13
BAB II KAJIAN TEORI
A. MINAT BELAJAR
B. Pengertian Minat Belajar Menurut  Sukardi    1988:61,  minat  dapat  diartikan  sebagai  suatu
kesukaan,  kegemaran  atau  kesenangan  akan  sesuatu.  Adapun  menurut Sardiman  2007:77,  minat  adalah  suatu  kondisi  yang  terjadi    apabila
seorang  melihat  ciri-ciri  atau  arti  sementara  situasi  yang  dihubungkan dengan  keinginan-keinginan  atau  kebutuhan-kebutuhan  sendiri.  Oleh
karena  itu,  apa  saja  yang  dilihat  sesorang  barang  tentu  akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat it mempunyai hubungan
dengan  kepentingannya  sendiri.  Hal  ini  menunjukan  bahwa  minat merupakan kecenderungan jiwa sesorang terhadap sesuatu objek, biasanya
disertai  dengan  perasaan  senang,  karena  itu  merasa  ada  kepentingan dengan sesuatu itu.
Menurut  Bernard  dalam  Sardiman  2007:76  menyatakan  bahwa minat timbul tidak  secara tiba-tiba atau spontan,  melainkan timbul akibat
dari  partisiapsi,  pengalaman,  kebiasaan  pada  waktu  belajar  atau  bekerja. Jadi,  jelas  bahwa,  minat  akan  selalu  terkait  dengan  persoalan  kebutuhan
dan  keinginan.  Dalam  kaitnya  dengan  belajar  Hansen  1995:1 menyebutkan  bahwa  minat  belajar  siswa  erat  hubungannya  dengan
kepribadian,  motivasi,  ekspresi  dan  konsep  diri  atau  identifikasi,  faktor keturunan dan pengaruh ektrnal atau lingkungan. Dalam praktiknya, minat
14
atau  dorongan  dalam  diri  siswa  terkait  dengan  apa  dan  bagaimana  siswa dapat  mengaktualisasikan  dirinya  dalam  belajar.  Dimana  identifikasi  diri
memiliki  kaitan  dengan  peluang  atau  hambatan  siswa  dalam mengeskspresikan potensi atau kreativitas dirinya sebagai perwujudan dari
minat  spesifik  yang  dia  miliki.  Adapun  faktor  keturunan  dan  pengaruh eksternal  atau  lingkungan  lebih  berkaitan  dengan  perubahan-perubahan
yang terjadi dari minat siswa akibat dari pengaruh yang terjadi dari minat siswa akibat dari pengaruh situasi kelas, sistem, dan dorongan keluarga.
Dari  beberapa  gambaran  definisi  minat  belajar  diatas,  kiranya  dapat ditegaskan  disini  bahwa  minat  belajar  adalah  pilihan  kesenangan  dalam
melakukan  kegiatan  dan  dapat  membangkitkan  gairah  seseorang  untuk memenuhi kesediaanya dalam belajar. Minat belajar adalah kemauan siswa
untuk  mendapatkan  ilmu  yang  diciri-ciri  sebagai  berikut  :  1  kesukaan, 2 ketertarikan, 3 perhatian, dan 4 keterlibatan
C. Ciri-ciri Minat Belajar Ciri-ciri minat menurut Hurlock 2007:115 adalah
a.  Minat  tumbuh  bersamaan  dengan  perkembangan  fisik  dan  mental. Minat  disemua  bidang  beubah  selam  terjadi  perubahan  fisik  dan
metal.  Perubahan  minat  akan  berubah  dengan  bertambahnya usai.pada  waktu  perumbuhan  terlambat  dan  kematangan  dicapai,
minat menjadi lebih stabil.
15
b.  Minat  bergantung  pada  kesiapan  belajar.  Anak-anak  tidak  dapat mempunyai minat sebelum mereka siap secara fisik dan mental.
c.  Minta  bergantung  pada  kesempatan  belajar.  Kesempatan  untuk belajar  bergantung pada  lingkungan dan  minat. Minat  yang tumbuh
dari  rumah,  tetap  dengan  bertambah  luasnya  lingkup  sosial  akan menjadi tertarik pada minat orang diluar rumah yang mulai dikenal.
d.  Perkembangan  minat  terbatas.  Ketidakmampuan  fisik  dan  mental pengalaman sosial yang terbtas membatasi minat seseorang.
e.  Minat  dipengaruhi  oleh  budaya.  Anak-anak  mendapat  kesempatan dari orang tua, guru, dan orang dewasa  lain untuk belajar  mengenai
apa saja yang boleh kelompok budaya mereka dianggap minat sesuai dan  mereka  tidak  diberi  kesempatan  untuk  menekuni  minat  yang
dianggap tidak sesuai bagi mereka oleh kelompok budaya mereka. f.  Minat berbobot emosional. Bobot emosional apek sfektif dari minat
menentukan kekuatannya.
Bobot emosional
yang tidak
menyenangkan  melemahkan  minat  dan  bobot  emosional  yang menyenangkan mempekuatnya.
g.  Minat  itu  egosentris.  Sepanjang  masa  kanak-kanak,  minat  itu egosentris.  Misalnya,  minat  anak  laki-laki  pada  matematika  sering
berlandaskan  keyakinan  bahwa  kepandaian  dibidang  matematika disekolah  merupakan  langkah  penting  menuju  kedudukan  yang
mengutungkan dan bergensi dunia usaha.
16
Menurut  Slamet  2003:58  siswa  yang  berminat  dalam  belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a.  Mempunyai  kecenderungan  yang  tetap  untuk  memperhatikan  dan mengenang sesuatu yang dipelajari secar terus menerus.
b.  Ada rasa suka dan senag pada sesuatu yang diminati, c.  Memperoleh  suatu  kebanggan  dan  kepuasan  pada  sesuatu  yang
diminati.  Ada  rasa  keterikatan  pada  sesuatu  aktivitas-aktivitas  yang diminat.
d.  Lebih  menyukai  suatu  hal  yang  menjadi    minatnya  daripada  yang lainnya.
e.  Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan Menurut Safari 2005:111, terdapat ciri-ciri minat belajar yaitu :
a.  kesukaan, b.  ketertarikan,
c.  perhatian, d.  keterlibatan
Dari  pendapat  di  atas  dapat  disimpulkan  bahwa  ciri-ciri  minat belajar  adalah  memiliki  kecenderungan  yang  tetap  untuk  memperhatikan
dan  mengenang  sesuatu  secara  terus  menerus,  memperoleh  kebanggaan dan  kepuasan  terhadap  hal  yang  diminati,  berpartisipasi  pada
pembelajaran,  dan  minat  belajar  dipengaruhi  oleh  budaya.  Ketika  siswa ada  minat  dalam  belajar  maka  siswa  akan  senantiasa  aktif  berpartisipasi
17
dalam  pembelajaran  dan  akan  memberikan  prestasi  yang  baik  dalam pencapaian prestasi belajar.
D.  Faktor yang mempengaruhi minat belajar Minat belajar yang ada pada siswa pada dasarnya dipenagruhi oleh
banyaknya faktor. Menurut Gorrison 1936:153 menyatakan bahwa : Some factors that are of spesial importance in the develompt and
guidance of the pupils are : a  The personal of teacher
b  The attitude of the teacher toward the child and the school c  The home influence
d  Various enviromental influnce other that the home and the
school e  The maturity of the chlid
Pendapat  diatas  menerangkan  bahwa  faktor  yang  sangat  penting dalam  pertumbuhan  dan  bimbingan  siswa,  sikap  guru,  pengaruh
lingkungan rumahdan di sekolah serta kematangan siswa. Menurut  Siti  Rahayu  Haditono  1983:3  ada  dua  faktor  yang
mempengaruhi minat belajar yaitu : a.  Faktor  dari  dalam  :  diantaraya  keluarga,  sekolah,  dan  faktor
masyarakat. b.  Faktor  dari  luar  :  diantaranya  keluarga,  sekolah,  dan  faktor
masyarakat atau lingkungan. Shaleh  dan  Wahab  2004:263,  menyatakan  bahwa,  secara  garis
besar faktor yang dapat mempenagruhi timbulnya minat terhadap sesuatu dapat  dikelompok  menjadi  dua  yaitu;  1  bersumber  dari  individu  yang
18
bersangkutan  misal:  bobot,  umur,  jenis  kelamin;  2  berasal  dari  luar individu  mencakup  lingkungan  keluarga,  lingkungan  sekolah,  dan
lingkungan masyarakat. Seseorang  akan  berminat  dalam  belajar  manakala  ia  dapat
merasakan  manfaat  terhadap  apa  yang  dipelajari,baik  untuk  masa  kini maupun  masa  yang  akan  datang  dan  dirasakan  ada  kesesuaian  dengan
kebutuhan  yang  sedang  dihadapi,  sehingga  dapat  disimpulkan  bahwa factor-faktor yang mempengaruhi tumbuh berkembangnya minat maupun
sebaliknya mematikan minat belajar adalah sebagai berikut : 1 Faktor Internal
Faktor internal adalah factor yang berada dalam diri siswa antara lain : a  Kematangan
Kematangan dalam
diri siswa
dipengaruhi oleh
pertumbuhan  mentalnya.  Mengajarkan  sesuatu  pada  siswa  dapat dikatakan  berhasil  jika  taraf  pertumbuhan  pribadi  telah
memungkinkan  dan  potensipotensi  jasmani  serta  rohaninya  telah matang untuk menerima hal yang baru.
b Latihan dan Ulangan
Oleh  karena  telah  terlatih  dan  sering  mengulangi  sesuatu, maka  kecakapan  dan  pengetahuanyang  dimiliki  siswa  dapat
menjadi  semakin  dikuasai.  Sebaliknya  tanpa  latihan  pengalaman- pengalaman yang telah dimiliki dapat hilang atau berkurang. Oleh
19
karena  latihan  dan  seringkali  mengalami  sesuatu,  maka  seseorang dapat timbul minatnya pada sesuatu.
c Motivasi
Motivasi  merupakan  pendorong  bagi  siswa  untuk melakukan  sesuatu.  Motivasi  dapat  mendorong  seseorang,
sehingga  akhirnya  orang  itu  menjadi  spesialis  dalam  bidang  ilmu pengetahuan  tertentu.  Tidak  mungkin  seseorang  mau  berusaha
mempelajari  sesuatu  dengan  sebaik-baiknya  jika  ia  tidak mengetahui betapa penting dan faedahnya hasil yang akan dicapai
dari belajarnya bagi dirinya Purwanto, 2006 : 103-104.
2 Faktor Eksternal Faktor eksternal adalah factor yang berasal dari luar diri siswa, antara
lain : a  Faktor Guru
Seorang   guru   mestinya mampu
menumbuhkan dan
mengembangkan  minat  diri  siswa.  Segala  penampilan seseorang  guru  yang  tersurat  dalam  kompetensi  guru  sangat
mempengaruhi  sikap  guru  sendiri  dan  siswa.  Kompetensi  itu terdiri  dari  kompetensi  personal  yaitu  kompetensi  yang
berhubungan  dengan  kepribadian  guru  dan  kompetensi professional yaitu kemampuan dalam penguasaan segala seluk
beluk  materi  yang  menyangkut  materi  pelajaran,  materi
20
pengajaran maupun yang berkaitan dengan metode pengajaran. Hal  demikian  ini  dapat  menarik  minat  siswa  untuk  belajar,
sehingga mengembangkan minat belajar siswa. b  Faktor Metode
Minat  belajar  siswa  sangat  dipengaruhi  metode  pengajaran yang  digunakan  oleh  guru.  Menarik  tidaknya  suatu  materi
pelajaran  tergantung  pada  kelihaian  guru  dalam  menggunakan metode  yang  tepat  sehingga  siswa  akan  timbul  minat  untuk
memperhatikan dan tertarik untuk belajar c  Faktor Materi Pelajaran
Materi  pelajaran  yang  diberikan  atau  dipelajari  bila  bermakna bagi diri siswa, baik untuk kehidupan masa kini maupun masa
yang  akan  dating  menumbuhkan  minat  yang  besar  dalam belajar.  Oemar  Hamalik  ,  2006  :  30-32.  Berbagai  faktor
tersebut saling berhubungan erat dan dapat pula bersama-sama mempengaruhi minat belajar siswa.
E.  Cara Meningkatkan Minat Belajar Siswa Dalam  Sardiman    2008  :  95    cara  membangkitkan  minat
adalah sebagai berikut : a. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan.
b. Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau. c. Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
21
d. Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar Menurut Winkel  1983 : 30  perasaan merupakan faktor psikis
yang nonintelektual,
yang khusus
berpengaruh terhadap
semangatgairah belajar.
Dengan melalui
perasaannya siswa
mengadakan  penilaian  yang  agak  spontan  terhadap  pengalaman- pengalaman  belajar  di  sekolah.  Penilaian  yang  positif  akan  terungkap
dala “perasaan senang” rasa puas, rasa gembira, rasa simpati, dan lain sebagainya.  Perasaan  senang  akan  menimbulkan  minat  pula,  yang
diperkuat  lagi  oleh  sikap  yang  positif.    Dalam  Winkel    1983  :  30 guru  di  SMP  dan  SMA  harus  membuat  siswa  senang  dalam  belajar,
dengan cara antara lain : a.  Membina hubungan akrab dengan siswa, namun tidak bertingkah
seperti anak remaja. b.  Menyajikan  bahan  pelajaran  yang  tidak  terlalu  sulit,  namun  tidak
terlalu mudah. c. Menggunakan alat-alat pelajaran yang menunjang proses belajar.
d.  Bervariasi  dalam  cara  pengajarannya,  namun  tidak  berganti-ganti metode sehingga siswa menjadi bingung.
22
B.  Diskusi Kelompok 1.  Pengertian Diskusi Kelompok
Menurut  Tatiek  Romlah  2006:89  diskusi  kelompok  merupakan percakapan  yang  terencana  antara  tiga  orang  atau  lebih  dengan  tujuan
untuk  memcahkan  masalah atau untuk  memperjelas suatu persolaan  yang terpimpin.  Diskusi  kelompok  dilakukan  dengan  tujuan  yang  jelas  dan
terencana. Pelaksanaan diskusi kelompok terdapat seorang pemimpin yang bertuguas  mengatur  jalannya  diskusi  agar  tujuan  dari  diskusi  kelompok
dpat tercapai. Menurut Roestiyah 2012:5 diskusi kelompok adalah suatu tekhik
belajar  mengajar  yang  melibatkan  proses  interaksi  aktif  antara  dua  atau lebih individu untuk saling tukar pengalaman, informasi, dan memecahkan
masalah,  yang  dilakukan  oleh  guru  disekolah.  Diskusi  kelompok  akan memaksa  siswa  terlibat  aktif,  siswa  lebih  leluasa  ketika  menyampaikan
pengalaman,  pendapat,  dan  bertanya.  Hal  tersebut  dikarenakan  siswa berinteraksi  dengan  teman  mereka  sendiri  sehingga  tidak  ada  perasaan
canggung, malu, dan takut. Diskusi  Menurut  Tukiran,  dkk  2013:  23-25  ialah  proses
penglihatan  dua  atau  lebih  individu  yang  berinteraksi  secara  verbal  dan saling  berhadapan  muka  mengenai  tujuan  atau  sasaran  yang  sudah
ditentukan  dengan  tukar  menukar  informasi,  mempertahankan  pendapat, atau  memcahkan  masalah.  Diskusi  kelompk  dilakukan  dengan  posisi
duduk  saling  berhadapan  bisa  dengan  posisi  duduk  melingkar  agar
23
proses  penyampaian  pendapat  dan  interaksi  tiap  anggota  kelompok  dapat terjadi dengan lebih mudah.
Menurut Suryosubroto 2002:179 metode diskusi kelompok dalam proses  pembelajaran  merupakan  cara  penyajian  bahan  pelajaran  dengan
memberikan kesempatan pada siswa kelompok siswa untuk mengadakan perbincangan  guna  mengumpulkan  pendapat,  menyimpulkan  atau
penyusun  alternatif  pemecahan  masalah.  Materi  pelajaran  yang  diberikan oleh  guru  dibicarakan  bersama,  siswa  satu  sama  lain  saling  memberikan
pengertian  mengenai  materi  tersebut.  Dibentuknya  kelompok  membuat materi pelajaran akan lebih mudah dicermati oleh siswa.
Menurut  Tohirin  2007:  291-292,  Diskusi  Kelompok  merupakan suatu  cara  dimana  siswa  memperoleh  kesempatan  untuk  memecahkan
masalah secara bersama-sama. Dari  beberapa  pendapat  diatas  dapat  disimpulkan  bahwa  metode
diskusi  kelompok  adalah  proses  interaktif  antara  dua  individu  atau  lebih yang saling tukar pengalaman, informasi, dan memecahkan masalah.
2.  Tujuan Diskusi Kelompok Menurut  Roestiyah  2012:6  ada  tiga  tujuan  penggunaan  diskusi
kelompok, yakni : a.  Siswa  didorong  menggunakan  pengetahuan  dan  pengalaman
yang dimiliki sebagai sarana untuk memecahkan masalah. Saat proses  diskusi  kelompok  akan  banyak  ditemukan  perbedaan
24
pendapatantar  siswa,  dari  situlah  siswa  akan  belajar  berfikir logis  untuk  menentukan  pendapat  mana  yang  mendekati
kebenaran. b.  Melatih  siswa  untuk  lebih  demokratis  dengan  menyampikan
pendapatnya sendiri secara lisan. c.  Membantu  siswa  belajar  berpartisipasi  dalam  berpartisipasi
dalam pembicaraan untuk memecahkan masalah. Tujuan diskusi kelompok juga diungkap oeh Dinkmeyer dan Muro
dalam  Tatiek  Romlah,  2006:89,  diantaranya:  a  merangsang  individu untuk  mengembangkan  pengertian  terhadap  diri  sendiri;  b  merangkum
pendapat  kelompok;  c  didapatnya  pandagan  baru  mengenai  hubungan antara manusia.
Jacobsen  Eggen,  Kauchak,  dan  Dulaney  dalam  Tatiek  Romlah, 2006:89,  juga  menyatakan  bahwa  metode  diskusi  kelompok  dapat
digunakan  dengan  berbagai  tujuan  ,  yaitu  a  mengembangkan keterampilan  kepemimpinan;  b  merangkum  pendapat  kelompok;  c
guna mencapai suatu persetujuan kelompok; d belajar menjadi pendengar aktif;
e mengatasi
perbedaan-perbedaan dengan
tepat; f
mengembangkan  kemampuan  untuk  memparaprase;  g  belajar  mandiri; dan  h  mengembangkan  kemampuan  menganalisis,  mensintesis,  dan
menilai.  Tujuan  diskusi  kelompok  disini  berarti  mampu  untuk mengembangkan  berbagai  keterampilan,  mulai  dari  keterampilan
25
memimpin, mendengar, mengatasi perbedaan, menyampaikan pendapatan, menarik kesimpulan, mandiri, menganalis dan menilai.
Tujuan  diskusi  yang  dilakukan  guru  memiliki  tiga  tujuan insruksional penting seperti diungkapkan oleh  Arends2008:75. Pertama,
diskusi dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa dan membantunya untuk  mengonstruksikan  pemahamannya  sendiri  mengenai  isi  akademik.
Diskusi  membantu  siswa  meningkatan  kemampuan  untuk  memahami materi  tertentu.  Kedua,  diskusi
bertujuan  untuk  meningkatkan keterlibatkan dan hubungan siswa. Diskusi  memberikan kesempatan pada
siswa  untuk  berbicara  dan  mengemukakan  ide-idenya  sendiri  di  depan umum serta memberikan motivasi pada siswa untuk terlibat dalam wacana
di  luar  kelas.  Ketiga,  dengan  diskusi  guru  dapat  membantu  siswa mempelajari bermacam-macam keterampilan komunikasi  penting, seperti
menyatukan ide-ide dengan jelas, mendengarkan dan merespon orang lain, serta  mengajukan  pertanyaan  kepada  orang  lain  dengan  cara  yang  baik.
Tujuan  diskusi  menurut  Arends  adalah  meningkatkan  pemahaman  dalam berpikir,  berhubungan  dengan  orang  lain,  meningkatkan  keterampilan
komunikasi pada siswa. Menurut  J.J  Hasibun  dan  Moedjiono  2006:23  diskusi  kelompok
bertujuan agar siswa dapat berbagi informasi atau pengalaman, mengambil keputusan  atau  untuk  memecahkan  masalah.  Tujuan  diskusi  kelompok
dapat dijabarkan sebagai berikut :
26
a. Memberikan  kesempatan  siswa  agar  dapat  menyalurkan kemampuannya dalam berinteraksi dengan orang lain.
b. Merangsang siswa agar lebih dapat bersikap terbuka. c. Melatih siswa agar berpikir kritis dalam menyampaikan pendapat.
d. Mengasah  siswa  untuk  menilai  kemampuan  dan  peranan  diri maupun teman-teman.
e. Membantu  anak  menyadari  dan  merumuskan  berbagai  masalah, baik dari pengalaman sendiri maupun dari pelajaran disekolah.
f. Melatih  anak  untuk  dapat  menerima  pendapat  atau  masukan  dari orang lain.
g. Memberikan  motivasi pada anak untuk dapat  menerima  masukan orang lain.
Tujuan  dari  diskusi  kelompok  adalah  bisa  untuk  mendiskusikan dalam  konteks  pemecahan  masalah  siswa  misalnya  menyangkut  masalah
belajar,  penggunaan  waktu  luang,  masalah-masalah  karier.  Tohirin,292  : 2007
Dari  beberapa  pendapat  tentang  tujuan  diskusi  kelompok  dapat disimpulkan bahwa dalam dunia pendidikan yang semakin demokratis ini,
metode  diskusi  mendapat  perhatian  besar  karena  memliki  arti  penting dalam  merangsang  para  siswa  untuk  berpikir  dan  mengekspresikan
pendapatnya  secara  bebas  dan  mandiri.  Dengan  demikian,  diskusi kelompok  dapat  meningkatkan  kreativitias  siswa,  serta  membina
27
kemampuan  berkomunikasi,  termasuk  di  dalamnya  keterampilan berbahasa.
3.  Manfaat Diskusi Kelompok Diskusi  sebagai  metode  mengajarkan  lebih  cocok  dan  diperlukan
apabila guru hendak : a.  Memnafaatkan berbagai kemampuan yang ada pada siswa.
b.  Memberikan  kesempatan  kepada  siswa  untuk  menyalurkan kemampuannya.
c.  Mendpatkan balikan dari siswa, apak tujuan telah tercapai. d.  Membantu siswa belajar berpikir kritis.
e.  Membantu siswa belajar menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman-temannya.
f.  Membatu siswa menyadari dan mampu merumuskan berbagai masalah yang “dlihat”, baik dari ppengalaman sendiri maupun
dari pelajran sekolah. g.  Mengembangkan motivasi untuk belajar lebih giat.
Hasibuan dkk, 2006:23 Sedangkan
menurut EngkoswaraEntang1982:71-72
mengemukakan  bahwa  secara  lebih  khusus  kegiatan  belajar  mengajar dalam kelompok-kelompok mempunyai manfaat dalam :
a. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi b. Meningkatkan disiplin.
28
c. Mengecek hasil pencapaian siswa d. Mengembangkan  semnagat  gotong  royong  dan  saling
membantu. e. Meningkatkan motivasi belajar yang sehat.
Dari beberapa pendapat tentang manfaat diskusi kelompok, penulis lebih  setuju  dengan  pendapat  Hasibuan  dkk,  dikarena  lebih  relevan  dan
cocok terhadap penelitian ini.
4.  Kelebihan Diskusi Kelompok Sebagai  salah  satu  bentuk  dari  bimbingan  kelompok,  diskusi
kelompok  memiliki  kelebihan  yang  membedakan  dengan  bentuk bimbingan  lain.  Siti  Hartinah  2009:9  menyatakan  keuntungan
menggunakan metode
pendekatan kelompok
adalah dapat
dikembangkannya  sikap-sikap  positif  anak,  seperti  toleransi,  saling menghargai,  kerjasama,  tanggungjawab,  dan  displin.  Selain  itu,  melalui
kegiatan  kelompok  dapat  menghilangkan  ketegangan  emosi,  konflik, kekecewaan, curiga, dan iri hati.
Pendapat  lain  juga  diungkapan  oleh  Semiwan  dalam  Tukiran, 2013:24 yang menyebutkan bahwa diskusi kelompok dapat mempertinggi
peran  serta  secara  perseorangan,  mempertinggi  peran  serta  kelas  secara keseluruhan, dan memupuk sikap saling menghargai pendapat orang lain.
Sedangkan  menurut  Suryosubroto  2002:185  penggunaan  diskusi kelompok memiliki cukup banyak keuntungan, yaitu:
29
a.  Pelaksanaan diskusi kelompok melibatkan semua siswa secara langsung dalam proses pembelajaran.
b.  Tingkat pengetahuan dan penguasaan materi siswa akan diuji. c.  Siswa dilatih untuk berpikir dan bersikap ilmiah.
d.  Siswa  yang  mengajukan  dan  mempertahankan  pendapatnya diharapkan dapat lebih percaya pada kemampuan dirinya.
e.  Diskusi  dapat  digunakan  sebagai  sarana  untuk  menunjang usaha pengembangan sikap sosial dan demokratis.
Berdasarkan  pendapat-pendapat  diatas  maka  dapat  disimpulkan bahwa kelebihan dari diskusi kelompok adalah
a. Mampu menghidupkan susasana kelas b. Siswa menjadi lebih aktif
c. Siswa menjadi bisa menilai diri sendiri dan orang lain. d. Mengembangkan sikap demokratis
e. Mengembangkan sikap saling menghargai pendapat orang lain.
5.  Kelemahan diskusi kelompok Menurut  Suryobroto  2002:185-186  kelemahan  dari  diskusi
kelompok adalah a.  Memerlukan  keterampilan-keterampilan  tertentu  yang  belum
pernah dipelajari sebelumnya. b.  Diskusi kelompok yang mendalam perlu waktu yang banyak
c.  Siswa kurang berani mengemukakan pendapat.
30
d.  Jalannya  diskusi  dapat  dikuasi  atau  didominasi  oleh  beberapa siswa yang menonjol.
Selain  dari  pendapat  diatas,  ada  juga  pendapat  lain  dari  Wardani 1983:8-9, mengemukakan pendapat bahwa kelemahan diskusi kelompok
adalah a.  Diskusi  kelompok  memerlukan  waktu  yang  lebih  banyak
daripada cara belajar yang lain. b.  Dapat  memboroskan  waktu,  terutama  bila  terjadi  hal-hal
negative seperti :  pengarahan  yang kurang tepat, pembicaraan yang berlarut-larut, penyimpanan yang tidak ditegur dll.
c.  Anggota-anggota  yang  kurang  agresif  pendiam,  pemalu  dsb sering  tidak  mendapatkan  kesempatan  untuk  mengemukakan
ide-idenya,  hingga  menyebabkan  terjadinya  frustasi  dan penariakn diri.
d.  Ada  kalanya  diskusi  hanya  didominasi  oleh  orang-orang tertentu saja.
Dari beberapa pendatan tentang kelemahan diskusi kelompok dapat disimpulkan
yaitu  diskusi  kelompok memerlukan  keterampilan-
keterampilan  khusus  yang  belem  tentu  semua  siswa  memiliki,  diskusi kelompok  juga  memerlukan  waktu  yang  cukup  lama,  tidak  semua  siswa
juga  mampu  mengemukan  pendapatnya  didepan  umum  secara  langsung, adakalanya  juga  ada  beberapa  siswa  yang  mendominasi  jalanya  diskusi
kelompok.
31
6.  Hal-hal  yang  harus  diperhatikan  oleh  pemimpin  dalam  diskusi kelompok.
Hal-hal  yang  perlu  diperhatiakan  dalam  diskusi  kelompok  tidak hanya  ditujukan  kepada  anggota  kelompok,  tetapi  juga  pemimpi
kelompok. Untuk dapat menjalankan peranan pemimpin  interaksi  melalui diskusi,  maka  pada  umunya  guru  sebagai  pemimpin  diskusi  perlu
memperhatikan  tiga  hal  tersebut,  maka  menurut  Winarno  Surakhamd 1980 pemimpin diskusi harus memainkan tiga peranan yaitu :
a.  Pemimpin  sebagai  pngatur  lalu  lintas  berati  guru  berperan sebagai penengah untuk mengatur jalan, arus, dan arah penfapat
dari  tiap  orang  agar  tidak  terjadi  kesimpang  siuran,  ataupun pembicaraan yang tidak tertuju pada pokok diskusi.
b.  Pemimpin  sebagai  dinding  penangkis  yaitu  setiap  kali menerima  pertanyaan-pertanyaan  dari  peserta,  ia  harus  segera
menilai  mana  yang  perlu  dipantulkan  kembali  kepada kelompok,  sehingga  tidak  terjadi  tnya  jawab  antara  pemimpin
diskusi dengan sejumlah kecil anggota diskusi saja. c.  Pemimpin  sebagai  penunjuk  jalannya  yaitu  bahwa  sebagai
pemimpin  interaksi,  salah  satu  lagi  tugas  pemimpin  tersebut ialah memberi petunjuk-petunjuk umum mengenai kemanjuaan-
kemajuan diskusi.
32
Menurut  pendapat  Roestiyah,  bila  mengunakan  metode  diskusi kelompok,  maka  ada  beberapa  hal  yang  perlu  diperhatikan  agar
pelaksanaannya bisa lancar, yaitu : a.  Instruktur  harus  memahami  dan  menguasi  sungguh-sungguh
masalah  yang  dilontarkan  pada  siswa  masalah  apa  yang  harus dipecahkan dan dapat memberikan serta mengarahkan jalannya
diskusi,  bila  mugkin  terjadi  penyelewengan  pembicaraan  atau menemui jalan buntu.
b.  Instruktur  harus  mampu  memberikan  garis-garis  besar  pokok persoalan yang penting, agar siswa terpimpin dapat mengetahui
dan  memilih  pokok-pokok  soal  yang  mana  harus  diselesaikan lebih dahulu agar tidak membicarakan hal-hal yang tidak perlu.
c.  Instruktur  harus  mampu  menetapkan  jawaban  terhadap  garis- garis  besar  persoalan,  agar  siswa  mendapatkan  bimbingan
dalam merumuskan jawaban itu. d.  Instruktur  harus  mampu  mengetahui  dan  mengkap  jawaban
yang telah disetujui bersama. Hal yang telah disetujui bersama. Hal  yang  telah  disetujui  dirumuskan  sebagai  tumpuan
pemecahan  soal  yang  berikut,  sehingga  semua  masalah  dapat terpecahkan.
Berdasarkan  kedua  pendapat  tersebut  maka  dapat  disimpulkan bahwa  keberadaan  pemimpin  kelompok  atau  instruktur  merupakan  aspek
yang  penting  dan  tidak  dapat  diabaikan.  Pemimpin  kelompok  atau
33
instruksur  harus  dapat  mengarahkan  jalannya  kegiatan  kelompok  dengan mengatur  jalannya  diskusi.  Pemimpin  kelompok  mengatur  jalannya
diskusi  dengan  memberikan  rangsangan  untuk  berdidkusi  dan  berusaha merefleksikan  pertanyaan  dari  anggota  yang  lain.  Pemimpin  diskusi  atau
instruktur  dalam  mengambil  kesimpulan  harus  menetapkan  jawaban terhadap  garis-garis  besar  persoalan,  selain  hal  tersebut  yang  telah
disetujui  bersama  melalui  diskusi  kelompok  dapat  dirumuskan  sebagai kesimpulan  dalam  kelompok.  Terkait  dengan  proses  diskusi  kelompok,
unsur  kerahasian  merupakan  tanggung  jawab  bersama  anggota  kelompok diskusi.
7.  Langkah-langkah dalam diskusi kelompok Berikut  ini  beberapa  pendapat  mengenai  langkah-langkah  dalam
melakasanakan  diskusi  kelompok.  Menurut  J.J  Hasibuan  dan  Moedjiono 2006:24 langkah diskusi kelompok adalah sebagai berikut:
a.  Guru  memberi  pengarahan  pada  siswa  terkait  dengan  masalah yang  akan  didiskusikan  beserta  cara  pemecahannya  dengan
jelas  agar  dapat  dipahami  siswa.  Masalah  tersebut  juga  dapat ditentukan bersama antara guru dan siswa.
b.  Guru  memimpin  siswa  membentuk  kelompok-kelompok diskusi, memilih pimpinan diskusi ketua, penulis, dan pelapor,
mengatur posisi duduk, ruangan dan sarana prasarana.
34
c.  Ketika tiap-tiap kelompok berdiskusi, guru berkeliling dari satu kelompok  ke  kelompok  lain  jika  kelompok  lebih  dari  satu,
menjaga  kebersihan,  memberi  dorongan  dan  bantuan  agar anggota kelompok dapat aktif dalam diskusi.
d.  Setelah  selesai  diskusi,  tiap  berkelompok  melaporkan  hasil diskusinya  dalam  berkelompok  yang  lebih  besar  kelompok
kelas  dan  dari  siswa  dari  kelompok  lain  dapat  memberikan penjelasan  terkait  laporan  tersebut.  Siswa  mencatat  hasil  dari
diskusi dan hasil laporan dikumpulkan paga guru. Langkah-langkah pelaksanaan diskusi kelompok juga disampaikan
oleh  Suprihadi  Saputro,  Zainal  Abidin,  dan  I  Wayah  Sutarna  2000:184- 185, langkah tersebut secara berurutan yakni:
a.  Merumuskan masalah secara jelas b.  Dengan  pemimpin  guru  para  siswa  membentuk  kelompok
diskusi. c.  Melaksanankan diskusi. Setiap anggota diskusi hendaknya tahu
persis  apa  yang  akan  didikusikan  dan  bagaimana  cara berdiskusi.  Diskusi  harus  berjalan  dalam  suasana  bebas,  setiap
anggota tahu bahwa mereka mempunyai hak bicara yang sama. d.  Melaporkan hasil diskusi.
e.  Akhirnya siswa
mencatat hasil
diskusi, dan
guru mengumpulkan laporan hasil diskusi kelompok.
35
Langkah-langkah  dalam  melaksanakan  diskusi  seperti  yang dikemukakan oleh Soryotobroto 2002:181-182 adalah sebagai berikut:
a.  Guru  mengemukakan  masalah  yang  akan  didiskusikan  dan memberikan  pengarahanan  seperlunya  mengenani  cara-cara
pemecahannya. b.  Dengan  pimpinan  guru,  para  siswa  membentuk  kelompok-
kelompok diskusi, memilih pimpinan diskusi ketua, sekretaris, pelapor,  mengtur  tempat  duduk,  ruangan,  saranan,  dan
sebaginya c.  Para  siswa  berdiskusi  didalam  kelompoknya  masing-masing,
sedangkan  guru  hanya  berkeliling  dari  kelompok  satu  ke kelompok  yang  lain  untuk  menjaga  ketertiban  serta
memberikan  dorongan  dan  bantuan  sepenuhnya  agar  setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif dan agar diskusi berjalan
dengan lancar. d.  Kemudian  tiap  kelompok  melaporkan  hasil  diskusinya.  Hasil-
hasilnya  yang  dilaporkan  itu  ditanggapi  oleh  semua siswaterutama  dari  kelomok  lain.  Guru  memberikan  ulasan
atau penjelasan terhadap laporan-laporan tersebut. e.  Akhirnya  para  siswa  mencatat  hasil  diskusi,  dan  guru
mengumpulkan  laporan  hasil  diskusi  dari  tiap-tiap  kelompok sesudah para siswa mencatatnya.
36
Agar diskusi tersebut dapat berjalan secra efektif, maka perlu juga didahului oleh perencanaan dan persiapan yang matang, yang mencakupi :
a.  Pemilihan topik atau masalah yang akan didiskusikan. b.  Perencanaan  dan  penyiapan  informasi  pendahuluan  yang
berhubungan dengan topik tersebut, hingga para siswa memiliki latar belakang yang sama.
c.  Guru  perlu  mempersiapkan  diri  sebaik  mungkin  sebagi pemimpin diskusi.
d.  Penetapan besar kelompok. e.  Pengaturan tempat duduk.
wardani,1983:7 Selain  itu,  wardani  1983:6  juga  mengungkapkan  bahwa  dalam
diskusi  hendaknya  berlangsung  dalam  “iklim  yang  terbuka”  yaitu  dalam suasana  persahabatanyang  ditandai  oleh  kehangatan  hubungan  pribadi,
ketersedian  menerima  dan  mengenalkan  lebih  jauh  topik  diskusi, keantusiasan  berpartisipasi,  serta  kesediaan  menghargai  pendapat  orang
lain,  sehingga  kelompok  mengangap  diskusi  sebagai  suatu  kegiatan  yang menyenangkan.
Berdasarkan  pendapatkan  diatas,  langkah-langkah  dalam  diskusi kelompok dapat diawali dengan melakukan perumusan masalah yang akan
dibahas.  Langkah  kedua  yang  dilaksanakan  adalah  melakukan pembentukan
kelompok diskusi.
Langkah selanjutnya
adalah pelaksanankan  diskusi  yang  dilanjutkan  dengan  pelaporan  hasil  diskusi
37
yang  dilanjutkan  dengan  pelaporan  hasil  yang  telah  dilaksanankan. Langkah  terakhir  yang  dilakukan  dalam  diskusi  kelompok  adalah
melakukan  pencatatan  hasil  kegiatan  diskusi  kelompok  yang  telah dilakukan.
C.  Kerangka Berpikir Penerapan  metode  diskusi  dalam  proses  pembelajaran  merupakan
salah satu  metode yang tidak terlalu   mahal dan tidak terlalu sulit diterapkan serta  cukup  efektif  untuk  mencapai  tujuan  belajar.Penerapan  metode  diskusi
merupakan  sebuah  metode  yang  dapat  menggali  potensi  siswa  untuk  dapat berpikir  kritis,  bebas  mengembangkan  gagasan-gagasannya  serta  memberi
pengalaman langsung sehingga perolehan belajar tidak bersifat verbal semata, melainkan  mampu  memberi  pengalaman  yang  bersifat  konkret.  Dengan
demikian  metode  tersebut  akan  dapat  menguatkan  ingatan  siswa  terhadap materi  yang  dipelajarinya.  Bertitik  tolak  dari  kerangka  berpikir  demikian,
maka  dapat  dinyatakan  bahwa  dengan  penerapan  metode  diskusi  secara efektif,  cenderung  dapat  meningkatkan  keaktifan  belajar  siswa  dalam  mata
pelajaran bimbingan konseling. Penerapan metode diskusi menyebabkan siswa memperoleh pengalaman belajar yang lebih bermakna dan lebih kuat melekat
dalam  memori  pikiran  mereka,  sehingga  secara  tidak  langsung  berdampak pula  terhadap  perolehan  atau  hasil  belajar  siswa.  Di  samping  itu  dengan
diterapkannya metode ini akan membuat perhatian siswa tertarik dalam proses belajar,  karena  siswa  mengalami  sendiri,  dan  terlibat  aktif  dalam  proses
38
belajar  sehingga  akan  mempermudah  siswa  tersebut  memahami  materi pelajaran  bimbingan konseling  yang dipelajarinya. Diterapkannya  metode ini
secara efektif dan efesien akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran bimbingan konseling.
D.  Penelitian yang Relevan 1.  Penelitian  yang  dilakukan  Jufri  Lanasir  2013    Meningkatkan  Minat
Belajar  Siswa  Pada  Pembelajaran  PKn  Melalui  Metode  Diskusi  di  Kelas III  SDN  Pembina  Salakan  Kecamatan  Tinangkung  Kabupaten  Banggai
Kepulaua.
Berdasarkan  hasil  observasi  pada  siklus  II  tentang  tingkat keaktifan  siswa  selama  mengikuti  pembelajaran  dengan  perolehan  nilai  46
atau  prosentase  76,66    dan  masuk  dalam  kategori  baik.  Sedangkan  hasil pengamatan  kegiatan  guru  dengan  15  indikator  penilaian  mendapat  nilai  56
atau prosentase 74,66  dan masuk dalam kategori baik. Berdasarkan uraian di  atas  dapat  disimpulkan  bahwa  penerapan  metode  diskusi  dapat
meningkatkan  minat  belajar  siswa  kelas  III  B  SDN  Pembina  Salakan Kecamatan  Tinangkung  Kabupaten  Banggai  Kepulauan.  Adapun  saran  yang
diajukan  dari  hasil  penelitian  yaitu  metode  diskusi  kiranya  dapat  menjadi bahan  pertimbangan  bagi  guru  yang  mengajar  dengan  menyesuaikan  materi
yang diajarkan sebagai alternatif meningkatkan minat belajar.
2.  Penelitian  yang  dilakukan  oleh  Laras  Ayni  Widyastuti  2012  yang berjudul  pengaruh  media  permaianan  sains  terhadap  minat  belajar  sains
siswa kelas II SDN Pujokusuman 2 dan SDN Pujokusuman 3 Yogyakarta. Penelitian menunjukkan adanya pengaruh permainan sains terhadap minat
39
belajar  sains.  Peningkatan  skor  minat  belajar  sains  pada  kelas  ekperimen setelah  perlakuanpermainan  sains  sebanyak  16,61.  Sementara  itu,
peningkatan  rerata  skor  minat  belajar  sains  pada  kelas  kontrol  setelah perlakuan  permainan  sains  sebanyak  5,67.  Dengan  demikian,
peningkatan  rerata  skor  pada  kela  eksperimen  lebih  tinggi  dibandingkan dengan rerata skor pada kelas kontrol.
E.  Hipotesis Tindakan Berdasarkan  kajian  teori  yang  telah  diuraikan  diatas  maka  dapat
diajukan hipotesis tindakan dari penelitian tindakan ini adalah Metode Diskusi Kelompok  dapat  meningkatkan  minat  belajar  pada  siswa  kelas  VIII  SMP
Hamong Putera Ngaglik.
40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN