Gambaran Umum Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

A. Gambaran Umum Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

1. Kondisi Geografis

a) Batas Administrasi Daerah dan Luas Wilayah

Provinsi DKI Jakarta terletak pada posisi Lintang

Selatan dan

Bujur Timur. Berdasarkan SK Gubernur Nomor 171 Tahun 2007, luas wilayah Provinsi DKI Jakarta terdiri dari daratan seluas

termasuk 110 pulau yang tersebar

di Kepulauan Seribu dan berupa lautan seluas

. Ketinggian rata-rata Provinsi DKI Jakarta ±7 m di atas

permukaan air laut, sedangkan sebagian wilayah khususnya di sekitar pantai Laut Jawa terdapat beberapa tempat yang berada di bawah permukaan air laut pasang sehingga rawan genangan. Secara geografis di sebelah Utara Jakarta berbatasan dengan Laut Jawa. Sebelah Selatan dan Timur berbatasan dengan Provinsi Jawa Barat. Di bagian Utara membentang pantai dari Barat sampai ke Timur sepanjang ±35 km yang menjadi tempat bermuaranya 13 sungai, 2 kanal, dan 2 flood way.

Gambar 4.1 Peta Wilayah Provinsi DKI Jakarta

Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Peta_Jakarta.gif

Wilayah Provinsi DKI Jakarta terbagi menjadi lima (5) wilayah kota Administrasi dan satu (1) kabupaten Administrasi, yakni Kota Jakarta Selatan dengan luas daratan

(Gambar 4.1 warna hijau), Jakarta Timur dengan luas daratan (Gambar 4.1 warna kuning), Jakarta Pusat dengan

luas daratan

(Gambar 4.1 warna merah muda), Jakarta

Barat dengan luas daratan

(Gambar 4.1 warna

orange), dan Jakarta Utara dengan luas daratan (Gambar 4.1 warna ungu), serta Kabupaten Administrasi dengan luas daratan

(Gambar 4.1 warna biru). Pembagian

Daerah Analisis

wilayah administrasi Provinsi DKI Jakarta terlihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.1

Pembagian Wilayah Administrasi Provinsi DKI Jakarta

No.

Kota/Kabupaten

Administrasi

Jumlah Kecamatan Kelurahan

RW RT

1. Jakarta Pusat

2. Jakarta Utara

3. Jakarta Timur

4. Jakarta Selatan

5. Jakarta Barat

6. Kepulauan Seribu

Sumber: Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Gubernur Provinsi

DKI Jakarta, 2010

b) Iklim

Kota Jakarta dan pada umumnya seluruh daerah di Indonesia mempunyai dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Keadaan Kota Jakarta umumnya beriklim panas dengan suhu udara rata-rata di sepanjang tahun 2010 berkisar

. Temperatur terendah terjadi terjadi pada bulan Januari sedangkan tertinggi pada bulan September, dengan tingkat kelembaban udara rata-rata mencapai 68,0-71,0% dan kecepatan angin rata-rata mencapai 2,2 m/detik. Curah hujan tertinggi sebesar

547,9 mm yang terjadi pada bulan Januari.

2. Arti dan Lambang Provinsi DKI Jakarta

Lambang Provinsi DKI Jakarta adalah sebagai berikut:

Gambar 4.2 Lambang Provinsi DKI Jakarta

Sumber: http://logoidme.blogspot.com/2012/06/logo-lambang-dki-jakarta.html

Keterangan:

a. Lukisan perisai segi lima yang didalamnya melukiskan gerbang terbuka.

b. Didalam gerbang terbuka itu terdapat “Tugu Nasional” yang dilingkari oleh untaian (krans) padi dan kapas. Sebuah tali melingkar pangkal tangkai-tangkai padi dan kapas.

c. Pada bagian atas pintu gerbang tertulis sloka “Jaya Raya”, sedang di bagian bawah perisai terdapat lukisan ombak-ombak laut.

d. Pinggiran perisai digaris tebal dengan warna emas.

e. Gerbang terbuka bagian atas berwarna putih, sedang huruf-huruf sloka “Jaya Raya” yang tertulis diatasnya berwarna merah.

g. Untaian (krans) padi berwarna kuning dan untaian (krans) kapas berwarna hijau serta putih.

h. Ombak-ombak laut berwarna dan dinyatakan dengan garis-garis putih, kesemuanya ini dilukiskan atas dasar ysng berwarna biru.

Lambang Provinsi DKI Jakarta melukiskan pengertian- pengertian sebagai berikut:

1) Jakarta sebagai kota revolusi dan kota proklamasi kemerdekaan Indonesia.

2) Jakarta sebagai lbukota Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pengertian kota dilambangkan dengan gerbang (terbuka).

Kekhususan Provinsi DKI Jakarta sebagai kota revolusi dan kot a proklamasi dilambangkan dengan “Tugu Nasional” yang melambangkan kemegahan dan daya juang dan cipta Bangsa dan rakyat Indonesia yang tak kunjung padam.

“Tugu Nasional” ini dilingkari oleh untaian padi dan kapas, dimana pada permulaan tangkai-tangkainya melingkar sebuah tali berwarna emas, yakni lambang cita-cita daripada perjuangan Bangsa Indonesia yang bertujuan suatu masyarakat adil dan makmur dalam persatuan yang kokoh erat.

Dibagian bawah terlukis ombak-ombak laut yang melambangkan suatu ciri khusus dari kota dan negeri kepulauan Indonesia.

Keseluruhan ini dilukiskan atas dasar warna biru, warna angkasa luar yang membayangkan cinta kebebasan dan cinta damai bangsa Indonesia.

Dan keseluruhan ini pula berada dalam gerbang dan pada pintu gerbang itu terteralah dengan kemegahan yang sederhana sloka “Jaya Raya” satu sloka yang menggelorakan semangat segala

kegiatan-kegiatan Jakarta Raya sebagai lbukota dan kota perjuangan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dan keseluruhan ini pula berada dalam kesatuan yang seimbang pada bentuk perisai segi lima yang bergaris tebal emas, sebagai pernyataan permuliaan terhadap dasar falsafah negara “Pancasila”.

Tentang arti bentuk lukisan serta warna masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut:

a) Pintu gerbang

: lambang kota, lambang kekhususan Jakarta sebagai pintu keluar masuk kegiatan-kegiatan nasional dan hubungan intenasional.

b) Tugu Nasional

: lambang kemegahan, daya juang dan cipta.

c) Padi/kapas

: lambang kemakmuran.

d) Tali emas

: lambang pemersatuan dan kesatuan.

e) Ombak laut

: lambang kota, negeri kepulauan.

f) Sloka “Jaya Raya”: Slogan perjuangan Jakarta

g) Perisai segi lima : Pancasila g) Perisai segi lima : Pancasila

: mas pada pinggir perisai (Kemuliaan Pancasila), merah sloka (Kepahlawanan), putih pintu gerbang (Kesucian), putih tugu nasional (Kemegahan kreasi mulya), kuning padi/hijau putih kapas (Kemakmuran dan keadilan), biru (Angkasa bebas dan luas), ombak putih (Alam laut yang kasih).

3. Kondisi Demografis

Jumlah penduduk Kota Jakarta pada tahun 2010 (hasil Sensus Penduduk 2010) sebanyak 9.588,2 ribu jiwa, terdiri dari laki-laki 4.859,27 ribu orang dan perempuan 4.728,93 jiwa. Jumlah tersebut melampaui angka proyeksi penduduk DKI Jakarta yang diperkirakan sebesar 9.295 ribu jiwa. Laju pertumbuhan penduduk DKI Jakarta tahun 2000/2010 sekitar 1,40 persen. Angka ini meningkat sepuluh kali lipat dibandingkan laju pertumbuhan penduduk 1990/2000 yang hanya 0,14 persen. Tingginya laju pertumbuhan penduduk disebabkan oleh banyaknya migran masuk dari daerah lain, sedangkan penduduk yang keluar DKI Jakarta relatif lebih sedikit. Selain itu jumlah kelahiran lebih besar daripada jumlah kematian. Jumlah kelahiran pada tahun 2010 diperkirakan sekitar 144 ribu jiwa sedangkan kematian sekitar 32,5 ribu jiwa.

Tabel 4.2

Jumlah Penduduk Provinsi DKI Jakarta

Uraian

Satuan

SP 2000 SP 2010

Jumlah penduduk

4.123,96 4.728,93 Pertumbuhan penduduk

Persen

0,14 1,40 Kepadatan penduduk

12.603 14.476 Sex ratio

Persen

102,00 103,00 Sumber: BPS Provinsi DKI Jakarta 2011

Hasil sementara Sensus Penduduk menurut Kabupaten/Kota menunjukkan sebaran penduduk terbesar ada di Jakarta Timur, yaitu sebesar 2.687,027 jiwa, terbesar kedua Jakarta Barat sebanyak 2.278,825 jiwa, diikuti Jakarta Selatan sebesar 2.057,080 jiwa, berikutnya Jakarta Utara sebesar 1.645,312 jiwa, lalu Jakarta Pusat sebanyak 898,883 jiwa dan terakhir Kepualaun Seribu ada 21.071 jiwa.

Menurut tingkat pendidikan (khususnya bagi penduduk yang berusia 10 tahun ke atas) tercatat sebanyak 2.808,1 ribu jiwa atau 35 persen dari penduduk yang berusia 10 tahun ke atas berhasil menyelesaikan pendidikan dari tingkat Sekolah Menengah Tingkat Atas (SMTA). Penduduk yang menyelesaikan pendidikan tinggi mencapai 1.033,4 ribu orang yang terdiri atas 358,5 orang (4 persen) pada level DI hingga DIII, dan sebanyak 674,9 ribu orang atau sebesar

8 persen berpendidikan sarjana.

Tabel 4.3

Tingkat Pendidikan Penduduk Kota Jakarta Tahun 2010 (10 Tahun ke Atas)

No.

Tingkat Pendidikan

Jumlah Penduduk Jumlah

Laki-laki

Perempuan

1. Tidak/belum pernah sekolah

5. Diploma I-III

Sumber: BPS Provinsi DKI Jakarta 2011