Tabulasi Silang Status Perkahwinan Responden dengan Indikasi

rekuren a. Tidak ada indikasi 3 4,6 21 32,3 26 40,0 13 20,0 b. Ada indikasi 0 0,0 1 1,5 0,0 1 1,5 Gross hematuria berulang a. Tidak ada indikasi 1 1,5 11 16,9 19 29,2 11 16,9 b. Ada indikasi 2 3,1 11 16,9 7 10,8 3 4,6 Insufisiensi ginjal a. Tidak ada indikasi 3 4,6 19 29,2 16 24,6 10 15,4 b. Ada indikasi 0 0,0 3 4,6 10 15,4 4 6,2 Calculi bladder a. Tidak ada indikasi 3 4,6 20 30,8 25 38,5 13 20,0 b. Ada indikasi 0 0,0 2 3,1 1 1,5 1 1,5 Tabel 5.8. Tabulasi Jenis Pekerjaan Responden dengan Indikasi Absolut Pembedahan BPH di Divisi Urologi Department Bedah RSUP Haji Adam Malik Medan Pada tabel 5.8 dapat dilihat bahwa penderita BPH yang mengalami indikasi absoulut intervensi bedah pada umumnya tidak memiliki pekerjaan pensiunan, wiraswasta dan bekerja sebagai petani. Penderita BPH mengalami indikasi retensi urine yang berulang lebih banyak tidak mempunyai pekerjaan pensiunan yaitu 35,4 dan bekerja sebagai petani yaitu 20. Demikian juga penderita BPH mengalami indikasi gross hematuria berulang lebih banyak berstatus pensiunan yaitu 10,8 dan bekerja sebagai wiraswasta yaitu 16,9. Status pekerjaan penderita BPH mengalami indikasi insufisiensi ginjal akibat obstruksi saluran kemih pada buli juga lebih banyak berstatus tidak bekerja yaitu 15,4, sedangkan bekerja sebagai petani hanya 6,2. Penderita BPH mengalami calculi bladder cenderung bekerja sebagai wiraswasta yaitu 3,1. Kondisi menggambarkan pasien yang mengalam indikasi absoulut intervensi bedah sudah tidak mempunyai pekerjaan yang tentunya sudah memasuki masa usia tidak produktif lagi.

IV. Tabulasi Silang Status Perkahwinan Responden dengan Indikasi

Absolut Pembedahan BPH Tabulasi silang status perkawinan penderita BPH dengan indikasi absolut pembedahan seperti terlihat pada tabel berikut. Universitas Sumatera Utara Indikasi Absolut Intervensi Bedah Status Perkawinan Menikah Duda f f Retensi urine yang berulang a. Tidak ada indikasi 6 9,2 0,0 b. Ada indikasi 48 73,8 11 16,9 Infeksi saluran kemih rekuren a. Tidak ada indikasi 52 80,0 11 16,9 b. Ada indikasi 2 3,1 0,0 Gross hematuria berulang a. Tidak ada indikasi 34 52,3 8 12,3 b. Ada indikasi 20 30,8 3 4,6 Insufisiensi ginjal a. Tidak ada indikasi 41 63,1 7 10,8 b. Ada indikasi 13 20,0 4 6,2 Calculi bladder a. Tidak ada indikasi 50 76,9 11 16,9 b. Ada indikasi 4 6,2 0,0 Tabel 5.9. Tabulasi Status Perkawinan Responden dengan Indikasi Absolut Pembedahan BPH di Divisi Urologi Department Bedah RSUP Haji Adam Malik Medan Pada tabel 5.9 dapat dilihat bahwa penderita BPH yang mengalami indikasi absoulut intervensi bedah pada umumnya masih mempunyai pasangan istrisuami. Penderita BPH mengalami indikasi retensi urine yang berulang lebih banyak berstatus menikah yaitu 73,8. Demikian juga penderita BPH mengalami indikasi gross hematuria berulang lebih banyak berstatus menikah yaitu 30,8. Status perkawinan penderita BPH yang mengalami indikasi insufisiensi ginjal akibat obstruksi saluran kemih pada buli juga lebih banyak berstatus menikah yaitu 20. Penderita BPH mengalami indikasi calculi bladder dengan status menikah yaitu 6,2. 5.2Pembahasan 5.2.1 Karakteristik Penderita BPH Hiperplasia prostat benigna adalah suatu keadaan di mana kelenjar prostat mengalami pembesaran, memanjang ke atas ke dalam kandung kemih dan Universitas Sumatera Utara menyumbat aliran urin dengan menutup orifisium uretra. BPH merupakan kondisi patologis yang paling umum pada pria lansia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penderita BPH di Divisi Urologi Department Bedah RSUP Haji Adam Malik Medan lebih banyak berumur 73-77 tahun 24,6, berpendidikan Dasartidak sekolah 44,6, dan mempunyai status tidak bekerja pensiunan yaitu 40 serta berstatus menikah atau mempunyai pasangan hidup 83,1. Hasil penelitian sejalan dengan pendapat Singodimedjo 2000 bahwa prevalensi dari BPH bergejala meningkat dengan bertambahnya umur, dimana penderta BPH interval umur 40 - 49 tahun sebesar 14, berumur diantara 50 - 59 tahun sebesar 24 dan pada umur lebih dari 60 tahun prevalensinya lebih 45. Temuan penelitian Erkadius 2010 bahwa penderita BPH yang pasca TURP di RS. DR. M. Djamil Padang lebih banyak berumur 65-82 tahun sebanyak 19 orang dengan latar belakang pendidikan SLTA sebanyak 23 orang dan bekerja sebagai pegawai sebanyak 23 orang

5.2.2 Jenis Indikasi Absolut Intervensi Bedah yang Dialami Penderita BPH