Modul PLPG PTK Kimia 9
5. Konsistensi sikap dan kepedulian dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran sangat diperlukan. Hal ini penting karena upaya
peningkatan kualitas pembelajaran tidak dapat dilakukan sambil lalu, tetapi menuntut perencanaan dan pelaksanaan yang sungguh-sungguh. Oleh karena
itu, motivasi untuk memperbaiki kualitas harus tumbuh dari dalam motivasi intrinsik, bukan sesuatu yang bersifat instrumental.
6. Cakupan permasalahan penelitian tindakan tidak seharusnya dibatasi pada masalah pembelajaran di ruang kelas, tetapi dapat diperluas pada tataran di
luar ruang kelas, misalnya: tataran sistem atau lembaga. Perspektif yang lebih luas akan memberi sumbangan lebih signifikan terhadap upaya peningkatan
kualitas pendidikan.
D. Perbedaan PTK dengan Penelitian lain
Dengan memperhatikan karakteristik dan prinsip-prinsip yang ada pada penelitian tindakan kelas, maka dapat diperbandingkan perbedaan PTK dan jenis
penelitian yang lain, yaitu :
Tabel 1. Perbedaan PTK dan Non PTK
Aspek PTK
Non PTK
Peneliti Guru
Orang luar Rencana
Penelitian Oleh guru memungkinkan
dibantu orang luar Oleh peneliti
Munculnya masalah
Dirasakan oleh guru mungkin dorongan orang
luar Dirasakan oleh orang luar
Ciri utama Ada tindakan untuk
perbaikan yang berulang Belum tentu ada tindakan
perbaikan Peran guru
Sebagai guru dan peneliti Sebagai guru subjek penelitian
Tempat penelitian
Kelas Kelas
Proses pengumpulan
data Oleh guru dan bantuan
orang luar Oleh peneliti
Hasil penelitian Langsung dimafaatkan oleh
guru dan dirasakan oleh siswa
Menjadi milik peneliti dan belum tentu dimanfaatkan
oleh guru
Modul PLPG PTK Kimia 10
Selain perbedaan-perbedaan di atas dapat pula dikemukaan perbedaan antara PTK dan Non PTK jika dilihat dari berbagai dimensi atau sudut pandang, yaitu :
Tabel 2. Perbedaan karakteristik PTK dan penelitian kelas non PTK
Dimensi PTK
Penelitian Non PTK
Motivas Tindakan
Kebenaran Sumber
masalah Diagnosis status
Induktif - deduktif Tujuan
Memperbaiki praktik, sekarang dan di ini
Verifikasi dan menemukan pengetahuan yang dapat
digeneralisasi Peneliti yang
terlibat Pelaku dari dalam guru Orang yang berminat
Sampel Kasus khusus
Sampel yang refresentatif Metedologi
Longgar tetapi berusaha objektif, jujur, dan tidak
memihak Baku dengan objektivitas dan
ketidakmemihakan yang terintergrasi
Sampel Kasus khusus
Sampel yang refresentatif Metodologi
Longgar tetapi berusaha objektif, jujur, dan tidak
memihak Baku dengan objektivitas dan
ketidakmemihakan yang terintergrasi
Penafsiran hasil
penelitian Untuk memahami
praktik melalui refleksi oleh praktisi yang
membangun Mendiskripsikan,
mengabstraksikan, penyimpulan dan pembentukan teori oleh
ilmuwan Hasil akhir
Siswa belajar lebih baik proses dan produk
Pengetahuan, prosedur atau materi yang diuji
SOAL LATIHAN : 1. Mengapa seorang guru yang ingin memperbaiki kualitas pembelajarannya
harus melakukan penelitian tindakan kelas ? 2. Telaahlah pendapat Hopkins, Kemmis dan Tim PGSM tentang PTK dan
analisislah kesamaan dari ketiga pendapat tersebut 3. Buatlah sebuah rangkuman yang dapat menggambarkan karakteristik PTK
yang dikemukakan oleh Hopkins 4. Jelaskan perbedaan yang prinsip antara PTK dan penelitian lain
Modul PLPG PTK Kimia 11
BAB III
MODEL-MODEL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Kompetensi Dasar :
Memahami model-model penelitian tindakan kelas
Indikator Kompetensi :
1. Menjelaskan makna model penelitian tindakan kelas 2. Menjelaskan macam-macam model penelitian tindakan kelas
3. Memilih model penelitian tindakan kelas yang sesuai
Materi :
Ada beberapa model PTK yang sampai saat ini sering digunakan di dalam dunia pendidikan, di antaranya: 1 Model Kurt Lewin, 2 Model Kemmis dan
Mc Taggart dan 3 Model John Elliot.
1. Model Kurt Lewin Model Kurt Lewin menjadi acuan pokok atau dasar dari adanya berbagai
model penelitian tindakan yang lain, khususnya PTK. Dikatakan demikian, karena dialah yang pertama kali memperkenalkan Action Research atau penelitian
tindakan.
Konsep pokok penelitian tindakan Model Kurt Lewin terdiri dari empat komponen, yaitu ; a perencanaan planning, b tindakan acting, c pengamatan
observing, dan d refleksi reflecting. Hubungan keempat komponen tersebut dipandang sebagai siklus yang dapat digambarkan sebagai berikut :
Modul PLPG PTK Kimia 12
Gambar 1. Riset aksi model Kurt Lewin Sumber : Rochiati, 2007
2. Model Kemmis McTaggart Model Kemmis McTaggart merupakan pengembangan dari konsep dasar
yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin sebagaimana yang diutarakan di atas. Hanya saja, komponen acting tindakan dengan observing pengamatan dijadikan
sebagai satu kesatuan. Disatukannya kedua komponen tersebut disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa antara implementasi acting dan observing merupakan
dua kegiatan yang tidak terpisahkan. Maksudnya, kedua kegiatan haruslah dilakukan dalam satu kesatuan waktu, begitu berlangsungnya suatu tindakan
begitu pula observasi juga harus dilaksanakan. Untuk lebih tepatnya, berikut ini dikemukakan bentuk designnya Kemmis McTaggart, 1990:14.
Modul PLPG PTK Kimia 13
Gambar 2. Riset aksi model Kemmis Taggart Sumber : Rochiati, 2007
Apabila dicermati, model yang dikemukakan oleh Kemmis McTaggart pada hakekatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu
perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu ; perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Keempat komponen yang berupa untaian tersebut
dipandang sebagai satu siklus. Oleh karena itu, pengertian siklus pada kesempatan ini adalah suatu putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan,
pengamatan dan refleksi.
Modul PLPG PTK Kimia 14
3. Model John Elliot Apabila dibandingkan dua model yang sudah diutarakan di atas, yaitu Model
Kurt Lewin dan Kemmis-McTaggart, PTK Model John Elliot ini tampak lebih detail dan rinci. Dikatakan demikian, oleh karena di dalam setiap siklus
dimungkinkan terdiri dari beberapa aksi yaitu antara 3-5 aksi tindakan. Sementara itu, setiap aksi kemungkinan terdiri dari beberapa langkah, yang
terealisasi dalam bentuk kegiatan belajar-mengajar. Maksud disusunnya secara terinci pada PTK Model John Elliot ini, supaya terdapat kelancaran yang lebih
tinggi antara taraf-taraf di dalam pelaksanan aksi atau proses belajar-mengajar. Selanjutnya, dijelaskan pula olehnya bahwa terincinya setiap aksi atau tindakan
sehingga menjadi beberapa langkah oleh karena suatu pelajaran terdiri dari beberapa subpokok bahasan atau materi pelajaran. Di dalam kenyataan praktik di
lapangan setiap pokok bahasan biasanya tidak akan dapat diselesaikan dalam satu langkah, tetapi akan diselesaikan dalam beberapa rupa itulah yang menyebabkan
John Elliot menyusun model PTK yang berbeda secara skematis dengan kedua model sebelumnya, yaitu seperti dikemukakan berikut ini.
Modul PLPG PTK Kimia 15
Gambar 3: Riset Aksi Model John Elliot
SOAL LATIHAN :
1. Perhatikan gambar model yang dikemukakan oleh Kurt Lewin, Kemmis Taggart dan John Eliot di atas. Berikan gagasan Anda tentang persamaan dan
perbedaan yang mendasar pada ketiga model tersebut
Modul PLPG PTK Kimia 16
2. Jelaskan kelebihan dan kelemahan dari model Kurt Lewin, Kemmis Taggart dan John Eliot
3. Cobalah untuk mengemukakan sebuah permasalahan yang akan diselesaikan melalui PTK dan pilihlah sebuah model yang akan Anda gunakan berikut
alasan rasional pemilihan model tersebut
Modul PLPG PTK Kimia 17
BAB IV
TAHAPAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Kompetensi Dasar :
Memahami tahapan pelaksanaan penelitian tindakan kelas
Indikator Kompetensi :
1. Menjelaskan kegiatan pra penelitian tindakan kelas 2. Menganalisis permasalahan pembelajaran yang dialami
3. Menjelaskan langkah-langkah kegiatan penelitian tindakan kelas
Materi : A. Fokus Masalah
Kegiatan PTK sebelum pelaksanaan penyusunan rencana PTK merupakan kegiatan yang mendasari pelaksanaan PTK, yang berupa kegiatan-kegiatan
sebagai berikut: 1. Identifikasi masalah
Kegiatan diawali dengan langkah mengidentifikasi bidang fokus masalah yang akan diteliti, bidang masalah diteliti dan dikembangkan. Dalam pendidikan
dan kurikulum, bidang masalah yang dipilih adalah bidang masalah yang memiliki sumbangan paling besar terhadap mutu hasil pendidikan, khususnya
mutu kemampuan dan pribadi siswa, misalnya implementasi kurikulum. Bidang tersebut masih mencakup secara luas, cakupannya dapat terdiri dari berbagai sub
bidang atau segi, misalnya segi pembelajaran, segi praktik, pengelolaan kurikulum, kegiatan ekstra kurikuler, penggunaan media, evaluasi, dll. Dalam segi
pembelajaran masih terdapat lagi masalah-masalah yang bisa diidentifikasi dan dipilih sebagai fokus masalah, seperti pembelajaran pemecahan masalah,
pembelajaran konstektual, eksprensial, pembelajaran inkuiri-discoveri, pembelajaran kooperatif, dan lain-lain. Dalam pemilihan fokus masalah atau
kegiatan yang ingin dipilih didasarkan atau urgensi dan mafaatnya, serta kemampuan diri dalam melaksanakan kegiatan pemecahan masalah tersebut.
2. Pengumpulan data
Modul PLPG PTK Kimia 18
Langkah kedua ini merupakan langkah dengan melakukan kegiatan pengumpulan data berkenaan dengan pelaksanaan kegiatan yang menjadi fokus
masalah. Sebagai contoh masalah yang menjadi dasar adalah pembelajaran kooperatif pembelajaran yang menekankan aktivitas siswa dalam pembelajaran.
Dalam langkah ini seorang guru mengidentifikasi, menghimpun dokumen- dokumen, mengingat-ingat kegiatan pembelajaran, serta hasil pembelajaran yang
berkenan dengan pemecahan masalah yang pernah dilakukannya. Topik-topik apa yang dibahas, bagaimana langkah, bagaimana kegiatan guru dan siswa, buku
media, dan sumber belajar, keberhasilan yang dicapai, dan lain-lain. 3. Analisis dan interpretasi data
Hasil pengumpulan data kemudian dianalisis secara kualitatif , diuraikan, dibandingkan, dikategorikan, disintesiskan, lalu diurutkan secara sistematis. Hasil
analisis diinterpretasikan dalam arti diberi makna, baik makna umum maupun khusus.
4. Solusi permasalahan
Hasil masalah-masalah yang telah dijabarkan, kemudian dicarikan solusi untuk mencarimengembangkan cara perbaikan, yang dapat dilakukan dengan
mengkaji teori dan hasil-hasil penelitian yang relevan, berdiskusi dengan teman guru lain atau dengan pakar, serta guru dapat menggali pengalaman sendiri.
Pengembangan cara perbaikan atau tindakan harus sesuai dengan kemampuan dan komitmen guru sebagai peneliti pelaksana, kemampuan siswa, fasilitas yang
tersedia, serta iklim belajar dan iklim kerja di sekolah.
B. Pelaksanaan PTK