Metode Komparatif Pasangan Kata Berkerabat

hilang dari bentuk tersebut. Kedua vokal yang mengapit h mengalami proses sandi dan berubah menjadi u. Gejala hilangnya r antarvokal intervocalic r merupakan hal yang umum terjadi dalam bahasa-bahasa Nusantara. Misalnya, kata turut, dalam bahasa Melayu adalah turut dan tut dalam bahasa Jawa. Contoh lain, kata beras dalam bahasa Jawa mengalami proses perubahan sebagai berikut: berat-behat-beat-bot; beras-behas-beas-wos atau beras-weras-wehas-weas-wos. Keraf juga menjelaskan, penentuan perangkat korespondensi harus terlepas dari analogi, yakni menjadikan ko-okurensi dalam bahasa-bahasa berkerabat sebagai dasar untuk memasukkan fonem-fonem dari dari bahasa- bahasa lain dalam perangkat korespondensi fonemis. Misalnya, kata pikir yang berasal dari bahasa Arab, fikir dirasakan sudah merupakan kata bahasa Melayu. Atas dasar itu, kemungkinan peneliti akan menjadikan f-p sebagai perangkat korespondensi fonemis dalam bahasa-bahasa berkerabat Nusantara. Penentuan perangkat korespondensi seperti ini didasarkan pada analogi yang salah.

2.1.1.2 Metode Komparatif

Menurut Langacker 1972:329, metode komparatif comparative method adalah teknik untuk menentukan keberhubungan secara genetis sekelompok bahasa dan untuk merekonstruksi proto-bahasa yang menurunkan bahasa-bahasa tersebut. Sementara itu, Hock 1988:556 mengatakan bahwa metode komparatif adalah metode untuk menemukan kemiripan bentuk-bentuk bahasa-bahasa Universitas Sumatera Utara berkerabat yang tidak terjadi secara kebetulan, melainkan karena adanya asumsi bahwa bahasa-bahasa tersebut diturunkan oleh proto-bahasa yang sama.

2.1.1.3 Pasangan Kata Berkerabat

Langacker 1972:331 mengatakan bahwa satuan-satuan leksikal dalam bahasa-bahasa berkerabat dikatakan kognat apabila diturunkan oleh unsur leksikal yang sama dalam proto-bahasa. Misalnya, pater dalam bahasa Latin, pate r dalam bahasa Junani, pita  dalam bahasa Sansakerta, dan father dalam bahasa Inggris adalah kognat karena dapat ditelusuri perkembangannya dari satu bentuk proto-Indo Eropa. Dia menambahkan bahwa kata-kata kognat berhubungan satu sama lainnya dalam bentuk korespondensi bunyi yang menunjukkan perkembangan bentuk proto-bahasa dalam evolusi historis bahasa-bahasa yang diturunkannya. Menurut Crowley 1992:90, perangkat bunyi dikatakan berkerabat apabila direfleksikan satu proto-bahasa dan didistribusikan dalam kata-kata yang mempunyai kesamaan atau kemiripan bentuk dan arti. Gudschinsky 1956:132, menggunakan istilah pasangan berkerabat cognate sets untuk perangkat korespondensi bunyi. Dia memerinci prosedur yang harus diikuti untuk membandingkan kata-kata dan menetapkan kriteria- kriteria dalam menentukan apakah pasangan-pasangan kata yang dibandingkan berkerabat atau tidak. Menurutnya, dalam perbandingan, yang dibandingkan adalah fonem dengan fonem, fonem dengan klaster fonem atau klaster fonem dengan klaster fonem. Perbandingan hanya dapat dilakukan antara fonem dengan fonem atau antara fonem dengan klaster fonem dalam posisi yang dapat Universitas Sumatera Utara dibandingkan comparable sets. Prosedur perbandingan tersebut telah dijelaskan pada bagian terdahulu. Selanjutnya, Gudschinsky 1956:132 menjelaskan bahwa setelah diketahui pasangan fonem-fonem atau pasangan fonem-klaster fonem yang dapat dibandingkan, kriteria penentuan pasangan-pasangan yang berkerabat adalah sebagai berikut: 1. Pasangan-pasangan itu identik misalnya [a]:[a], [c]:[c]. Pasangan- pasangan yang dibandingkan mirip secara fonetis [p]:[b], [t]:[d], dan lain- lain. Pasangan-pasangan itu berbeda akibat lingkungan conditioning factors. Misalnya, [i]: [a] dalam ciki dialek Huatla, Meksiko dan caki dialek Mazatec, Meksiko kayu bakar dianggap berkerabat karena perbedaan pengucapan [c] merupakan penyebab berubahnya [i] menjadi [a] atau sebaliknya. 2. Pasangan-pasangan itu muncul berulang dalam pasangan-pasangan kata lainnya pada posisi yang dapat dibandingkan. Misalnya, [š] dalam dialek Ixcatec berkerabat dengan [1] dalam dialek Mazatec karena pasangan [š]:[1] muncul pada kata-kata lain yang dibandingkan yakni [šwi] : [p1] ‘api’ dan pada [šu]:[lao]. Dua buah kata yang dibandingkan hanya dapat dikatakan berkerabat apabila paling sedikit tiga pasangan fonem dengan fonem, fonem dengan klaster fonem atau klaster fonem dengan klaster fonem berkerabat. Jika dalam kata-kata yang dibandingkan terdapat kurang dari tiga fonem yang berkerabat, maka kata-kata tersebut tidak berkerabat. Universitas Sumatera Utara Penjelasan Langacker, Crowley, Gudschinsky, dan Keraf di atas saling melengkapi sehingga rekonstruksi proto dan pengelompokan bbB dapat dilakukan dengan lebih akurat.

2.1.1.4 Rekonstruksi Proto-bahasa