8
Tabel 2.1 Indikator keterampilan berpikir kritis menurut Ennis
No Aspek Indikator
1. Memberikan
penjelasan sederhana
Memfokuskan pertanyaan Menganalisis pertanyaan
Bertanya dan menjawab pertanyaan
2. Membangun
keterampilan dasar Mempertimbangkan apakah sumber dapat
dipercaya atau tidak Mengobservasi dan mempertimbangkan laporan
observasi 3.
Menyimpulkan Melakukan deduksi dan mempertimbangkan hasil
deduksi Melakukan induksi dan mempertimbangkan hasil
induksi
Membuat dan menentukan nilai pertimbangan
4. Memberikan
penjelasan lanjut Mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan
suatu definisi Mengidentifikasi asumsi-asumsi
5. Mengatur strategi
dan taktik Menentukan suatu tindakan
Berinteraksi dengan orang lain Sumber: Ennis 2011
2.5 Materi Sistem Saraf
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan tahun 2006, materi Sistem saraf adalah materi yang diajarkan pada kelas XI IPA semester genap.
Kompetensi dasar yang digunakan yaitu KD 3.6 Menjelaskan sistem saraf dan alat indera manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Pada Bab ini, materi Sistem
saraf terbagi menjadi 5 Sub bab diantaranya Sistem saraf Manusia, Alat Indera, Hormon, Kelainan pada Sistem saraf serta Psikotropika. Materi sistem saraf pada
manusia menuntut siswa untuk mengetahui berbagai hal tentang sistem saraf pada manusia. Pada materi ini bersifat abstrak yang berarti tidak dapat dilihat langsung
oleh siswa, sulit dan sangat penting bagi pengetahuan siswa. Sistem saraf mengkoordinasikan seluruh bagian organ tubuh, sehingga membutuhkan
pemahaman dan hafalan yang cukup Permendiknas, 2006.
8
2.6 Pengaruh Model PjBL dengan Brainstorming terhadap
Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
Pembelajaran PjBL merupakan penerapan dari pembelajaran aktif, teori konstruktivisme dari Vigotsky. Model PjBL merupakan pembelajaran yang
menggunakan proses investigasi untuk dapat menemukan jawaban atas suatu permasalahan yang terjadi. Proses investigasi dapat dilakukan melalui observasi
ke lingkungan sekitar. Proses investigasi dalam pembelajaran proyek diharapkan mampu meningkatkan keterampilan siswa untuk berpikir tingkat tinggi seperti
analisis, sintesis dan evaluasi. Menurut Grant 2002, “The process and
investigation includes the steps necessary to complete the task or answer the question. The process should include activities that require higher-level thinking,
such as analysis, synthesis and evaluation of information”. Kegiatan proyek dilakukan secara berkelompok, yang merupakan salah satu
pembelajaran Cooperative learning. Salah satu tahap di dalam Sintaks Model PjBL adalah tahap evaluasi, guru mengevaluasi hasil kegiatan proyek yang telah
dilakukan siswa dengan mengarahkan siswa untuk mempresentasikan dan mendiskusikan hasil kegiatan proyek dan poster yang telah dibuat secara
berkelompok melalui metode Brainstorming. Metode Brainstorming merupakan salah satu metode yang berdasarkan teori Collaborative Learning. Menurut Grant
2002 “Many project include group or teams, especially where resources are limited. But, cooperative learning may also employ rounds of peer reviews or
group brainstorming sessions ”. Brainstorming merupakan salah satu metode
sumbang saran atau meramu pendapat Brainstorming merupakan perpaduan dari metode tanya jawab dan diskusi. Menurut Roestiyah 2008, brainstorming adalah
suatu metode diskusi dalam rangka menghimpun gagasan, pendapat, infomasi, pengetahuan, pengalaman dari semua peserta.
Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Sastrika 2013 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kritis siswa antara siswa yang mengikuti pembelajaran berbasis proyek dan siswa yang belajar dengan model
pembelajaran konvensional. Penelitian juga dilakukan oleh Kurniawan 2011
8
hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan berpikir kritis dan sikap terkait sains antara siswa yang diberi
pembelajaran dengan model pembelajaran berbasis proyek dengan siswa yang diberi pembelajaran langsung.
8
2.7 Kerangka Berpikir