi adalah kondisi mental yang mendorong aktivitas dan memberi
energi yang mengarah pada pencapaian kebutuhan, memberi kepuasan ataupun mengurangi ketidakseimbangan”.
c. Winardi 1990 dalam Fathoni 2006:132 menjelaskan motivasi yaitu, “suatu proses bagaimana seorang manajer merangsang pihak lain untuk bekerja dalam
rangka memuaskan keinginan-keinginan pribadi mereka sendiri”. Kekuatan motivasi yang ada dalam diri manusia bisa ditimbulkan oleh dorongan yang
ada dari dalam dirinya dan lingkungan.
Motivasi kerja yang dilandasi oleh sikap yang memiliki keinginan maju dan semangat kerja yang tinggi akan menciptakan motif berprestasi. “Motif
berprestasi adalah suatu dorongan dalam diri pegawai untuk melakukan suatu kegiatan atau tugas dan sebaik-baiknya agar mampu mencapai prestasi kerja
kinerja dengan predikat terpuji ”Mangkunegara, 2009:68. Berikut terdapat 6 karakteristik pegawai yang memiliki motif berprestasi tinggi, yaitu sebagai
berikut: 1 memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi, 2 berani mengambil resiko, 3 memiliki tujuan yang realistis, 4 berjuang merealisasikan tujuannya, 5
memanfaatkan umpan balik yang konkret dalam seluruh kegiatan kerjanya, 6 mencari kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan.
Hasil akhir dari tindakan menggerakkan motivasi adalah tercapainya kinerja yang optimal. Sehingga, dapat dikatakan bahwa kinerja perusahaan secara
keseluruhan sangat ditentukan oleh seberapa efektif motivasi dilakukan walaupun hal ini bukan satu-satunya. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan
bahwa pengertian motivasi kerja adalah suatu kondisi yang dapat menggerakkan, mengarahkan, merangsang, dan mendorong seseorang untuk melaksanakan suatu
tindakan dengan cara-cara tertentu agar mau bekerja secara efektif dan terintegrasi untuk mencapai suatu tujuan.
2.3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja
Motivasi berhubungan erat dengan dorongan atau kekuatan yang berada dalam diri manusia, dan tidak terlihat dari luar. Tingkah laku manusia terlihat
ketika melakukan suatu kegiatan tertentu. Motivasi yang ada pada karyawan maupun pegawai akan menyebabkan karyawan menjadi semangat dan giat
bekerja, melakukan pekerjaan dengan tepat sehingga akan mempengaruhi kinerja seseorang.
Motivasi timbul karena adanya kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi oleh karyawan. Suatu kebutuhan yang tidak terpenuhi dapat menciptakan
ketegangan, sehingga dari ketegangan itu merangsang dorongan dalam diri individu itu sendiri. Dorongan-dorongan ini akan membuat perilaku-perilaku
individu lebih aktif untuk mencapai tujuan-tujuan yang mengarah pada pencapaian kepuasan hidupnya. “Seorang manajer dikatakan berhasil dalam
menggerakkan bawahannya apabila manajer memiliki kemampuan untuk memahami faktor-faktor motivasi sehingga menjadi daya pendorong yang efektif”
Siagian, 1995:138. Berikut di bawah ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja seseorang menurut Ardana 2009:31-32 yaitu:
1. Karakteristik Individu a. Minat
b. Sikap terhadap diri sendiri, pekerjaan, dan situasi pekerjaan c. Kebutuhan individual
d. Kemampuan atau kompetensi e. Pengetahuan tentang pekerjaan
f. Emosi, suasana hati, perasaan keyakinan, dan nilai-nilai
2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pekerjaan a. Faktor lingkungan pekerjaan
1 Gaji dan benefit yang diterima 2 Kebijakan-kebijakan perusahaan
3 Supervisi 4 Hubungan antar manusia
5 Kondisi pekerjaan, seperti jam kerja dan lingkungan fisik 6 Budaya organisasi
b. Faktor dalam pekerjaan 1 Sifat pekerjaan
2 Rancangan tugas atau pekerjaan 3 Pemberian pengakuan terhadap prestasi
4 Tingkat atau besarnya tanggung jawab yang diberikan 5 Adanya perkembangan dan kemajuan dalam pekerjaan.
6 Adanya kepuasan dari pekerjaan
2.3.3 Tujuan Pemberian Motivasi
Tujuan pemberian motivasi menurut Hasibuan 2007:97 antara lain: 1. Mendorong gairah dan semangat kerja karyawan.
2. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan. 3. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan.
4. Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan. 5. Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi
karyawan. 6. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik.
7. Meningkatkan kreativitas dan partisipasi karyawan. 8. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan.
9. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-
tugasnya. 10. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.
2.3.4 Jenis-Jenis Motivasi
Motivasi merupakan hal yang penting dalam organisasi karena merupakan proses psikis yang mendorong orang untuk melakukan sesuatu yang
berkaitan langsung dengan usaha pencapaian tujuan suatu organisasi. Ada dua jenis motivasi menurut Hasibuan 2009:150, yaitu motivasi positif dan motivasi
negatif. a. Motivasi positif, yaitu cara memotivasi bawahan dengan memberikan hadiah
kepada mereka yang berprestasi baik. Semangat kerja bawahan akan meningkat jika bawahan mendapatkan motivasi positif dan mereka akan terus
memperbaiki kinerjanya agar selalu memperoleh motivasi tersebut.
b. Motivasi negatif, yaitu cara memotivasi bawahan dengan memberikan hukuman pada mereka yang pekerjaannya kurang baik. Semangat kerja
bawahan dalam jangka waktu pendek akan meningkat karena mereka takut dihukum, tetapi untuk jangka panjang dapat berakibat kurang baik karena
bawahan akan merasa tertekan.
2.3.5 Teori Motivasi
David Mc. Clelland mengemukakan, ”ada tiga macam kebutuhan manusia, yaitu kekuasaan, afiliasi, dan berprestasi yang dapat memberi pengaruh
dalam prestasi kerja” Sulistyani dan Rosidah, 2003:194.
1 Kebutuhan untuk kekuasaan Need for Power Motif kekuasaan dalam konteks organisasi dibagi ke dalam dua bentuk,
yaitu positif dan negatif. Motif kekuasaan berbentuk negatif tercemin dari keinginan individu untuk mempengaruhi dan menguasai orang lain demi
kepentingan pribadinya. Keadaan semacam ini dapat menyebabkan masalah dalam organisasi, khususnya masalah yang berhubungan dengan hubungan
individu, atau individu dengan kelompoknya. Sebaliknya, motif kekuasaan berbentuk positif, lebih menekankan pada peran penting dalam meningkatkan
organisasi.
2 Kebutuhan untuk berafiliasi Need for affiliation Yaitu dorongan dari dalam diri seseorang untuk berinteraksi dengan
orang lain. Orang-orang dengan kebutuhan untuk berafiliasi yang tinggi adalah orang-orang yang berusaha untuk mendapatkan persahabatan. Mereka ingin
disukai dan diterima oleh orang lain. Mereka lebih menyukai situasi-situasi yang kooperatif, sangat menginginkan hubungan-hubungan yang melibatkan
saling pengertian dalam derajat dan tinggi, dan mereka akan berusaha untuk menghindari konflik.
3 Kebutuhan untuk berprestasi Need for achievment Motif berprestasi mengarah pada kepentingan masa depan. Individu akan
lebih kuat dalam menghadapi kegagalan karena dirinya dapat memperkirakan situasi yang akan datang untuk memperoleh prestasi yang lebih baik dalam
bekerja. Individu merasa bergairah untuk melakukan sesuatu yang lebih baik dan efisien dibandingkan sebelumnya, sehingga menimbulkan suatu dorongan
untuk berprestasi. Individu yang memiliki kebutuhan berprestasi tinggi lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan dimana mereka memiliki tanggung jawab
pribadi, berani mengambil resiko, dan selalu berkeinginan mencapai prestasi yang lebih tinggi.
2.4 Konsep Dasar Tata Ruang Kantor