Modul PLPG PTK Kimia 7
2. Merupakan penelitian yang reflektif-mandiri self-reflektive atau kolaboratif. Dalam konteks ini, peneliti atau kelompok peneliti mengkaji
praktik yang diamereka lakukan bukan praktik orang lain, untuk melihat apa yang harus dilakukan dalam rangka memperbaiki praktik tersebut.
3. Bersifat kolaboratif karena dilaksanakan oleh individu dengan bantuan orang lain minimal sebagai observer atau oleh sekelompok kolega, praktisi guru
atau peneliti.
4. Merupakan sebuah proses yang dinamis dan fleksibel yang melibatkan pengulangan-pengulangan aktivitas sehingga membentuk pola spiral yang
maju-mundur diantara refleksi, penjaringan data, dan tindakan.
5. Merupakan suatu rencana tindakan. Meskipun merupakan proses yg dinamis dan fleksibel, sebagai sebuah metode penelitian, PTK harus dirancang secara
sistematis yang memenuhi pola umum prosedur PTK.
6. Merupakan penelitian kebersamaan sharing research. Berbeda dengan hasil penelitian tradisional yang biasanya langsung dipublikasikan dalam jurnal
atau buku, peneliti PTK biasanya mendistribusikan laporan penelitiannya kepada teman sejawat yang mungkin dapat memakai temuan tersebut.
Meskipun saat ini laporan PTK juga sudah dipublikasikan melalui jurnal, biasanya para peneliti PTK lebih cenderung untuk membagikan informasi
tersebut dengan berbagai rekan sejawat untuk dipraktikkan atau dikaji ulang di sekolahkelas masing-masing.
C. Prinsip-prinsip PTK
Prinsip dasar yang melandasi penelitian tindakan kelas dikemukakan oleh Hopkins 1993, yaitu :
1. Tugas guru yang utama adalah menyelenggarakan pembelajaran yang baik
dan berkualitas. Untuk itu, guru harus mempunyai komitmen dalam mengupayakan perbaikan dan peningkatan kualitas pembelajaran secara terus
menerus. Dalam menerapkan suatu tindakan untuk memperbaiki kualitas pembelajaran ada kemungkinan tindakan yang dipilih tidakkurang berhasil,
maka ia harus tetap berusaha mencari alternatif lain. Guru harus menggunakan pertimbangan dan tanggungjawab profesionalnya dalam
Modul PLPG PTK Kimia 8
mengupayakan jalan keluar dari permasalahan yang dihadapi dalam pembelajaran. Prinsip pertama ini berimplikasi pada sifat penelitian tindakan
sebagai suatu upaya yang berkelanjutan secara siklis sampai terjadinya peningkatan, perbaikan, atau kesembuhan sistem, proses, hasil, dan
sebagainya.
2. Meneliti merupakan bagian integral dari pembelajaran, yang tidak menuntut kekhususan waktu maupun metode pengumpulan data. Tahapan-tahapan
penelitian tindakan selaras dengan pelaksanaan pembelajaran, yaitu: persiapan planning, pelaksanaan pembelajaran action, observasi kegiatan
pembelajaran observation, evaluasi proses dan hasil pembelajaran evaluation, dan refleksi dari proses dan hasil pembelajaran reflection.
Prinsip kedua ini menginsyaratkan agar proses dan hasil pembelajaran direkam dan dilaporkan secara sistematik dan terkendali menurut kaidah
ilmiah.
3. Kegiatan meneliti, yang merupakan bagian integral dari pembelajaran, harus diselenggarakan dengan tetap bersandar pada alur dan kaidah ilmiah. Alur
pikir yang digunakan dimulai dari pendiagnosisan masalah dan faktor penyebab timbulnya masalah, pemilihan tindakan yang sesuai dengan
permasalahan dan penyebabnya, merumuskan hipotesis tindakan yang tepat, penetapan skenario tindakan, penetapan prosedur pengumpulan data dan
analisis data. Obyektivitas, reliabilitas , dan validitas proses, data, dan hasil tetap dipertahankan selama penelitian berlangsung. Prinsip ketiga ini
mempersyaratkan bahwa dalam menyelenggarakan penelitian tindakan agar tetap menggunakan kaidah-kaidah ilmiah.
4. Masalah yang ditangani adalah masalah-masalah pembelajaran yang riil dan merisaukan tanggungjawab profesional dan komitmen terhadap pemerolehan
mutu pembelajaran. Prinsip ini menekankan bahwa diagnosis masalah bersandar pada kejadian nyata yang berlangsung dalam konteks pembelajaran
yang sesungguhnya. Bila pendiagnosisan masalah berdasar pada kajian akademik atau kajian literatur semata, maka penelitian tersebut dipandang
sudah melanggar prinsip ke-otentikan. Jadi masalah harus didiagnosis dari kancah pembelajaran yang sesungguhnya, bukan sesuatu yang dibayangkan
akan terjadi secara akademik.
Modul PLPG PTK Kimia 9
5. Konsistensi sikap dan kepedulian dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran sangat diperlukan. Hal ini penting karena upaya
peningkatan kualitas pembelajaran tidak dapat dilakukan sambil lalu, tetapi menuntut perencanaan dan pelaksanaan yang sungguh-sungguh. Oleh karena
itu, motivasi untuk memperbaiki kualitas harus tumbuh dari dalam motivasi intrinsik, bukan sesuatu yang bersifat instrumental.
6. Cakupan permasalahan penelitian tindakan tidak seharusnya dibatasi pada masalah pembelajaran di ruang kelas, tetapi dapat diperluas pada tataran di
luar ruang kelas, misalnya: tataran sistem atau lembaga. Perspektif yang lebih luas akan memberi sumbangan lebih signifikan terhadap upaya peningkatan
kualitas pendidikan.
D. Perbedaan PTK dengan Penelitian lain