40
dan politik. Adapaun hambatan tersebut diantaranya kuranngya dipahaminya ajaran agama dengan baik dan tepat, Pengaruh adat kebiasaan dan budaya setempat.
93
2.4.6. Gereja Kristen Jawa dan Perempuan
Gereja Kristen Jawa merupakan gereja suku Jawa yang tumbuh dan berkembang di pulau Jawa. Bermula dari sembilan orang dari kalangan terbawah masyarakat Jawa dengan
profesi buruh miskin, tukang membatik yang bekerja pada Ny. Van oostrom Phillips di Banyumas, nekad berjalan kaki sejauh 300 Km. Suatu perjalanan panjang untuk sekedar
mendapatkan tanda baptis dari Zendeling NZG W. Hoezoo pada tanggal 10 Oktober 1858. Mereka inilah cikal bakal pertama gereja yang nanti bernama Gereja Kristen Jawa. GKJ
tumbuh pertama kali dikawasan Banyumas oleh golongan akar rumput, buta huruf, anggota masyarakat kelas bawah.
94
Tokoh Jawa yang sangat terkenal dalam memberitakan injil kepada masyarakat Jawa yaitu Kyai Sadrach. Semula Kyai Sadrach adalah seorang yang suka
ngelmu
usaha manusia untuk mengetahui rahasia hidup. Ia bertemu dengan Kyai Tunggul Wulung, yang sudah
menjadi Kristen karena pemberitaan injil dari Mr.FL Anthing. Akhirnya Kyai Sadrach bertemu dengan Mr.FL. Anthing dan mendapat pelajaran tentang Injil. Berbekal pelajaran
yang diterima maka Kyai sadrach memberitakan injil dengan menggunakan bahasa Jawa dan adat Jawa yang tidak bertentangan dengan iman Kristen. Ia berkelana memberitakan Injil di
daerah Jawa Tengah, dari daerah Purworejo ke utara terus ke timur sampai ke daerah Kendal.
95
Seiring dengan perkembangan jaman, maka banyaklah orang Jawa yang menganut agama Kristen. Pertumbuhan jemaat yang ada di Pulau Jawa tidak terlepas dari pekabaran
Injil dari Zending. Pada kenyataannya gereja Jawa tumbuh dalam ketergantungan yang akut
93
Wanita Dalam, 242.
94
Sejarah Singkat Sinode Gereja Kristen Jawa , Salatiga: Agenda Sinode GKJ, 2014, 45-49.
95
45 Tahun Gereja Kristen Jawa Semarang Barat, Semarang: PT Panji Graha, Cet 1, 2009, 3-5.
41
pada Pendeta Missi dan zendingnya. Pendewasaan kelompok Gereja-gereja pertama kali terjadi atas gereja Purworejo 4 Februari 1900, disusul dengan pendewasaan gereja di kota-
kota di Pulau Jawa. Sehingga 17 Pebruari 1931 berdirilah Gereja-gereja Kristen Jawa di Kebumen Jawa Tengah.
96
GKJ yang sebagian besar Jemaatnya berkultur Jawa menganggap sebagai suatu hal yang wajar jika laki-laki diberi peran lebih dalam mengelola kehidupan berjemaat dibanding
perempuan. Partisipasi perempuan dalam kehidupan GKJ juga masih tergantung pada kemampuan perempuan untuk melakukan manajemen waktu dengan tugas-tugas profesi dan
keluarga. Terkadang kaum perempuan Jawa sendiri yang merasa dirinya kurang mampu dan kurang berani dalam mengambil keputusan sehingga tidak mau berperan sama dengan laki-
laki.
97
Peran perempuan dalam kehidupan Gereja Kristen Jawa masih sangat kurang. Hal ini didukung dengan adanya larangan melalui akta Sidang Sinode. sudah tertuang dalam bab 1.
Sebagai penyeimbang Perempuan Jawa lebih dikehendaki untuk berperan dari aspek feminim. Sebagai ibu dengan peran mengasuh dan mendidik anak, menyediakan kebutuhan
rumah tangga sehari-hari, melayani suami dan anak, lebih halus dalam berkomunikasi, tidak agresif, tidak dituntut untuk tampil memimpin baik di rumah, di masyarakat maupun di
organisasi, sehingga interaksi Perempuan lebih banyak di rumah. Perempuan Jawa umumnya
mendedikasikan hidupnya untuk melayani suami, anak-anak dan keluarga. Sebagai seorang istri tidak boleh mempermalukan suami, Istri harus selalu menghormat suami, dan
menghargai suami, menempatkan suami begitu tinggi, dan memenuhi segala kebutuhan
96
Sejarah Singkat, 45-49.
97
Hasil wawancara dengan Ibu Hl, Ibu Vk, Ibu Wh, Ibu Srk, IbuHw, Minggu, 19 Januari 2014, pkl 19.00Wib. Lokasi di GKJ Semarang Barat
42
suami. Oleh karena itu pengabdian total perempuan Jawa merupakan strategi diplomasi untuk mempunyai otoritas dan mendapatkan apa yang menjadi harapannya.
98
2.5. Perspektif Perempuan Jawa tentang identitas Perempuan