2.8 AMF Automatic Main Failure dan ATS Automatic Transfer Switch 2.8.1 Pengertian AMF dan ATS
Gambar 2.8. Hubungan AMF dengan alat pengontrol
ATS adalah singkatan dari AutomaticTransfer Switch, yaitu proses
pemindahan penyulang dari penyulangsumber listrik yang satu ke sumber listrik yang lain secara bergantian sesuai perintah pemrograman, ATS adalah
pengembangan dari COS atau yang biasa disebut secara jelas sebagai Change Over Switch, beda keduanya adalah terletak pada sistim kerjanya, untuk ATS kendali kerja
dilakukan secara otomatis, sedangkan COS dikendalikan atau dioperasikan secara manual.
AMF adalah singkatan dalam istilah kelistrikan dari Automatic Main Failure
yang maksudnya menjelaskan cara kerja otomatisasi terhadap sistem terhadap sistem kelistrikan cadangan apabila terjadi gangguan pada sumberpenyulang listrik utama
Universitas Sumatera Utara
Main, istilah ini secara umum sering dijabarkan sebagai sistim kendali start dan stop genset, baik itu diesel generator, genset gas maupun turbin.
2.8.2 Cara Kerja AMF dan ATS
Catu daya utama
AMF
Catu daya cadangan
Starter Interlock
Timer Beban
Pemrosesan Penggerak
Gambar 2.9. Blok Diagram proses kerja AMF dan ATS
Catu daya utama PLN tidak selalu menyalurkan energi listriknya, kadang mengalami gangguan. Automatic Main Failure AMF dapat mengendalikan transfer
suatu alat dari suplai utama ke suplai cadangan atau dari suplai cadangan ke suplai utama. AMF akan beroperasi saat catu daya utama PLN padam dengan mengatur
catu daya cadangan genset. Sumber listrik dari PLN saat beroperasi tegangannya naik turun. Kira-kira 10 dari tegangan nominalnya atau hilang. Sehingga sinyal
gangguan akan masuk ke AMF pada pemrosesan, sinyal diolah menghasilkan perintah ke penggerak dapat berupa pemutusan kedua catu daya yang sedang
beroperasi dengan system saling mengunci interlock. AMF dapat mengatur genset beroperasi jika PLN mati dan memutuskan jika PLN hidup lagi.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.10. Sistem Interlock ATS
2.9. Sistem Start
Sistem start mesin diesel ada dua macam, yaitu : 1.
Sistem start secara manual 2.
Sistem start dengan kompresor udara air compressor, dan 3.
Sistem start electris dengan electromotor dan accu sebagai baterai. Untuk diesel dengan daya rendah 500 kW digunakan electric Sistem ini
menggunakan motor DC dengan suplai listrik dari bateraiaccu 12 atau 24 volt untuk menstart diesel.
Untuk diesel dengan daya 500 kW, diesel di start dengan udara ditekan dan disimpan dalam botol. Tekanan udara dalam botol udara 30 kgcm
2
dengan volume botol harus cukup untuk 6 kali cold start botol udara tidak diisi. Tekanan botol
tidak boleh turun mencapai 18 kgcm
2
agar cukup untuk start. Harus disediakan kompressor dengan electromotor 5.5 HP. Untuk setiap diesel motor disediakan dua
botol udara, dan untuk semua diesel motor disediakan satu electromotor drive compression.
Universitas Sumatera Utara
2.10. Pengaman Diesel Generating Set