Urusan Pertanian

c. Urusan Pertanian

Kinerja urusan pertanian diukur dengan lima indikator utama, yaitu produksi tanaman pangan, populasi ternak, nilai tukar petani (NTP) sektor pertanian, produksi sektor perkebunan, dan NTP sektor perkebunan. Berikut adalah perkembangan dat a dari indikat or tersebut.

Tabel 4.23. Realisasi Kinerja Urusan Pertanian Tahun 2013-2017

Indikator

Realisasi

No Kinerja Satuan

Prov Nas Prov Nas

2.597 109.328 2.443 N/ A produksi

1 Jumlah t on 2.716

.138 .100 .422 t anaman

**) pangan dan hort ikult ura Jumlah

0,720 0,422 0,224 N/ A Produksi t anaman pangan per kapit a

620 60.682 625 N/ A populasi

2 Jumlah ekor/ 568

.516 .244 .749 t ernak

unit 3 NTP sekt or

99,96 N/ A 97,62 N/ A pert anian

NTP t anaman pangan, hort ikult ura, pet ernakan

73.755,65 N/ A 77.443,43 N/ A Perkebunan

4 Produksi Ton 78.619,81

Produksi Ton 0,0223

0,020 0,021 perkebunan per kapit a

LKPJ AM J Gubernur 89 2012-2017

Realisasi

No Indikator Kinerja

Prov Nas Prov Nas

124,08 N/ A 120 * ) N/ A Perkebunan Keterangan:

5 NTP Sekt or Persen 127.25

* ) Prediksi berdasarkan capaian Indikat or per M ei 2017 * * ) Prediksi Indikat or berdasarkan capaian produksi t anaman pangan per April (Sub round 1) 2017 * * * ) Produksi t anaman pangan dan hortikult ura nasional untuk komodit as : Padi, Jagung, Kedelai,

Ubi Kayu, Cabe besar, Cabe Raw it , Baw ang merah, mangga, nanas, manggis, salak, kent ang * * * * ) Populasi ternak nasional unt uk jenis ternak: sapi pot ong, sapi perah, kerbau, kambing, domba, kuda, ayam buras, ayam ras petelur, ayam ras pedaging dan it ik. Sumber: Dist an DIY, 2017

Dalam lima tahun terakhir, kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian DIY semakin nyat a. Selama periode 2013- 2017,

kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB DIY mencapai 11,88%. Pada periode yang sama, sektor pertanian

rat a-rat a

menyerap

angkat an kerja

terbesar kedua w alaupun ada kecenderungan menurun. Selama periode 2013-2017 sektor pertanian menyerap sekitar 436.529 orang at au sekitar 23,08% dari total tenaga kerja DIY. Nilai Tukar Pet ani (NTP) sempat mencapai nilai di at as 100% pada tahun 2013 yaitu sebesar 118,57 namun menurun pada tahun 2014 sampai dengan 2015 dan naik lagi pada tahun 2016 yaitu dari sebesar 98,39 pada tahun 2015 menjadi 99,96 pada tahun 2016.

Berdasarkan dat a capaian kinerja pada periode tahun 2013-2014, terjadi penurunan jumlah produksi tanaman pangan, sedangkan periode 2014–2017 menunjukkan adanya peningkat an. Hal ini sangat signifikan dengan indikat or jumlah populasi ternak yang cenderung meningkat tiap tahunnya. Di tahun 2015-2017(* ) untuk Capaian NTP sub sektor hortikultura t ertinggi yaitu sebesar 106,71 diikuti NTP tanaman pangan sebesar 106,71 dan NTP sub sektor peternakan sebesar 100,06.

Adapun penghambat pencapaian tiap indikat or kinerja adalah disebabkan oleh tingginya angka kemiskinan di DIY yang sebagian besar merupakan masyarakat petani, perubahan iklim, konversi lahan pertanian menjadi lahan

90 LKPJ AM J Gubernur 2012-2017 90 LKPJ AM J Gubernur 2012-2017

Di samping itu, faktor pendorongnya antara lain adanya peluang promosi produk pertanian melalui pameran dan berbagai ekspo, petani DIY yang sangat apresiat if terhadap pelayanan Dinas, meningkat nya kesadaran masyarakat untuk mengakses langsung dat a dan informasi dinas terkait , terjalinnya kerja sama dengan beberapa SKPD dan perguruan tinggi di dalam penelitian dan pengembangan, adanya dukungan sistem informasi yang memadai.

Prediksi capaian kinerja urusan pertanian tahun 2017 untuk jumlah produksi tanaman pangan dan hortikultura, jumlah populasi ternak, dan nilai NTP adalah sebagai berikut :

 Jumlah produksi tanaman pangan dan hortikultura : 814.474 ton  Jumlah populasi ternak : 625.749 animal unit  NTP sektor pertanian tanaman pangan, hortikultura, peternakan: 97,62

Peningkat an produksi padi karena peningkat an luas panen dan produktivitas, sementara peningkat an produksi kacang tanah karena peningkat an produktivitas dan peningkat an produksi ubi jalar karena peningkat an luas panen. Sedangkan penurunan produksi jagung karena penurunan luas panen dan produktivitas.

Produksi tanaman hortikultura yang produksinya meningkat dari tahun 2016 adalah kelompok SBS (buah dan sayuran semusim) dan kelompok BST (buah dan sayuran tahunan) sedangkan kelompok TBF (Tanaman Biofarmaka) sedikit menurun. Pengembangan hortikultura yang dilakukan adalah dengan meningkat kan produksi dan produktivitas di petani sayur, buah, hias dan tanaman obat melalui kegiat an pembinaan, koordinasi, monitoring maupun fasilitasi pemberian bantuan hibah ke kelompok tani. Tahun 2017 masih difokuskan pada komoditas penyumbang inflasi terbesar yaitu cabai besar, cabai raw it dan baw ang merah. Pengembangan populasi ternak tahun 2017 masih difokuskan pada pengembangan komoditas strategis yaitu sapi potong melalui program UPSUS SIWAB (Sapi Indukan Wajib Bunting).

LKPJ AM J Gubernur 91 2012-2017

Capaian kinerja urusan pertanian di DIY selama periode 2013-2017 untuk Jumlah produksi tanaman pangan dan hortikultura DIY pada kisaran 2,38% - 2,57% dibandingkan dengan produksi nasional. Adapun komoditas tanaman pangan meliputi: padi, jagung, kedelai, ubi kayu, cabe besar, cabe raw it, baw ang merah, mangga, nanas, manggis, salak, dan kentang. Jumlah produksi per kapita juga menunjukkan indikat or yang baik, dimana produksi tanaman pangan per kapita DIY adalah sebesar 0,7 ton per kapita per tahun, sementara di tingkat nasional pada kisaran 0,4 per kapita per tahun.

Kontribusi populasi ternak DIY terhadap nasional adalah sebesar 1,02%- 1,12%. Jenis populasi ternak ini meliputi sapi potong, sapi perah, kerbau, kambing, domba, kuda, ayam buras, ayam ras petelur, ayam ras pedaging dan itik. Kinerja Indikat or NTP sektor pertanian tanaman pangan menjadi cat at an penting di masa mendat ang.

Jika dilihat , realisasi produksi perkebunan sejak tahun 2013 masih kurang optimal. Dengan kondisi tersebut , maka pada tahun 2015 dilakukan review terhadap rencana st rat egis (renstra) Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY dengan merevisi target sasaran pada akhir masa periode renstra tahun 2017 dari 91.600 ton menjadi 80.152 ton. Faktor penghambat produksi perkebunan salah sat unya adalah adanya anomali iklim yang mengakibat kan tanaman perkebunan tidak berkembang dengan baik. Terjadi musim kemarau basah mengakibat kan produksi tanaman perkebunan menurun karena meningkat nya intensitas serangan hama at au Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Selain kondisi iklim, adanya alih fungsi lahan baik pemanfaat an lahan untuk pembangunan sektor lain maupun peralihan pemanfaat an lahan dari lahan perkebunan menjadi usaha tani komoditas non perkebunan juga menghambat tercapainya produksi perkebunan.

Untuk mengat asi anomali iklim diperlukan upaya perbaikan tegakan dengan memilih komoditas/ varietas perkebunan yang mampu bertahan terhadap iklim. Peremajaan tanaman, pengutuhan tegakan, pengendalian hama penyakit, dan fasilitasi sarana dan prasarana perkebunan dapat menjadi alternat if solusi untuk mengejar peningkat an produksi perkebunan akibat dari alih fungsi lahan yang terjadi.

92 LKPJ AM J Gubernur 2012-2017

Selama tahun 2013 hingga tahun 2016, nilai NTP sektor perkebunan di DIY selalu dapat mencapai angka di at as 100. Hal ini menunjukkan bahw a petani sektor perkebunan di DIY masih mendapat kan hasil positif dari usaha perkebunannya sehingga kemampuan daya belinya meningkat .

Fluktuasi nilai NTP yang terjadi selama tahun 2013-2016 dipengaruhi oleh perkembangan harga kebutuhan pokok dan harga jual hasil perkebunan. Perubahan harga pada salah sat u komponen tersebut mengakibat kan berubahnya besaran NTP. Untuk mencegah turunnya nilai NTP karena naiknya harga kebutuhan, maka perlu diimbangi dengan harga jual produk perkebunan sehingga dapat memberikan nilai positif bagi petani. Untuk capaian NTP di tahun 2017, diprediksikan akan mengalami peningkat an sebesar 120%.