b. Validitas
1 Pengertian
Menurut Ngalim Purwanto 2013: 137 mengungkapkan “Validitas kesahihan adalah kualitas yang menunjukkan
hubungan antara suatu pengukuran diagnosis dengan arti atau tujuan kriteria belajar atau tingkah laku”. Sumarna Surapranata
2009: 50 Validitas adalah suatu konsep yang berkaitan dengan sejauhmana tes telah mengukur apa yang seharusnya diukur.
Validitas tes perlu ditentukan untuk mengetahui kualitas tes dalam kaitannya dengan mengukur hal yang seharusnya diukur.
Menurut Suharsimi Arikunto 2012: 80-84 secara garis besar terdapat dua macam validitas, yaitu :
a Validitas Logis
Istilah “validitas logis” mengandung kata “logis” yang berasal dari kata logika, yang berarti penalaran.
Validitas logis untuk sebuah instrumen evaluasi menunjuk pada kondisi bagi sebuah instrumen yang memenuhi
persyaratan valid berdasarkan hasil penalaran. Menurut Suharsimi Arikunto 2012: 81 ada dua
macam validitas logis yang dapat dicapai oleh sebuah instrumen, yaitu :
1 Validitas Isi Content Validity Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila
mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan. Validitas ini
dapat diusahakan tercapainya sejak saat penyusunan dengan cara memerinci materi kurikulum atau materi
buku pelajaran. 2 Validitas Konstruksi Construct Validity
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut
mengukur setiap aspek berpikir sesuai dengan aspek berpikir yang menjadi tujuan instruksional.
b Validitas Empiris
Istilah “validitas empiris” memuat kata “empiris” yang artinya pengalaman. Sebuah instrumen dapat dikatakan
memiliki validitas empiris apabila sudah diuji dari pengalaman. Menurut Suharsimi Arikunto 2012: 81
terdapat dua macam validitas empiris, yakni dua cara yang dapat dilakukan untuk menguji bahwa sebuah instrumen
memang valid adalah : 1
Validitas “Ada Sekarang” Concurrent Validity Sebuah tes dikatakan memiliki validitas “ada
sekarang” jika hasilnya sesuai dengan pengalaman.
Dalam hal ini, hasil tes dipasangkan dengan hasil pengalaman. Pengalaman selalu mengenai hal yang
telah lampau sehingga data pengalaman tersebut sekarang sudah ada.
2 Validitas Prediksi Predictive Validity
Memprediksi artinya meramal, dengan meramal selalu mengenal hal yang akan datang jadi sekarang belum
terjadi. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas prediksi atau validitas ramalan apabila mempunyai
kemampuan untuk meramalkan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang.
2 Cara Mengukur Validitas a Validitas Alat Ukur
Menurut Sumarna Surapranata 2009:56 salah satu cara untuk menentukan validitas alat ukur adalah dengan
menggunakan korelasi
product moment
dengan simpangan. Selain dengan simpangan adapula rumus
product moment dengan angka kasar. Berikut ini adalah rumus-rumus dengan menggunakan korelasi product
moment : 1 Korelasi product moment dengan simpangan :
=
2 2
Keterangan : =
Koefisien korelasi antara variabel dan
variabel ,
dua variabel
yang dikorelasikan =
dan =
. =
Jumlah perkalian dengan
2
= Kuadrat dari
2
= Kuadrat dari
Suharsimi Arikunto, 2012: 85 2 Korelasi product moment dengan angka kasar :
=
2
²
2
² Keterangan :
= Koefisien korelasi antara variabel
dan variabel
, dua
variabel yang
dikorelasikan =
dan =
. =
Jumlah peserta didik =
Perkalian dengan
= Jumlah perkalian
dengan
2
= Kuadrat
2
= Kuadrat
² =
Jumlah kuadrat ²
= Jumlah kuadrat
Suharsimi Arikunto, 2012: 87 b Validitas Item
Sebuah item dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total. Skor pada
item menyebabkan menjadi tinggi atau rendah. Dengan kata kain dapat dikemukakan disini bahwa sebuah item
memiliki validitas yang tinggi jika skor pada item
mempunyai kesejajaran dengan skor total. Validitas item bisa dicari menggunakan korelasi product moment
baik dengan rumus simpangan maupun rumus angka kasar. Tetapi masih ada cara lain untuk menghitung
angka kasar, yaitu :
pbi
= M
p
M
t
S
t
p q
Keterangan :
pbi
= Koefisien korelasi biserial
M
p
= Rerata skor dari subjek yang menjawab
betul bagi item yang dicari validitasnya. M
t
= Rerata skor total
S
t
= Standar deviasi dari skor total proporsi
p =
Proporsi siswa yang menjawab benar p =
banyak siswa yang benar jumlah seluruh siswa
q =
Proporsi siswa yang menjawab salah q = 1 - p
Suharsimi Arikunto, 2012: 90-93
Indeks korelasi point biserial yang diperoleh dari
hasil penghitungan dikonsultasikan dengan r tabel pada taraf signifikansi 5 sesuai dengan jumlah peserta
didik yang diteliti. Apabila r tabel maka butir
soal tersebut valid. Apabila r tabel maka butir
soal tersebut tidak valid.
c. Reliabilitas