Tabulasi Silang Pendidikan Responden dengan Indikasi Absolut Tabulasi Silang Jenis Pekerjaan Responden dengan Indikasi Absolut

II. Tabulasi Silang Pendidikan Responden dengan Indikasi Absolut

Pembedahan BPH Tabulasi silang pendidikan penderita BPH dengan indikasi absolut pembedahan seperti terlihat pada table berikut. Indikasi Absolut Intervensi Bedah Pendidikan SDtidak Sekolah SMP SMA AkdPT f f f f Retensi urine yang berulang a. Tidak ada indikasi 3 4,6 0,0 3 4,6 0,0 b. Ada indikasi 26 40,0 10 15,4 20 30,8 3 4,6 Infeksi saluran kemih rekuren akibat pembesaran prostat a. Tidak ada indikasi 28 43,1 10 15,4 22 33,8 3 4,6 b. Ada indikasi 1 1,5 0,0 1 1,5 0,0 Gross hematuria berulang a. Tidak ada indikasi 19 29,2 5 7,7 16 24,6 2 3,1 b. Ada indikasi 10 15,4 5 7,7 7 10,8 1 1,5 Insufisiensi ginjal akibat obstruksi saluran kemih pada buli Universitas Sumatera Utara a. Tidak ada indikasi 21 32,3 9 13,8 16 24,6 2 3,1 b. Ada indikasi 8 12,3 1 1,5 7 10,8 1 1,5 Calculi bladder a. Tidak ada indikasi 25 38,5 10 15,4 23 35,4 3 4,6 b. Ada indikasi 4 6,2 0,0 0,0 0,0 Tabel 5.7. Tabulasi Pendidikan Responden dengan Indikasi Absolut Pembedahan BPH di Divisi Urologi Department Bedah RSUP Haji Adam Malik Medan Pada tabel 5.7 dapat dilihat bahwa penderita BPH yang mengalami indikasi absoulut intervensi bedah cenderung berpendidikan SDTidak sekolah dan SMA. Penderita BPH mengalami indikasi retensi urine yang berulang lebih banyak berpendidikan SDTidak sekolah yaitu 40 dan berpendidikan SMA yaitu 30,8. Demikian juga penderita BPH mengalami indikasi gross hematuria berulang lebih banyak berpendidikan SDTidak sekolah yaitu 15,4 dan indikasi insufisiensi ginjal akibat obstruksi saluran kemih pada buli lebih banyak berpendidikan SDTidak sekolah yaitu 12,3. Pasien BPH mengalami gross hematuria berulang dan insufisiensi ginjal akibat obstruksi saluran kemih pada buli yang berlatar belakang pendidikan SMA masing-masing frekuensi yaitu 10,8.

III. Tabulasi Silang Jenis Pekerjaan Responden dengan Indikasi Absolut

Pembedahan BPH Tabulasi silang jenis pekerjaan penderita BPH dengan indikasi absolut pembedahan seperti terlihat pada table berikut. Indikasi Absolut Intervensi Bedah Jenis Pekerjaan PNS Wiraswasta Pensiunan Petani f f f f Retensi urine yang berulang a. Tidak ada indikasi 0 0,0 2 3,1 3 4,6 1 1,5 b. Ada indikasi 3 4,6 20 30,8 23 35,4 13 20,0 Infeksi saluran kemih Universitas Sumatera Utara rekuren a. Tidak ada indikasi 3 4,6 21 32,3 26 40,0 13 20,0 b. Ada indikasi 0 0,0 1 1,5 0,0 1 1,5 Gross hematuria berulang a. Tidak ada indikasi 1 1,5 11 16,9 19 29,2 11 16,9 b. Ada indikasi 2 3,1 11 16,9 7 10,8 3 4,6 Insufisiensi ginjal a. Tidak ada indikasi 3 4,6 19 29,2 16 24,6 10 15,4 b. Ada indikasi 0 0,0 3 4,6 10 15,4 4 6,2 Calculi bladder a. Tidak ada indikasi 3 4,6 20 30,8 25 38,5 13 20,0 b. Ada indikasi 0 0,0 2 3,1 1 1,5 1 1,5 Tabel 5.8. Tabulasi Jenis Pekerjaan Responden dengan Indikasi Absolut Pembedahan BPH di Divisi Urologi Department Bedah RSUP Haji Adam Malik Medan Pada tabel 5.8 dapat dilihat bahwa penderita BPH yang mengalami indikasi absoulut intervensi bedah pada umumnya tidak memiliki pekerjaan pensiunan, wiraswasta dan bekerja sebagai petani. Penderita BPH mengalami indikasi retensi urine yang berulang lebih banyak tidak mempunyai pekerjaan pensiunan yaitu 35,4 dan bekerja sebagai petani yaitu 20. Demikian juga penderita BPH mengalami indikasi gross hematuria berulang lebih banyak berstatus pensiunan yaitu 10,8 dan bekerja sebagai wiraswasta yaitu 16,9. Status pekerjaan penderita BPH mengalami indikasi insufisiensi ginjal akibat obstruksi saluran kemih pada buli juga lebih banyak berstatus tidak bekerja yaitu 15,4, sedangkan bekerja sebagai petani hanya 6,2. Penderita BPH mengalami calculi bladder cenderung bekerja sebagai wiraswasta yaitu 3,1. Kondisi menggambarkan pasien yang mengalam indikasi absoulut intervensi bedah sudah tidak mempunyai pekerjaan yang tentunya sudah memasuki masa usia tidak produktif lagi.

IV. Tabulasi Silang Status Perkahwinan Responden dengan Indikasi