8
4.1.2.2 Uji Perbedaan Dua Rata-rata Data Posttest
Uji t terhadap hasil posttest masing-masing kelas untuk mengetahui perbedaan rata-rata hasil posttest. Hasil uji t terhadap hasil posttest disajikan pada Tabel 4.6.
Berdasarkan Tabel 4.6, t
hitung
untuk perbedaan rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 6,36 , sedangkan t
tabel
1,671. t
hitung
t
tabel
sehingga Ha diterima artinya antara kelas eksperimen dan kelas kontrol terdapat perbedaan
rata-rata postest. Tabel 4.6 Uji perbedaan rata-rata data posttest kelas eksperimen dan kontrol
Kelompok Varians
t
hitung
t
tabel
Keterangan Eksperimen
30,40 6,36
1,671 Terdapat perbedaan rata-
rata antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol Kontrol
74 Keterangan : data lengkap terdapat pada lampiran 19 halaman 98
Nilai t
hitung
t
tabel
dengan taraf signifikansi 5 artinya Ha diterima, dapat disimpukan bahwa terdapat perbedaan rata-rata hasil tes keterampilan berpikir
kritis siswa pada postest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
4.1.3 Analisis Keterampilan Berpikir Kritis Siswa
Analisis keterampilan berpikir kritis dilakukan untuk mengetahui perbedaan keterampilan berpikir kritis siswa kelas eksperimen dengan kelas
kontrol setelah diberikan pembelajaran menggunakan Model PjBL dengan Brainstorming. Indikator keefektivan hasil tes keterampilan berpikir kritis adalah
apabila ≥75 siswa memperoleh nilai ≥85 dengan kategori tinggi. Data
perbandingan ketuntasan keterampilan berpikir kritis antara pretest dan postest disajikan pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7. Tabel perbandingan ketuntasan keterampilan berpikir kritis siswa Perlakuan
Eksperimen Kontrol
Pretest 5,56
2,78 Posttest
86,11 25
8
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa persentase nilai pretest kelas eksperimen dan kontrol hampir sama yaitu 5,56 untuk kelas eksperimen dan
2,78 untuk kelas kontrol. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan keterampilan berpikir kritis awal siswa. Persentase pada nilai posttest
menunjukkan hasil yang berbeda, sebanyak 86,11 untuk kelas eksperimen dan 25 untuk kelas kontrol. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan
keterampilan berpikir kritis siswa setelah pemberian pembelajaran menggunakan model PjBL dengan Brainstorming.
Pencapaian keterampilan berpikir kritis siswa sesudah pembelajaran menggunakan Model PjBL dengan Brainstorming berdasarkan nilai posttest dapat
dilihat pada Tabel 4.8 Tabel 4.8. Pencapaian keterampilan berpikir kritis siswa
Eksperimen Kontrol
Kategori 86,11
25 Tinggi
13,89 69,44
Sedang 5,56
Kurang Keterangan : data lengkap terdapat pada lampiran 20 halaman 99
Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dilihat bahwa pada kelas eksperimen 86,11 pada kategori tinggi dan 13,89 pada kategori sedang dan 0 pada kategori
kurang kritis, pada kelas kontrol 25 pada kategori tinggi, 69,44 kategori sedang dan 5,56 kategori kurang, berarti lebih banyak siswa yang tergolong
memiliki keterampilan berpikir kritis sedang. Berarti pada kelas eksperimen ≥75
siswa memperoleh nilai ≥85 atau memiliki kategori tingkat keterampilan berpikir
kritis yang tinggi sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan model PjBL dengan Brainstorming dinyatakan efektif terhadap keterampilan
berpikir kritis pada pembelajaran sistem saraf.
4.1.4 Analisis Rekapitulasi Penilaian Kelas Eksperimen