Karikatur Sebagai Proses komunikasi

2.1.5. Karikatur Sebagai Proses komunikasi

John Dewey menyatakan bahwa “komunikasi adalah hal yang menakjubkan”. Dalam pandangannya, masyarakat terus berkembang berkat komunikasi. Dengan komunikasi manusia bisa berinteraksi dan bisa saling memahami apa yang telah terjadi maupun apa yang akan terjadi dalam memenuhi tuntutan kebutuhan kehidupan. Karena manusia dapat menciptakan simbol makna, manusia juga mampu mengutarakan suatu minat dan niat dengan komunikasi, dan hal tersebut dapat pula mempengaruhi bentuk kehidupan sosialnya Rivers, 2003:33. Dalam kehidupan modern manusia tidak bisa melepaskan simbolisme dalam komunikasi modern karena penggunaan ini begitu jelas ada disekitarnya. Simbolisme adalah ciri universal yang hakiki dari semua kebudayaan agama. Peradaban tergantung kemampuan manusia untuk menggunakan dan menciptakan simbol-simbol, bahasa itu sendiri merupakan sekumpulan simbol yang dimanipulasi untuk menyampaikan ide. Bila tidak diberi nama maka ide tidak diungkapkan dan nama yang diberikan kepadanya adalah suatu simbol. Simbol-simbol perlu digunakan untuk memberi nama kepada suatu objek yang tidak bisa dijangkau lebih jauh lagi oleh pikiran komunikasi manusia tergantung pada simbolnya Tatt, 1996:3. Simbol-simbol digunakan untuk menyampaikan ide, makna dan simbol juga dikombinasikan untuk membentuk ungkapan-ungkapan baru. Simbolisme kuno dalam bentuk gambaran yang pada akhirnya melahirkan tulisan abjad. Simbolisme adalah sesuatu yang hidup. Simbolisme telah mengambil bentuk baru dengan penggunaan yang baru pula. Dari awal munculnya peradaban hingga masa kontemporer ini simbol merupakan bagian yang hakiki kehidupan sehari-hari. Tanda-tanda lalulintas dan petunjuk arah membimbing seseorang untuk mencapai tujuannya, simbol dilarang merokok atau dilarang membuang sampah memberikan ancaman bagi mereka yang melanggarnya, orang bisa saja melaggar peraturan berupa simbol-simbol atau larangan-larangan yang dapat membahayakan, namun ia harus siap menaggung resiko yang terjadi terhadap simbol-simbol atau larangan-larangan tersebut.

2.1.6. Surat kabar

Dokumen yang terkait

PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT PADA HARIAN JAWA POS (Studi Semiotika Pemaknaan Karikatur Clekit “Pers Yang Berkuasa”Edisi 09 Februari 2012 Pada Harian Jawa Pos).

0 0 103

PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT PADA HARIAN JAWA POS (Studi Semiotika tentang Pemaknaan Karikatur Clekit “Belepotan Lumpur” Edisi 11 Februari 2012 di Harian Jawa Pos).

0 0 96

PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT PADA HARIAN JAWA POS (Studi Semiotika Pemaknaan Karikatur Clekit “Pegawai Honorer” Edisi 21 Februari 2012 Pada Harian Jawa Pos).

0 1 94

PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT (Studi Semiotik Pemaknaan Karikatur Editorial Clekit Pada Media Jawa Pos Edisi 17 Agustus 2010).

0 0 81

PEMAKNAAN KARIKATUR EDITORIAL CLEKIT LPI VS PSSI DI HARIAN JAWA POS (Studi semiotika tentang pemaknaan karikatur editorial Clekit LPI vs PSSI edisi 8 Januari 2011 di Harian Jawa Pos).

0 0 92

PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT (Studi Semiotik Pemaknaan Karikatur Editorial Clekit Pada Media Jawa Pos Edisi 17 Agustus 2010)

0 0 18

PEMAKNAAN KARIKATUR EDITORIAL CLEKIT VERSI KOALISI OPOSISI (Studi Semiotika Tentang Pemaknaan Karikatur Editorial Clekit Versi "Koalisi Oposisi" Pada Harian Jawa Pos Edisi 6 Februari 2010).

0 0 19

PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT PADA HARIAN JAWA POS (Studi Semiotika tentang Pemaknaan Karikatur Clekit “Belepotan Lumpur” Edisi 11 Februari 2012 di Harian Jawa Pos)

0 0 23

PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT PADA HARIAN JAWA POS (Studi Semiotika Pemaknaan Karikatur Clekit “Pegawai Honorer” Edisi 21 Februari 2012 Pada Harian Jawa Pos).

0 0 23

PEMAKNAAN KARIKATUR CLEKIT PADA HARIAN JAWA POS (Studi Semiotika Pemaknaan Karikatur Clekit “Pers Yang Berkuasa”Edisi 09 Februari 2012 Pada Harian Jawa Pos)

0 0 22