Materi Membaca

8) Materi Membaca

Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SDN

2 Pejagatan tahun 2010, maka cakupan materi membaca kelas 2 semester

II, jika dilihat dari standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikatornya adalah sebagai berikut (Dinas P dan K, 2010). Tabel 2.1. Cakupan Materi Membaca Kelas 2 Semester II

SD N 2 Pejagatan

Standar Kompetensi

Kompetensi dasar

Indikator 7. Memahami

ragam wacana tulis

dengan membaca nyaring

dan

membaca dalam hati.

7.1 Membaca nyaring teks

(15-20

kalimat)

dengan memperhatikan lafal dan intonasi yang tepat.

- membaca teks cerita dengan lafal dan intonasi yang tepat. - menjawab dan mengajukan pertanyaan dan isi bacaan yang dibaca.

7.2 Menyebutkan isi teks agak panjang (20-25 kalimat) yang dibaca dalam hati

- memilih bacaan yang

disenangi - menjelaskan isi bacaan yang

telah dibaca - memberikan pendapat atau komentar tentang isi bacaan telah dibaca - memberikan pendapat atau komentar tentang isi bacaan

a) Persiapan (Pramembaca)

Pada tahap ini, siswa diajarkan: (1) sikap duduk yang baik, (2) cara meletakkan atau menempatkan buku di meja, (3) cara memegang buku, (4) cara membalik halaman buku yang tepat, (5) Melihat atau memperhatikan gambar atau tulisan.

b) Setelah Pramembaca

(1) Materi paragraf (15 sampai 20 baris) dibaca dengan lafal dan intonasi yang tepat dan wajar. Bahan untuk itu diambil dari buku ajar, atau majalah anak-anak, misalnya Bobo, dengan memilih wacana yang ada kaitannya dengan bidang studi IPA, IPS, atau Matematika;

(2) Kalimat-kalimat sederhana (untuk dipahami isinya), bahan untuk ini pun dapat diambil dari bacaan anak atau membuat sendiri; (3) Huruf besar pada awal kalimat yang dapat dibuat sendiri atau mengambil bahan bacaan anak yang sesuai dengan tingkat kemampuan dan usia siswa;

(4) Bacaan dengan kalimat-kalimat sederhana (menggunakan huruf

kapital pada awal kalimat) untuk dipahami isinya; (5) Cerita anak-anak (dengan memperhatikan jeda yang ada dalam

bacaan); (6) Percakapan/dialog tentang suatu kegiatan (menggunakan tanda

baca titik dan tanda tanya pada akhir kalimat); (7) Puisi anak-anak (dibaca secara kelompok).

Mengacu dua sumber materi membaca tersebut, peneliti tetap berpedoman pada kurikulum KTSP yang berlaku, dengan m enjadikan sumber dari Zuchdi dan Budiasih sebagai pandangan maupun perbandingan materi-materi yang semestinya dilalui (dikuasai) siswa di kelas dua.

Muttaqin mendefinisikan keterampilan sebagai usaha untuk memperoleh kompetensi cekat, cepat, dan tepat dalam menghadapi

permasalahan belajar. Pembelajaran keterampilan dirancang sebagai proses komunikasi belajar untuk mengubah perilaku siswa menjadi cekat, cepat, dan tepat melalui belajaran kerajinan dan teknologi rekayasa, dan teknologi pengolahan (2008).

Pusat Bahasa, Depdiknas mendefinisikan keterampilan sebagai kecakapan untuk menyelesaikan tugas. Keterampilan dalam hal ini adalah membaca, jadi keterampilan membaca adalah kecakapan seseorang dalam membunyikan bahasa tulis untuk mencari makna (2008).

Keterampilan dapat diuraikan dengan kata seperti otomatik, cepat, dan akurat. Meskipun demikian, adalah keliru menganggap keterampilan sebagai tindakan tunggal yang sempurna, karena setiap pelaksanaan sesuatu yang terlatih walaupun menulis huruf a, merupakan suatu rangkaian koordinasi beratus-ratus otot rumit yang melibatkan perbedaan isyarat dan koreksi kesalahan yang berkesimanbungan. Sesuai pendapat Cronbach bahwa keterampilan yang dipelajari dengan baik akan berkembang menjadi kebiasaan, (Hurlock, 1987: 154).

Kesimpulannya adalah keterampilan merupakan kecakapan yang otomatik, cepat dan akurat sebagai usaha menyelesaikan tugas atau menghadapi permasalahan belajar dan berkembang menjadi kebiasaan jika dipelajari dengan baik.

d. Pengertian Keterampilan Membaca

Broughton, et all (1978) menyebutkan bahwa membaca merupakan keterampilan yang kompleks, rumit dan melibatkan serangkaian keterampilan- keterampilan yang lebih kecil, sehingga dapat dikatakan keterampilan membaca mencakup tiga komponen yaitu,

1) Pengenalan terhadap aksara serta tanda-tanda baca (keterampilan A);

2) Korelasi aksara beserta tanda-tanda baca dengan unsur-unsur linguistik yang formal (keterampilan B);

(keterampilan C) (Tarigan, H.G. 1983: 11). Keterampilan A merupakan suatu kemampuan untuk megenal bentuk-

bentuk yang disesuaikan dengan mode yang berupa gambar, gambar di atas suatu lembaran, lengkungan-lengkungan, garis-garis, dan titik-titik dalam hubungan-hubungan berpola yang teratur dan rapi. Keterampilan B merupakan suatu kemampuan untuk menghubungkan tanda-tanda hitam di atas kertas dengan bahasa. Keterampilan C atau ketiga (keterampilan intelektual) merupakan kemampuan atau abilitas menghubungkan tanda-tanda hitam di atas kertas melalui unsur-unsur bahasa yang formal, yaitu kata-kata sebagai bunyi, dengan makna yang dikembangkan oleh kata-kata tersebut. Ahli lain mengatakan bahwa keterampilan membaca merupakan jenis keterampilan berbahasa ragam tulis yang bersifat reseptif yang berkaitan erat dengan 3 jenis keterampilan berbahasa lainnya yaitu mendengar, berbicara, dan menulis (Mulyati, 2007).

Kesimpulan yang dapat diambil adalah keterampilan membaca merupakan suatu kecakapan (otomatik, cepat dan akurat) yang kompleks, untuk menyelesaikan suatu tugas yang bersifat reseptif dengan membunyikan serangkaian simbol-simbol bahasa tulis melalui proses recording, decoding, dan meaning.

Keterampilan-keterampilan yang dituntut dalam membaca nyaring bagi kelas II adalah: 1)

membaca dengan terang dan jelas, 2) membaca dengan penuh perasaan, ekspresi, dan 3) membaca tanpa tertegun-tegun, tanpa terbata-bata (Tarigan, H.G. 2008). Keterampilan mambaca dalam hati menuntut siswa kelas II SD untuk menguasai: 1) membaca tanpa gerakan- gerakan bibir atau kepala, dan 2) membaca lebih cepat secara dalam hati daripada secara bersuara.

e. Pengertian Peningkatan Keterampilan Membaca

Peningkatan merupakan kata berimbuhan dari kata tingkat yang mendapat awalan pe-, dan akhiran –an. Pusat Bahasa, Depdiknas menuliskan bahwa peningkatan merupakan proses, perbuatan, cara meningkatkan (usaha, Peningkatan merupakan kata berimbuhan dari kata tingkat yang mendapat awalan pe-, dan akhiran –an. Pusat Bahasa, Depdiknas menuliskan bahwa peningkatan merupakan proses, perbuatan, cara meningkatkan (usaha,

Kesimpulan yang peneliti dapatkan dari definisi para ahli tersebut adalah bahwa peningkatan keterampilan membaca merupakan suatu perbuatan untuk meningkatkan kecakapan siswa dalam membunyikan bahasa tulis untuk mencari makna.

Tarigan H.G. mencantumkan usaha dalam mengembangkan serta meningkatan keterampilan membaca sebagai berikut.

1) Memperluas pengalaman para pelajar sehingga mereka memahami keadaan dan seluk beluk kebudayaan;

2) Mengajarkan bunyi-bunyi (bahasa) dan makna-makna kata-kata baru;

3) Mengajarkan hubungan bunyi bahasa dan lambang atau simbol;

4) Membantu para pelajar memahami struktur-struktur (termasuk struktur

kalimat yang biasanya tidak begitu mudah bagi pelajar bahasa);

5) Mengajarkan keterampilan-keterampilan pemahaman (komprehension skills ) kepada para pelajar;

6) Membantu para pelajar untuk meningkatkan kecepatan dalam membaca (2008). Ahuja, P. dan Ahuja, G.C. menuliskan usaha meningkatkan keterampilan membaca melalui surat kabar, yaitu guru membantu para siswanya dalam kegiatan-kegiatan berikut dengan bantuan surat kabar:

1) meningkatkan penguasaan kata, 2) menambah pundi-pundi pengetahuan umum, 3) memperbaiki jangkauan mata, 4) meningkatkan kecepatan membaca,

5) mengembangkan keterampilan skimming dan scaning, 6) meningkatkan fleksibilitas dalam membaca, 7) mengembangkan keterampilan membaca kritis (2010).

Kesimpulan dari peneliti adalah, bahwa peningkatan keterampilan membaca siswa kelas dua adalah suatu perbuatan untuk meningkatkan kecakapan anak-anak kelas dua yang memasuki periode operasional konkrit dan masuk periode bahasa semantik untuk menyelesaikan suatu kegiatan reseptif Kesimpulan dari peneliti adalah, bahwa peningkatan keterampilan membaca siswa kelas dua adalah suatu perbuatan untuk meningkatkan kecakapan anak-anak kelas dua yang memasuki periode operasional konkrit dan masuk periode bahasa semantik untuk menyelesaikan suatu kegiatan reseptif

mencapai tujuan membaca tertentu.