Penyajian Data HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

62 Tabel di atas memberikan informasi bahwa perubahan laba bersih yang paling besar dimiliki oleh perusahaan PT. Astra Internasional Tbk pada tahun 2008 dengan nominal sebesar Rp. 2.807.176.000.000,-, sedangkan perubahan laba bersih terkecil atau dapat dikatakan perusahaan tersebut mengalami kerugian adalah PT. Astra Internasional Tbk pada tahun 2006 dengan nominal sebesar Rp. -1.745.188.000.000,-. Adanya perbedaan kondisi pada perusahaan automotive and component tersebut menunjukkan bahwa pada dasarnya dalam perusahaan tersebut dalam usaha untuk mendapatkan laba masalah yang dihadapi berbeda pula. Seperti yang diketahui laba bersih merupakan alat untuk mengukur kemampuan operasional perusahaan. Oleh karena PT. Astra Internasional Tbk mampu meperoleh laba bersih yang tinggi maka nilai perusahaan tersebut juga akan semakin tinggi, sedangkan untuk perusahaan PT. Astra Internasional Tbk yang justru mengalami kerugian mengindikasikan bahwa nilai perusahan tersebut mengalami penurunan.

4.2.2. Variabel Perubahan Piutang X

2 Piutang adalah tagihan terhadap pihak luar yang akan dilunasi dengan uang dalam jangka waktu siklus operasi perusahaan atau satu periode tahun berjalan atau termasuk dalam aktiva lancar. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh data mengenai piutang sebagai berikut: 63 Tabel 4.2. Data Perubahan Piutang pada Perusahaan Automotive and Components Tahun 2005 sd 2009 No Nama Perusahaan Tahun Piutang 1 PT. Astra Internasional Tbk 2005 1773830000000 2006 -821506000000 2007 1459955000000 2008 9954801000000 2009 2531000000000 2 PT. Astra Otoparts Tbk 2005 107150000000 2006 -22331000000 2007 122869000000 2008 -117983000000 2009 149699000000 3 PT. Goodyear Indonesia Tbk 2005 -4471693000 2006 17974372000 2007 4563276000 2008 -29595542000 2009 8456656000 4 PT. Selamat Sempurna Tbk 2005 8381597605 2006 34748085406 2007 4117680122 2008 36559610840 2009 34681316455 5 PT. Gajah Tunggal Tbk 2005 144814000000 2006 -52744000000 2007 136187000000 2008 -151633000000 2009 61238000000 Sumber : Lampiran 2 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa perubahan piutang terbesar dimiliki oleh perusahaan PT. Astra Internasional Tbk pada tahun 2008 dengan nominal sebesar Rp. 9.954.801.000.000, sedangkan perusahaan yang memiliki perubahan piutang terkecil adalah perusahaan PT. Astra Internasional Tbk dengan nominal sebesar Rp. -821.506.000.000,-. Piutang dalam penelitian ini meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap perorangan, organisasi atau debitor lainnya. Bagi perusahaan yang memiliki nominal piutang tinggi menunjukkan bahwa klaim dalam bentuk uang terhadap perorangan, organisasi atau debitor lainnya juga semakin 64 tinggi, demikian halnya sebaliknya bagi perusahaan yang memiliki perubahan piutang rendah.

4.2.3. Variabel Perubahan Persediaan X

3 Persediaan merupakan barang yang dimiliki perusahaan yang disimpan dan akan dijual kembali dengan melalui proses produksi dalam siklus operasi normal perusahaan bahan mentah, WIP, dan barang jadi ataupun dengan tujuan memenuhi permintaan pembeli. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh data mengenai Persediaan sebagai berikut: Tabel 4.3. Data Perubahan Persediaan Automotive and Components Tahun 2005 sd 2009 No Nama Perusahaan Tahun Persediaan 1 PT. Astra Internasional Tbk 2005 1786500000000 2006 -1120132000000 2007 581032000000 2008 4084271000000 2009 -1384000000000 2 PT. Astra Otoparts Tbk 2005 95160000000 2006 -90103000000 2007 87012000000 2008 172986000000 2009 -155388000000 3 PT. Goodyear Indonesia Tbk 2005 11209691000 2006 757769000 2007 22035916000 2008 27508634000 2009 29383663000 4 PT. Selamat Sempurna Tbk 2005 -41181594982 2006 20816721817 2007 58961114966 2008 41282013492 2009 -31440827027 5 PT. Gajah Tunggal Tbk 2005 317579000000 2006 55108000000 2007 -123351000000 2008 463147000000 2009 -537255000000 Sumber : Lampiran 3 65 Tabel di atas menunjukkan bahwa PT. Astra Internasional Tbk memiliki nilai persediaan terbesar yakni sebesar Rp. 4.084.271.000.000,- pada tahun 2008 dan perusahaan yang memiliki persediaan terkecil adalah PT Astra Internasional Tbk pada tahun dengan nominal sebesar Rp. - 1.384.000.000.000,-. Persediaan merupakan barang yang dimiliki perusahaan yang disimpan dan akan dijual kembali dengan melalui proses produksi dalam siklus operasi normal perusahaan bahan mentah, WIP, dan barang jadi ataupun dengan tujuan memenuhi permintaan pembeli.

4.2.4. Variabel Laba Per Lembar Saham

Laba per lembar saham adalah jumlah pendapatan yang diperoleh dalam satu periode untuk setiap lembar saham yang beredar. Laba per lembar saham menunjukkan kemampuan dalam meraih laba bersih atas setiap lembar saham yang di investasikan dalam perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diperoleh data mengenai Laba bersih per lembar saham sebagai berikut: 66 Tabel 4.4. Data Laba per lembar saham Perusahaan Automotive and Components Tahun 2005 sd 2009 No Nama Perusahaan Tahun Y 1 PT. Astra Internasional Tbk 2004 1335.235072 2005 1348.025204 2006 916.9395253 2007 1610.350993 2008 2270.304676 2009 2480.01947 2 PT. Astra Otoparts Tbk 2004 289.3806566 2005 361.8289125 2006 365.7593688 2007 589.9017124 2008 733.9942379 2009 996.2494292 3 PT. Goodyear Indonesia Tbk 2004 609.5365122 2005 -160.9855366 2006 619.432.902 2007 1034.126195 2008 19.80617073 2009 2953.310951 4 PT. Selamat Sempurna Tbk 2004 44.17693029 2005 50.61869077 2006 45.96531276 2007 55.79405615 2008 63.53677644 2009 92.27835562 5 PT. Gajah Tunggal Tbk 2004 150.9311869 2005 109.4807449 2006 37.37405303 2007 26.06778007 2008 -179.2894858 2009 259.7939624 Sumber : Lampiran 4 Tabel di atas menginformasikan bahwa perusahaan yang memiliki perubahan nilai laba bersih per lembar saham terbesar adalah PT. Astra Internasional Tbk pada tahun 2009 dengan nominal sebesar Rp. 2480,01947, sedangkan perusahaan yang memiliki perubahan nilai laba bersih per lembar saham terkecil adalah PT. Gajah Tunggal Tbk pada tahun 2008 dengan nominal sebesar Rp. -179,2894858. 67 Perusahaan berhasil untuk meningkatkan laba bersih yang akan membuat para investor tertarik untuk berinvestasi dan berdampak pula pada peningkatan harga saham perusahaan. Karena investor menggunakan angka laba per saham untuk mengevaluasi hasil operasi perusahaan guna mengambil keputusan investasi. Peningkatan dan penurunan pada earning per share menunjukkan perbandingan laba dari berbagai satuan usaha yang berbeda dan untuk membandingkan laba satu-satuan dari waktu ke waktu manakala terjadi perubahan dalam struktur modal.

4.3. Analisa Data dan Uji Hipotesis

4.3.1. Uji Normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan beberapa metode diantaranya adalah Uji Normalitas – Kolmogrov Smirnov. Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal adalah : - Jika nilai signifikansi nilai probabilitasnya lebih kecil dari 5 , maka distribusi tidak normal. - Jika nilai signifikansi nilai probabilitasnya lebih besar dari 5 maka distribusi adalah normal. 68 Berikut hasil uji normalitas seperti pada tabel dibawah ini: Tabel 4.5. Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test 25 .0000000 507.26326033 .170 .170 -.168 .852 .462 N Mean Std. Deviation Normal Parameters a,b Absolute Positive Negative Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. 2-tailed Unstandardiz ed Residual Test distribution is Normal. a. Calculated from data. b. Sumber : lampiran 5 Berdasarkan tabel tersebut di atas dapat diketahui bahwa nilai statistik Kolmogorov-Smirnov yang diperoleh mempunyai taraf signifikan yang lebih besar dari dari 0,05 yaitu sebesar 0,462, dimana nilai tersebut telah sesuai dengan kriteria bahwa sebaran data disebut berdistribusi normal apabila nilai signifikan nilai probabilitas lebih dari 5. 4.3.2. Uji Asumsi Klasik Menurut Algifari 2000: 83 penggunaan analisis regresi yang diperoleh dari metode kuadrat terkecil biasa Ordinary Least Squares OLS merupakan model regresi yang menghasilkan estimator linear tak bias yang terbaik Best Linear Unbiased Estimator BLUE. Kondisi ini akan terjadi jika dipenuhi beberapa asumsi, yang disebut dengan asumsi klasik, sebagai berikut:

Dokumen yang terkait

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIC DI BEI Analisis Rasio Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Public Di BEI (Studi Pada Sektor Industri Food And Baverages Di B

0 2 16

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIC DI BEI 2005-2007.

0 1 10

ANALISIS PENGGUNAAN INFORMASI LABA DALAM MEMPREDIKSI KEUNTUNGAN INVESTASI (Studi Empiris pada Industri Manufaktur Kelompok Food & Beverage pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI).

1 1 6

Kemampuan Informasi Keuangan Untuk Memprediksi Keputusan Investasi Bagi Investor Di perusahaan Industri Pada Indotern Yang Terkait Di Bursa.

0 0 130

Kemampuan Informasi Keuangan Untuk Memprediksi Keputusan Investasi Bagi Investor Di perusahaan Industri Pada Indotern Yang Terkait Di Bursa Efek Indonesia (BEI).

0 0 130

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIC.

0 0 139

PENGGUNAAN INFORMASI KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KEUNTUNGAN INVESTASI BAGI INVESTOR PADA PERUSAHAAN ROKOK YANG GO PUBLIK DI BEI.

0 0 105

PENGGUNAAN INFORMASI KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KEUNTUNGAN INVESTASI BAGI INVESTOR PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIVE AND COMPONENTS YANG GO PUBLIC DI BEI SKRIPSI

0 0 21

PENGGUNAAN INFORMASI KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KEUNTUNGAN INVESTASI BAGI INVESTOR PADA PERUSAHAAN ROKOK YANG GO PUBLIK DI BEI SKRIPSI

0 0 20

Kemampuan Informasi Keuangan Untuk Memprediksi Keputusan Investasi Bagi Investor Di perusahaan Industri Pada Indotern Yang Terkait Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 25