13
BAB II KAJIAN TEORI
A. MINAT BELAJAR
B. Pengertian Minat Belajar Menurut Sukardi 1988:61, minat dapat diartikan sebagai suatu
kesukaan, kegemaran atau kesenangan akan sesuatu. Adapun menurut Sardiman 2007:77, minat adalah suatu kondisi yang terjadi apabila
seorang melihat ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan atau kebutuhan-kebutuhan sendiri. Oleh
karena itu, apa saja yang dilihat sesorang barang tentu akan membangkitkan minatnya sejauh apa yang dilihat it mempunyai hubungan
dengan kepentingannya sendiri. Hal ini menunjukan bahwa minat merupakan kecenderungan jiwa sesorang terhadap sesuatu objek, biasanya
disertai dengan perasaan senang, karena itu merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu.
Menurut Bernard dalam Sardiman 2007:76 menyatakan bahwa minat timbul tidak secara tiba-tiba atau spontan, melainkan timbul akibat
dari partisiapsi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja. Jadi, jelas bahwa, minat akan selalu terkait dengan persoalan kebutuhan
dan keinginan. Dalam kaitnya dengan belajar Hansen 1995:1 menyebutkan bahwa minat belajar siswa erat hubungannya dengan
kepribadian, motivasi, ekspresi dan konsep diri atau identifikasi, faktor keturunan dan pengaruh ektrnal atau lingkungan. Dalam praktiknya, minat
14
atau dorongan dalam diri siswa terkait dengan apa dan bagaimana siswa dapat mengaktualisasikan dirinya dalam belajar. Dimana identifikasi diri
memiliki kaitan dengan peluang atau hambatan siswa dalam mengeskspresikan potensi atau kreativitas dirinya sebagai perwujudan dari
minat spesifik yang dia miliki. Adapun faktor keturunan dan pengaruh eksternal atau lingkungan lebih berkaitan dengan perubahan-perubahan
yang terjadi dari minat siswa akibat dari pengaruh yang terjadi dari minat siswa akibat dari pengaruh situasi kelas, sistem, dan dorongan keluarga.
Dari beberapa gambaran definisi minat belajar diatas, kiranya dapat ditegaskan disini bahwa minat belajar adalah pilihan kesenangan dalam
melakukan kegiatan dan dapat membangkitkan gairah seseorang untuk memenuhi kesediaanya dalam belajar. Minat belajar adalah kemauan siswa
untuk mendapatkan ilmu yang diciri-ciri sebagai berikut : 1 kesukaan, 2 ketertarikan, 3 perhatian, dan 4 keterlibatan
C. Ciri-ciri Minat Belajar Ciri-ciri minat menurut Hurlock 2007:115 adalah
a. Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental. Minat disemua bidang beubah selam terjadi perubahan fisik dan
metal. Perubahan minat akan berubah dengan bertambahnya usai.pada waktu perumbuhan terlambat dan kematangan dicapai,
minat menjadi lebih stabil.
15
b. Minat bergantung pada kesiapan belajar. Anak-anak tidak dapat mempunyai minat sebelum mereka siap secara fisik dan mental.
c. Minta bergantung pada kesempatan belajar. Kesempatan untuk belajar bergantung pada lingkungan dan minat. Minat yang tumbuh
dari rumah, tetap dengan bertambah luasnya lingkup sosial akan menjadi tertarik pada minat orang diluar rumah yang mulai dikenal.
d. Perkembangan minat terbatas. Ketidakmampuan fisik dan mental pengalaman sosial yang terbtas membatasi minat seseorang.
e. Minat dipengaruhi oleh budaya. Anak-anak mendapat kesempatan dari orang tua, guru, dan orang dewasa lain untuk belajar mengenai
apa saja yang boleh kelompok budaya mereka dianggap minat sesuai dan mereka tidak diberi kesempatan untuk menekuni minat yang
dianggap tidak sesuai bagi mereka oleh kelompok budaya mereka. f. Minat berbobot emosional. Bobot emosional apek sfektif dari minat
menentukan kekuatannya.
Bobot emosional
yang tidak
menyenangkan melemahkan minat dan bobot emosional yang menyenangkan mempekuatnya.
g. Minat itu egosentris. Sepanjang masa kanak-kanak, minat itu egosentris. Misalnya, minat anak laki-laki pada matematika sering
berlandaskan keyakinan bahwa kepandaian dibidang matematika disekolah merupakan langkah penting menuju kedudukan yang
mengutungkan dan bergensi dunia usaha.
16
Menurut Slamet 2003:58 siswa yang berminat dalam belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a. Mempunyai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari secar terus menerus.
b. Ada rasa suka dan senag pada sesuatu yang diminati, c. Memperoleh suatu kebanggan dan kepuasan pada sesuatu yang
diminati. Ada rasa keterikatan pada sesuatu aktivitas-aktivitas yang diminat.
d. Lebih menyukai suatu hal yang menjadi minatnya daripada yang lainnya.
e. Dimanifestasikan melalui partisipasi pada aktivitas dan kegiatan Menurut Safari 2005:111, terdapat ciri-ciri minat belajar yaitu :
a. kesukaan, b. ketertarikan,
c. perhatian, d. keterlibatan
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri minat belajar adalah memiliki kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan
dan mengenang sesuatu secara terus menerus, memperoleh kebanggaan dan kepuasan terhadap hal yang diminati, berpartisipasi pada
pembelajaran, dan minat belajar dipengaruhi oleh budaya. Ketika siswa ada minat dalam belajar maka siswa akan senantiasa aktif berpartisipasi
17
dalam pembelajaran dan akan memberikan prestasi yang baik dalam pencapaian prestasi belajar.
D. Faktor yang mempengaruhi minat belajar Minat belajar yang ada pada siswa pada dasarnya dipenagruhi oleh
banyaknya faktor. Menurut Gorrison 1936:153 menyatakan bahwa : Some factors that are of spesial importance in the develompt and
guidance of the pupils are : a The personal of teacher
b The attitude of the teacher toward the child and the school c The home influence
d Various enviromental influnce other that the home and the
school e The maturity of the chlid
Pendapat diatas menerangkan bahwa faktor yang sangat penting dalam pertumbuhan dan bimbingan siswa, sikap guru, pengaruh
lingkungan rumahdan di sekolah serta kematangan siswa. Menurut Siti Rahayu Haditono 1983:3 ada dua faktor yang
mempengaruhi minat belajar yaitu : a. Faktor dari dalam : diantaraya keluarga, sekolah, dan faktor
masyarakat. b. Faktor dari luar : diantaranya keluarga, sekolah, dan faktor
masyarakat atau lingkungan. Shaleh dan Wahab 2004:263, menyatakan bahwa, secara garis
besar faktor yang dapat mempenagruhi timbulnya minat terhadap sesuatu dapat dikelompok menjadi dua yaitu; 1 bersumber dari individu yang
18
bersangkutan misal: bobot, umur, jenis kelamin; 2 berasal dari luar individu mencakup lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan
lingkungan masyarakat. Seseorang akan berminat dalam belajar manakala ia dapat
merasakan manfaat terhadap apa yang dipelajari,baik untuk masa kini maupun masa yang akan datang dan dirasakan ada kesesuaian dengan
kebutuhan yang sedang dihadapi, sehingga dapat disimpulkan bahwa factor-faktor yang mempengaruhi tumbuh berkembangnya minat maupun
sebaliknya mematikan minat belajar adalah sebagai berikut : 1 Faktor Internal
Faktor internal adalah factor yang berada dalam diri siswa antara lain : a Kematangan
Kematangan dalam
diri siswa
dipengaruhi oleh
pertumbuhan mentalnya. Mengajarkan sesuatu pada siswa dapat dikatakan berhasil jika taraf pertumbuhan pribadi telah
memungkinkan dan potensipotensi jasmani serta rohaninya telah matang untuk menerima hal yang baru.
b Latihan dan Ulangan
Oleh karena telah terlatih dan sering mengulangi sesuatu, maka kecakapan dan pengetahuanyang dimiliki siswa dapat
menjadi semakin dikuasai. Sebaliknya tanpa latihan pengalaman- pengalaman yang telah dimiliki dapat hilang atau berkurang. Oleh
19
karena latihan dan seringkali mengalami sesuatu, maka seseorang dapat timbul minatnya pada sesuatu.
c Motivasi
Motivasi merupakan pendorong bagi siswa untuk melakukan sesuatu. Motivasi dapat mendorong seseorang,
sehingga akhirnya orang itu menjadi spesialis dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu. Tidak mungkin seseorang mau berusaha
mempelajari sesuatu dengan sebaik-baiknya jika ia tidak mengetahui betapa penting dan faedahnya hasil yang akan dicapai
dari belajarnya bagi dirinya Purwanto, 2006 : 103-104.
2 Faktor Eksternal Faktor eksternal adalah factor yang berasal dari luar diri siswa, antara
lain : a Faktor Guru
Seorang guru mestinya mampu
menumbuhkan dan
mengembangkan minat diri siswa. Segala penampilan seseorang guru yang tersurat dalam kompetensi guru sangat
mempengaruhi sikap guru sendiri dan siswa. Kompetensi itu terdiri dari kompetensi personal yaitu kompetensi yang
berhubungan dengan kepribadian guru dan kompetensi professional yaitu kemampuan dalam penguasaan segala seluk
beluk materi yang menyangkut materi pelajaran, materi
20
pengajaran maupun yang berkaitan dengan metode pengajaran. Hal demikian ini dapat menarik minat siswa untuk belajar,
sehingga mengembangkan minat belajar siswa. b Faktor Metode
Minat belajar siswa sangat dipengaruhi metode pengajaran yang digunakan oleh guru. Menarik tidaknya suatu materi
pelajaran tergantung pada kelihaian guru dalam menggunakan metode yang tepat sehingga siswa akan timbul minat untuk
memperhatikan dan tertarik untuk belajar c Faktor Materi Pelajaran
Materi pelajaran yang diberikan atau dipelajari bila bermakna bagi diri siswa, baik untuk kehidupan masa kini maupun masa
yang akan dating menumbuhkan minat yang besar dalam belajar. Oemar Hamalik , 2006 : 30-32. Berbagai faktor
tersebut saling berhubungan erat dan dapat pula bersama-sama mempengaruhi minat belajar siswa.
E. Cara Meningkatkan Minat Belajar Siswa Dalam Sardiman 2008 : 95 cara membangkitkan minat
adalah sebagai berikut : a. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan.
b. Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau. c. Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
21
d. Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar Menurut Winkel 1983 : 30 perasaan merupakan faktor psikis
yang nonintelektual,
yang khusus
berpengaruh terhadap
semangatgairah belajar.
Dengan melalui
perasaannya siswa
mengadakan penilaian yang agak spontan terhadap pengalaman- pengalaman belajar di sekolah. Penilaian yang positif akan terungkap
dala “perasaan senang” rasa puas, rasa gembira, rasa simpati, dan lain sebagainya. Perasaan senang akan menimbulkan minat pula, yang
diperkuat lagi oleh sikap yang positif. Dalam Winkel 1983 : 30 guru di SMP dan SMA harus membuat siswa senang dalam belajar,
dengan cara antara lain : a. Membina hubungan akrab dengan siswa, namun tidak bertingkah
seperti anak remaja. b. Menyajikan bahan pelajaran yang tidak terlalu sulit, namun tidak
terlalu mudah. c. Menggunakan alat-alat pelajaran yang menunjang proses belajar.
d. Bervariasi dalam cara pengajarannya, namun tidak berganti-ganti metode sehingga siswa menjadi bingung.
22
B. Diskusi Kelompok 1. Pengertian Diskusi Kelompok
Menurut Tatiek Romlah 2006:89 diskusi kelompok merupakan percakapan yang terencana antara tiga orang atau lebih dengan tujuan
untuk memcahkan masalah atau untuk memperjelas suatu persolaan yang terpimpin. Diskusi kelompok dilakukan dengan tujuan yang jelas dan
terencana. Pelaksanaan diskusi kelompok terdapat seorang pemimpin yang bertuguas mengatur jalannya diskusi agar tujuan dari diskusi kelompok
dpat tercapai. Menurut Roestiyah 2012:5 diskusi kelompok adalah suatu tekhik
belajar mengajar yang melibatkan proses interaksi aktif antara dua atau lebih individu untuk saling tukar pengalaman, informasi, dan memecahkan
masalah, yang dilakukan oleh guru disekolah. Diskusi kelompok akan memaksa siswa terlibat aktif, siswa lebih leluasa ketika menyampaikan
pengalaman, pendapat, dan bertanya. Hal tersebut dikarenakan siswa berinteraksi dengan teman mereka sendiri sehingga tidak ada perasaan
canggung, malu, dan takut. Diskusi Menurut Tukiran, dkk 2013: 23-25 ialah proses
penglihatan dua atau lebih individu yang berinteraksi secara verbal dan saling berhadapan muka mengenai tujuan atau sasaran yang sudah
ditentukan dengan tukar menukar informasi, mempertahankan pendapat, atau memcahkan masalah. Diskusi kelompk dilakukan dengan posisi
duduk saling berhadapan bisa dengan posisi duduk melingkar agar
23
proses penyampaian pendapat dan interaksi tiap anggota kelompok dapat terjadi dengan lebih mudah.
Menurut Suryosubroto 2002:179 metode diskusi kelompok dalam proses pembelajaran merupakan cara penyajian bahan pelajaran dengan
memberikan kesempatan pada siswa kelompok siswa untuk mengadakan perbincangan guna mengumpulkan pendapat, menyimpulkan atau
penyusun alternatif pemecahan masalah. Materi pelajaran yang diberikan oleh guru dibicarakan bersama, siswa satu sama lain saling memberikan
pengertian mengenai materi tersebut. Dibentuknya kelompok membuat materi pelajaran akan lebih mudah dicermati oleh siswa.
Menurut Tohirin 2007: 291-292, Diskusi Kelompok merupakan suatu cara dimana siswa memperoleh kesempatan untuk memecahkan
masalah secara bersama-sama. Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa metode
diskusi kelompok adalah proses interaktif antara dua individu atau lebih yang saling tukar pengalaman, informasi, dan memecahkan masalah.
2. Tujuan Diskusi Kelompok Menurut Roestiyah 2012:6 ada tiga tujuan penggunaan diskusi
kelompok, yakni : a. Siswa didorong menggunakan pengetahuan dan pengalaman
yang dimiliki sebagai sarana untuk memecahkan masalah. Saat proses diskusi kelompok akan banyak ditemukan perbedaan
24
pendapatantar siswa, dari situlah siswa akan belajar berfikir logis untuk menentukan pendapat mana yang mendekati
kebenaran. b. Melatih siswa untuk lebih demokratis dengan menyampikan
pendapatnya sendiri secara lisan. c. Membantu siswa belajar berpartisipasi dalam berpartisipasi
dalam pembicaraan untuk memecahkan masalah. Tujuan diskusi kelompok juga diungkap oeh Dinkmeyer dan Muro
dalam Tatiek Romlah, 2006:89, diantaranya: a merangsang individu untuk mengembangkan pengertian terhadap diri sendiri; b merangkum
pendapat kelompok; c didapatnya pandagan baru mengenai hubungan antara manusia.
Jacobsen Eggen, Kauchak, dan Dulaney dalam Tatiek Romlah, 2006:89, juga menyatakan bahwa metode diskusi kelompok dapat
digunakan dengan berbagai tujuan , yaitu a mengembangkan keterampilan kepemimpinan; b merangkum pendapat kelompok; c
guna mencapai suatu persetujuan kelompok; d belajar menjadi pendengar aktif;
e mengatasi
perbedaan-perbedaan dengan
tepat; f
mengembangkan kemampuan untuk memparaprase; g belajar mandiri; dan h mengembangkan kemampuan menganalisis, mensintesis, dan
menilai. Tujuan diskusi kelompok disini berarti mampu untuk mengembangkan berbagai keterampilan, mulai dari keterampilan
25
memimpin, mendengar, mengatasi perbedaan, menyampaikan pendapatan, menarik kesimpulan, mandiri, menganalis dan menilai.
Tujuan diskusi yang dilakukan guru memiliki tiga tujuan insruksional penting seperti diungkapkan oleh Arends2008:75. Pertama,
diskusi dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa dan membantunya untuk mengonstruksikan pemahamannya sendiri mengenai isi akademik.
Diskusi membantu siswa meningkatan kemampuan untuk memahami materi tertentu. Kedua, diskusi
bertujuan untuk meningkatkan keterlibatkan dan hubungan siswa. Diskusi memberikan kesempatan pada
siswa untuk berbicara dan mengemukakan ide-idenya sendiri di depan umum serta memberikan motivasi pada siswa untuk terlibat dalam wacana
di luar kelas. Ketiga, dengan diskusi guru dapat membantu siswa mempelajari bermacam-macam keterampilan komunikasi penting, seperti
menyatukan ide-ide dengan jelas, mendengarkan dan merespon orang lain, serta mengajukan pertanyaan kepada orang lain dengan cara yang baik.
Tujuan diskusi menurut Arends adalah meningkatkan pemahaman dalam berpikir, berhubungan dengan orang lain, meningkatkan keterampilan
komunikasi pada siswa. Menurut J.J Hasibun dan Moedjiono 2006:23 diskusi kelompok
bertujuan agar siswa dapat berbagi informasi atau pengalaman, mengambil keputusan atau untuk memecahkan masalah. Tujuan diskusi kelompok
dapat dijabarkan sebagai berikut :
26
a. Memberikan kesempatan siswa agar dapat menyalurkan kemampuannya dalam berinteraksi dengan orang lain.
b. Merangsang siswa agar lebih dapat bersikap terbuka. c. Melatih siswa agar berpikir kritis dalam menyampaikan pendapat.
d. Mengasah siswa untuk menilai kemampuan dan peranan diri maupun teman-teman.
e. Membantu anak menyadari dan merumuskan berbagai masalah, baik dari pengalaman sendiri maupun dari pelajaran disekolah.
f. Melatih anak untuk dapat menerima pendapat atau masukan dari orang lain.
g. Memberikan motivasi pada anak untuk dapat menerima masukan orang lain.
Tujuan dari diskusi kelompok adalah bisa untuk mendiskusikan dalam konteks pemecahan masalah siswa misalnya menyangkut masalah
belajar, penggunaan waktu luang, masalah-masalah karier. Tohirin,292 : 2007
Dari beberapa pendapat tentang tujuan diskusi kelompok dapat disimpulkan bahwa dalam dunia pendidikan yang semakin demokratis ini,
metode diskusi mendapat perhatian besar karena memliki arti penting dalam merangsang para siswa untuk berpikir dan mengekspresikan
pendapatnya secara bebas dan mandiri. Dengan demikian, diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitias siswa, serta membina
27
kemampuan berkomunikasi, termasuk di dalamnya keterampilan berbahasa.
3. Manfaat Diskusi Kelompok Diskusi sebagai metode mengajarkan lebih cocok dan diperlukan
apabila guru hendak : a. Memnafaatkan berbagai kemampuan yang ada pada siswa.
b. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan kemampuannya.
c. Mendpatkan balikan dari siswa, apak tujuan telah tercapai. d. Membantu siswa belajar berpikir kritis.
e. Membantu siswa belajar menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman-temannya.
f. Membatu siswa menyadari dan mampu merumuskan berbagai masalah yang “dlihat”, baik dari ppengalaman sendiri maupun
dari pelajran sekolah. g. Mengembangkan motivasi untuk belajar lebih giat.
Hasibuan dkk, 2006:23 Sedangkan
menurut EngkoswaraEntang1982:71-72
mengemukakan bahwa secara lebih khusus kegiatan belajar mengajar dalam kelompok-kelompok mempunyai manfaat dalam :
a. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi b. Meningkatkan disiplin.
28
c. Mengecek hasil pencapaian siswa d. Mengembangkan semnagat gotong royong dan saling
membantu. e. Meningkatkan motivasi belajar yang sehat.
Dari beberapa pendapat tentang manfaat diskusi kelompok, penulis lebih setuju dengan pendapat Hasibuan dkk, dikarena lebih relevan dan
cocok terhadap penelitian ini.
4. Kelebihan Diskusi Kelompok Sebagai salah satu bentuk dari bimbingan kelompok, diskusi
kelompok memiliki kelebihan yang membedakan dengan bentuk bimbingan lain. Siti Hartinah 2009:9 menyatakan keuntungan
menggunakan metode
pendekatan kelompok
adalah dapat
dikembangkannya sikap-sikap positif anak, seperti toleransi, saling menghargai, kerjasama, tanggungjawab, dan displin. Selain itu, melalui
kegiatan kelompok dapat menghilangkan ketegangan emosi, konflik, kekecewaan, curiga, dan iri hati.
Pendapat lain juga diungkapan oleh Semiwan dalam Tukiran, 2013:24 yang menyebutkan bahwa diskusi kelompok dapat mempertinggi
peran serta secara perseorangan, mempertinggi peran serta kelas secara keseluruhan, dan memupuk sikap saling menghargai pendapat orang lain.
Sedangkan menurut Suryosubroto 2002:185 penggunaan diskusi kelompok memiliki cukup banyak keuntungan, yaitu:
29
a. Pelaksanaan diskusi kelompok melibatkan semua siswa secara langsung dalam proses pembelajaran.
b. Tingkat pengetahuan dan penguasaan materi siswa akan diuji. c. Siswa dilatih untuk berpikir dan bersikap ilmiah.
d. Siswa yang mengajukan dan mempertahankan pendapatnya diharapkan dapat lebih percaya pada kemampuan dirinya.
e. Diskusi dapat digunakan sebagai sarana untuk menunjang usaha pengembangan sikap sosial dan demokratis.
Berdasarkan pendapat-pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa kelebihan dari diskusi kelompok adalah
a. Mampu menghidupkan susasana kelas b. Siswa menjadi lebih aktif
c. Siswa menjadi bisa menilai diri sendiri dan orang lain. d. Mengembangkan sikap demokratis
e. Mengembangkan sikap saling menghargai pendapat orang lain.
5. Kelemahan diskusi kelompok Menurut Suryobroto 2002:185-186 kelemahan dari diskusi
kelompok adalah a. Memerlukan keterampilan-keterampilan tertentu yang belum
pernah dipelajari sebelumnya. b. Diskusi kelompok yang mendalam perlu waktu yang banyak
c. Siswa kurang berani mengemukakan pendapat.
30
d. Jalannya diskusi dapat dikuasi atau didominasi oleh beberapa siswa yang menonjol.
Selain dari pendapat diatas, ada juga pendapat lain dari Wardani 1983:8-9, mengemukakan pendapat bahwa kelemahan diskusi kelompok
adalah a. Diskusi kelompok memerlukan waktu yang lebih banyak
daripada cara belajar yang lain. b. Dapat memboroskan waktu, terutama bila terjadi hal-hal
negative seperti : pengarahan yang kurang tepat, pembicaraan yang berlarut-larut, penyimpanan yang tidak ditegur dll.
c. Anggota-anggota yang kurang agresif pendiam, pemalu dsb sering tidak mendapatkan kesempatan untuk mengemukakan
ide-idenya, hingga menyebabkan terjadinya frustasi dan penariakn diri.
d. Ada kalanya diskusi hanya didominasi oleh orang-orang tertentu saja.
Dari beberapa pendatan tentang kelemahan diskusi kelompok dapat disimpulkan
yaitu diskusi kelompok memerlukan keterampilan-
keterampilan khusus yang belem tentu semua siswa memiliki, diskusi kelompok juga memerlukan waktu yang cukup lama, tidak semua siswa
juga mampu mengemukan pendapatnya didepan umum secara langsung, adakalanya juga ada beberapa siswa yang mendominasi jalanya diskusi
kelompok.
31
6. Hal-hal yang harus diperhatikan oleh pemimpin dalam diskusi kelompok.
Hal-hal yang perlu diperhatiakan dalam diskusi kelompok tidak hanya ditujukan kepada anggota kelompok, tetapi juga pemimpi
kelompok. Untuk dapat menjalankan peranan pemimpin interaksi melalui diskusi, maka pada umunya guru sebagai pemimpin diskusi perlu
memperhatikan tiga hal tersebut, maka menurut Winarno Surakhamd 1980 pemimpin diskusi harus memainkan tiga peranan yaitu :
a. Pemimpin sebagai pngatur lalu lintas berati guru berperan sebagai penengah untuk mengatur jalan, arus, dan arah penfapat
dari tiap orang agar tidak terjadi kesimpang siuran, ataupun pembicaraan yang tidak tertuju pada pokok diskusi.
b. Pemimpin sebagai dinding penangkis yaitu setiap kali menerima pertanyaan-pertanyaan dari peserta, ia harus segera
menilai mana yang perlu dipantulkan kembali kepada kelompok, sehingga tidak terjadi tnya jawab antara pemimpin
diskusi dengan sejumlah kecil anggota diskusi saja. c. Pemimpin sebagai penunjuk jalannya yaitu bahwa sebagai
pemimpin interaksi, salah satu lagi tugas pemimpin tersebut ialah memberi petunjuk-petunjuk umum mengenai kemanjuaan-
kemajuan diskusi.
32
Menurut pendapat Roestiyah, bila mengunakan metode diskusi kelompok, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar
pelaksanaannya bisa lancar, yaitu : a. Instruktur harus memahami dan menguasi sungguh-sungguh
masalah yang dilontarkan pada siswa masalah apa yang harus dipecahkan dan dapat memberikan serta mengarahkan jalannya
diskusi, bila mugkin terjadi penyelewengan pembicaraan atau menemui jalan buntu.
b. Instruktur harus mampu memberikan garis-garis besar pokok persoalan yang penting, agar siswa terpimpin dapat mengetahui
dan memilih pokok-pokok soal yang mana harus diselesaikan lebih dahulu agar tidak membicarakan hal-hal yang tidak perlu.
c. Instruktur harus mampu menetapkan jawaban terhadap garis- garis besar persoalan, agar siswa mendapatkan bimbingan
dalam merumuskan jawaban itu. d. Instruktur harus mampu mengetahui dan mengkap jawaban
yang telah disetujui bersama. Hal yang telah disetujui bersama. Hal yang telah disetujui dirumuskan sebagai tumpuan
pemecahan soal yang berikut, sehingga semua masalah dapat terpecahkan.
Berdasarkan kedua pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa keberadaan pemimpin kelompok atau instruktur merupakan aspek
yang penting dan tidak dapat diabaikan. Pemimpin kelompok atau
33
instruksur harus dapat mengarahkan jalannya kegiatan kelompok dengan mengatur jalannya diskusi. Pemimpin kelompok mengatur jalannya
diskusi dengan memberikan rangsangan untuk berdidkusi dan berusaha merefleksikan pertanyaan dari anggota yang lain. Pemimpin diskusi atau
instruktur dalam mengambil kesimpulan harus menetapkan jawaban terhadap garis-garis besar persoalan, selain hal tersebut yang telah
disetujui bersama melalui diskusi kelompok dapat dirumuskan sebagai kesimpulan dalam kelompok. Terkait dengan proses diskusi kelompok,
unsur kerahasian merupakan tanggung jawab bersama anggota kelompok diskusi.
7. Langkah-langkah dalam diskusi kelompok Berikut ini beberapa pendapat mengenai langkah-langkah dalam
melakasanakan diskusi kelompok. Menurut J.J Hasibuan dan Moedjiono 2006:24 langkah diskusi kelompok adalah sebagai berikut:
a. Guru memberi pengarahan pada siswa terkait dengan masalah yang akan didiskusikan beserta cara pemecahannya dengan
jelas agar dapat dipahami siswa. Masalah tersebut juga dapat ditentukan bersama antara guru dan siswa.
b. Guru memimpin siswa membentuk kelompok-kelompok diskusi, memilih pimpinan diskusi ketua, penulis, dan pelapor,
mengatur posisi duduk, ruangan dan sarana prasarana.
34
c. Ketika tiap-tiap kelompok berdiskusi, guru berkeliling dari satu kelompok ke kelompok lain jika kelompok lebih dari satu,
menjaga kebersihan, memberi dorongan dan bantuan agar anggota kelompok dapat aktif dalam diskusi.
d. Setelah selesai diskusi, tiap berkelompok melaporkan hasil diskusinya dalam berkelompok yang lebih besar kelompok
kelas dan dari siswa dari kelompok lain dapat memberikan penjelasan terkait laporan tersebut. Siswa mencatat hasil dari
diskusi dan hasil laporan dikumpulkan paga guru. Langkah-langkah pelaksanaan diskusi kelompok juga disampaikan
oleh Suprihadi Saputro, Zainal Abidin, dan I Wayah Sutarna 2000:184- 185, langkah tersebut secara berurutan yakni:
a. Merumuskan masalah secara jelas b. Dengan pemimpin guru para siswa membentuk kelompok
diskusi. c. Melaksanankan diskusi. Setiap anggota diskusi hendaknya tahu
persis apa yang akan didikusikan dan bagaimana cara berdiskusi. Diskusi harus berjalan dalam suasana bebas, setiap
anggota tahu bahwa mereka mempunyai hak bicara yang sama. d. Melaporkan hasil diskusi.
e. Akhirnya siswa
mencatat hasil
diskusi, dan
guru mengumpulkan laporan hasil diskusi kelompok.
35
Langkah-langkah dalam melaksanakan diskusi seperti yang dikemukakan oleh Soryotobroto 2002:181-182 adalah sebagai berikut:
a. Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan memberikan pengarahanan seperlunya mengenani cara-cara
pemecahannya. b. Dengan pimpinan guru, para siswa membentuk kelompok-
kelompok diskusi, memilih pimpinan diskusi ketua, sekretaris, pelapor, mengtur tempat duduk, ruangan, saranan, dan
sebaginya c. Para siswa berdiskusi didalam kelompoknya masing-masing,
sedangkan guru hanya berkeliling dari kelompok satu ke kelompok yang lain untuk menjaga ketertiban serta
memberikan dorongan dan bantuan sepenuhnya agar setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif dan agar diskusi berjalan
dengan lancar. d. Kemudian tiap kelompok melaporkan hasil diskusinya. Hasil-
hasilnya yang dilaporkan itu ditanggapi oleh semua siswaterutama dari kelomok lain. Guru memberikan ulasan
atau penjelasan terhadap laporan-laporan tersebut. e. Akhirnya para siswa mencatat hasil diskusi, dan guru
mengumpulkan laporan hasil diskusi dari tiap-tiap kelompok sesudah para siswa mencatatnya.
36
Agar diskusi tersebut dapat berjalan secra efektif, maka perlu juga didahului oleh perencanaan dan persiapan yang matang, yang mencakupi :
a. Pemilihan topik atau masalah yang akan didiskusikan. b. Perencanaan dan penyiapan informasi pendahuluan yang
berhubungan dengan topik tersebut, hingga para siswa memiliki latar belakang yang sama.
c. Guru perlu mempersiapkan diri sebaik mungkin sebagi pemimpin diskusi.
d. Penetapan besar kelompok. e. Pengaturan tempat duduk.
wardani,1983:7 Selain itu, wardani 1983:6 juga mengungkapkan bahwa dalam
diskusi hendaknya berlangsung dalam “iklim yang terbuka” yaitu dalam suasana persahabatanyang ditandai oleh kehangatan hubungan pribadi,
ketersedian menerima dan mengenalkan lebih jauh topik diskusi, keantusiasan berpartisipasi, serta kesediaan menghargai pendapat orang
lain, sehingga kelompok mengangap diskusi sebagai suatu kegiatan yang menyenangkan.
Berdasarkan pendapatkan diatas, langkah-langkah dalam diskusi kelompok dapat diawali dengan melakukan perumusan masalah yang akan
dibahas. Langkah kedua yang dilaksanakan adalah melakukan pembentukan
kelompok diskusi.
Langkah selanjutnya
adalah pelaksanankan diskusi yang dilanjutkan dengan pelaporan hasil diskusi
37
yang dilanjutkan dengan pelaporan hasil yang telah dilaksanankan. Langkah terakhir yang dilakukan dalam diskusi kelompok adalah
melakukan pencatatan hasil kegiatan diskusi kelompok yang telah dilakukan.
C. Kerangka Berpikir Penerapan metode diskusi dalam proses pembelajaran merupakan
salah satu metode yang tidak terlalu mahal dan tidak terlalu sulit diterapkan serta cukup efektif untuk mencapai tujuan belajar.Penerapan metode diskusi
merupakan sebuah metode yang dapat menggali potensi siswa untuk dapat berpikir kritis, bebas mengembangkan gagasan-gagasannya serta memberi
pengalaman langsung sehingga perolehan belajar tidak bersifat verbal semata, melainkan mampu memberi pengalaman yang bersifat konkret. Dengan
demikian metode tersebut akan dapat menguatkan ingatan siswa terhadap materi yang dipelajarinya. Bertitik tolak dari kerangka berpikir demikian,
maka dapat dinyatakan bahwa dengan penerapan metode diskusi secara efektif, cenderung dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa dalam mata
pelajaran bimbingan konseling. Penerapan metode diskusi menyebabkan siswa memperoleh pengalaman belajar yang lebih bermakna dan lebih kuat melekat
dalam memori pikiran mereka, sehingga secara tidak langsung berdampak pula terhadap perolehan atau hasil belajar siswa. Di samping itu dengan
diterapkannya metode ini akan membuat perhatian siswa tertarik dalam proses belajar, karena siswa mengalami sendiri, dan terlibat aktif dalam proses
38
belajar sehingga akan mempermudah siswa tersebut memahami materi pelajaran bimbingan konseling yang dipelajarinya. Diterapkannya metode ini
secara efektif dan efesien akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran bimbingan konseling.
D. Penelitian yang Relevan 1. Penelitian yang dilakukan Jufri Lanasir 2013 Meningkatkan Minat
Belajar Siswa Pada Pembelajaran PKn Melalui Metode Diskusi di Kelas III SDN Pembina Salakan Kecamatan Tinangkung Kabupaten Banggai
Kepulaua.
Berdasarkan hasil observasi pada siklus II tentang tingkat keaktifan siswa selama mengikuti pembelajaran dengan perolehan nilai 46
atau prosentase 76,66 dan masuk dalam kategori baik. Sedangkan hasil pengamatan kegiatan guru dengan 15 indikator penilaian mendapat nilai 56
atau prosentase 74,66 dan masuk dalam kategori baik. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan metode diskusi dapat
meningkatkan minat belajar siswa kelas III B SDN Pembina Salakan Kecamatan Tinangkung Kabupaten Banggai Kepulauan. Adapun saran yang
diajukan dari hasil penelitian yaitu metode diskusi kiranya dapat menjadi bahan pertimbangan bagi guru yang mengajar dengan menyesuaikan materi
yang diajarkan sebagai alternatif meningkatkan minat belajar.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Laras Ayni Widyastuti 2012 yang berjudul pengaruh media permaianan sains terhadap minat belajar sains
siswa kelas II SDN Pujokusuman 2 dan SDN Pujokusuman 3 Yogyakarta. Penelitian menunjukkan adanya pengaruh permainan sains terhadap minat
39
belajar sains. Peningkatan skor minat belajar sains pada kelas ekperimen setelah perlakuanpermainan sains sebanyak 16,61. Sementara itu,
peningkatan rerata skor minat belajar sains pada kelas kontrol setelah perlakuan permainan sains sebanyak 5,67. Dengan demikian,
peningkatan rerata skor pada kela eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan rerata skor pada kelas kontrol.
E. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan diatas maka dapat
diajukan hipotesis tindakan dari penelitian tindakan ini adalah Metode Diskusi Kelompok dapat meningkatkan minat belajar pada siswa kelas VIII SMP
Hamong Putera Ngaglik.
40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN