39
kinerja kepala sekolah dan penilaian sekolah. Dengan adanya penilaian sekolah akan diketahui apakah program
tersebut layak dalam satuan pendidikan berdasarkan kreteria yang ditetapkan. Penilaian kinerja kepala sekolah
digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan program yang telah dibuat sebelumnya. Orang-orang yang terlibat
dalam penelitian ini semua tenaga pendidik dan kependidikan sekolah serta stakeholder yang terdiri dari,
komite sekolah, wali murid dan tokoh masyarakat setem- pat yang mendukung pelaksanaan program.
2.1.3 Program
Program adalah suatu rencana yang sudah dipikir- kan sebelumnya untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Menurut Arikunto dan Jabar 2014:4 program didefinisi- kan sebagai suatu unit atau kesatuan kegiatan yang
merupakan realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam proses yang terus menerus,
dan terjadi pada organisasi yang melibatkan sekelompok orang. Sedangkan Sukardi 2014:4 program merupakan
salah satu hasil kebijakan yang penempatannya melalui proses panjang dan disepakati oleh para pengelolanya
untuk dilaksanakan baik oleh sivitas akademika maupun tenaga administrasi institusi. Program menurut Sa ud dan
Makmum 2009:182 program menyangkut persiapan rencana-rencana yang sepesifik disertai prosedur-pro
sedur untuk diterapkan oleh suatu lembaga.
40
Inti dari program menurut Arikunto dan Jabar, Sukardi, Sa ud dan Makmum adalah suatu unit yang
merupakan implementasi kebijakan melalui proses pan- jang dan disepakati bersama. Persamaan dari teori para
tokoh terdapat pada keterlibatan organisasi atau lembaga dalam pelaksanaannya. Perbedaanya menurut Sa ud dan
Makmum lebih rinci karena ada persiapan rencana- rencana yang spesifik disertai prosedur-prosedur pene-
rapannya. Pendapat dari ketiga tokoh tersebut bisa disimpulkan bahwa program adalah rencana-rencana
yang disusun secara spesifik untuk disepakati suatu orga nisasi selanjutnya untuk dilaksanakan dan diterapkan
baik dalam pendidikan maupun tenaga administrasi.
2.1.4 Program Pendidikan Inklusi
Untuk pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus ABK di sekolah inklusi agar dapat berjalan
dengan baik perlu adanya program. Program tersebut perlu disusun, dilaksanakan dan dievaluasi secara ber-
kala serta sistematis. Pembuatan program bagi ABK perlu disesuaikan
dengan kemampuan
individu mereka.
Maksudnya, seorang pendidik harus tahu kebutuhan yang apa diperlukan agar dapat membantu mereka untuk
mandiri. Patton Delphie, 2009:69. Program layanan pendidikan inklusi melaui beberapa tahapan-tahapan
antara lain: a. Pelaksanaan deteksi diri; b. penentuan sasaran dan tujuan; c. penentuan metode yang tepat; d.
41
penyiapan peralatan; e. penentuan kegiatan yang sejalan; f. evaluasi seluruh hasil kerja.
Lebih jelasnya mengenai layanan bagi anak ber- kebutuhan khusus Delphie 2009:70 menyatakan bahwa
layanan pendidikan anak berkebutuahan khusus perlu ada modifikasi yang sesuai dengan kebutuhan antara lain
kurikulum, lingkungan fisik sekolah, proses hubungan sosial di kelas, media mengajar, sistem evaluasi, dan
struktur administrasi . Intinya dari pendapat Delphie dan Patton mengenai
program pendidikan inklusi yaitu proses pemograman berdasarkan kemampuan-kemampuan individu. Ada per-
bedaan pendapat dari kedua tokoh tersebut antara lain yaitu menurut Delphie memandang program pendidikan
inklusi membutuhkan program yang lebih luas lagi sedang menurut Patton program pendidikan inklusi mem-
butuhkan pendidik yang mempunyai pemikiran khusus agar dapat membantu mereka untuk mandiri.
Dari penjelasan dua tokoh di atas dapat disimpul- kan bahwa program layanan bagi anak berkebutuhan
khusus harus disusun, dilaksanakan, dievaluasi secara berkala atau sistematis dan pemogramannya harus
ditinjau secara khusus serta bertahap. Disamping itu perlu juga adanya modifikasi. Modifikasi yang dilakukan
ini contohnya bisa modifikasi kurikulum sekolah, modifi-
42
kasi rencana pembelajaran RPP yang dibuat guru-guru untuk kepentingan anak ABK di sekolah.
2.1.5 Evaluasi