2003: 81 mengartikan “Efektifitas merupakan kesesuaian antara siswa dengan hasil belajar”.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa efektivitas pembelajaran merupakan proses yang harus di lalui siswa untuk mencapai hasil
belajar. Efektivitas juga merujuk pada kemampuan untuk memiliki tujuan yang tepat atau mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal yang sama di sampaikan
oleh Steers Muhibbin Syah, 2003: 21 menyatakan: “Sebuah organisasi yang betul-betul efektif adalah orang yang mampu
menciptakan suasana kerja di mana para pekerja tidak hanya melaksanakan pekerjaan yang telah dibebankan saja tetapi juga membuat
suasana supaya para pekerja lebih bertanggung jawab, bertindak secara kreatif demi peningkatan efisiensi dalam usaha mencapai tujuan.”
Pernyataan Steers di atas menunjukkan bahwa efektivitas tidak hanya berorientasi pada tujuan melainkan berorientasi juga pada proses dalam mencapai
tujuan. Jika definisi ini diterapkan dalam pembelajaran, efektivitas berarti kemampuan sebuah lembaga dalam melaksanakan program pembelajaran yang
telah direncanakan serta kemampuan untuk mencapai hasil dan tujuan yang telah ditetapkan. Proses pelaksanaan program dalam upaya mencapai tujuan tersebut
didesain dalam suasana yang kondusif dan menarik bagi peserta didik. Hal yang sama juga diberikan oleh Suharsimi Arikunto 2008: 3 yang
memberikan pengertian bahwa efektivitas belajar merupakan proses perubahan yang menghasilkan dampak positif yakni terkuasanya pengetahuan, keterampilan,
dan sikap sesuai dengan yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Dalam hal ini efektivitas dapat dilihat dari tercapai tidaknya tujuan instruksional khusus yang
dicanangkan meliputi gambaran pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dimiliki siswa sebagai akibat dari hasil pengajaran.
Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat dikatakan bahwa efektifitas belajar adalah suatu ukuran keberhasilan dari proses belajar siswa sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
2.2.1 Ciri-Ciri Efektivitas Belajar
Universitas Sumatera Utara
Menurut Harry Firman dalam Ahmad Muhli 2011 bahwa keefektifan dalam program pembelajaran ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut :
- Berhasil menghantarkan siswa mencapai tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan.
- Memberikan pengalaman belajar yang atraktif, melibatkan siswa secara aktif sehingga menunjang pencapaian tujuan instruksional.
- Memiliki sarana-sarana yang menunjang proses belajar mengajar. Berdasarkan ciri program pembelajaran efektif seperti yang digambarkan
diatas, keefektifan program pembelajaran tidak hanya ditinjau dari segi tingkat prestasi belajar saja, melainkan harus pula ditinjau dari segi proses dan sarana
penunjang. Aspek hasil meliputi tinjauan terhadap hasil belajar siswa setelah mengikuti program pembelajaran yang mencakup kemampuan kognitif, afektif
dan psikomotorik. Aspek proses meliputi pengamatan terhadap keterampilan siswa, motivasi, respon, kerjasama, partisipasi aktif, tingkat kesulitan pada
penggunaan media, waktu serta teknik pemecahan masalah yang ditempuh siswa dalam menghadapi kesulitan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Aspek sarana penunjang meliputi tinjauan-tinjauan terhadap fasilitas fisik dan bahan serta sumber yang diperlukan siswa dalam proses belajar mengajar seperti
ruang kelas, laboratorium, media pembelajaran dan buku-buku teks.
2.2.2 Faktor-faktor Efektivitas Belajar
Dalam kegiatan belajar sangat banyak faktor yang mempengaruhi keefektifannya, yang hal ini perlu diperhatikan sungguh-sungguh oleh setiap
pelajar demi kesukesan belajarnya. Menurut Muhibbin Syah 2008: 123 ada dua macam faktor yang sangat berpengaruh dalam kegiatan belajar supaya efektif,
yaitu: 1. Faktor Eksternal, yakni faktor yang muncul dari luar diri individu. Dapat
dibedakan menjadi dua macam: - Faktor Sosial
Faktor yang berupa keadaan lingkungan di sekitar pelajar, baik lingkungan di dalam rumah maupun di luar rumah. Setiap pelajar
perlu mengatahui pentingnya faktor sosial ini, sebab seringkali terjadi
Universitas Sumatera Utara
seorang pelajar kurang menyadari bahwa suasana rumah keluarga aatu lingkungan masyarakat yang dihadapi dapat berpengaruh
terhadap semangat belajarnya. - Faktor Non Sosial
Faktor yang berupa cuaca, sarana, atau peralatan belajar dan waktu belajar. Cuaca terlalu panas atau terlalu dingin akan bisa membuat diri
si pelajar terganggu konsentarasi belajarnya. Oleh karena itu seorang pelajar hendaknya dapat memilih waktu yang tepat untuk belajar
supaya tidak kegerahan ataupun kedinginan. Begitu pula mengenai sarana belajar, yang lazimnya meliputi kamar belajar, meja belajar, alat
tulis, dan perlengkapan lainnya amat banyak berpengaruh terhadap keefektivitasan belajar.
2. Faktor Internal, yakni faktor yang berasal dalam diri individu. Dapat dibedakan menjadi dua macam:
- Faktor Psikologis Faktor yang dapat mendorong dan memberi motivasi untuk lebih tekun
belajar. Diantaranya ialah: • Didalam diri setiap pelajar terdapat sifat ingin tahu dan ingin
menyelidiki segala sesuatu cara lebih luas yang tentunya akan mendorong semangat belajarnya.
• Adanya sifat kreatif pada setiap individu dan keinginan untuk maju.
• Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang lain terutama dari orang tua, guru, dan teman-teman.
- Faktor Phisiologis Faktor yang sangat menentukan untuk mendorong dan memotivasi
kegiatan belajar. Karena kondisi fisik seseorang akan selalu melatarbelakangi semua kegiatan sehati-harinya termasuk dalam
kegiatan belajar. Oleh karena itu seorang pelajar perlu mencari kiat– kiat bagaimana agar kondisi tubuhnya tetap sehat. Diantaranya ialah:
Universitas Sumatera Utara
• Berusaha agar kebutuhan tubuh selalu tercukupi, memperoleh gizi yang cukup sesuai yang diperlukan.
• Melakukan latihan fisik dengan berolahraga yang cukup dan teratur.
• Memiliki kebiasaan cara hidup sehat, seperti badan dan pakaian selalu bersih.
• Berusaha untuk selalu bersikap simpatik dan berpenampilan ceria, gembira, dan penuh semangat.
2.2.3 Kriteria Efektifitas Belajar Siswa