LKPJ AMJ GUBERNUR DIY 2012 2017

Kata Pengantar

Assalamu’alaikum w arahmat ullahi wabarakat uh, Akuntabilitas Kinerja merupakan pijakan Pemerintah Daerah dalam menjalankan

komitmen reformasi birokrasi sebagai bentuk tanggungjaw ab pelaksanaan pembangunan daerah kepada masyarakat. Hal itu tercermin pada penyusunan Laporan Keterangan Pertanggungjaw aban (LKPJ) Akhir M asa Jabat an (AM J) Gubernur Daerah Ist imew a Yogyakarta Tahun 2012-2017, yang disampaikan kepada Dew an Perw akilan Rakyat Daerah (DPRD) Daerah Istimew a Yogyakarta. Dokumen LKPJ AM J ini disusun sebagaimana amanat Perat uran Pemerintah Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Pertanggungjaw aban Kepala Daerah kepada Dew an Perw akilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada M asyarakat .

LKPJ AM J memberikan gambaran terhadap hasil pelaksanaan APBD DIY dari tahun 2013-2017. Pelaksanaan APBD DIY selama rentang waktu lima tahun merupakan gambaran at as pelaksanaan RPJM D DIY Periode 2012-2017. Keberhasilan pelaksanaan pembangunan daerah dapat di-monit or berdasarkan capaian sasaran pembangunan yang tertuang dalam indikat or kinerja utama Pemerintah Daerah dan tren kinerja pembangunan per urusan selama lima tahun. Capaian itu menjadi bagian yang tidak terpisahkan untuk menegaskan komitmen terhadap akuntabilitas kinerja Pemerintah Daerah.

LKPJ AM J Gubernur i 2012-2017

Cakupan LKPJ AM J Tahun 2012-2017 terdiri at as: arah kebijakan umum pemerintah daerah, pengelolaan keuangan daerah, penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah, penyelenggaraan urusan keistimew aan, penyelenggaraan tugas pembantuan, dan penyelenggaraan tugas umum pemerintahan. Adapun penyampaian laporan penyelenggaraan urusan keistimew aan DIY dalam LKPJ AM J Tahun 2012-2017, merupakan amanat at as pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimew aan DIY dan Perat uran Daerah Istimew a Nomor 1 Tahun 2013 tentang Kew enangan dalam Urusan Keistimew aan Daerah Istimewa Yogyakarta.

M encermati at as hasil penyelenggaraan urusan pembangunan yang dilakukan selama lima tahun terakhir, sudah banyak hasil yang telah dicapai, meskipun harus disadari masih terdapat sejumlah persoalan yang harus dipecahkan, sebagaimana terlihat pada beberapa capaian indikat or kinerja yang belum tercapai, seperti persoalan ketimpangan dan kemiskinan.

Berkaitan dengan hal tersebut, masukan dan hasil pembahasan dengan DPRD diharapkan

sejumlah perbaikan penyelenggaraan urusan pembangunan di DIY pada periode pembangunan jangka menengah selanjutnya. Selain itu, mat eri dalam LKPJ AM J ini, juga memberikan deskripsi mengenai tingkat efektivitas capaian pelaksanaan program dan kegiat an yang dilakukan Pemda DIY selama lima tahun terakhir, sehingga dokumen ini dapat digunakan sebagai bagian dari evaluasi pembangunan daerah, terutama dalam hal perencanaan pembangunan periode jangka menengah yang berdampak terhadap kesejahteraan masyarakat secara signifikan.

Terima Kasih Wassalamu’alaikum w arahmat ullahi wabarakat uh,

Yogyakarta, Juli 2017 GUBERNUR DAERAH ISTIM EWA YOGYAKARTA

HAM ENGKU BUWONO X

ii LKPJ AM J Gubernur 2012-2017

xvi LKPJ AM J Gubernur 2012-2017

Bab I

Pendahuluan

A. LATAR BELAKANG

Daerah Ist imew a Yogyakarta (DIY) memiliki sejarah panjang yang unik dan menjadikannya sebagai daerah yang istimew a. Sejarah panjang DIY tidak lepas dari eksist ensi Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang didirikan tahun 1775 dan Kadipat en Pakualaman didirikan pada tahun 1813. Dinamika perjalanan historis w ilayah nusantara terus berlangsung diselingi pergantian kekuasaan, namun Kedaulat an Kasultanan dan Kadipat en tetap diakui baik oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda maupun pada masa pendudukan Jepang. Hingga pada akhirnya kemerdekaan Indonesia diproklamasikan tahun 1945, Sri Sultan Hamengku Buw ono IX dan Sri Paku Alam VIII menyat akan kepada Presiden RI bahw a Daerah Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Daerah Kadipat en Pakualaman menjadi bagian wilayah Negara RI, bergabung menjadi sat u kesat uan yang dinyat akan sebagai Daerah Istimewa Yogyakarta.

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 Tentang Keistimew aan DIY menegaskan kembali keist imew aan DIY tersebut. Keistimew aan DIY bertujuan untuk mew ujudkan tat a pemerintahan yang baik dan demokrat is, ketenteraman dan kesejahteraan masyarakat , menjamin ke-bhinneka t unggal ika-an, dan melembagakan peran dan tanggung jaw ab Kasultanan dan Kadipat en dalam menjaga dan mengembangkan budaya Yogyakarta yang merupakan w arisan budaya bangsa.

Dalam rangka mew ujudkan tat a kelola pemerintahan yang baik dan akuntabel, maka diperlukan pertanggungjaw aban at as hasil perencanaan jangka menengah selama kurun w aktu 2013-2017, sebagaimana tertuang dalam dokumen RPJM D DIY Tahun 2012-2017. Pertanggungjawaban Gubernur sebagai pemimpin daerah selama lima tahun terakhir merupakan rekapitulasi at as capaian-capaian pembangunan daerah dengan semangat Renaissance Yogyakarta at au dikenal juga sebagai Jogja Gumregah. Capaian selama lima tahun terakhir tersebut

LKPJ AM J Gubernur 1 2012-2017 LKPJ AM J Gubernur 1 2012-2017

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;

3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah;

4. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimew aan Daerah Ist imewa Yogyakarta;

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

6. Perat uran Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006, tentang Pelaporan dan Kinerja Keuangan Daerah;

7. Perat uran Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerint ah, Laporan Keterangan Pertanggungjaw aban Kepala Daerah kepada Dew an Perw akilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada M asyarakat ;

8. Perat uran Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;

9. Perat uran M enteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 yang disempurnakan dengan Perat uran Pemerintah Nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

10. Perat uran Daerah Provinsi Daerah Istimew a Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJPD) Tahun 2005-2025;

11. Perat uran Daerah Provinsi Daerah Istimew a Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka M enengah Daerah (RPJM D) Tahun 2012-2017;

12. Perat uran Daerah Daerah Istimew a Yogyakarta Nomor 8 Tahun 2014 tentang Perubahan at as Perat uran Daerah Daerah Istimew a Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka M enengah Daerah (RPJM D) Tahun 2012-2017;

2 LKPJ AM J Gubernur 2012-2017

13. Perat uran Gubernur Daerah Istimew a Yogyakarta Nomor 104 Tahun 2014 tentang Perubahan Target Pencapaian Sasaran Tahunan Rencana Jangka M enengah, Kebijakan Umum dan Program Pembangunan serta Indikat or Kinerja Utama Gubernur Rencana Pembangunan Jangka M enengah Daerah Tahun 2012-2017.

B. GAM BARAN UM UM DAERAH

1. Kondisi Daerah

DIY terletak pada bagian tengah Pulau Jaw a, dengan sisi Selat an dibat asi Samudera Indonesia, sedangkan di bagian lainnya berbat asan dengan enam kabupat en di w ilayah Provinsi Jaw a Tengah yang meliputi -

Kabupat en Klat en dan Kabupat en Sukoharjo, di sebelah timur laut

Kabupat en Wonogiri di sebelah timur dan tenggara

Kabupat en Purw orejo di sebelah barat

Kabupat en M agelang di sebelah barat laut

Kabupat en Boyolali di sebelah utara

Gambar 1.1. Peta Administrasi DIY

Sumber: Bappeda DIY, 2013

LKPJ AM J Gubernur 3 2012-2017

DIY merupakan provinsi dengan luas wilayah terkecil yaitu 3.185,80 km² at au 0,17% dari luas w ilayah Indonesia. Di antara lima kabupat en/ kota di DIY, Kabupat en Gunungkidul merupakan kabupat en terbesar dan Kota Yogyakarta adalah yang terkecil di DIY.

Gambar 1.2. Luas dan Persentase Luas Kabupaten/ Kota di DIY

Sumber: Bappeda DIY, 2017

M eskipun memiliki luas yang relat if kecil, DIY memiliki bentang alam yang beragam. Berdasarkan sat uan fisiografis, w ilayah DIY terdiri at as sat uan Pegunungan Selat an, sat uan gunung berapi dan dat aran rendah antara Pegunungan Selat an dan pegunungan Kulon Progo. Keragaman tersebut memberikan potensi sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan sebagai modal pembangunan daerah.

Sat uan Pegunungan Selat an sebagian besar terletak di Kabupat en Gunungkidul (Pegunungan Seribu). Wilayah ini merupakan perbukitan bat u gamping (limest one) yang kritis, tandus, dan selalu kekurangan air. Pada bagian tengah, berupa dat aran Wonosari Basin. Wilayah ini merupakan bentang alam solusional dengan bahan bat uan induk bat u gamping, yang mempunyai karakterist ik lapisan tanah dangkal dan vegetasi penutup yang relat if jarang.

4 LKPJ AM J Gubernur 2012-2017

Pada bagian utara wilayah DIY terdapat Sat uan Gunung Berapi M erapi, yang terbentang mulai dari kerucut gunung api hingga dataran fluvial Gunung M erapi. Kawasan ini meliputi daerah Kabupat en Sleman, Kota Yogyakarta, dan sebagian Kabupat en Bantul. Daerah kerucut dan lereng Gunung M erapi merupakan hutan lindung dan sebagai kaw asan resapan air.

Di bagian barat, terbentang Pegunungan Kulon Progo dan Dat aran Rendah Selat an dengan ketinggian antara 0–572 m. Bagian utara kaw asan ini merupakan lahan st ruktural denudasional dengan topografi berbukit yang mempunyai kendala lereng yang curam dan potensi air tanah yang kecil.

Sementara, dat aran rendah antara Pegunungan Selat an dan Pegunungan Kulon Progo merupakan bentang alam fluvial yang didominasi oleh dat aran Alluvial. M embentang di bagian selat an DIY mulai Kabupat en Kulon Progo sampai Kabupat en Bantul yang berbat asan dengan Pegunungan Seribu. Bentang alam lain yang belum digunakan adalah Bentang Alam M arine dan Aeolin yang merupakan sat uan w ilayah pantai yang terbentang dari Kabupat en Kulon Progo sampai Bantul. Khusus Pantai Parangtritis, terkenal dengan laborat orium alamnya berupa gumuk pasir.

2. Gambaran Umum Demografi

Dalam kurun periode 2012-2016, penduduk DIY diestimasi tumbuh 5,87% at au 1,19% per tahun. Pada tahun 2016, penduduk DIY diperkirakan mencapai 3.7201.912 jiw a dengan komposisi 50,55% penduduk perempuan dan 49,45% penduduk laki-laki. M enurut dat a BPS tahun 2015, mayoritas penduduk DIY bermukim di Kabupat en Sleman yaitu sebanyak 31,73% dari total penduduk. Sementara, jika dilihat berdasarkan karakter perkotaan dan desa, sekitar 66,74% penduduk DIY lebih tinggal di kawasan perkotaan.

LKPJ AM J Gubernur 5 2012-2017

Gambar 1.3. Jumlah Penduduk M enurut Jenis Kelamin dan Kabupat en/ Kota di DIY Tahun 2013-2016 Sumber: BPS DIY

Seiring dengan pertumbuhan penduduk, jumlah penduduk usia kerja (PUK

at au penduduk berumur 15 tahun ke at as) selama periode 2012 −2016

cenderung mengalami peningkat an dari tahun ke tahun. Penduduk usia kerja tahun 2016 diperkirakan meningkat sebesar 4,45% dibandingkan dengan tahun 2012. Ketersediaan penduduk usia kerja yang mencapai 78% dari total populasi penduduk ini bisa menjadi sumber daya dalam pembangunan daerah. Namun demikian, bertambahnya penduduk usia kerja juga menjadi tantangan bagi Pemerintah Daerah dalam mendorong penciptaan lapangan kerja.

6 LKPJ AM J Gubernur 2012-2017

Tabel 1.1. Perkembangan Penduduk Usia Kerja (15 Tahun Ke At as) DIY, Tahun 2012-2016

2015 2016* ) JENIS KEGIATAN

Agustus Februari Angkatan Kerja

1.891.218 2.037.864 - Penganggur

Bukan Angkatan Kerja

297.972 264.858 - Rum ah Tangga

475.397 400.382 - Lainnya

Penduduk Usia Kerja

TPAK (Persen)

68,38 72,2 TPT (Persen)

4,07 2,81 Sumber: BPS, 2016

Dari total penduduk usia kerja DIY, proporsi angkatan kerja yang diukur dengan Tingkat Partisipasi Angkat an Kerja (TPAK) periode 2012 hingga 2016 menunjukan angka yang fluktuat if. Angka TPAK menunjukan besaran relat if penduduk usia kerja yang aktif dalam kegiat an perekonomian di suat u w ilayah. Dalam persepektif lain, angka TPAK menunjukan besaran penaw aran tenaga kerja untuk memproduksi barang dan jasa dalam suat u perekonomian. Angka TPAK tahun 2016 mencapai 72,2% at au meningkat sekitar 0,5% dibandingkan dengan tahun 2012. Angkat TPAK tersebut mengandung arti dari 100 orang penduduk usia kerja, terdapat 72 orang angkat an kerja. Sementara, penduduk usia kerja yang bukan angkat an kerja didominasi oleh penduduk yang mengalokasikan sebagian besar w aktunya untuk mengurus rumah tangga dan bersekolah.

Dalam struktur angkat an kerja DIY masih terdapat sejumlah penduduk yang merupakan pengangguran terbuka at au sama sekali tidak mempunyai pekerjaan. Angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menunjukan perbandingan antara jumlah penganggur terbuka dengan jumlah angkat an kerja. M eskipun nilai TPT DIY fluktuat if, angka TPT DIY tahun 2016 lebih rendah jika dibandingkan tahun 2012. Lebih lanjut, angka TPT DIY dalam kurun w aktu lima tahun terakhir selalu lebih rendah dari TPT tingkat nasional.

LKPJ AM J Gubernur 7 2012-2017

Rendahnya angka TPT serta kecenderungan penurunan TPT ini pat ut untuk dipertahankan dengan tetap mendorong pembukaan lapangan kerja baru serta menghubungkan antara penaw aran tenaga kerja dengan kebutuhan dunia usaha.

Gambar 1.4. Angka Tingkat Pengangguran Terbuka DIY dan Nasional

Sumber: BPS DIY

3. Kondisi Ekonomi

Tahun 2012-2016, perekonomian DIY senantiasa tumbuh positif dengan rat a- rat a pertumbuhan 5,21%. M eskipun sempat mengalami penurunan laju pertumbuhan pada tahun 2013-2015, pertumbuhan ekonomi tahun 2016 menunjukan perbaikan. Fluktuasi perekonomian DIY tidak lepas dari pengaruh siklus perekonomian nasional. M eskipun sama-sama mengalami pelambat an pertumbuhan ekonomi, perekonomian DIY mampu tumbuh di at as rat a-rat a nasional pada periode 2013-2016.

8 LKPJ AM J Gubernur 2012-2017

Gambar 1.5. Pertumbuhan Ekonomi DIY Tahun 2012-2016

Sumber: BPS DIY, 2017

Dari sisi struktur perekonomian, DIY tidak mengalami perubahan yang signifikan dalam kurun waktu lima tahun terakkhir. Sektor Pertanian, Industri Pengolahan serta Penyediaan Akomodasi M akanan dan M inum merupakan tiga sektor terat as dalam PDRB DIY. Namun demikian, dibandingkan dengan tahun 2012, peran sektor Pertanian dan Industri Pengolahan tahun 2016 mengalami penurunan. Secara umum, peran sektor primer (pertanian) dan sekunder (indust ri) dalam PDRB DIY memang menurun dan sebaliknya sektor tersier (jasa) semakin meningkat .

Tabel 1.2. Perkembangan Kontribusi Sektor terhadap Nilai PDRB DIY Tahun 2012-2016 (%)

No Lapangan Usaha

1 Pert anian, Kehut anan, dan Perikanan 11,19 11,13 10,52 10,70 10,41 2 Pert am bangan dan Penggalian

0,58 0,57 0,54 3 Indust ri Pengolahan

13,26 13,62 13,59 13,05 13,21 4 Pengadaan List rik dan Gas

0,10 0,09 0,13 5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sam pah, Lim bah

0,11 0,11 0,10 dan Daur Ulang 6 Konst ruksi

9,40 9,37 9,34 7 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi

8,27 8,23 8,48 M obil dan Sepeda M ot or 8 Transport asi dan Pergudangan

5,72 5,68 5,68 9 Penyediaan Akom odasi dan M akan M inum

LKPJ AM J Gubernur 9 2012-2017

No Lapangan Usaha

10 Inform asi dan Kom unikasi

8,51 8,13 8,14 11 Jasa Keuangan dan Asuransi

3,88 3,97 3,94 12 Real Est at

7,00 7,05 7,09 13 Jasa Perusahaan

1,03 1,03 1,01 14 Adm inist rasi Pem erint ahan, Pert ahanan dan

8,07 8,23 8,37 Jam inan Sosial Wajib 15 Jasa Pendidikan

8,19 8,48 8,25 16 Jasa Kesehat an dan Kegiat an Sosial

2,45 2,52 2,51 17 Jasa lainnya

Produk Domestik Regional Bruto

Sumber: BPS DIY, 2017

M eskipun mengalami penurunan kontribusi, Sektor Industri Pengolahan masih merupakan sektor penyumbang terbesar dalam PDRB DIY. Secara skala, sektor indust ri DIY didominasi oleh Industri Kecil dan M enengah (IKM ). Berdasarkan dat a keragaman IKM , dalam kurun w aktu 2012-2016 terdapat peningkat an unit usaha sebesar 10,4%. Peningkat an tersebut diikuti dengan peningkat an penyerapan tenaga kerja sebesar 10,7% dan peningkat an nilai produksi sebesar 4,0%.

Tabel 1.3. Perkembangan IKM DIY Tahun 2012-2016

Unit usaha (UU)

88.637 90.906 Tenaga kerja (orang)

326.669 333.980 Nilai invest asi (Rp Jut a) 1.151.820

1.187.754 1.269.897 Nilai produksi (Rp Jut a) 3.500.662

3.489.769 3.643.222 Nilai bahan baku dan

1.550.832 1.593.631 penolong (Rp Jut a) Sumber: Disperindag DIY, 2017

Sektor Pertanian merupakan sektor terbesar kedua PDRB DIY dan merupakan sumber kehidupan bagi sebagian besar penduduk DIY. Sektor ini mencakup tanaman pangan, kelautan dan perikanan, hortikultura, perkebunan, peternakan dan kehutanan. Dilihat dari sisi luas panen, padi merupakan komoditas unggulan untuk subsektor tanaman pangan. Sementara itu, komoditas hortikultura yang menjadi unggulan DIY adalah cabai, baw ang merah, salak, pisang, biofarmaka, dan tanaman hias.

10 LKPJ AM J Gubernur 2012-2017

Subsektor kelautan dan perikanan masih ditopang dari perikanan budidaya. Produksi perikanan budidaya terus meningkat , melalui intensifikasi dan ekt ensifikasi. Peningkat an produksi budidaya juga didukung dengan adanya kemajuan teknologi perikanan budidaya. Untuk mendorong pemanfaat an potensi perikanan tangkap, dilakukan dengan optimalisasi Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Sadeng serta peningkat an operasional kapal. Tantangan yang dihadapi dalam pengembangan perikanan tangkap antara lain sumber daya manusia yang belum mampu mengoperasionalkan kapal secara mandiri. Upaya-upaya yang telah ditempuh dalam rangka meningkat kan kapasitas sumber daya manusia nelayan dengan melakukan pelat ihan dan pemagangan, serta pendampingan oleh aw ak kapal dari luar daerah.

Pada subsektor perkebunan, terdapat lima komoditas utama, yaitu: kelapa, kakao, kopi, jambu mete, dan tebu. Sentra produksi komoditas perkebunan terdapat di beberapa kabupat en. Kabupat en Kulon Progo sebagai sentra kelapa, kopi, kakao dan nilam sedangkan Kabupat en Gunungkidul sebagai sentra jambu mete, kelapa dan kakao. Subsektor peternakan juga memiliki beberapa komoditas unggulan, sapi potong, sapi perah, kambing PE dan itik. Kabupat en Gunungkidul merupakan penghasil sapi potong dan kambing PE. Kabupat en Sleman sebagai sentra produksi sapi perah. Sedangkan Kabupat en Kulon Progo terkenal sebagai penghasil jenis Kambing PE. Sementara untuk sentra populasi itik berada di Kabupat en Bantul dan Sleman.

Sektor unggulan ketiga dalam PDRB DIY adalah Penyediaan Akomodasi dan M akan M inum. Sektor ini didukung oleh bidang usaha perhotelan dan rest oran yang tumbuh dan berkembang karena aktivitas pariw isat a, baik pariw isata konvensional maupun M ICE (M eet ing, Incentive, Conference, Exhibit ion ) yang banyak dilakukan di DIY. Berikut adalah gambaran beberapa indikat or bidang pariwisat a DIY.

LKPJ AM J Gubernur 11 2012-2017

Tabel 1.4. Perkembangan Jumlah Wisat aw an, M ICE, dan Rat a-Rata Lama Tinggal di DIY Tahun 2012-2016

Jumlah Lama Tinggal Jumlah Tahun

Jumlah W isatawan

/ LOS (Hari) W isman

(W isman+W isnus)

M ICE

W isnus

(Orang)

(Kali) W isman W isnus

12.547 2,00 1,95 Sumber: Dinas Pariwisata DIY, 2017

Tingkat kesejahteraan penduduk dapat dilihat dari besaran pendapat an per kapita dan angka kemiskinan. Secara teknis, PDRB per kapita merupakan PDRB dibagi dengan jumlah penduduk. Oleh karena itu, PDRB per kapita dirumuskan oleh nilai riil PDRB dan jumlah penduduk. Dalam periode 2012- 2016, PDRB per kapita tumbuh dengan rat a-rat a pertumbuhan sebesar 3,95% per tahun.

Tabel 1.5. Perkembangan PDRB Per Kapita DIY

PDRB ADH. Konst an 71.702.449 75.627.450 79.536.082 83.461.574 87.687.927 2010 (jut a rupiah) Penduduk pert engahan

3.594.854 3.637.173 3.679.239 3.720.921 t ahun (orang) PDRB per kapit a ADH.

22,684 23,566 Konst an 2010 (jut a rupiah)

Sumber: BPS DIY, 2017

Tabel di at as menunjukkan bahw a dengan pertumbuhan PDRB per kapita 3,9% per tahun, maka kesejahteraan masyarakat DIY dipast ikan meningkat . Selain peningkat an pendapat an per kapita, peningkatan kesejahteraan masyarakat juga ditandai dengan penurunan angka kemiskinan, seperti ditunjukkan pada grafik berikut:

12 LKPJ AM J Gubernur 2012-2017

Gambar 1.6. Perkembangan Penduduk M iskin DIY, September 2012-September 2016 (%) Sumber: BPS DIY, 2017

Persentase penduduk miskin DIY tahun 2012-2016 mengalami penurunan. M eskipun demikian, namun dari sisi jumlah masih terdapat peningkat an penduduk miskin. Tercat at pada tahun 2016, terdapat 488.830 penduduk miskin di DIY. Sementara itu jika dibandingkan dengan tingkat nasional, persentase penduduk miskin di DIY masih di at as tingkat nasional yang mencapai 10,7%

LKPJ AM J Gubernur 13 2012-2017

14 LKPJ AM J Gubernur 2012-2017

Bab II

Kebijakan Pemerintah Daerah

A. VISI, M ISI, TUJUAN, DAN SASARAN

1. Dasar Filosofi

Pembangunan di DIY dilandasi oleh filosofi adiluhung − yang juga menjadi panutan bagi kehidupan masyarakat − yaitu Hamemayu Hayuning Bawana.

Hamemayu Hayuning

cita-cita luhur untuk mew ujudkan tat a nilai kehidupan masyarakat Yogyakarta berdasarkan nilai budaya yang berdimensi berkelanjutan. Esensi nilai budaya merupakan hasil cipta, karsa dan rasa , yang diyakini sebagai sesuatu yang azali, berlaku umum, dipedomani, dan memiliki nilai manfaat.

Baw ana menjelaskan

Demikian halnya dengan nilai luhur budaya Jawa yang diyakini oleh masyarakat DIY sebagai acuan dalam hidup bermasyarakat . Ini berarti bahw a budaya tersebut bertujuan untuk mew ujudkan suat u tat anan masyarakat yang gumregah dengan kondisi gemah ripah loh jinawi, ayom, ayem, tata, titi, tentrem, urip-urup, kerta raharja . Dengan kat a lain, tat anan masyarakat merupakan proses budaya yang akan bermuara pada kehidupan masyarakat yang penuh dengan kerja keras, penuh kedamaian, inklusif, saling menghargai, dan penuh daya kreat if-inovat if. Konsep luhur ini mengandung makna adanya kew ajiban untuk melindungi, memelihara, serta membina keselamat an dunia dan lebih mengedepankan kepentingan masyarakat daripada kepentingan pribadi maupun kelompok.

a. Visi

Visi Pembangunan Jangka Panjang DIY ialah mew ujudkan Daerah Ist imewa Yogyakarta pada Tahun 2025 sebagai Pusat Pendidikan, Budaya dan Daerah Tujuan Wisat a Terkemuka di Asia Tenggara dalam lingkungan M asyarakat yang M aju, M andiri dan Sejaht era.

LKPJ AM J Gubernur 15 2012-2017

Sebagai pusat pendidikan terkemuka, pada tahun 2025 DIY diharapkan dapat menghasilkan SDM yang berkualitas, berdaya saing tinggi dan berakhlak mulia yang dilandasi pengamalan agama, yang didukung oleh lembaga pendidikan yang kredibel, berstandar nasional at aupun internasional. Di samping itu, sebagai pusat pendidikan terkemuka, DIY beserta lingkungan sosial masyarakat nya merupakan lingkungan yang kondusif dan nyaman untuk belajar dan menuntut ilmu.

Sebagai pusat budaya terkemuka, DIY dirancang menjadi tempat pelest arian dan pengembangan nilai-nilai budaya sehingga terw ujud masyarakat yang menjunjung tinggi dan mengamalkan nilai-nilai budaya. Hal tersebut mendapat penguat an dengan implementasi kew enangan Urusan Kebudayaan sesuai UU 13 Tahun 2012 tent ang Keistimew aan Daerah Ist imew a Yogyakarta.

Sebagai daerah tujuan w isat a terkemuka, DIY dikembangkan menjadi daerah tujuan w isat a yang diminat i baik nasional maupun internasional karena memiliki daya tarik tersendiri dengan tetap menjunjung tinggi nilai moralitas.

Visi Pembangunan Jangka M enengah Daerah Istimew a Yogyakarta Tahun 2012-2017 dibangun berdasarkan pemahaman filosofis, serta berpijak pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) DIY dan perkembangan lingkungan strat egis untuk mew ujudkan suat u kondisi dinamis masyarakat yang maju dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai budaya yang adiluhung, sebagai berikut:

“Daerah Istimew a Yogyakarta Yang Lebih Berkarakter, Berbudaya,

M aju, M andiri dan Sejahtera M enyongsong Peradaban Baru” Daerah Ist imew a Yogyakarta yang lebih berkarakter, dimaknai sebagai

kondisi masyarakat yang lebih memiliki kualitas moral tertentu yang positif, memanusiakan manusia sehingga mampu membangun kehidupan yang bermanfaat bagi dirinya dan bagi orang lain. Pengertian lebih berkarakter baik secara langsung maupun tidak langsung berkorelasi dengan berbudaya, karena karakter akan terbentuk melalui budaya.

16 LKPJ AM J Gubernur 2012-2017

Daerah Ist imew a Yogyakarta yang berbudaya dimaknai bahw a budaya lokal memiliki ketahanan dalam menyerap unsur-unsur budaya asing, serta mampu memperkokoh budaya lokal, yang kemudian juga mampu menambah daya tahan serta mengembangkan identitas budaya masyarakat setempat dengan kearifan lokal (local wisdom) dan keunggulan lokal (local genius). Berbudaya juga dimaknai sebagai proses inkulturasi dan akulturasi. Inkulturasi adalah proses internalisasi nilai- nilai tradisi dan upaya keras mengenal budaya sendiri, agar berakar kuat pada setiap pribadi, agar terakumulasi dan terbentuk menjadi ketahanan budaya masyarakat . Sedangkan akulturasi adalah proses sintesis budaya lokal dengan budaya luar, karena sifat lenturnya budaya lokal, sehingga secara selektif mampu menyerap unsur-unsur budaya luar yang memberi nilai tambah dan memperkaya hasanah budaya lokal.

Daerah Istimew a Yogyakarta yang maju dimaknai sebagai peningkat an kualitas kehidupan masyarakat secara lebih merat a yang dimaknai sebagai menurunnya ketimpangan antar-penduduk dan menurunnya ketimpangan antar-w ilayah.

Daerah Ist imew a Yogyakarta yang mandiri adalah kondisi masyarakat yang mampu memenuhi kebutuhannya (self-help), mampu mengambil keputusan dan tindakan dalam penanganan masalahnya, mampu merespon dan berkontribusi terhadap upaya pembangunan dan tantangan zaman secara otonom dengan mengandalkan potensi dan sumber daya yang dimiliki.

Kemudian, Daerah Istimew a Yogyakarta yang sejahtera adalah kondisi masyarakat yang relatif terpenuhi kebutuhan hidupnya baik spiritual maupun mat erial secara layak dan berkeadilan sesuai dengan perannya dalam kehidupan. M enyongsong Peradaban Baru diartikan sebagai aw al dimulainya harmonisasi hubungan dan tat a laku antar-sesama rakyat , antara w arga masyarakat dengan lingkungannya, dan antara insan dengan Tuhan Yang M aha Pencipta, serta kebangkitan kembali kebudayaan yang maju, tinggi dan halus, serta adiluhung.

LKPJ AM J Gubernur 17 2012-2017 LKPJ AM J Gubernur 17 2012-2017

M isi memberikan pedoman, arah, sekaligus bat asan dalam proses pencapaian tujuan, dalam rangka mew ujudkan visi tersebut, maka ditempuh melalui empat misi pembangunan daerah sebagai berikut:

1) M ew ujudkan pendidikan berkualitas, berdaya saing, dan akuntabel yang didukung oleh sumber daya pendidikan yang handal;

2) M ew ujudkan budaya adiluhung yang didukung dengan konsep, pengetahuan budaya, pelestarian dan pengembangan hasil budaya, serta nilai-nilai budaya secara berkesinambungan;

3) M ew ujudkan kepariw isat aan yang kreat if dan inovat if;

4) M ew ujudkan sosio-kultural dan sosio-ekonomi yang inovat if, berbasis pada kearifan budaya lokal, ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kemajuan, kemandirian, dan kesejahteraan rakyat .

Terjemahan nilai dari empat misi tersebut dituangkan dalam konsep pembangunan daerah sebagai berikut:

1) M embangun peradaban yang berbasis nilai-nilai kemanusiaan;

2) M enguat kan perekonomian daerah yang didukung dengan semangat kerakyat an, inovat if dan kreat if;

3) M eningkatkan tat a kelola pemerintahan yang baik;

4) M emantapkan prasarana dan sarana daerah.

c. Tujuan

M engacu pada visi dan misi pembangunan jangka menengah tahun 2012-2017, maka tujuan yang hendak dicapai at au dihasilkan adalah sebagai berikut:

1) M isi M embangun Peradaban Berbasis Nilai-Nilai Kemanusiaan, bertujuan:

a) M ew ujudkan peningkat an pengetahuan budaya, pelestarian dan pengembangan hasil budaya;

b) M ew ujudkan pengembangan pendidikan yang berkarakter;

c) M ew ujudkan peningkat an derajat kualitas hidup.

18 LKPJ AM J Gubernur 2012-2017

2) M isi M enguat kan Perekonomian Daerah Yang Didukung Dengan Semangat Kerakyat an, Inovatif dan Kreat if , bertujuan:

a) M emacu pertumbuhan ekonomi daerah yang berkualitas dan berkeadilan yang didukung dengan semangat kerakyat an, inovat if dan kreat if;

b) M ew ujudkan peningatan daya saing pariwisat a.

3) M isi M eningkat kan Tat a Kelola Pemerint ahan Yang Baik, bertujuan:  M ew ujudkan pengelolaan pemerintahan secara efisien dan

efektif

4) M isi M emant apkan Prasarana dan Sarana Daerah, bertujuan:

a) M ew ujudkan pelayanan publik;

b) M enjaga kelestarian lingkungan dan kesesuaian Tat a Ruang.

d. Sasaran

Berdasarkan tujuan pembangunan jangka menengah tahun 2012-2017 tersebut, maka sasaran yang akan dicapai dalam kurun w aktu tersebut dengan indikat or kinerja pembangunannya adalah sebagai berikut:

Tujuan Sasaran Indikator M ew ujudkan

Derajat partisipasi peningkat an

Peran serta dan apresiasi

masyarakat dalam pengetahuan budaya,

masyarakat dalam

pengembangan dan pelest arian dan pengem- pelestarian budaya

pengembangan dan

pelestarian Budaya. bangan hasil budaya,

meningkat .

serta nilai-nilai budaya. M ew ujudkan

Angka M elek huruf. pengembangan

M elek huruf masyarakat

meningkat .

pendidikan yang

Rat a-rat a lama sekolah. berkarakter.

Aksesibilitas pendidikan

meningkat . Daya saing pendidikan

Persentase sat uan

meningkat .

pendidikan yang menerapkan model pendidikan berbasis budaya.

M ew ujudkan

Angka Harapan Hidup. peningkat an derajat

Harapan hidup masyarakat

meningkat

kualitas hidup masyarakat .

LKPJ AM J Gubernur 19 2012-2017

Tujuan Sasaran Indikator M emacu pertumbuhan

Pendapat an per kapita ekonomi daerah yang

Pendapat an masyarakat

per tahun berkualitas dan

meningkat

Ketimpangan antar-w ilayah Indeks Ketimpangan berkeadilan yang

Antar-Wilayah. didukung dengan

menurun

Indeks Ketimpangan semangat kerakyat an,

Kesenjangan pendapat an

Pendapat an. inovat if dan kreat if. M ew ujudkan

masyarakat menurun

Jumlah wisat aw an peningkat an daya saing

Kunjungan w isat aw an

nusantara dan w isat aw an pariw isat a.

nusantara dan w isat aw an

mancanegara meningkat

mancanegara

Lama tinggal wisat aw an

Lama tinggal wisat aw an

nusantara dan w isat aw an

nusantara dan w isat aw an

mancanegara. M ew ujudkan

mancanegara meningkat.

Nilai Akuntabilitas Kinerja pengelolaan

Akuntabilitas kinerja

Pemerintah. pemerintahan secara

pemerintah daerah

meningkat

efisien dan efektif.

Akuntabilitas pengelolaan

Opini pemeriksaan BPK.

keuangan daerah meningkat.

M ew ujudkan

Load fact or angkutan peningkat kan

Layanan publik meningkat ,

perkotaan meningkat . pelayanan publik.

terutama pada penat aan

sistem transportasi dan akses masyarakat di perdesaan.

M enjaga kelest arian

Persentase peningkat an lingkungan dan

Kualitas lingkungan hidup

kualitas lingkungan. kesesuaian tat a ruang

meningkat

Pemanfaatan Ruang

Kesesuaian pemanfaat an

terkendali.

ruang terhadap RTRW Kab/ Kota dan RTRW Provinsi meningkat .

20 LKPJ AM J Gubernur 2012-2017

B. STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAH DALAM RPJM D 2012-2017

Sebagaimana visi, misi, tujuan, dan sasaran yang telah ditetapkan, maka upaya pencapaiannya dijabarkan secara sistemat is melalui perumusan strat egi dan arah kebijakan. Untuk mempermudah pencapaian operasional kebijakan dalam kinerja program, maka dirumuskan indikat or sebagai tolok ukur kinerja yang diharapkan menjadi indikat or keberhasilan pembangunan daerah.

1. Strategi

Strat egi yang dijalankan dalam mendukung pencapaian misi, sebagai berikut:

a. Strat egi untuk mencapai misi: M embangun Peradaban Yang Berbasis Nilai-Nilai Kemanusiaan , yaitu:

1) M emperkuat dan memperluas jejaring dan kerja sama dengan semua pihak dalam mengelola dan melestarikan aset budaya secara berkesinambungan;

2) M engembangkan kerja sama dan jejaring dengan pendidikan tinggi, lembaga-lembaga riset, dunia usaha dan pemerintah untuk mew ujudkan kemandirian masyarakat ;

3) Perluasan akses pendidikan dasar sampai pendidikan menengah termasuk akses pembiayaan bagi penduduk miskin;

pendidikan dalam mengembangkan proses belajar mengajar berbasis mult ikultur dan nilai-nilai budaya luhur;

4) M eningkat kan

kapasitas

lembaga

5) M eningkat kan kualitas kehidupan masyarakat secara adil dan merat a, agar hidup dalam lingkungan sehat , serta berperilaku hidup bersih dan sehat .

b. Strat egi untuk mencapai misi: M enguat kan Perekonomian Daerah Yang Didukung Semangat Kerakyat an, Inovat if dan Kreat if , yaitu:

1) M eningkat kan produktivitas rakyat , sehingga rakyat secara lebih konkret menjadi subyek dan aset aktif pembangunan;

2) M embangkitkan daya saing produk unggulan w ilayah agar makin kompetitif;

3) M enciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan merat a;

LKPJ AM J Gubernur 21 2012-2017

4) M engembangkan pariwisat a berbasis budaya dan potensi lokal dengan mengedepankan peran serta masyarakat ;

5) M eningkat kan inovasi, penajaman promosi, peningkat an aksesibilitas dan konektivitas, pengembangan SDM pariw isat a, serta sinergisitas antar-pelaku w isat a;

c. Strat egi untuk mencapai misi: M eningkat kan Tat a Kelola Pemerint ahan Yang Baik , yaitu:

1) M eningkat kan efektivitas kinerja birokrasi dan layanan publik yang responsif, transparan dan akuntabel;

2) M eningkat kan profesionalisme pengelolaan keuangan daerah, optimalisasi pemanfaatan aset daerah, perbaikan dan peningkat an kinerja BUM D, serta optimalisasi pendapat an daerah.

d. Strat egi untuk mencapai misi: M emant apkan Prasarana dan Sarana Daerah , yaitu:

1) M engembangkan sarana dan prasarana untuk mengatasi disparitas antar-w ilayah

pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana transportasi;

dengan

meningkat kan

2) Pelest arian fungsi lingkungan hidup menuju pembangunan yang berkelanjutan;

3) Pemanfaat an ruang mengacu rencana tat a ruang, serta daya dukung dan daya tampung lingkungan.

2. Arah Kebijakan Daerah

Arah kebijakan daerah ditetapkan untuk memperjelas strat egi yang harus dioperasionalkan sebagai penjabaran dari misi, melalui serangkaian kebijakan di baw ah ini:

a. Arah kebijakan daerah untuk mencapai M isi Pertama: M embangun Peradaban Berbasis Nilai-Nilai Kemanusiaan , adalah sebagai berikut:

1) M eningkat kan derajat partisipasi masyarakat dalam pengembangan dan pelest arian budaya;

2) M eningkat kan Angka M elek Huruf;

3) M eningkat kan Rat a-rat a Lama Sekolah, dan peningkat an Daya Saing Pendidikan;

22 LKPJ AM J Gubernur 2012-2017

4) M eningkat kan Persentase Sat uan Pendidikan Yang M enerapkan M odel Pendidikan Berbasis Budaya;

5) M eningkat kan Angka Harapan Hidup.

b. Arah kebijakan daerah untuk mencapai M isi Kedua: M enguat kan Perekonomian Daerah Yang Didukung Dengan Semangat Kerakyatan, Inovatif dan Kreat if , adalah sebagai berikut:

1) M eningkat kan pendapat an per kapita per tahun;

2) M eningkat kan pemerat aan pembangunan yang ditandai dengan menurunnya Indeks Ketimpangan Antar-Wilayah;

3) M engurangi kesenjangan pendapat an per kapita mayarakat yang ditandai dengan menurunnya Indeks Ketimpangan Pendapat an;

4) M elest arikan budaya DIY sebagai benteng ketahanan budaya yang mampu menumbuhkembangkan kemandirian, keamanan dan kenyamanan yang turut berdampak pada peningkat an Jumlah Wisat aw an Nusantara dan Jumlah Wisat aw an M ancanegara;

5) M elest arikan budaya DIY sebagai benteng ketahanan budaya yang mampu menumbuh kembangkan kemandirian, keamanan dan kenyamanan yang turut berdampak pada peningkat an Lama Tinggal Wisat aw an Nusantara dan Lama Tinggal Wisat aw an M ancanegara.

c. Arah kebijakan daerah untuk mencapai M isi Ketiga: M eningkat kan Tat a Kelola Pemerint ahan Yang Baik , adalah sebagai berikut:

1) M eningkat kan Nilai Akuntabilitas Kinerja Pemerintah;

2) M empertahankan Opini Pemeriksaan BPK yaitu Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

d. Arah kebijakan daerah untuk mencapai M isi Keempat : M emant apkan Prasarana dan Sarana Daerah , adalah sebagai berikut:

1) M eningkat kan penat aan sistem transportasi DIY yang difokuskan pada pengurangan kemacetan di perkotaan melalui penat aan manajemen dan rekayasa lalu lintas guna mencapai Load Fact or Angkutan Perkotaan dan Peningkat an Akses di Perdesaan;

2) M eningkat kan Persentase Kualitas Lingkungan;

3) M eningkat kan Kesesuaian Pemanfaatan Ruang Terhadap RTRW Kabupat en/ Kota dan RTRW Provinsi.

LKPJ AM J Gubernur 23 2012-2017

3. Prioritas Pembangunan Tahun 2013-2017

Dalam mendukung tema pembangungan DIY pada masing-masing tahun, berikut prioritas pembangunan dari tahun 2013-2017.

Tabel 2.1 Prioritas Pembangunan tahun 2013-2017

No Prioritas Pembangunan 2013 2014 2015 2016 2017

1 Reformasi birokrasi dan tat a kelola

2 Pendidikan

3 Kesehat an

4 Penanggulangan kemiskinan

5 Ketahanan Pangan

6 Infrast ruktur

7 Iklim invest asi dan usaha

8 Energi

9 Lingkungan hidup dan bencana

10 Daerah tertinggal, terdepan, terluar dan pasca-konflik

11 Kebudayaan, kreat ivitas dan inovasi teknologi

12 Sosial budaya

13 Ekonomi

14 Ilmu pengetahuan dan teknologi

15 Hukum dan aparat ur

16 Pembangunan w ilayah dan tat a ruang

17 Penyediaan sarana dan prasarana

18 Lingkungan hidup dan mitigasi bencana

19 Pertumbuhan ekonomi

20 Pembangunan w ilayah dan peningkat an infrast ruktur

21 Lingkungan hidup dan pemanfaatan ruang

22 Kinerja aparat ur dan birokrasi

Sumber: Bappeda DIY, 2017

Jika melihat dari tabel di at as, pada tahun 2013 dan tahun 2014 memiliki prioritas pembangunan yang sama, terdapat 11 prioritas pembangunan. Namun, mulai tahun 2015 prioritas pembangunan berubah dan semakin sedikit, hanya tujuh prioritas. Pada tahun 2016 dan tahun 2017 prioritas pembangunan memiliki kesamaan yang merupakan modifikasi dari prioritas-prioritas sebelumnya.

24 LKPJ AM J Gubernur 2012-2017

Bab III

Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah

Perumusan kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah tidak terlepas dari kebijakan st rat egis pengelolaan keuangan daerah dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran pembangunan sebagaimana tercantum dalam dokumen perencanaan pembangunan daerah baik dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang maupun jangka menengah. Penyelarasan program pembangunan pada tiap tingkat an pemerintahan mutlak dilakukan sehingga tiap pembelanjaan mampu mendorong pertumbuhan di tiap lokasi dan titik konsentrasi pembangunan di daerah. Dengan demikian, visi pemerintahan daerah untuk memberikan kesejahteraan kepada masyarakat akan terw ujud secara efektif.

Sumber-sumber keuangan yang menjadi penerimaan pemerintah daerah yang terdiri at as Pendapat an Asli Daerah (PAD), dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapat an yang Sah, yang diat ur dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Penerimaan pemerintah daerah tersebut merupakan sumber pendapat an yang sangat diperlukan guna terselenggaranya pemerintahan, pembangunan, pemberdayaan masyarakat , dan pelayanan publik.

A. PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH

1. Pengelolaan Pendapatan Daerah

Realisasi pendapat an daerah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah DIY dalam kurun w aktu 2012-2016 mengalami pertumbuhan rat a- rat a sebesar 23,15%. Kontribusi PAD terhadap total pendapat an daerah rat a- rat a sebesar 50,29%. Hal ini menunjukan bahwa kontribusi anggaran pendapat an yang bersumber dari pusat terhadap pembiayaan pembangunan di DIY masih tinggi.

LKPJ AM J Gubernur 25 2012-2017

Upaya-upaya (inovasi dalam meningkat kan pendapat an daerah) yang telah dilakukan dan terus menerus akan dilakukan antara lain dengan:

1. Penyesuaian tarif pajak dan retribusi daerah sesuai dengan perkembangan perekonomian yang diimbangi dengan peningkat an fasilitas kepada masyarakat ;

2. Peningkat an dan perluasan fasilitas sarana dan prasarana pendukung layanan pembayaran pajak dan retribusi daerah;

3. M emberikan inisiasi kepada SKPD agar mengelola dan mengoptimalkan barang milik daerah yang menjadi kew enangannya;

4. M endorong peningkat an kinerja BUM D agar mampu memberikan sumbangan pada PAD;

5. Koordinasi yang intensif dengan pemerintah pusat agar porsi dana transfer pusat ke daerah meningkat dari tahun ke tahun;

6. M endorong SKPD-SKPD agar ikut serta melakukan optimalisasi pendapat an daerah sesuai kew enangan.

Selain upaya-upaya tersebut di at as, juga dilakukan peningkat an koordinasi dengan SKPD-SKPD berpendapat an untuk selalu melakukan perbaikan- perbaikan manajemen pengelolaan penerimaan pendapatan daerah baik meliputi rehabilitasi/ pemeliharaan obyek pendapat an daerah, mekanisme pemungutan dan penyetoran pendapat an daerah, pembinaan sumber daya manusia maupun soft w are pengelolaan pendapat an daerah. Bagi SKPD berpendapat an, juga didorong untuk mendukung program pemerintah dalam upaya memberikan iklim yang kondusif untuk investasi dan perkembangan dunia usaha.

2. Target dan Realisasi Pendapatan

Dilihat dari target dan realisasi pendapat an daerah, Pemerintah Daerah DIY pada Tahun 2016 − sebagaimana tertuang di dalam Pertanggungjawaban APBD DIY Tahun anggaran 2016 (unaudit ed BPK) − adalah sebesar Rp3.905.666.302.867,80 (anggaran setelah perubahan APBD 2016) dan dapat direalisasikan sebesar Rp3.899.182.199.141,51 at au 99,83%. Dari angka tersebut , dapat diketahui bahw a capaian realisasi pendapat an tahun 2016 tidak mencapai target yang ditentukan at au sebesar 99,83%. Adapun rincian masing-masing komponen pendapat an tersebut, sebagai berikut:

26 LKPJ AM J Gubernur 2012-2017 26 LKPJ AM J Gubernur 2012-2017

PAD merupakan salah sat u indikat or dalam mengukur tingkat kemandirian keuangan daerah dalam hal pembiayaan pembangunan. Selain itu, semakin tinggi PAD maka semakin kecil tingkat ketergantungan daerah terhadap dana perimbangan dan transfer pusat ke daerah. Peran pendapat an asli daerah sangat vital dalam pembangunan daerah.

Komponen Pendapat an Asli Daerah terdiri dari: (i)Pajak daerah; (ii)Hasil Retribusi Daerah; (iii)Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan; serta (iv)Lain-lain Pendapat an Asli Daerah yang Sah. Dari komponen yang ada, sektor pajak daerah masih menempat i urutan terat as dalam memberikan kontribusi terhadap total penerimaan pendapat an asli daerah. Adapun rincian rencana dan realisasinya, sebagai berikut:

No Tahun Anggaran

Rencana (Rp)

Realisasi (Rp) %

739.747.998.786,20 44,64 Gambar 3.1. Rincian Rencana dan Realisasi pada Pendapat an Asli Daerah (PAD)

TA 2013-2017 (Sebelum Dilakukan Audit BPK RI) Sumber: DPPKA DIY, 2013-2017

LKPJ AM J Gubernur 27 2012-2017

Dari grafik di at as dapat ditunjukkan bahw a penerimaan PAD DIY pada Tahun anggaran 2013 sampai 2017 dapat direalisasikan melebihi target. Tahun 2017, dari rencana sebesar Rp1.657.147.882.128,63 sampai dengan 31 M ei 2017 telah terealisasi sebesar Rp739.747.998.786,20 at au 44,64%. Dengan melihat keseluruhan PAD dari tahun 2013-2017, realisasi telah mencapai target yang ditetapkan. Bagian berikut menguraikan bagaimana kinerja tiap-tiap komponen PAD:

1) Pajak Daerah

Penerimaan pajak daerah khususnya penerimaan dari pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor merupakan penopang utama dalam memberikan sumbangan terhadap total penerimaan PAD Pemda DIY.

Sesuai dengan UU No. 28 Tahun 2009, pajak daerah yang dapat dipungut oleh daerah terdiri at as 16 jenis, yang meliputi 5 jenis yang dapat dipungut oleh daerah provinsi dan 11 jenis yang dapat dipungut oleh Kabupat en/ Kota. Perkembangan realisasi pajak daerah di DIY dari tahun 2013-2017 dapat dilihat pada gambar berikut.

No. Tahun Anggaran

Rencana (Rp)

Realisasi (Rp) %

1 2013 1.021.820.720.000,- 1.063.314.117.923,- 104,06 2 2014

1.202.117.342.494,- 1.291.665.050.808,- 107,45 3 2015

1.347.894.743.697,- 1.397.772.209.370,- 103,70

28 LKPJ AM J Gubernur 2012-2017

No. Tahun Anggaran

Rencana (Rp)

Realisasi (Rp) %

4 2016 1.424.186.479.922,- 1.440.571.518.513,- 101,15 5 2017*

612.353.478.279,- 42,59 Gambar 3.2. Realisasi Pajak Daerah TA 2013-2017 (Sebelum Dilakukan

Audit BPK RI) Sumber: DPPKA DIY, 2013-2017

2) Hasil Retribusi Daerah

Berdasarkan UU No. 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah bahw a pungutan daerah sebagai pembayaran at as jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/ atau diberikan oleh Pemda untuk kepentingan orang pribadi at au Badan. Retribusi daerah yang dipungut oleh Pemda DIY terdiri at as: (i) Retribusi Jasa Umum; (ii) Retribusi Jasa Usaha; dan (iii) Retribusi Perizinan Tertentu.

Hasil retribusi daerah tahun 2013-2015 menunjukkan tren capaian yang positif dan selalu dapat direalisasikan melebihi target. Khusus tahun 2016 target diturunkan dari sebesar Rp43.088.502.025,- di tahun 2015 menjadi

turun sebanyak Rp5.450.850.992,-. Hal ini kemudian mempengaruhi realisasi di tahun 2016 sebesar Rp36.603.883.321,- atau 97,25%, namun sudah mencapai target keuangan. Tahun 2017 rencana Pendapat an Retribusi Daerah sebesar Rp38.797.469.715,00 dan realisasi sampai dengan 31 M ei 2017 adalah sebesar Rp9.770.461.739,35 at au 25,18%.

LKPJ AM J Gubernur 29 2012-2017

No Tahun Anggaran

Rencana (Rp)

Realisasi (Rp) %

9.770.461.739,35 25,18 Gambar 3.3. Realisasi Hasil Retribusi Daerah TA 2013-2017 (Sebelum

Dilakukan Audit BPK RI) Sumber: DPPKA DIY, 2013-2017

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

M erupakan laba yang diperoleh dari penyertaan modal Pemerintah Daerah pada perusahaan milik daerah (BUM D), perusahaan milik sw ast a dan lembaga keuangan non bank, yaitu: PD. Taru M artani, Bank Pembangunan Daerah (BPD) DIY, PT. Anindya M itra Internasional (AM I), PT. Asuransi Bangun Askrida, dan Badan Usaha Kredit Perdesaan (BUKP).

Tren realisasi Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan selalu naik meskipun capaian tahun 2015 dan 2016 sedikit di baw ah target yang ada. Berikut rinciannya:

30 LKPJ AM J Gubernur 2012-2017

No. Tahun Anggaran

Rencana (Rp)

Realisasi (Rp) %

66.182.173.456,64 110,84 Gambar 3.4. Realisasi Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang

Dipisahkan TA 2013-2017 (Sebelum Dilakukan Audit BPK RI) Sumber: DPPKA DIY, 2013-2017

4) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

Lain-lain PAD yang Sah merupakan penerimaan pendapat an yang diperoleh oleh Pemerintah Daerah dari PAD di luar Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Perusahaan M ilik Daerah, dan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan. Pada lima tahun ini, realisasi dari Lain-lain Pendapat an Asli Daerah yang Sah sudah mencapai target bahkan melebihi 100%. Berikut rinciannya:

LKPJ AM J Gubernur 31 2012-2017

No. Tahun Anggaran

Rencana (Rp)

Realisasi (Rp) %

51.441.885.311,21 42,62 Gambar 3.5. Realisasi Lain-lain Pendapat an Asli Daerah Yang Sah TA

2013-2017 (Sebelum Dilakukan Audit BPK RI) Sumber: DPPKA DIY, 2013-201797

b. Dana Perimbangan

M erupakan dana yang bersumber dari dana penerimaan Anggaran Pendapat an dan Belanja Negara (APBN) yang dialokasikan kepada daerah untuk membiayai kebutuhan daerah. Dana Perimbangan diberikan dengan tujuan mengurangi ketimpangan/ kesenjangan fiskal antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dan antar-pemerintah daerah.

Dana Perimbangan berasal dari (i) Dana Bagi Hasil Pajak/ Bagi Hasil Bukan Pajak, (ii) Dana Alokasi Umum, dan (iii) Dana Alokasi Khusus. Berikut rincian realisasi Dana Perimbangan DIY tahun 2013-2017:

32 LKPJ AM J Gubernur 2012-2017

No. Tahun Anggaran

Realisasi (Rp) % 1 2013

Rencana (Rp)

1.149.128.230.367,- 42,62 Gambar 3.6. Realisasi dana Perimbangan TA 2013-2017 (Sebelum

Dilakukan Audit BPK RI) Sumber: DPPKA DIY, 2013-2017

c. Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah