merasa bahwa naluri seks, kasih sayangnya terampas hal ini juga bisa menimbulkan penyimpangn seksual seperti lesbian, homoseks,
masturbasi, dan lain-lain. g. Loos of prestige
Narapidana kehilangan harga dirinya. Bentuk- bentuk perlakuan dari petugas terhadap narapidana telah membuat narapidana merasakan
terampasnya harga diri. Misalnya, penyediaan tempat mandi yang terbuka untuk mandi bersama-sama, WC yang terbuka, kamar tidur
sel yang hanya berpintu terali besi. h. Loos of belief
Hilangnya kepercayaan pada narapidana disebabkan karena hilangnya rasa percaya diri mereka akibat tidak adanya rasa aman dan berbagai
perampasan kemerdekaan. i. Loos of creativity
Pemidanaan di Lapas juga menyebabkan narapidana mengalami kehilangan kreativitas, seperti ide-ide, gagasan, imajinasi, bahkan
impian dan juga ideal dirinya.
2.3 Harga Diri Narapidana
Narapidana adalah manusia yang sedang menjalani pembinaan dan kurungan di Lembaga Pemasyarakatan dalam jangka waktu yang telah
ditetapkan berdasarkan berat dan jenis kejahatan yang telah dilakukan oleh sesorang. Hukuman kurungan ini membuat narapidana menjadi seseorang berada
Universitas Sumatera Utara
di dalam komunitas tersendiri dan terpisah dari kehidupan normal yang sebelumnya dijalani. Status sebagai narapidana merupakan bagian kehidupan
yang rumit dan butuh adaptasi keseluruhan aspek diri sehingga sering menimbulkan dampak buruk pada diri. Dampak yang paling sering terjadi adalah
pada psikologis narapidana. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Harsono, bahwa salah satu
dampak psikologis pada narapidana adalah loos of prestige dikarenakan lapas adalah tempat yang memiliki aturan yang merampas harga dirinya.
Hidayat 2009 melalui penelitiannya menyatakan bahwa narapidana merasa dirinya telah ditolak oleh keluarga bahkan masyarakat, sehingga
kompensasi yang dilakukan adalah menarik diri dari lingkungannya dan cenderung menolak untuk berintreaksi dengan orang lain. Narapidana juga
cenderung menyendiri dan mengurung diri karena hal itulah yang membuat mereka nyaman. Tindakan menarik diri yang dilakukan oleh individu merupakan
salah satu karakteristik seeorang yang memiliki harga diri rendah. Penelitian yang yang sejalan dengan hasil harga diri , yaitu konsep diri
narapidana remaja putri di lapas anak Medan oleh Siregar, K 2008 juga menunjukkan hasil yang sejalan. Narapidana merasa bahwa tidak akan berguna
lagi setelah keluar dari lapas. Perasaan tidak berguna merupakan tanda seseorang mengalami harga diri rendah.
Universitas Sumatera Utara
26
BAB 3 KERANGKA PENELITIAN
Pada bab ini, akan dijelaskan secara rinci kerangka penelitian yang terdiri dari kerangka konseptual, definisi konseptual, definisi operasional, dan hipotesis
penelitian. Kerangka konseptual diperlukan sebagai fundamental berpikir dalam melakukan penelitian yang dijabarkan dan dikembangkan dari tinjauan pustaka.
3.1 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptuaal ini bertujuan untuk mengetahui gambaran harga diri narapidana. Berdasarkan tinjauan pustaka, harga diri adalah penilaian individu
tentang nilai personal yang diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai dengan ideal diri. Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang
berakar dalam penerimaan diri sendiri tanpa syarat, walaupun melakukan kesalahan, kekalahan, dan kegagalan, tetap merasa sebagai seorang yang penting
dan berharga Stuart Laraia 1998. Setiap orang memiliki harga diri yang berbeda-beda. Perbedaan ini
dipengaruhi oleh banyak faktor. Berdasarkan referensi, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harga diri adalah pengalaman hidup, gender atau jenis kelamin,
fisik, lingkungan, intelegensi, ras atau kebangsaan, status ekonomi, dan urutan keluarga. Rubino 2006 mengemukakan bahwa hilangnya harga diri dapat terjadi
pada setiap aspek dan kenyataan hidup, seperti keadaan seseorang di Lapas dengan status narapidana.
Universitas Sumatera Utara