Manfaat Penelitian Sistematika Penulisan
keadaan pribadi Wajib Pajak atau pengenaan pajak yang memerhatikan keadaan subjeknya. Sedangkan pajak objektif adalah pajak yang
pengenaannya memerhatikan pada objeknya baik pada berupa benda, keadaan, perbuatan, atau peristiwa yang mengakibatkan timbulnya
kewajiban membayar pajak, tanpa memperhatikan keadaan subjek pajak maupun tempat tinggal.
Pajak menurut lembaga pemungutnya terdiri dari pajak negara pajak pusat dan pajak daerah. Pajak negara pajak pusat adalah pajak yang
dipungut oleh Pemerintah Pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara pada umumnya. Sedangkan pajak daerah yaitu pajak yang
dipungut oleh Pemerintah Daerah baik Daerah Tingkat I Pajak Provinsi maupun Daerah Tingkat II Pajak KabupatenKota dan digunakan untuk
membiayai rumah tangga daerah masing-masing. 4. Sistem Pemungutan Pajak
Sistem pemungutan pajak menurut Mardiasmo 2011: 7-8 terdiri dari Official assessment system, Self assessment system, dan With holding
system. Official assessment system adalah sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pemerintah fiskus untuk menentukan
besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak. Ciri-cirinya: wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang berada pada fiskus, wajib pajak
bersifat pasif, dan utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus.
Self assessment system adalah sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada Wajib Pajak untuk menentukan sendiri
besarnya pajak yang terutang. Ciri-cirinya: wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada wajib pajak itu sendiri, wajib pajak aktif
mulai dari menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri pajak yang terutang, fiskus tidak ikut campur dan hanya mengawasi.
With holding system adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga bukan fiskus dan bukan wajib
pajak yang bersangkutan untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak. Ciri-cirinya: wewenang menentukan besarnya pajak
yang terutang adalah pada pihak ketiga, pihak selain fiskus dan wajib pajak.
5. Asas-asas Pemungutan Pajak Asas-asas pemungutan pajak menurut Waluyo 2008: 13 terdiri dari
equality, certainty, convenience, economy. Equality adalah pemungutan pajak harus bersifat adil dan merata, yaitu pajak dikenakan kepada orang
pribadi yang harus sebanding dengan kemampuan membayar pajak atau ability to pay dan sesuai dengan manfaat yang diterima. Adil dimaksudkan
bahwa setiap Wajib Pajak menyumbangkan uang untuk pengeluaran pemerintah sebanding dengan kepentingannya dan manfaat yang diminta.
Certainty adalah penetapan pajak itu tidak ditentukan sewenang- wenang. Oleh karena itu, Wajib Pajak harus mengetahui secara jelas dan
pasti besarnya pajak yang terutang, kapan harus bayar, serta batas waktu
pembayaran. Convenience adalah kapan Wajib Pajak itu harus membayar pajak sebaiknya sesuai dengan saat-saat yang tidak menyulitkan Wajib
Pajak. Sistem pemungutan ini disebut Pay as You Earn. Economy adalah secara ekonomi bahwa biaya pemungutan dan biaya pemenuhan kewajiban
pajak bagi Wajib Pajak diharapkan seminimum mungkin, demikian pula beban yang dipikul Wajib Pajak.
6. Teori-teori yang Mendukung Pemungutan Pajak Ada beberapa teori yang mendukung pemungutan pajak menurut
Mardiasmo 2011: 3-4 yaitu teori asuransi, teori kepentingan, teori daya pikul, teori bakti, teori asas daya beli. Teori asuransi menjelaskan bahwa
Negara melindungi keselamatan jiwa, harta benda, dan hak-hak rakyatnya. Oleh karena itu, rakyat harus membayar pajak diibaratkan sebagai suatu
premi asuransi karena memperoleh jaminan perlindungan tersebut. Teori kepentingan menjelaskan bahwa pembagian beban pajak kepada rakyat
didasarkan atas kepentingan misalnya perlindungan masing-masing orang. Semakin besar kepentingan seseorang terhadap negara, makin
tinggi pajak yang harus dibayar. Teori daya pikul menjelaskan bahwa beban pajak untuk semua orang
harus sama beratnya, artinya pajak harus dibayar sesuai dengan daya pikul masing-masing orang. Teori bakti menjelaskan bahwa dasar keadilan
pemungutan pajak terletak pada hubungan rakyat dengan negaranya. Sebagai warga negara yang berbakti, rakyat harus selalu menyadari bahwa
pembayaran pajak adalah sebagai suatu kewajiban. Sedangkan teori asas