106
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil penelitian yang telah diuraikan pada BAB IV, dari penelitian yang berjudul Pembelajaran Batik Ciprat Bagi Anak Tunagrahita
Ringan SMALB di SLB Bhakti Kencana Krikilan Berbah Sleman dapat ditarik kesimpulan dari tiga tahapan pembelajaran yaitu tahap perencanaan pembelajaran
batik ciprat, tahap pelaksanaan pembelajaran batik ciprat, dan tahap penilaian hasil belajar sebagai berikut:
1. Perencanaan Pembelajaran Batik Ciprat
Persiapan perencanaan pembelajaran batik ciprat pada mata pelajaran keterampilan batik di SLB Bhakti Kencana Krikilan pada tahun ajaran 20152016
dirancang dengan membuat silabus dan RPP menggunakan Paduan Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Khusus SMALB Tunagrahita Ringan C lampiran
halaman 129. Silabus dan RPP dirancang menggunakan format KTSP. Media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran batik ciprat adalah karya siswa
terdahulu. Metode yang dilakukan adalah demonstrasi dan penugasan kepada siswa dengan membuat karya batik ciprat berupa bahan sandang. Pembelajaran
batik ciprat dirasa mudah karena lebih sesuai dengan karakteristik anak tunagrahita tanpa melalui proses pemolaan yang dapat terkendala karena
hambatan yang dimiliki peserta didik.
107
2. Pelaksanaan Pembelajaran Batik Ciprat
Proses pelaksanaan pembelajaran batik ciprat di SLB Bhakti Kencana Berbah dilaksanakan sesuai dengan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran
RPP. Pada proses pembelajaran batik ciprat, anak tunagrahita masih memerlukan bimbingan dan pendampingan guru. Karakteristik batik ciprat yang
mudah untuk anak tunagrahita karena motif abstrak yang tercipta dari cipratan malam alami peserta didik. Pewarnaan menggunakan teknik colet dengan pewarna
sintetis remasol yang mudah diikuti oleh peserta didik dengan karakteristik tunagrahita. Menghasilkan karya batik bahan sandang dengan motif abstrak dan
pewarnaan dengan beragam warna-warna yang digunakan oleh peserta didik.
3. Penilaian Hasil Belajar
Pada pembelajaran batik ciprat, karya yang dihasilkan dari pembelajaran batik ciprat di SLB Bhakti Kencana Krikilan oleh anak tunagrahita ringan adalah
kain batik berupa bahan sandang sebanyak empat karya batik bahan sandang. Penilaian dalam pembelajaran batik ciprat ini menggunakan alat ukur non tes dan
pengamatan berkesinambungan. Penilaian mencakup ranah kognitif pengetahuan, afektif sikap, dan psikomotorik unjuk kerja untuk menilai kemampuan peserta
didik. Dari hasil penilaian yang dilakukan pada pembelajaran batik ciprat, dapat dilihat bahwa nilai dari persiapan dan proses pembelajaran peserta didik mampu
memenuhi kriteria ketuntasan minimal KKM yaitu 70. Eko mampu memperoleh nilai diatas kriteria ketuntasan minimal KKM yaitu 8,25 karena kompetensi yang
telah diperoleh selama belajar membatik di SLB Bhakti Kencana dinilai baik oleh Taufik lampiran halaman 153.
108
B. Saran