Persamaan Regresi Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

3. Pengujian Hipotesis

Melalui hasil pengujian asumsi klasik disimpulkan bahwa bahwa model regresi yang dipakai dalam penelitian ini telah memenuhi model estimasi yang Best Linear Unbiased Estimator BLUE dan layak dilakukan analisis regresi. Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan program SPSS 16, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

a. Persamaan Regresi

Dalam pengolahan data dengan menggunakan regresi linear, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen, melalui pengaruh CAR dan DER terhadap Laba. Hasil regresi dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut ini. Tabel 4.7 Analisis Hasil Regresi Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant .505 .774 .652 .518 CAR -.376 2.368 -.037 -.159 .875 .412 2.425 DER -.022 .040 -.127 -.549 .586 .412 2.425 a. Dependent Variable: Laba Sumber : Diolah oleh penulis dengan SPSS, 2011. Berdasarkan tabel 4.7, didapat persamaan regresi sebagai beikut: Y = 0,505 - 0,376 CAR – 0,022 DER + ε Keterangan : 1 konstanta sebesar 0,505 menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel independen CAR = DER = 0 maka Pertumbuhan Laba sebesar 0,505. 2 b 1 sebesar -0,376 menunjukkan bahwa setiap penambahan Capital Adequacy Ratio sebesar 1 akan diikuti oleh penurunan Pertumbuhan Laba sebesar 0,376 dengan asumsi variabel lain tetap. 3 b 2 sebesar -0.022 menunjukkan bahwa setiap penambahan Debt to Equity Ratio sebesar 1 akan diikuti oleh penurunan Pertumbuhan Laba sebesar 0.022 dengan asumsi variabel lain tetap.

b. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

Nilai koefisien korelasi R menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat apabila nilai R berada di atas 0.5 dan mendekati 1. Koefisien determinasi R square menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R square adalah nol sampai dengan satu. Apabila nilai R square semakin mendekati satu, maka variabel- variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Sebaliknya, semakin kecil nilai R square, maka kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen semakin terbatas. Nilai R square memiliki kelemahan yaitu nilai R square akan meningkat setiap ada penambahan satu variabel independen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Tabel 4.8 Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .101 a .010 -.034 .5572947 2.269 a. Predictors: Constant, CAR, DER b. Dependent Variable: Laba Sumber : Diolah oleh penulis dengan SPSS, 2011. Dari hasil pengolahan regresi berganda pada tabel 4.6, dapat diketahui bahwa nilai R adalah 0,101 atau 10,1 . Nilai R pada intinya mengukur seberapa besar hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Sedangkan nilai R Square R 2 = koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai R Square R 2 berada di antara 0 dan 1. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel independen dalam menerangkan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai R-square dari output di atas adalah sebesar 0,010. ini berarti bahwa variasi dari variabel independen yang terdiri dari Capital Adequacy Ratio dan Debt to Equity Ratio hanya mampu menjelaskan variasi variabel dependen Pertumbuhan Laba sebesar 1 . Selebihnya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model regresi.

c. Pengujian Hipotesis

Dokumen yang terkait

Pengaruh Loan To Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Earning Per Share, Debt To Equity Ratio, Dan Firm Size Terhadap Dividend Payout Ratiopada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

12 54 89

Pengaruh Capital Adequacy Ratio(CAR), Non Performing Loan (NPL), Operating Ratio (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio(LDR) Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

3 66 83

Pengaruh Capital Edequacy Ratio, Debt To Equity Ratio, Non Performing Loan, Operating Ratio, Loan To Deposit Terhadap Return On Equity (ROE) Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 29 110

Pengaruh Debt To Equity Ratio (Der) Dan Debt To Asset Ratio (DAR) Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

17 84 71

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), DEBT TO EQUITY RATIO (DER), DAN NET PROFIT MARGIN (NPM) TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 2 32

Pengaruh Debt to Equity Ratio, Capital Adequacy Ratio dan Return on Equity terhadap Peringkat Obligasi Perbankan yang Listing di Bursa Efek Indonesia pada Periode 2008-2013.

0 0 26

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO BIAYA OPERASIONAL PENDAPATAN OPERASIONAL LOAN TO DEPOSIT RATIO DAN INTEREST RISK RATIO TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 1 116

Pengaruh Loan To Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Earning Per Share, Debt To Equity Ratio, Dan Firm Size Terhadap Dividend Payout Ratiopada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 19

Pengaruh Loan To Deposit Ratio, Capital Adequacy Ratio, Earning Per Share, Debt To Equity Ratio, Dan Firm Size Terhadap Dividend Payout Ratiopada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 8

Pengaruh Capital Adequacy Ratio(CAR), Non Performing Loan (NPL), Operating Ratio (BOPO), dan Loan to Deposit Ratio(LDR) Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11