Surat kabar Landasan Teori 1. Karikatur

Simbol-simbol digunakan untuk menyampaikan ide, makna dan simbol juga dikombinasikan untuk membentuk ungkapan-ungkapan baru. Simbolisme kuno dalam bentuk gambaran yang pada akhirnya melahirkan tulisan abjad. Simbolisme adalah sesuatu yang hidup. Simbolisme telah mengambil bentuk baru dengan penggunaan yang baru pula. Dari awal munculnya peradaban hingga masa kontemporer ini simbol merupakan bagian yang hakiki kehidupan sehari-hari. Tanda-tanda lalulintas dan petunjuk arah membimbing seseorang untuk mencapai tujuannya, simbol dilarang merokok atau dilarang membuang sampah memberikan ancaman bagi mereka yang melanggarnya, orang bisa saja melaggar peraturan berupa simbol-simbol atau larangan-larangan yang dapat membahayakan, namun ia harus siap menaggung resiko yang terjadi terhadap simbol-simbol atau larangan-larangan tersebut.

2.1.6. Surat kabar

Setiap masyarakat membutuhkan berita kata penulis Inggris Dame Rebecca West, seperti orang membutuhkan mata, ia ingin tahu segala sesuatu yang terjadi. Tapi berita tidak selamanya demikian, menurut William Radolf Hearts salah satu tokoh penerbitan di Amerika punya sinisme. Berita, menurutnya ialah seseorang yang menghentikan sesuatu yang hendak dicetak karena iklan Iebih penting. Dua hal tersebut menyertai perkembangan dunia persurat kabaran modern. Sejalan dengan daya rengkuhnya terhadap jutaan pembaca diberbagai belahan dunia, serta persaingannya dengan radio dan televisi. Teknologi elektronik yang memasok televisi hampir disetiap rumah, ikut mendorong perkembangan proses pencetakan surat kabar. Kehadiran televisi membuat kemunculan koran atau surat kabar dibagikan secara gratis di negara-negara Eropa dan Amerika. Iklan telah menutup biaya produksi cetak. Sebuah surat kabar berbeda dari tipe publikasi lain, karena kesegarannya, karakteristik headlinenya dan keaneka ragaman liputan yang menyangkut berbagai topik isu dan peristiwa. Hal ini terkait dengan kebutuhan pembaca, akan sisi menarik informasi yang ingin dibacanya dari surat kabar yang menjadi langganannya. Walau demikian surat kabar bukan sekedar pelapor kisah-kisah human interest dari berbagai peristiwa. Pada abad ke-19, surat kabar independent pertama memberikan kontribusi signifikan bagi penyebaran keaksaraan. Membuat khalayak keluar dari buta huruf dan berbagai konsep hak asasi manusia dan kebebasan demokratis. Surat kabar terus menerus mengasah pandangan-pandangan ihwal global village, perkampungan dunia di akhir abad ke-20. Setiap kejadian international terkait erat dengan kepentingan tiap orang di belahan dunia manapun ia berada. Setiap kisah tragedi perseorangan menjadi milik tiap orang untuk mempersoalkannya ke dalam drama persoalan internasional. Asumsinya, setiap orang memiliki hak untuk mengetahui segala pernak- pernik kejadian. Karena dari bekal informasi itulah setiap orang dapat turut urun, rembug, dan berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat. Untuk mendapatkan kepastian informasi dan kemampuan tersebut, tiap orang membutuhkan wartawan surat kabar yang bertugas sebagai wakil masyarakat untuk mencari dan memberi tahu tentang segala peristiwa yang terjadi dan dibutuhkan masyarakat. Pada sisi inilah, mengapa wartawan memiliki hak untuk tahu pada segala informasi publik dan diberi keleluasaan untuk mencari ke mana pun informasi itu berada. Sebab, wartawan bertanggung jawab pada kebutuhan masyarakat akan informasi yang ada di lingkungannya. Surat kabar harian sendiri terbit untuk mewadahi keperluan tersebut. Informasi menjadi instrumen penting dari masyarakat industri. Maka itulah, surat kabar harian bisa disebut sebagai produk dari industri masyarakat. Di samping itu, dalam bentuknya yang independen dalam kemandirian, surat kabar biasanya integral dengan perkembangan paham demokrasi di sebuah masyarakat. Hal itu bisa terlihat dari kondisi kebebasan pers yang terdapat pada suatu masyarakat, dan tingkat keaksaraan membuat khalayak keluar dari buta huruf masyarakat Santana, 2005:87.

2.1.7. Koalisi dan Oposisi Koalisi.

Dokumen yang terkait

PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT PADA HARIAN JAWA POS (Studi Semiotika Pemaknaan Karikatur Clekit “Pers Yang Berkuasa”Edisi 09 Februari 2012 Pada Harian Jawa Pos).

0 0 103

PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT PADA HARIAN JAWA POS (Studi Semiotika tentang Pemaknaan Karikatur Clekit “Belepotan Lumpur” Edisi 11 Februari 2012 di Harian Jawa Pos).

0 0 96

PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT PADA HARIAN JAWA POS (Studi Semiotika Pemaknaan Karikatur Clekit “Pegawai Honorer” Edisi 21 Februari 2012 Pada Harian Jawa Pos).

0 1 94

PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT (Studi Semiotik Pemaknaan Karikatur Editorial Clekit Pada Media Jawa Pos Edisi 17 Agustus 2010).

0 0 81

PEMAKNAAN KARIKATUR EDITORIAL CLEKIT LPI VS PSSI DI HARIAN JAWA POS (Studi semiotika tentang pemaknaan karikatur editorial Clekit LPI vs PSSI edisi 8 Januari 2011 di Harian Jawa Pos).

0 0 92

PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT (Studi Semiotik Pemaknaan Karikatur Editorial Clekit Pada Media Jawa Pos Edisi 17 Agustus 2010)

0 0 18

PEMAKNAAN KARIKATUR EDITORIAL CLEKIT VERSI KOALISI OPOSISI (Studi Semiotika Tentang Pemaknaan Karikatur Editorial Clekit Versi "Koalisi Oposisi" Pada Harian Jawa Pos Edisi 6 Februari 2010).

0 0 19

PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT PADA HARIAN JAWA POS (Studi Semiotika tentang Pemaknaan Karikatur Clekit “Belepotan Lumpur” Edisi 11 Februari 2012 di Harian Jawa Pos)

0 0 23

PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT PADA HARIAN JAWA POS (Studi Semiotika Pemaknaan Karikatur Clekit “Pegawai Honorer” Edisi 21 Februari 2012 Pada Harian Jawa Pos).

0 0 23

PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT PADA HARIAN JAWA POS (Studi Semiotika Pemaknaan Karikatur Clekit “Pers Yang Berkuasa”Edisi 09 Februari 2012 Pada Harian Jawa Pos)

0 0 22