PembahasanBHasilBPenelitianB Memahami ekspresi marah orang tua : dilihat dari perspektif anak middle childhood.

593 secara3 harafiah3 Berger,3 2003;3 Gardner,3 1982b3 dalam3 Woolfolk,3 20052.3 Tiga3 dari3 empat3 informan3 menganggap3 bahwa3 ekspresi3 marah3 orang3 tuanya3 sebagai3 hal3 yang3 cenderung3 merugikannya.3 Hal3 ini3 berdasarkan3 pemahaman3informan3bahwa3ekspresi3marah3yang3diberikan3orang3tuanya3 itu3 tidak3 bertujuan3 demi3 kebaikannya,3 cenderung3 menganggap3 bahwa3 dirinya3adalah3sumber3masalah,3dan3membuatnya3mengalami3kesendirian.3 Di3sisi3lain,3informan333dan343memahami3bahwa3ekspresi3marah3yang3ia3 terima3 dari3 orang3 tuanya3 merupakan3 bentuk3 kasih3 sayang3 padanya.3 Menurut3Santrock320072,3anak-anak3pada3tahap3usia3middle childhood ini3 mengalami3 peningkatan3 dalam3 memahami3 lebih3 dari3 satu3 emosi3 yang3 dapat3dialami3kembali3di3situasi3tertentu.33 Dari3 triangulasi3 data3 yang3 dilakukan3 dengan3 orang3 tua3 informan,3 terdapat3perbedaan3hasil3antara3pemahaman3informan3dengan3alasan3dan3 maksud3yang3ingin3disampaikan3oleh3orang3tua3mereka.3Tiga3dari3empat3 orang3 tua3 informan3 mengatakan3 bahwa3 mereka3 akan3 cenderung3 memunculkan3sikap3marah3atau3menggunakan3nada3tinggi3yang3ditangkap3 anak3 sebagai3 sikap3 marah3 karena3 tidak3 terwujudnya3 sikap3 yang3 diharapkan3 akan3 dilakukan3 oleh3 informan.3 Ayah3 dari3 informan3 13 mengatakan3 bahwa3 ketika3 dirinya3 marah3 itu3 hanya3 karena3 pelampiasan3 amarah3dan3tidak3ada3maksud3tertentu.3Sedangkan3menurut3ayah3informan3 1,3 ibu3 informan3 memunculkan3 sikap3 marah3 terhadap3 informan3 dikarenakan3sifat3bawaan3dan3pola3asuh3yang3diterima3ibu3informan3dari3 603 orang3tuanya.33Menurut3APA3dalam3Ensyclopedia of Psychology320002,3 marah3adalah3suatu3emosi3yang3dicirikan3dengan3sikap3antagonis3terhadap3 seseorang3 atau3 sesuatu3 yang3 dianggap3 melakukan3 kesalahan.3 Hal3 ini3 seperti3yang3terjadi3pada3orang3tua3informan3ketika3dirinya3merasa3bahwa3 informan3 selaku3 anaknya3 melakukan3 suatu3 hal3 yang3 dianggap3 salah3 dengan3tidak3 melakukan3 apa3 yang3 diharapkan3oleh3 orang3 tua3 informan,3 maka3 orang3 tua3 informan3 cenderung3 menggunakan3 nada3 tinggi3 atau3 membentak3 dalam3 menghadapi3 informan3 yang3 kemudian3 ditangkap3 informan3sebagai3sikap3 marah.3Di3sisi3 lain,3orang3tua3informan333 dan343 mengemukakan3bahwa3maksud3lain3dari3sikap3marahnya3adalah3sebagai3 proteksi3dan3pengingat3bagi3informan3dan3hal3tersebut3juga3ditangkap3oleh3 informan3 4.3 Menurut3 APA3 dalam3 Ensyclopedia of Psychology3 20002,3 marah3 bisa3 menjadi3 hal3 yang3 baik.3 Marah3 3 memberikan3 jalan3 untuk3 mengekspresikan3 perasaan3 negatif3 atau3 memotivasi3 untuk3 menemukan3 solusi3dari3permasalahan.3 3 2 FigurByangBSeringBMemarahiBdanBEkspresiBMarahByangBDigunakanB B B Sosok3 ibu3 menjadi3 figur3 dominan3 atau3 sering3 memarahi3 tiga3 dari3 empat3informan3dalam3penelitian3ini.3Hal3tersebut3diakui3oleh3para3orang3 tua3informan.3 Terdapat3 beragam3 sikap3 orang3 tua3 yang3 dianggap3 anak3 sebagai3 sebuah3 bentuk3 marah.3 Akan3 tetapi,3 hal3 yang3 sama3 dari3 seluruh3 hasil3 613 informan3adalah3adanya3unsur3penggunaan3nada3tinggi3sehingga3terkesan3 membentak.3 Menurut3 Bukatko3 20082,3 pada3 usia3 middle childhood3 ini3 anak3 telah3 mampu3 memahami3 persepsi,3 keyakinan,3 dan3 perasaan3 orang3 lain3 yang3 mungkin3 berbeda3 dengan3 dirinya.3 Hal3 ini3 yang3 kemudian3 mendukung3 anak3 untuk3 dapat3 melihat3 dan3 mendefinisikan3 sikap3 marah3 yang3mereka3terima3dari3orang3tua3mereka.33 B 3 NilaiBPositifByangBDidapatkanB Berdasarkan3hasil3analisis3yang3didapatkan,3seluruh3informan3dalam3 penelitian3 ini3 menangkap3 adanya3 nilai-nilai3 positif3 dalam3 sikap3 marah3 yang3 mereka3 terima3 dari3 orang3 tuanya.3 Seluruh3 informan3 menangkap3 bahwa3dengan3ekspresi3marah3orang3tuanya3tersebut3informan3diharapkan3 dapat3bersikap3yang3benar3sesuai3dengan3yang3seharusnya3dilakukan3dan3 hal3tersebut3dilakukan3demi3kebaikan3seluruh3informan.3Berdasarkan3tipe3 ekspresi3 marah3 menurut3 Gautam3 20132,3 terdapat3 tipe3 ekspresi3 marah3 yang3 bertujuan3 untuk3 mendorong3 seseorang3 membuat3 suatu3 perubahan3 positif.3 Dalam3 hal3 ini3 informan3 13 dan3 23 menangkap3 bahwa3 mereka3 seharusnya3 dapat3 bersikap3 selayaknya3 seorang3 kakak3 yang3 menjadi3 teladan3 dan3 mengalah3 pada3 adik3 sehingga3 relasi3 mereka3 menjadi3 baik.3 Informan3 33 menangkap3 nilai3 positif3 agar3 dirinya3 tidak3 mengulangi3 kesalahan3yang3dilakukan.3Sedangkan3informan343menangkap3pula3bahwa3 623 ekspresi3 marah3 yang3 diberikan3 orang3 tuanya3 itu3 menjadi3 proteksi3 bagi3 dirinya3dan3mengingatkan3hal3yang3benar3bagi3informan.33 4 RegulasiBEmosiB Pengalaman3 dimarahi3 oleh3 orang3 tua3 menjadi3 hal3 yang3 dianggap3 merugikan3 bagi3 informan.3 Hal3 tersebut3 memunculkan3 pula3 perasaan- perasaan3 negatif3 dalam3 diri3 informan.3 Seluruh3 informan3 merasa3 bahwa3 ketika3 dirinya3 menerima3 sikap3 marah3 dari3 orang3 tuanya,3 ada3 perasaan3 yang3membuat3dirinya3menyalahkan3dirinya3sendiri3atau3merasa3sebagai3 sumber3 dari3 permasalahan3 yang3 membuat3 orang3 tuanya3 marah3 seperti3 munculnya3 perasaan3 bersalah,3 malu,3 dan3 kesedihan.3 Selain3 itu,3 seluruh3 informan3 juga3 mengalami3 perasaan3 yang3 seakan3 terdapat3 jarak3 antara3 relasinya3 dengan3 orang3 tuanya,3 seperti3 perasaan3 takut,3 merasa3 tidak3 disayang3 dan3 perasaan3 kesal3 dengan3 orang3 tua.3 Hal3 ini3 sejalan3 dengan3 temuan3 Cummings3 199123 yang3 menunjukkan3 bahwa3 anak3 usia3 bayi3 hingga3 remaja3 melihat3 suatu3 kemarahan3 sebagai3 hal3 yang3 negatif3 dan3 sering3menyikapi3dengan3perasaan3marah,3sedih,3dan3adakalanya3muncul3 perasaan3takut.333 Pada3 informan3 13 dan3 33 muncul3 pula3 perasaan3 bingung3 ketika3 menghadapi3 sikap3 marah3 dari3 orang3 tuanya.3 Berdasarkan3 hasil3 analisis3 pada3informan313muncul3pula3adanya3sibling rivalry3seperti3perasaan3iri3 dan3ketidakadilan3 dengan3adiknya3 yang3 mengakibatkan3pula3munculnya3 633 perasaan3 sebal3 terhadap3 adiknya.3 Ditinjau3 dari3 aspek3 sosial,3 anak3 pada3 tahap3usia3sekolah3atau3middle childhood3mulai3 membuat3perbandingan3 sosial,3 yaitu3 kecenderungan3 untuk3 menilai3 kemampuan,3 perilaku,3 penampilan,3dan3karakteristik3lainnya3dengan3orang3lain.3Hal3ini3membuat3 anak3 usia3 sekolah,3 terutama3 pada3 tahun3 –3 tahun3 pertama,3 mengalami3 penurunan3drastis3terhadap3harga3diri3mereka3Marsh3et3al.,31984;3Stipek3 3Maclver,319893dalam3Berk,319942.3 Dalam3 menghadapi3 sikap3 marah3 orang3 tua3 tersebut,3 informan3 menunjukkan3 pola3 yang3 sama3 dalam3 menyikapi3 sikap3 orang3 tuanya3 tersebut3yang3merupakan3manifestasi3dari3proses3pengelolaan3emosi3dari3 informan.3 Seluruh3 informan3 cenderung3 menekan3 perasaan-perasaan3 negatif3 yang3 dialami3 yang3 kemudian3 termanifestasi3 melalui3 beragam3 sikap3yaitu3diam,3displacement,3menghindar,3dan3memberontak.33 Menurut3 Santrock3 20072,3 anak3 usia3 middle childhood3 juga3 mengalami3peningkatan3dalam3kemampuan3untuk3menyembunyikan3atau3 menekan3 reaksi3 emosi3 negatif3 yang3 dialaminya.3 Cara3 anak3 untuk3 mengelola3 emosi3 bergantung3 paling3 tidak3 pada3 pengalaman3 yang3 diberikan3 oleh3 orang3tua3mereka3Eisenberg,3 Fabes,3et3al.,31999;3 Fabes,3 Leonard,3 et3 al.,3 20013 dalam3 Bukatko,3 20082.3 Hoffman3 19603 dalam3 Kuczynsy,3 199723 mengatakan3 bahwa3 semakin3 sering3 seorang3 ibu3 menggunakan3 power assertive3 seperti3 perintah3 langsung,3 ancaman,3 deprivasi,3dan3kekerasan3fisik3yang3tidak3tepat3ketika3menghadapi3anak,3 643 maka3anak3akan3semakin3menunjukkan3sikap3bermusuhan3dan3melakukan3 power assertive3 kepada3 anak3 lainnya.3 Informan3 13 menunjukkan3 sikap3 patuh3 terhadap3 orang3 tuanya3 namun3melampiaskan3 perasaan3 jengkelnya3 pada3 adiknya3 displacement2.3 Informan3 23 menunjukkan3 sikap3 menghindari3orang3tuanya3dengan3menyendiri3di3kamar3setelah3dimarahi3 oleh3 orang3 tuanya.3 Hal3 ini3 dilakukan3 karena3 informan3 23 takut3 dimarahi3 lagi3oleh3orang3tuanya.3Informan333menunjukkan3sikap3diam.33 Pada3 usia3 ini3 juga3 muncul3 kemampuan3 anak3 untuk3 dapat3 menggunakan3 emotional display rules3 atau3 suatu3 tata3 krama3 dalam3 mengungkapkan3 ekspresi3 atau3 hal3 yang3 sebenarnya3 dirasakan3 atau3 menampilkan3 topeng3 dalam3 pengungkapan3 emosinya3 Bukatko,3 20082.3 Dalam3 menampilkan3 display rules3 anak3 dapat3 tidak3 menunjukkan3 ekspresi3 apapun,3 cenderung3 diam3 atau3 justru3 menampilkan3 emosi3 yang3 berkebalikan3 yang3 lebih3 dapat3 diterima3 orang3 lain3 Underwood,3 19922.3 Saat3 wawancara3 triangulasi3 data,3 orang3 tua3 informan3 33 menambahkan3 bahwa3selain3sikap3diam,3informan333menunjukkan3sikap3pemberontakan3 yang3bersifat3kasar.3Informan343menunjukkan3sikap3memberontak3dengan3 tidak3 langsung3 menaati3 atau3 melaksanakan3 hal3 yang3 diperintahkan3 oleh3 orang3 tuanya.3 Hal3 tersebut3 terkonfirmasi3 lewat3 wawancara3 triangulasi3 data3yang3dilakukan.33 3 3 653 5 HarapanBterhadapBOrangBTuaBdalamBMengekspresikanBMarahB Seluruh3 informan3 mengharapkan3 adanya3 perubahan3 dalam3 cara3 penyampaian3 pesan3 yang3 biasa3 dilakukan3 dengan3 menggunakan3 sikap3 marah.3Secara3khusus,3informan313mengharapkan3agar3orang3tuanya3lebih3 memperhatikan3 dirinya.3 Hal3 ini3 dikarenakan3 anak-anak3 sangat3 sensitif3 terhadap3ekspresi3marah3dari3orang3tuanya3Cummings,319912.3B 663 SKEMAB2.BNOMOTETIKBSELURUHBINFORMANB 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 Anak3middle childhood Melakukan3hal3yang3bertentangan3 dengan3pemikiran3orang3tua Orang3tua3menunjukkan3ekspresi3marah3dengan3perintah3 yang3bernada3tinggi3dan3terkesan3membentak2 Anak3memahami3ekspresi3marah3orang3tua3secara3 subjektif,3anak3dapat3memahami3sebagai3hal3yang3 baik3dan3atau3merugikan Ekspresi3marah3orang3 tua3merupakan3hal3 yang3merugikan Ekspresi3marah3orang3 tua3merupakan3bentuk3 kasih3sayang Orang3tua3memiliki3 alasan3dan3maksud Agar3anak3 melakukan3 sesuatu3hal3 yang3 seharusnya3 dilakukan3 dengan3benar3 Dianggap3sebagai3 sumber3masalah Hal3yang3 membingungkan Memicu3perasaan3 kesendirian 673

D. AnalisisBNomotetikBSeluruhBInformanB

Seluruh3informan3pernah3menerima3ekspresi3marah3dari3orang3tua3mereka.3 Secara3keseluruhan,3hal3yang3menjadi3akar3munculnya3ekspresi3marah3orang3tua3 tersebut3 karena3 informan3 tidak3 melakukan3 apa3 yang3 diharapkan3 atau3 diperintahkan3 oleh3orang3tua3 mereka3seperti3pulang3tepat3waktu,3mandi,3tidur3 siang,3ataupun3hal-hal3yang3bersifat3fisik3untuk3dikerjakan.3Orang3tua3informan3 cenderung3menggunakan3nada3tinggi3dan3terkesan3membentak3 yang3dipahami3 informan3sebagai3ekspresi3marah3orang3tuanya.3Hal3ini3seperti3yang3dikatakan3 oleh3 Hoffman3 19603 dalam3 Kuczynsy,3 199723 yang3 menyatakan3 bahwa3 teknik3 power-assertive3seperti3 perintah3 langsung,3 ancaman,3 deprivasi,3dan3 kekerasan3 fisik3 memberikan3 tekanan3 yang3 memaksa3 anak3 secara3 langsung3 untuk3 mengubah3pola3perilaku3yang3sedang3dibentuknya.3Perintah3dengan3nada3tinggi3 dan3 terkesan3 membentak3 yang3 digunakan3 orang3 tua3 informan3 muncul3 karena3 adanya3hal3yang3tidak3sesuai3dengan3apa3yang3diharapkan3ingin3dibentuk3dalam3 pola3perilaku3anak.33 Dalam3 pengungkapan3 ekspresi3 marah3 orang3 tua3 terhadap3 informan,3 terdapat3maksud3atau3alasan3positif3yang3ingin3disampaikan3yaitu3agar3informan3 melakukan3 apa3 yang3 seharusnya3 mereka3 lakukan.3 Adanya3 alasan3 ini3 sejalan3 dengan3 adanya3 tipe3 ekspresi3 marah3 yang3 diungkapkan3 oleh3 Gautman3 20132,3 bahwa3terdapat3salah3satu3tipe3ekspresi3marah3yang3bertujuan3untuk3mendorong3 individu3untuk3membuat3suatu3perubahan3positif.3Pada3kenyataannya3informan3 memahami3 ekspresi3 marah3 orang3 tuanya3 itu3 secara3 subjektif.3 Informan3 dapat3 683 memahami3 ekspresi3 marah3 orang3 tuanya3 sebagai3 hal3 yang3 baik3 dan3 atau3 merugikan.3 Hal3 ini3 sesuai3 dengan3 tahap3 perkembangan3 regulasi3 emosi3 yang3 sedang3 dialami3 oleh3 informan3 bahwa3 pada3 tahap3 ini3 anak3 mengalami3 peningkatan3 dalam3 memahami3 lebih3 dari3 satu3 emosi3 yang3 dapat3 dialami3 kembali3di3situasi3tertentu3Santrock,320072.3Secara3positif3informan3memahami3 bahwa3ekspresi3marah3orang3tuanya3merupakan3bentuk3kasih3sayang3padanya.3 Akan3tetapi3pemahaman3informan3yang3tidak3sesuai3dengan3alasan3marah3orang3 tua3serta3dapat3menimbulkan3adanya3kesalahpahaman3di3antara3relasi3keduanya3 adalah3 adanya3 pemahaman3 informan3 bahwa3 ekspresi3 marah3 orang3 tuanya3 itu3 bersifat3 merugikan.3 Informan3 menganggap3 bahwa3 ekspresi3 marah3 yang3 diberikan3 oleh3 orang3 tuanya3 itu3 membingungkan,3 informan3 jadi3 menganggap3 diri3sebagai3sumber3masalah,3dan3memicu3adanya3perasaan3kesendirian3padanya.3 Hal3 ini3 sejalan3 dengan3 temuan3 Cummings3 199123 yang3 menunjukkan3 bahwa3 bayi3 hingga3 remaja3 melihat3 suatu3 kemarahan3 sebagai3 hal3 yang3 negatif3 dan3 sering3 menyikapi3 dengan3 perasaan3 marah,3 sedih,3 dan3 adakalanya3 muncul3 perasaan3takut.333 Alasan3 dan3 maksud3 orang3 tua3 informan3 yang3 sedianya3 dilakukan3 demi3 kebaikan3informan3yaitu3agar3informan3dapat3bersikap3yang3baik3seperti3yang3 seharusnya3dilakukan3menjadi3hal3yang3dianggap3merugikan3bagi3informan.3Hal3 ini3dikarenakan3 pada3tahap3 ini3 anak3 memahami3 kata-kata3secara3harafiah3dan3 tidak3begitu3memahami3arti3sarkasme3atau3metafora.3Oleh3karena3itu,3anak-anak3