PENGGUNAAN INFORMASI KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KEUNTUNGAN INVESTASI BAGI INVESTOR PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIVE AND COMPONENTS YANG GO PUBLIC DI BEI.

(1)

SKRIPSI

Oleh:

PUNKY PRIADITAMA

0513010270/FE/EA

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL“VETERAN”

JAWA TIMUR


(2)

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Akuntansi

Diajukan oleh: Punky Priaditama 0513010270/FE/EA

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR


(3)

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala berkat dan rahmat-Nya yang dilimpahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGGUNAAN INFORMASI KEUANGAN UNTUK

MEMPREDIKSI KEUNTUNGAN INVESTOR PADA PERUSAHAAN

AUTOMOTIVE AND COMPONENTS YANG GO PUBLIC DI BEI”.

Penulisan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala ketulusan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. R. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. H. Dhani Ichsanuddin. N, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur.

3. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, MSi., selaku Ketua Program Studi Akuntansi

Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur dan sebagai Dosen Pembimbing Utama yang telah meluangkan waktu dan tenaganya dalam


(4)

  ii penyusunan skripsi ini.

5. Segenap tenaga pengajar, staff, dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas

Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur.

6. Kedua Orang Tuaku, keluarga serta teman-temanku yang selalu bersedia

meluangkan waktu dan tenaganya dalam membantu proses penyelesaian skripsi ini. Terima kasih atas segala motivasi, dukungan dan doanya.

7. Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas

dukungannya selama ini.

Penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka dengan segala kerendahan hati penulis memohon kepada seluruh pihak untuk memberikan kritik dan saran yang membangun agar dalam penulisan yang selanjutnya dapat lebih baik dan lebih bermanfaat bagi yang memerlukan.

Surabaya, Juni 2010


(5)

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

ABSTRAKSI ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 7

1.3. Tujuan Penelitian ... 7

1.4. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1. Penelitian Terdahulu ... 9

2.1.1. Parawiyati, dkk (2000) ... 9

2.1.2. Pertiwi ( 2004 ) ... 10

2.1.3. Doddy (2005) ... 12

2.2. Landasan Teori ... 16

2.2.1. Informasi keuangan ... 16

2.2.1.1. Pengertian dan Kualitas Informasi Keuangan.. 16

2.2.1.2. Pemakai dan kebutuhan Informasi Keuangan . 17


(6)

2.2.2.3. Komponen Laporan keuangan ... 22

2.2.2.3.1. Laporan Laba Rugi ... 23

2.2.2.3.2. Neraca ... 23

2.2.2.3.3. Laporan Peruubahan Ekuitas ... 24

2.2.2.3.4. Laporan Arus Kas ... 25

2.2.2.3.5. Catatan Atas Laporan Keuangan... 26

2.2.3. Investasi ... 26

2.2.3.1. Pengertian dan Tujuan Investasi ... 26

2.2.4. Pasar modal ... 27

2.2.4.1. Pengertian dan Manfaat Pasar Modal ... 27

2.2.5. Laba ... 29

2.2.5.1. Informasi Laba ... 29

2.2.5.2. Laba Per Lembar Saham (Y) ... 30

2.2.6. Pengaruh Variabel Informasi Keuangan terhadap Laba Per Lembar Saham ... 32

2.2.6.1. Perubahan Laba Bersih( X1 ) ... 32

2.2.6.1.1. Pengertian P. Laba Bersih ... 32

2.2.6.1.2. Pengaruh P. Laba Bersih Terhadap Laba Per Lembar Saham ... 33

2.2.6.2. Perubahan Piutang ( X2 ) ... 34


(7)

2.2.6.3. Perubahan Persediaan (X3) ... 35

2.2.6.3.1. Pengertian P. Persediaan ... 35

2.2.6.3.2. Pengaruh P. Persediaan Terhadap Laba Per Lembar Saham ... 36

2.2.6.4. Pengaruh Informasi Keuangan (Perubahan Laba bersih, Perubahan Piutang, Perubahaan Persediaan) Terhadap Laba Per Lembar Saham ... 37

2.2.7. Teori Yang Melandasi Penelitian ... 38

2.2.8. Kerangka Pikir ... 39

2.3. Hipotesis ... 41

BAB III METODE PENELITIAN ... 42

3.1. Definisi Penelitian dan Pengukuran Variabel ... 42

3.1.1. Definisi Operasional ... 42

3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 45

3.2.1. Populasi ... 45

3.2.2. Sampel ... 46

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 47

3.4. Teknik Analisa dan Uji Hipotesis ... 48

3.4.1. Uji Normalitas, Uji Asumsi Klasik, dan Teknik Analisa 48


(8)

3.4.2. Uji Hipotesis ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 56

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 56

4.1.1. Gambaran Umum PT. Bursa Efek Indonesia ... 56

4.1.2. Gambaran Umum PT. Astra Internasional Tbk ... 57

4.1.3. Gambaran Umum PT. Astra Otoparts Tbk ... 58

4.1.4. Gambaran Umum PT. Goodyear Indonesia Tbk ... 59

4.1.5. Gambaran Umum PT. Selamat Sempurna Tbk ... 59

4.1.6. Gambaran Umum PT. Gajah Tunggal Tbk ... 60

4.2. Penyajian Data ... 61

4.2.1. Variabel Perubahan Laba Bersih (X1) ... 61

4.2.2. Variabel Perubahan Piutang (X2) ... 62

4.2.3. Variabel Perubahan Persediaan (X3) ... 64

4.2.4. Variabel Laba Per Lembar Saham (Y) ... 65

4.3. Analisa Data Dan Uji Hipotesis ... 67

4.3.1. Uji Normalitas... 67

4.3.2. Uji Asumsi Klasik ... 68

4.3.3. Uji Regresi Linier Berganda ... 72

4.3.4. Deskripsi Hasil Pengujian Hipotesis ... 74

4.3.4.1. Hasil Pengujian Kecocokan Model ... 74


(9)

4.6. Perbedaan Penelitian Yang Dilakukan Sekarang Dengan

Penelitian Terdahulu ... 81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 78

5.1. Kesimpulan ... 78

5.2. Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

Tabel 2.1 Perbedaan Penelitian Terdahulu ... 15

Tabel 3.1 Ketentuan Uji Durbin Watson ... 51

Tabel 4.1 Data Perubahan Laba Bersih pada Perusahaan Automotive And Components Tahun 2005 s/d 2009 ... 61

Tabel 4.2 Data Perubahan Piutang pada Perusahaan Automotive And Components Tahun 2005 s/d 2009 ... 63

Tabel 4.3 Data Perubahan Persediaan Perusahaan Automotive And Components 2005 s/d 2009 ... 64

Tabel 4.4 Data Laba Per Lembar Saham 2005 s/d 2009 ... 66

Tabel 4.5. Hasil Uji Normalitas ... 68

Tabel 4.6. Hasil Pengujian Multikolinearitas ... 70

Tabel 4.7. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas ... 71

Tabel 4.8. Hasil Uji Regresi Linier Berganda ... 72

Tabel 4.9. Hasil Uji t ... 75

Tabel 4.10 Perbedaan Penelitian Terdahulu... 81


(11)

Gambar 4.1. Distribusi Daerah Keputusan Autokorelasi ... 69


(12)

Lampiran 2 : Rekapitulasi Data Variabel Piutang (X2)

Lampiran 3 : Rekapitulasi Data Variabel Persediaan (X3)

Lampiran 4 : Rekapitulasi Data Variabel Laba Per Lembar Saham (Y) Lampiran 5 : Hasil Uji Normalitas

Lampiran 6 : Input Data

Lampiran 7 : Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda Lampiran 8 : Hasil Pengujian Heteroskedastisitas Lampiran 9 : Tabel Durbin-Watson


(13)

xi

Punky Priaditama

Abstrak

Pasar modal adalah tempat pertemuan antara pencari dana (emiten) dan penanam modal (investor). Di tempat inilah para pelaku pasar yaitu individu-individu atau badan usaha yang memiliki kelebihan dana melakukan investasi dalam surat berharga yang ditawarkan oleh emiten. Sebaliknya perusahaan yang membutuhkan dana menawarkan surat berharga dengan cara listing terlebih dahulu pada badan otoritas di pasar modal sebagai emiten. Pada dasarnya, pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri. Tujuan penelitian ini adalah menguji apakah laba bersih, piutang, dan persediaan merupakan prediktor keuntungan investasi (laba per lembar saham) di masa mendatang.

Variabel penelitian terdiri dari Perubahan Laba Bersih (X1), Perubahan

Piutang (X2) dan Perubahan Persediaan (X3), dan Laba Per Lembar Saham (Y).

Populasi penelitian ini adalah data laporan keuangan perusahaan Automotive and

Components yang Go Public dan terdaftar didalam Bursa Efek Indonesia pada

tahun 2005 – 2009 dan tercatat ada 13 Perusahaan. Teknik penentuan sampel menggunakan purposive sampling yaitu penentuan sampel berdasarkan ciri yang dimiliki oleh sampel dari populasi, sehingga sampel dalam penelitian ada 5 perusahaan Automotive and Components yang Go Public dan terdaftar didalam Bursa Efek Indonesia pada tahun 2005 – 2009 sedangkan teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda.

Berdasarkan hasil pengujian diperoleh kesimpulan bahwa Perubahan Laba Bersih berpengaruh positif dan signifikan, Perubahan Piutang berpengaruh negatif dan signifikan dan Perubahan Persediaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Laba Per Lembar Saham sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama yaitu Perubahan laba bersih, Perubahan piutang dan Perubahan persediaan berpengaruh terhadap laba per lembar saham terbukti kebenarannya dan untuk hipotesis yang kedua yaitu laba bersih merupakan variabel bebas yang berpengaruh dominan terhadap laba per lembar saham tidak terbukti kebenarannya. Berdasarkan hasil pengujian di hasilkan bahwa variabel bebas yang dominan berpengaruh terhadap laba per lembar saham adalah variabel Perubahan piutang.

Keyword: Perubahan Laba Bersih, Perubahan Piutang, Perubahan Persediaan dan Laba Per Lembar Saham


(14)

1

1.1. Latar Belakang

Era Globalisasi saat ini kemajuan teknologi dan perkembangan ekonomi begitu pesat dirasakan, seiring dengan kemajuan dan perkembangan tersebut perusahaan dituntut untuk mengembangkan usahanya semaksimal mungkin. Untuk mampu mengembangkan usahanya perusahaan membutuhkan modal untuk dapat berkembang dan berekspansi, hal ini mutlak dibutuhkan perusahaan yang sedang berorientasi dalam pengembangan dan perluasan usahanya. Krisis Global yang sedang melanda perekonomian dunia saat ini juga menuntut perusahaan untuk semaksimal mungkin meningkatkan kinerja perusahaannya untuk dapat menarik minat investor atau minimal agar bisa tetap bertahan. Untuk perusahaan yang belum

Go Public berusaha agar dapat Go Public dan terdaftar di dalam pada pasar

modal, sebaliknya bagi perusahaan yang sudah Go Public dapat mendapatkan modal dari investor melalui penjualan sahamnya di pasar modal. Didalam pasar modal, saham yang diterbitkan memiliki harga yang fluktuatif, hal ini disebabkan karena tingkat persaingan nilai saham antar perusahaan yang sangat tinggi, hal ini memacu perusahaan untuk memaksimalkan labanya, karena selain memang sudah menjadi tujuan utama perusahaan memaksimalkan laba dapat meningkatkan nilai sahamnya didalam pasar modal yang akhirnya menarik investor untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut.


(15)

Investor pada dasarnya berinvestasi pada perusahaan yang memiliki prospek yang cerah atau dengan kata lain memiliki tingkat laba yang maksimal, karena dengan laba yang maksimal maka deviden yang akan dibagikan kepada pemegang saham juga akan meningkat sesuai dengan prosentase atau jumlah lembar saham yang dimiliki, di dalam pasar modal sikap dan penilaian investor bersifat gambling atau judi. Oleh karena itu investor membutuhkan informasi dalam memprediksi dan menentukan perusahaan mana yang menguntungkan untuk tempat berinvestasi, seorang investor di pasar modal yang ingin memelihara keuntungannya di pasar modal haruslah memiliki perencanaan investasi yang efektif. Perencanaan investasi yang efektif ini selalu dimulai dari adanya perhatian terhadap optimalisasi keseimbangan antara tingkat risiko (risk) yang ingin ditanggung dan jumlah return yang diinginkan dari setiap transaksi. Semakin tinggi risiko yang dihadapi, semakin tinggi pula tingkat return yang disyaratkan. Selain nilai saham yang sedang beredar di dalam pasar modal, cara lain bagi investor untuk menentukan dan memprediksi perusahaan mana yang menguntungkan untuk tempat berinvestasi adalah dengan melihat dan membandingkan laporan keuangan antar perusahaan – perusahaan tersebut.

Laporan keuangan menyediakan informasi keuangan mengenai harta kekayaan dan hasil – hasil usaha dari suatu perusahaan, laporan keuangan akan menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, sehingga pihak eksternal maupun internal dapat memanfaatkan informasi – informasi


(16)

keuangan yang ada di dalam laporan keuangan tersebut sesuai dengan kepentingan masing – masing.

Pemilik Perusahaan sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaannya, terutama untuk perusahaan – perusahaan yang pimpinannya diserahkan kepada orang lain seperti perseroan, karena dengan laporan keuangan tersebut pemilik perusahaan akan dapat menilai sukses tidaknya manajer dalam memimpin perusahaannya. Munawir, (2002: 2).

Menurut Munawir (2002: 30) bagi pihak ekstern, khususnya kreditor untuk mengetahui jaminan yang disediakan oleh perusahaan atas semua utang – utang akan dapat dilihat dalam neraca, tetapi untuk mengetahui kemampuan perusahaan untuk membayar bunga modal yang dipinjamnya sangat bergantung pada keuntungan dimasa mendatang. Hal ini dapat terjadi karena dari laporan keuanganlah akan diketahui hasil – hasil yang telah dicapai perusahaan beserta kelemahan – kelemahannya, sehingga pada tahun berikutnya perusahaan dapat menentukan kebijakan yang akan digunakan manajemen perusahaan dalam usaha memperbaiki kinerja perusahaan untuk dapat mendapatkan hasil yang lebih baik dari tahun sebelumnya.

Menurut Parawiyati, dkk, (2000), Informasi keuangan merupakan bagian dari laporan keuangan yang merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang meliputi Neraca, Laporan Laba - Rugi, Laporan Perubahan Modal, Laporan Arus Kas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan. Terdapat beberapa variabel dari informasi keuangan yang memiliki hubungan dengan prediksi laba, variabel keuangan yang dimaksud antara lain ialah laba per


(17)

lembar saham, piutang, persediaan, biaya administrasi dan penjualan, rasio – rasio keuangan serta arus kas. alah satu informasi keuangan yang bisa menjadi pertimbangan atau referensi para investor untuk berinvestasi adalah Laporan Laba – Rugi.

Laporan Laba - Rugi memiliki potensi informasi yang penting bagi pihak Eksternal maupun pihak Internal perusahaan, karena di dalam Laba – Rugi terdapat informasi mengenai laba perusahaan dari tahun ke tahun yang kemudian bisa digunakan sebagai indikator perkembangan perusahaan tersebut positif atau negatif. Selain terdapat informasi mengenai laba atau rugi perusahan dari tahun ke tahun, di dalam Laporan Laba - Rugi terdapat pula informasi laba per lembar saham ( earning per share ), yang nantinya juga bisa menjadi indikator ringkas yang dapat mengkomunikasikan secara terpercaya tentang kinerja perusahaan.

Menurut Smith and Skousen.(1986: 443), laba per lembar saham pada umumnya menunjukkan pada jumlah yang diperolah selama suatu periode tertentu atas setiap lembar saham biasa yang beredar. Jumlah ini merupakan suatu pengukuran yang bermanfaat untuk pembanding laba dari beberapa satuan usaha yang berbeda – beda dan untuk pembanding laba dari suatu satuan usaha yang berbeda – beda dari waktu ke waktu, seperti halnya suatu perusahaan sukses yang tumbuh dan berkembang, laba bersih pada dasarnya akan meningkat.

Perusahaan yang digunakan sebagai obyek penelitian adalah perusahaan


(18)

Public di BEI, perusahaan Automotive and Components dipilih karena

memiliki tingkat biaya produksi tinggi yang akhirnya membutuhkan tingkat modal yang tinggi pula baik modal dari Internal perusahaan maupun modal dari Eksternal perusahaan untuk proses produksinya, hal ini ditunjang dengan semakin tingginya minat atau permintaan dari konsumen serta semakin banyaknya perusahaan dari luar negeri yang memperluas usahanya di Indonesia. Dengan adanya kondisi seperti ini maka secara otomatis meningkatkan minat investor untuk menanamkam modalnya, begitu juga dengan para kreditor semakin percaya untuk memberikan kredit kepada perusahaan tersebut, Namun dari data yang diperoleh dari BEI bahwa nilai laba 5 tahun terakhir dimulai dari tahun 2005 sampai tahun 2009 bersifat fluktuaktif, bahkan juga banyak perusahaan yang cenderung mengalami kerugian. Hal ini disebabkan oleh dampak dari krisis global yang melanda dunia sejak tahun 2009 yang tidak dapat dipungkiri berdampak langsung terhadap perusahaan – perusahaan baik kecil maupun yang sudah besar di seluruh dunia tidak terkecuali perusahaan – perusahaan Automotive and

Components yang merupakan perusahaan yang membutuhkan tingkat biaya

produksi yang tinggi, selain itu naik - turunnya harga BBM yang terjadi di Indonesia pada tahun 2005 sampai tahun 2008 juga mempengaruhi permintaan dari konsumen dan juga kebijakan – kebijakan ekonomi dari pemerintah yang otomatis mempengaruhi nilai saham dan sikap para pelaku ekonomi di dalam pasar.


(19)

(20)

Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Pengunaan Informasi Keuangan Untuk

Memprediksi Keuntungan Investasi Bagi Investor Pada Perusahaan Automotive and components yang Go Public di BEI”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka timbul suatu permasalahan yaitu :

1. Apakah Informasi keuangan (Perubahan Laba bersih, Perubahan Piutang,

Perubahan Persediaan) berpengaruh terhadap Laba Per Lembar Saham?

2. Manakah diantara variabel bebas yang berpengaruh dominan terhadap

Laba Per Lembar Saham ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berpijak pada rumusan Masalah penelitian diatas, tujuan penelitian ini adalah untuk menguji :

1. Pengaruh Informasi keuangan (Perubahan Laba Bersih, Perubahan

Piutang, Perubahan Persediaan) dalam memprediksi Laba per lembar saham ?

2. Untuk mengetahui variabel bebas yang berpengaruh dominan terhadap


(21)

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang yata bagi berbagai pihak antara lain :

1. Bagi Peneliti

Sebagai sarana menerapkan ilmu pengetahuan dan teori – teori yang telah diperoleh dibangku kuliah dan diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti akan ilmu akuntansi.

2. Bagi Investor

a. Untuk meningkatkan kesadaran para investor dalam

mempertimbangkan dan mengambil keputusan terhadap perubahan saham dan menggunakan laporan keuangan.

b. Bisa memberikan informasi tentang kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan dan mempertimbangkan perusahaan selanjutnya untuk mengetahui jaminan investasinya.

3. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah pembendaharaan kepustakaan Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa Timur, Khususnya fakultas ekonomi. Sehingga dapat digunakan sebagai referensi bagi peneliti lainnya.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu

Adapun hasil – hasil penelitian terdahulu yang memiliki hubungan

dengan dalam memproduksi di Pasar Modal, adalah sebagai berikut :

1. Parawiyati, dkk (2000)

Judul : Penggunaan Informasi Keuangan untuk

memprediksi keuntungan investasi bagi Investor

di Pasar Modal.

Permasalahan :

a. Apakah laba, piutang, persedian, biaya

administrasi dan penjualan serta rasio laba

kotor terhadap penjualan merupakan

prediktor laba dan arus kas di masa

mendatang ?

b. Apakah laba beserta variabel bebas lain

tersebut memberikan kemampuan prediksi

inkremental terhadap arus kas ?

Hipotesis :

a. Laba, piutang, persediaan, biaya administrasi

dan penjualan serta rasio laba kotor terhadap

penjualan merupakan prediktor laba dan arus


(23)

b. Laba beserta variabel bebas lain tersebut

memberikan kemampuan prediksi

inkremental terhadap arus kas

Hasil Penelitian :

Variabel piutang dagang, sediaan, biaya

administrasi dan penjualan digunakan

sebagai variabel penentu dalam estimasi laba

di masa mendatang

Kesimpulan :

Hasil pengujian untuk memprediksi

perubahan laba dan arus kas, menunjukkan

untuk memprediksi satu dan empat tahun

kedepan secara bersama – sama variabel

informasi keuangan adalah signifikan

sebagai prediktor dengan tingkat keyakinan

5%, 10%, 25%.

2. Pertiwi ( 2004 )

Judul : Pengaruh informasi keuangan untuk

memprediksi laba investasi bagi investor pada


(24)

Permasalahan :

1. Apakah ada perubahan laba, piutang,

persediaan, Gross Profit Margin Rasio,

Operating Rasio, Arus Kas secara simultan

dalam memprediksi laba di masa

mendatang?

2. Dari variabel bebas tersebut, variabel bebas

manakah yang mempunyai pengaruh paling

dominan terhadap memprediksi laba di masa

mendatang?

Hipotesis :

a. Diduga ada pengaruh perubahan laba,

Piutang, Persediaan, Gross Profit Margin

Rasio, Operating Rasio dan arus kas secara

simultan dalam memprediksi laba di masa

mendatang

b. Diduga laba mempunyai pengaruh paling

dominan dalam memprediksi laba di masa

mendatang.

Hasil Penelitian :

Perubahan laba merupakan informasi yang

dapat dijadikan bahan dipertimbangan bagi


(25)

mendatang dibandingkan dengan informasi

mengenai perubahan piutang, sediaan, Gross

Profit Margin, Operating Ratio dan arus kas.

Kesimpulan :

a. Telah teruji kebenarannya, yaitu terdapat

pengaruh secara simultan pada perubahan

laba, piutang, persediaan, Gross Profit

Margin Rasio, Operating Rasio dan arus kas

dalam memprediksi laba dimasa mendatang.

b. Telah teruji kebenarannya, yaitu laba

mempunyai pengaruh paling dominan dalam

memprediksi laba di masa mendatang.

3. Doddy (2005)

Judul : Penggunaan Informasi Keuangan Untuk

Memprediksi Keuntungan Investasi Bagi

Investor Pada Perusahaan Textile Yang Go

Publik Di PT. Bursa Efek Jakarta

Permasalahan :

a. Apakah ada pengaruh perubahan Piutang,

Sediaan, Laba bersih, dan Arus kas baik

secara simultan maupun parsial terhadap


(26)

pada perusahaan textile yang Go Publik di

PT. Bursa Efek Jakarta?

b. Dari variabel – variabel bebas tersebut,

variabel manakah yang mempunyai

pengaruh paling dominan terhadap

perubahan Pendapatan Per Lembar Saham

pada perusahaan Textile yang Go Publik di

PT. Bursa efek Jakarta?

Hipotesis :

a. Ada pengaruh perubahan piutang, Sediaan,

Laba Bersih dan Arus Kas baik secara

simultan maupun parsial terhadap perubahan

Pendapatan Per Lembar Saham pada

perusahaan Textile yang Go Publik di PT.

Bursa Efek Jakarta.

b. Perubahan Laba Bersih yang mempunyai

pengaruh paling dominan terhadap

Pendapatan Per Lembar Saham pada

perusahaan Textie yang Go Public di PT.

Bursa Efek Jakarta

Hasil Penelitian :

Tidak ada pengaruh Piutang, Persediaan,


(27)

simutan terhadap perubahan pendapatan per

lembar saham.

Kesimpulan :

a. Menyatakan bahwa ada pengaruh perubahan

Piutang, Sediaan, Laba Bersih dan Arus Kas

baik secara simultan maupun parsial

terhadap perubahan Pendapatan Per Lembar

Saham pada perusahaan Textile yang Go

Publik di PT. Bursa Efek Jakarta, tidak teruji

kebenarannya.

b. Menyatakan bahwa perubahan Laba Bersih

mempunyai pengaruh paling dominan

terhadap Pendapatan Per Lembar Saham

pada perusahaan Textile yang Go Publik di

PT. Bursa Efek Jakarta. Tidak teruji


(28)

Tabel 2.1: Perbedaan Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Variabel yang digunakan 1 Parawiyati, dkk (2000) Penggunaan Informasi Keuangan untuk memprediksi keuntungan investasi bagi Investor di Pasar Modal

Variabel bebas ( laba bersih, persediaan, piutang, rasio laba kotor terhadap penjualan, arus kas dan hutang dagang) dan Variabel terikat (laba dan arus kas)

2 Pertiwi ( 2004)

Pengaruh informasi keuangan untuk memprediksi laba investasi bagi investor pada

perusahaan textile yang Go Public di BEJ

Variabel bebas (perubahan laba, piutang, persediaan, Gross Profit Margin Rasio, Operating Rasio, Arus Kas). Variabel terikat (laba)

3 Doddy (2005) Penggunaan Informasi Keuangan Untuk Memprediksi Keuntungan Investasi Bagi Investor Pada Perusahaan Textile Yang Go Public Di PT. Bursa Efek Jakarta

Variabel bebas (perubahan Piutang, Sediaan, Laba bersih, dan Arus kas) Variabel Terikat (perubahan Pendapatan Per Lembar Saham)

4 Punky Priaditama (2010) Penggunaan Informasi Keuangan untuk Memprediksi Keuntungan Investasi bagi Investor pada Perusahaan Automotive dan Components yang Go Public Di BEI

Variabel bebasnya (Perubahan laba bersih, Perubahan piutang dan Perubahan persediaan) variabel terikatnya (Laba Per Lembar Saham )


(29)

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Informasi keuangan

2.2.1.1.Pengertian dan Kualitas Informasi Keuangan

1. Pengertian Informasi Keuangan

Informasi keuangan ialah suatu informasi yang melaporkan

mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan yang berbentuk pelaporan

keuangan (lebih luas ruang lingkupnya) dan laporan keuangan. (Baridwan,

2000: 4)

2. Kualitas Informasi

Fungsi akuntansi adalah menyajikan data kuantitatif yang akan

digunakan untuk mengambil keputusan, perlu dijaga agar data yang

disajikan mempunyai kualitas tertentu. (Baridwan, 2000: 6). Kriteria

utama informasi keuangan adalah harus berguna untuk pengambilan

keputusan, agar dapat berguna informasi itu harus mempunyai dua sifat

utama dan dua sifat sekunder informasi keuangan yang berguna. Dua sifat

utama informasi keuangan adalah :

1. Relevan, mempunyai 3 sifat yaitu :

a. Nilai prediksi

b. Nilai umpan balik ( feedback value )

c. Tepat waktu

2. Dapat dipercaya, mempunyai 3 sifat yaitu :

a. Dapat diperiksa ( verifiability )

b. Netral


(30)

Selain 2 sifat utama, informasi akuntansi juga mempunyai 2 sifat

sekunder yaitu :

1. Dapat dibandingkan

2. Konsisten

Mengingat bahwa perkembangan pasar modal Indonesia dapat juga

dipengaruhi oleh pasar modal lain diluar negeri, maka bukan hal yang

tidak mungkin bahwa penyampaian informasi keuangan tersebut memiliki

potensi utama sebagai pengurang ketidakpastian dalam pengambilan

keputusan. Oleh karena itu perkembangan pasar modal di Indonesia

menuntut berbagai pihak terkait yaitu, pemerintah (Bapepam), emiten,

para analis, pialang, dan pihak – pihak lain untuk saling melakukan

pembenahan atas segala hal sesuai dengan perkembangan tersebut.

(Parawiyati dan Baridwan, 1998: 2)

2.2.1.2.Pemakai dan kebutuhan Informasi Keuangan

Menurut Standart Akuntansi Keuangan (2007: 2), Pengguna

Informasi keuangan adalah :

1. Investor

Mereka (pemodal) membutuhkan informasi untuk membantu

menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi

tersebut, begitu juga dengan pemegang saham tertarik pada informasi


(31)

2. Karyawan

Karyawan dan kelompok – kelompok yang mewakili mereka

tertarik pada Informasi mengenai stabitalitas, profitabilitas perusahaan dan

menilai kemampuan perusahaan dalam balas jasa, manfaat pensiun dan

kesempatan kerja.

3. Pemberi pinjaman

Mereka tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan

mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar

pada saat jatuh tempo.

4. Pemasok dan kreditur usaha lainya

Pemasok dan kreditur usaha tertarik dengan informasi yang

memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang

kan dibayar pada saat jatuh tempo.

5. Pelanggan

Para pelanggan berhubungan dengan informasi mengenai

kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam

perjanjian jangka panjang dengan perusahaan.

6. Pemerintah

Pemerintah dan berbagai lembaga yang dibawah kekuasaanya

berkepentigan dengan aktivitas alokasi sumber daya dan karena itu

berkepentingan dengan aktivitas perusahaan, mereka membutuhkan


(32)

pajak sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan

lainnya

7. Masyarakat

Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai

cara misalnya perusahaan dapat memberi konstribusi pada perekonomian

nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan pada

penanaman modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu

masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungn dan

perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian

aktivitasnya.

2.2.2. Laporan keuangan

2.2.2.1.Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Munawir (2002: 2), Laporan keuangan adalah hasil dari

proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk komunikasi

antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak yang

berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan.

Menurut Baridwan (2000: 17), Laporan keuangan merupakan

ringkasan dari proses pencatatan merupakan suatu ringkasan dari transaksi

– transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan.

Menurut Kieso (2004: 2), Laporan keuangan merupakan saran

pengkomunikasian informasi keuangan utama kepada pihak – pihak di luar


(33)

2.2.2.2. Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Baridwan (2000: 4) tujuan laporan keuangan meliputi :

1. Tujuan Umum

Dapat dinyatakan sebagai berikut :

a. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya yang

dapat dipercaya mengenai sumber – sumber ekonomi dan kewajiban

serta modal suatu perusahaan.

b. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai

perubahan dalam sumber – sumber ekonomi netto (sumber dikurangi

kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari aktivitas – aktivitas

usaha dalam rangka memperoleh laba.

c. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai

laporan di dalam mengestimasi potensi perusahaan dalam

menghasilkan laba.

d. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan

dalam sumber – sumber ekonomi dan kewajiban, seperti informasi

mengenai aktivitas pembelanjaan dan penanaman.

e. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang

berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan

pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijaksanaan akuntansi


(34)

2. Tujuan kualitatif

Informasi keuangan akan bermanfaat bila dipenuhi ketujuh

kualitas berikut yaitu :

a. Relevan

Relevansi suatu informasi harus dihubungkan dengan maksud

penggunaannya. Bila informasi tidak relevan untuk keperluan para

pengambil keputusan, informasi demikian tidak akan ada gunanya,

betapapun kualitas – kualitas lainnya terpenuhi.

b. Dapat dimengerti

Informasi dapat dimengerti oleh pemakainya, dan dapat dinyatakan

dalam bentuk dan dengan istilah yang disesuaikan dengan batas

pengertian pemakai.

c. Daya Uji

Pengukuran tidak dapat sepenuhnya lepas dari pertimbangan –

pertimbangan dan pendapat yang subyektif. Hal ini berhubungan

dengan keterlibatan dalam proses pengukuran dan penyajian

informasi, sehingga proses tersebut tidak lagi berlandaskan pada

realita obyektif semata.

d. Netral

Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak


(35)

e. Tepat Waktu

Informasi harus disampaikan sedini mungkin untuk dapat digunakan

sebagai dasar utuk membantu dalam pengambilan keputusan

ekonomi dan untuk menghindari tertundanya pengambilan keputusan

tersebut

f. Dapat dibandingkan

Informasi dalam laporan keuangan akan lebih berguna bila dapat

dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya dari

perusahaan yang sama, maupun dengan laporan keuangan

perusahaan – perusahaan lainnya pada periode yang sama.

g. Lengkap

Informasi yang lengkap meliputi semua data akuntansi keuangan

yang dapat memenuhi secukupnya enam tujuan kualitatif diatas.

2.2.2.3 Komponen Laporan keuangan

Menurut Standart Akuntansi Keuangan (2007: 2) laporan keuangan

yang lengkap terdiri atas komponen – komponen berikut ini :

1. Laporan Laba Rugi

2. Laporan Perubahan Ekuitas;

3. Neraca;

4. Laporan Arus Kas; Dan


(36)

2.2.2.3.1.Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang menunjukkan

pendapatan – pendapatan dan biaya – biaya dari suatu unit usaha untuk

suatu periode tertentu. Selisih antara pendapatan – pendapatan dan biaya

merupakan laba yang diperoleh atau rugi yang diderita oleh perusahaan.

(Baridwan, 2000: 30)

Pentingnya laporan laba rugi yaitu sebagai alat untuk mengetahui

kemajuan yang dicapai oleh perusahaan dan juga mengetahui berapakah

hasil bersih atau laba yang didapat dalam suatu periode

Laporan laba – rugi harus memuat secara terperinci unsur – unsur

pendapatan dan beban. (Baridwan, 2000: 31)

Variabel yang disajikan dalam laporan laba – rugi adalah variabel

per lembar saham dan variabel biaya administrasi dan penjualan.

2.2.2.3.2.Neraca

Neraca adalah laporan yang menunjukkan keadaan keuangan

suatu unit usaha pada tanggal tertentu. Keadaan keuangan ini

ditunjukkan dengan jumlah harta yang dimiliki yang disebut aktiva dan

jumlah kewajiban perusahaan yang disebut pasiva. (Baridwan, 2000:

18).

Jumlah aktiva di dalam Neraca akan sama besar dengan jumlah


(37)

yaitu kewajiban dari pihak luar yang disebut utang dan kewajiban

terhadap pemilik perusahaan yang disebut modal

Variabel dari penelitian yang termasuk dalam laporan keuangan

neraca adalah variabel piutang dan variabel persediaan.

2.2.2.3.3.Laporan Perubahan Ekuitas

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2007: 67), laporan

perubahan ekuitas adalah laporan yang menggambarkan peningkatan

atau penurunan aset bersih atau kekayaan selama periode bersangkutan

berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan harus

diungkapkan dalam laporan keuangan.

Menurut Standar Akuntansi keuangan (2007: 66), perusahaan harus

menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai komponen utama laporan

keuangan, yang menunjukkan:

a. Laba atau rugi bersih periode bersangkutan;

b. Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan kerugian beserta

jumlahnya yang berdasarkan PSAK terkait diakui secara langsung

dalam ekuitas;

c. Pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan

perbaikan terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam

PSAK terkait;


(38)

e. Saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta

perubahannya;

f. Rekonsiliasi antara nilai dari masing – masing modal saham, agio,

dan cadangan pada awal dan akhir periode yang mengungkapkan

secara terpisah setiap perubahan.

2.2.2.3.4.Laporan Arus Kas

Kas (cash) adalah uang logam, uang kertas, cek dan uang yang

tersimpan di rekening yang tersedia untuk pengambilan tanpa pembatasan

dari bank atau lembaga keuangan lainnya (Warren, 2008: 522).

Arus kas (cash flow) adalah ikhtisar penerimaan kas dan

pembayaran kas selama periode waktu tertentu, misalnya sebulan atau

setahun (Warren, 2008: 24).

Menurut Warren (2008: 26), laporan arus kas (cash flow) terdiri

dari tiga bagian :

1. Arus kas dari aktivitas operasi

Bagian ini melaporkan ikhtisar penerimaan dan pembayaran kas

yang menyangkut operasi perusahaan.

2. Arus kas dari aktivitas investasi

Bagian ini melaporkan transaksi kas untuk pembelian atau

penjualan aset tetap atau permanen.


(39)

Bagian ini melaporkan transaksi kas yang berhubungan dengan

investasi pemilik, peminjaman dan, dan pengambilan uang oleh

pemilik.

2.2.2.3.5. Catatan Atas Laporan Keuangan

Menurut Standar Akuntansi Keuangan(2007: 69) catatan atas

laporan meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera

dalam Neraca, laporan Laba – Rugi, laporan Arus Kas, laporan

Perubahan Ekuitas serta informasi tambahan seperti kewajiban

kontinjensi dan komitmen.

2.2.3. Investasi

2.2.3.1. Pengertian dan Tujuan Investasi

Sunariyah (2004: 4), investasi adalah penanaman modal untuk satu

aktiva atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu

lama dengan harapan mendapatkan keuntungan dimasa – masa yang

akan datang.

Rosjidi (1999: 199), investasi adalah penanaman modal baik

langsung maupun tidak langsung dengan tujuan untuk memperoleh

keuntungan dengan segala resikonya di pasar modal dalam keadaan

ketidak pastian.

Keputusan investasi untuk menempatkan sejumlah besar sumber

daya pada resiko jangka panjang dan secara simultan mempengaruhi


(40)

investasi yang buruk dapat menimbulkan bencana. (Hansen dan

Mowen, 2004: 329)

2.2.4. Pasar modal

2.2.4.1.Pengertian dan Manfaat Pasar Modal

Darmadji dan Hendy (2001: 1), pasar modal (capital market)

merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang

bisa diperjual – belikan, baik dalam bentuk utang ataupun modal sendiri.

Sunariyah (2004 : 5 ) pasar modal adalah tempat pertemuan antara

penawaran dengan permintaan surat berharga. Ditempat inilah para pelaku

pasar yaitu individu – individu atau badan usaha yang mempunyai

kelebihan dana ( surplus funds ) melakukan investasi dalam surat berharga

yang ditawarkan oleh emiten. Sebaliknya, ditempat itu pula perusahaan

(entities) yang membutuhkan dana menawarkan surat berharga dengan

cara listing terlebih dahulu pada badan otoritas di pasar modal sebagai

emiten.

Manfaat pasar modal menurut Darmadji dan Hendy (2001: 2)

adalah

 Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secra optimal

 Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan upaya diversifikasi


(41)

 Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai lapisan masyarakat menengah

 Penyebaran kepemilikan, keterbukaan dan profesionalisme, menciptakan iklim berusaha yang sehat.

 Menciptakan lapangan kerja / profesi yang menarik

 Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dan mempunyai prospek

 Alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan risiko yang bisa diperhitungkan melalui keterbukaan, likuidasi dan

diversifikasi investasi

 Membina Iklim keterbukaan bagi dunia usaha, memberikan akses kontrol sosial.

 Pengelolaan perusahaan dengan iklim keterbukaan, mendorong pemanfaatan manajemen professional.

 Sumber pembiayaan dana jangka panjang bagi emiten.

Keberadaan pasar modal sangat menguntungkan bagi perusahaan –

perusahaan penerbit surat berharga dapat memperoleh tambahan dana bagi

usahanya, sedangkan investor mengharapkan tingkat pengembalian

tertentu. Pengembalian ini dapat berupa deviden, bunga maupun apresiasi

harga pasar surat berharga yang mereka miliki.

Proses transaksi pada dasarnya tidak dibatasi oleh lokasi dan

dinding gedung pasar modal, mengingat transaksi dapat terjadi di manapun


(42)

sehat dan dapat dipercaya, maka transaksi diatur dalam kerangka sistem

yang terpadu di bawah kendali suatu pasar modal yang secara legal

dijamin oleh undang – undang negara. Tanpa jaminan kepastian hukum

dari Negara, maka transaksi investasi tidak akan terlaksana dan tidak akan

menghasilkan iklim yang kondusif, jaminan yang diberikan Negara akan

mendorong pasar modal efisien. Sunariyah, (2004: 5).

2.2.5. Laba

2.2.5.1.Informasi Laba

Munawir (2002: 3), informasi laba merupakan bagian dari

informasi keuangan yang sangat dibutuhkan para investor, mereka ini

berkepentingan terhadap prospek keuntungan dimasa mendatang, dimana

laba dimasa mendatang ini dapat dilihat dari informasi laba ini.

Parawiyati, dkk, (2000), Informasi laba merupakan komponen dari

laporan keuangan perusahaan, memiliki manfaat untuk menilai

manajemen, membantu mengestimasi kemampuan laba yang

representative dalam jangka panjang, memprediksi laba dan menaksir

resiko dalam investasi atau kredit. Laba memiliki potensi informasi yang

sangat penting bagi pihak intern maupun ekstern perusahaan.

Menurut Parawiyati, dkk (2000), informasi laba menjadi penting

bagi para investor di pasar modal dapat diketahui besarnya laba per lembar

saham. Untuk itu salah satu variabel dalam penelitian ini adalah laba per


(43)

2.2.5.2 Laba Per Lembar Saham (Y)

Menurut Parawiyati, dkk, (2000), laba per lembar saham

merupakan perolehan dari laba bersih tahunan dibagi jumlah lembar

saham biasa yang beredar. Laba per lembar saham merupakan salah satu

informasi penting yang dibutuhkan oleh investor baik membeli maupun

menjual saham di pasar modal. Di samping itu laba per lembar saham

merupakan indikator ringkas yang dapat mengkomunikasikan secara

terpercaya tentang kinerja perusahaan.

Para investor menggunakan jumlah laba per lembar saham untuk

mengevaluasi hasil – hasil operasi perusahaan dalam rangka untuk

mengambil keputusan investasi. Data per lembar saham mendapat

pengakuan luas dalam laporan tahunan yang diterbitkan perusahaan –

perusahaan , di media masa, dalam publikasi – publikasi pelaporan

keuangan.

Hasil operasi perusahaan biasanya diikhtisarkan dalam satu angka

penting yaitu laba bersih. Namun, karena pengikhtisaran ini seolah – olah

belum cukup sebagai penyederhanaan, dunia keuangan telah menerima

secara luas angka yang lebih padat lagi sebagai indikator bisnis yang lebih

signifikan yaitu Laba Per Lembar Saham. (Kieso, 2005: 170)

Laba per lembar saham pada umumnya menunjukkan pada jumlah

yang diperoleh (laba) selama suatu periode tertentu atas setiap lembar

saham biasa yang beredar. Jumlah ini merupakan suatu pengukuran yang


(44)

berbeda – beda dan untuk pembandingan laba dari suatu satuan tunggal

dari waktu ke waktu.

Laba per lembar saham merupakan rasio dari laba bersih terhadap

jumlah lembar saham yang dimaksud disini adalah jumlah lembar saham

biasa. Hal ini berarti pendapatan per lembar saham memberi ukuran

tingkat hasil pengambilan investasi bagi pemegang saham. Pendapatan per

lembar saham merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

harga saham, semakin tingginya pendapatan per lembar saham yang

dihasilkan menunjukkan adanya kemungkinan akan memperbesar tingkat

hasil pengembalian investasi, sehingga akan meningkatkan harga saham di

pasar modal serta meningkatkan penilaian investor untuk

menginvestasikan modalnya.

Menurut Bronson (1993:226), suatu proses keputusan (decision

process) adalah suatu proses yang memerlukan satu atau sederetan

keputusan untuk menyelesaikannya. Tiap – tiap keputusan yang diambil

mempunyai suatu keuntungan dan kerugian yang berkaitan dengan yang

ditentukan oleh berbagai keadaan luar yang mengelilingi proses ini.

Keputusan investasi adalah suatu keputusan yang diambil dalam

membeli saham dimana sebelumnya investor yang akan membelinya

melihat dari selisih laba atau rugi per lembar saham, atau pendapatan per

lembar saham (earning per share) yang merupakan salah satu faktor yang


(45)

sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu

perusahaan. (Bronson, 1993:227)

Laba per lembar saham (earnings per share) seringkali disebut –

sebut oleh para pemakai laporan keuangan sebagai informasi terpenting

untuk dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan financial, semakin

tingginya pendapatan per lembar saham yang dihasilkan menunjukkan

adanya kemungkinan akan memperbesar tingkat hasil pengambilan

investasi, sehingga akan meningkatkan keyakinan investor dalam

memutuskan untuk berinvestasi. (Bronson, 1993:229)

2.2.6. Pengaruh Variabel Informasi Keuangan terhadap Laba Per Lembar

Saham

2.2.6.1. Perubahan Laba Bersih( X1 )

2.2.6.1.1.Pengertian Perubahan Laba Bersih

Menurut Kieso (2005: 153) laba berasal dari transaksi pendapatan,

beban, keuntungan, dan kerugian.

Istilah laba bersih adalah laba operasi setelah pajak penghasilan,

(Hansen dan Mowen, 2006: 278). Laba bersih (net income) untuk

menyatakan laba operasi dikurangi pajak penghasilan (Hansen dan

Mowen , 2006: 275)

Menurut Baridwan (2000:31) laba adalah kenaikan modal (aktiva

bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang terjadi


(46)

mempengaruhi badan usaha selama satu periode kecuali yang timbul

pendapatan (revenue) atau investasi oleh pemilik.

Jadi dapat disimpulkan perubahan laba bersih adalah selisih laba

bersih tahun berjalan dikurangi laba bersih tahun sebelumnya.

2.2.6.1.2.Pengaruh perubahan Laba Bersih Terhadap Laba Per Lembar

Saham

Laba Memiliki potensi terhadap pengaruh keputusan investasi,

dimana investor tertarik pada tingkat keuntungan yang didapatkan untuk

masa – masa mendatang berupa deviden atau gain. Investor lebih tertarik

lagi pada perusahaan yang memiliki tingkat keuntungan besar dan

mempunyai tingkat risiko yang cenderung rendah. Informasi laba

menjadi penting bagi investor di pasar modal dapat diketahui melalui

besarnya laba per lembar saham (earnings per share), karena laba per

lembar saham mencerminkan kinerja perusahaan (Parawiyati, JRAI,

2000: 217).

Jumlah lembar saham yang dimaksud disini adalah jumlah lembar

saham biasa. Hal ini berarti pendapatan per lembar saham memberi

ukuran tingkat hasil pengembalian investasi bagi investor. Semakin

tinggi pendapatan per lembar saham yang dihasilkan menunjukkan

adanya kemungkinan akan memperbesar tingkat hasil pengembalian


(47)

2.2.6.2. Perubahan Piutang ( X2 ) 2.2.6.2.1.Pengertian Perubahan Piutang

Menurut Baridwan (2000: 124), piutang adalah tagihan yang

timbul dari penjualan barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan.

Dalam kegiatan perusahaan yang normal, biasanya piutang akan dilunasi

dalam jangka waktu kurang dari satu tahun, sehingga dikelompokkan

dalam aktiva lancar.

Menurut Kieso (2005: 386), piutang adalah klaim uang, barang

atau jasa kepada pelanggan atau pihak – pihak lainnya. Untuk tujuan

pelaporan keuangan, piutang diklasifikasikan sebagai piutang lancar

(jangka pendek) atau piutang tidak lancar (jangka panjang).

Banyak perusahaan menjual secara kredit agar dapat menjual lebih

banyak produk atau jasa sehingga ada tenggang waktu sejak penyerahan

barang atau jasa sampai saat diterimanya uang, dalam tenggang waktu

tersebut penjual mempunyai tagihan kepada pembeli, bila perusahaan

membeli secara kredit, harus dihitung piutang yang ditimbulkan yang

merupakan unsur penting dalam aktiva lancar.

Perubahan piutang adalah selisih piutang tahun berjalan dikurangi

piutang tahun sebelumnya.

2.2.6.2.2.Pengaruh Perubahan Piutang Terhadap Laba Per Lembar Saham Piutang dapat berpengaruh terhadap laba, kalau hari rata – rata

penagihan piutang lebih dari 60 hari menunjukkan perusahaan tersebut


(48)

semakin besar pula resiko kemungkinan tidak tertagihnya piutang dan

kalau perusahaan tidak membuat cadangan terhadap kemungkinan

kerugian yang timbul karena tidak tertagihnya piutang ( allowance for

bad debt ) berarti perusahaan bukannya mendapat laba, melainkan

kerugian yang didapat. (Munawir, 2002: 76)

Piutang dagang mengalami peningkatan, maka akan dapat timbul

masalah dalam peningkatan kredit, sehigga kemungkinan laba di masa

mendatang menurun, hal ini akibat semakin besarnya kerugian piutang

yang dibebankan.(Parawiyati dkk, 2000: 221).

2.2.6.3. Perubahan Persediaan (X3)

2.2.6.3.1. Pengertian Perubahan Persediaan

Menurut Baridwan (2000: 149), persediaan adalah istilah untuk

menunjukkan barang – barang yang dimiliki oleh suatu perusahaan,

untuk perusahaan dagang yaitu perusahaan yang membeli barang dan

menjualnya kembali tanpa mengadakan perubahan bentuk barang

sedangkan perusahaan manufaktur yaitu membeli bahan dan mengubah

bentuknya untuk kemudian dapat dijual penilaian persedian barang

adalah menentukan nilai persedian yang dicantumkan dalam neraca.

Menurut Munawir (2002: 16), persediaan adalah semua barang –

barang yang diperdagangkan yang sampai tanggal neraca masih

digudang / belum laku dijual, sedangkan untuk perusahaan manufaktur,

maka persediaan yang dimiliki adalah :


(49)

2. Persediaan barang dalam proses

3. Persediaan barang jadi

Perubahan piutang adalah selisih piutang tahun berjalan dikurangi

piutang tahun sebelumnya.

2.2.6.3.2.Pengaruh Perubahan Persediaan Terhadap Laba Per Lembar Saham

Persediaan barang baik dalam usaha dagang maupun dalam

perusahaan manufaktur merupakan jumlah yang akan mempengaruhi

neraca maupun laporan laba rugi (Baridwan, 2000: 150), oleh karena itu

persediaan barang yang dimiliki selama satu periode harus dapat

dipisahkan mana yang sudah dapat dibebankan sebagai biaya (harga

pokok penjualan) yang mempengaruhi besarnya laba yang akan

dilaporkan dalam laporan laba rugi dan mana yang belum terjual yang

akan menjadi persediaan dalam neraca.

Apabila terjadi peningkatan atau perubahan persediaan yang tidak

sesuai dengan realisasi dimana apabila persediaan semakin meningkat

tetapi tidak disertai peningkatan penjualan, maka tidak menutup

kemungkinan akan mempengaruhi laba dimasa mendatang. Hal ini dapat

terjadi karena kemungkinan terjadi ketidakseimbangan laba, peningkatan

persediaan dapat menimbulkan keusangan persediaan dimasa


(50)

2.2.6.4. Pengaruh Informasi Keuangan (Perubahan Laba Bersih, Perubahan Piutang, Perubahan Persediaan) Terhadap Laba Per Lembar Saham.

Informasi keuangan dalam penelitian ini antara lain : perubahan

laba bersih, perubahan piutang, dan perubahan persediaan. Informasi

keuangan merupakan bagian dalam laporan keuangan, didukung oleh

(Baridwan, 2000: 4) bahwa informasi keuangan dikomunikasikan kepada

pihak diluar perusahaan.

Penelitian Lev dan Thiagarajan seperti yang terdapat dalam

referensi Parawiyati, dkk (2000), telah dilakukan pengujian terhadap

pemicu nilai kunci (key value – drivers) seperti laba, resiko,

pertumbuhan dan posisi persaingan dengan mengasumsikan hubungan

nilai variabelinformasi keuangan atas estimasi laba di masa mendatang.

Laporan keuangan akan memberikan informasi keuangan yang

membantu para pemakai laporan di dalam mengestimasikan potensi

perusahaan dalam pemakai laporan di dalam mengestimasi potensi

perusahaan dalam menghasilkan laba. (Baridwan, 2000: 4)

Munawir (2002: 2) menilai sukses tidaknya manajer dalam

memimpin perusahaanya dan kesuksesan seorang manajer biasanya

dinilai atau diukur dengan laba yang diperoleh perusahaan.

Munawir (2002: 3) untuk para investor analisis laporan keuangan

digunakan untuk menilai keuntungan menilai keuntungan yang akan

datang dan mengetahui jaminan investasinya. Munawir (2002: 5),


(51)

untuk memenuhi kewajiban – kewajiban jangka pendek, struktur modal

perusahaan, distribusi daripada aktivanya, keefektifan penggunaan

aktiva, hasil usaha atau pendapatan yang telah dicapai, beban – beban

tetap yang harus dibayar serta nilai – nilai buku tiap lembar saham

perusahaan perusahaan yang bersangkutan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa informasi mengenai perubahan laba

bersih, perubahan piutang, dan perubahan persediaan akan menjadi

indikator di dalam laporan keuangan yang kemudian dapat digunakan

untuk mengestimasi potensi menghasilkan laba.

2.2.7. Teori Yang Melandasi Penelitian

Laba merupakan salah satu informasi keuangan yang berguna

dalam pengambilan keputusan, hal ini sesuai dengan “ Theory Signals

menyatakan ”Pengumuman deviden mengandung informasi mengenai

laba saat ini dan masa depan” yang akhirnya apabila laba meningkat,

maka deviden yang dibagikan akan mengalami peningkatan, begitu pula

sebaliknya (Miller and Rock, 1985). Hal ini akan mempengaruhi

investor dalam pengambilan keputusan, karena dengan laba yang

maksimal yang diperoleh suatu perusahaan, maka dapat diketahui bahwa

kinerja perusahaan tersebut mempunyai kinerja yang baik. Sebaliknya

apabila tingkat laba bersih rendah akan menyebabkan deviden yang


(52)

membeli saham perusahaan tersebut sehingga harga saham perusahaan

tersebut mempunyai kecenderungan untuk turun ( Keown, 2000: 611)

2.2.8. Kerangka Pikir

Berdasarkan teori penelitian terdahulu yang telah dikemukakan di

atas maka dapat disusun premis sebagai berikut :

Premis 1 : Parawiyati, dkk (2000)

Variabel informasi keuangan secara bersama –

sama terbukti dapat memprediksi perubahan laba,

untuk memprediksi satu dan empat tahun

mendatang.

Premis 2 : Parawiyati, dkk (2000)

Informasi laba menjadi penting bagi investor di

pasar modal dapat diketahui melalui besarnya laba

per lembar saham

Premis 3 : Pertiwi (2004)

Terbukti terdapat pengaruh masing – masing

variabel bebas terhadap variabel terikat dan

variabel laba merupakan yang paling dominan

dalam memprediksi laba dimasa mendatang

Premis 4 : Pertiwi (2004)

Terbukti terdapat pengaruh yang nyata antara


(53)

perubahan persediaan, gross profit margin ratio,

operating ratio, dan arus kas dalam memprediksi

laba di masa mendatang.

Berdasarkan uraian landasan teori dan premis diatas, maka

dapatlah digambarkan kerangka pikir dan hipotesis tentang “ Penggunaan

Informasi Keuangan Dalam Memprediksi Keuntungan Investasi Bagi

Investor Pada Perusahaan Automotive And Components Yang Go Public di

BEI ”. Sebagai berikut :

Gambar 2.1 : Kerangka Pikir

Perubahan Laba Bersih

(X1)

Perubahan Piutang

(X2)

Perubahan Persediaan

(X3)

Laba Per Lembar Saham

(Y)


(54)

2.3. Hipotesis

Adapun yang dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Diduga Informasi Keuangan (Perubahan Laba Bersih, Perubahan

Piutang, dan Perubahan persediaan) mempunyai pengaruh dalam

memprediksi laba dimasa mendatang. (Premis no. 1, 2, 4)

2. Diduga Perubahan Laba Bersih merupakan Variabel bebas yang

berpengaruh dominan dalam memprediksi laba dimasa mendatang.


(55)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1.Definisi Operasional

Definisi operasional dan pengukuran variabel berisi pernyataan

tentang pengoperasionalan atau pendefinisian konsep – konsep penelitian

menjadi variabel – variabel penelitian termasuk penetapan cara dan satuan

pengukuran variabelnya. (Anonim, 2008: IV – 10)

Variabel – variabel yang digunakan dalam penelitian ini

dikelompokkan dalam dua variabel yaitu :

1.Variabel Terikat (Y) yaitu Laba Per Lembar Saham

Laba per lembar saham yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

jumlah pendapatan yang diperoleh dalam satu periode untuk setiap

lembar saham yang beredar. Baridwan (2000: 448)

Laba per lembar saham menunjukkan kemampuan dalam meraih

laba bersih atas setiap lembar saham yang diinvestasikan dalam

perusahaan. Skala pengukurannya adalah rasio dengan satuan rupiah

Cara menghitung :

Laba per lembar saham = Laba bersih setelah pajak

Jumlah saham biasa yang beredar (Sumber : Kieso, 2005: 170)


(56)

2.Variabel Bebas (X) yang terdiri dari :

a. Perubahan Laba Bersih (X1)

Laba adalah aliran kas atau aktiva yang masuk ke perusahaan yang

berasal dari aktivitas perusahaan dalam menjual produk baik barang atau

jasa dalam satu tahun. Laba yang digunakan dalam penelitian ini adalah

laba bersih sebelum pos luar biasa yang meliputi laba usaha yang sudah

ditambah atau dikurangi elemen – elemen seperti pendapatan bunga,

biaya bunga, dan lainnya

Indikator dari perubahan laba yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu perubahan laba yang diperoleh dari laba bersih tahun berjalan

dikurangi laba bersih tahun sebelumnya. Skala pengukurannya adalah

rasio dengan satuan rupiah.

Cara menghitung :

ΔL = Lit – Lit-1

(Sumber : Parawiyati, 2000: 220)

Keterangan :

ΔL : Perubahan Laba

Lit : Laba bersih tahun berjalan


(57)

b. Perubahan Piutang (X2)

Piutang adalah tagihan terhadap pihak luar yang akan dilunasi

dengan uang dalam jangka waktu siklus operasi perusahaan atau satu

periode tahun berjalan atau termasuk dalam aktiva lancar.

Indikator dari piutang yang digunakan dalam penelitian ini adalah

perubahan piutang yang diperoleh dari piutang yang diperoleh dari

piutang tahun berjalan dikurangi piutang tahun sebelumnya Skala

pengukurannya adalah rasio dengan satuan rupiah.

Cara menghitung :

ΔP =Pit - Pit-1

(Sumber : Parawiyati, 2000: 220) Keterangan :

ΔP : Perubahan Piutang

Pit : Piutang tahun berjalan

Pit-1 : Piutang tahun sebelumnya c.Perubahan Persediaan (X3)

Persediaan merupakan barang yang dimiliki perusahaan yang

disimpan dan akan dijual kembali dengan melalui proses produksi dalam

siklus operasi normal perusahaan (bahan mentah, WIP, dan barang jadi)

ataupun dengan tujuan memenuhi permintaan pembeli.

Indikator dari persediaan yang digunakan dalam penelitian ini


(58)

diperoleh dari persediaan tahun berjalan dikurangi persediaan tahun

sebelumnya. Skala pengukurannya adalah rasio dengan satuan rupiah.

Cara menghitung :

ΔSed =Sedit - Sedit-1

(Sumber : Parawiyati, 2000: 220)

Keterangan :

ΔSed : Perubahan Persediaan

Sedit : Persediaan tahun berjalan

Sedit-1 : Persediaan tahun sebelumnya

3.2.Teknik Penentuan Sampel 3.2.1.Populasi

Populasi sebagai obyek atau sasaran penelitian, adalah merupakan

himpunan individu / unit / elemen yang memiliki ciri atau karakteristik yang

sama. (Anonim, 2008 IV – 11)

Populasi merupakan kelompok subyek / obyek yang memiliki ciri –

ciri atau karakteristik – karakteristik tertentu yang berbeda dengan kelompok

subyek / obyek yang lain dan kelompok tersebut kan dikenai generalisasi

dari hasil penelitian (Sumarsono, 2004: 44), sedangkan populasi dalam

penelitian ini adalah perusahaan Automotive and Components yang Go

Public dan terdaftar didalam Bursa Efek Indonesia pada tahun 2005 – 2009


(59)

Adapun nama – nama perusahaan Automotive and Components

yang Go Public yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, yaitu:

1. PT. ASTRA INTERNATIONAL, Tbk (ASII)

2. PT. ASTRA OTOPARTS, Tbk (AUTO)

3. PT. GOODYEAR Indonesia, Tbk (GDYR)

4. PT. INDOMOBIL SUKSES Int, Tbk (IMAS)

5. PT. INDOSPRING, Tbk (INDS)

6. PT. MULTI PRIMA SEJAHTERA, Tbk (LPIN)

7. PT. NIPRESS, Tbk (NIPS)

8. PT. PRIMA ALLOY STEEL, Tbk (PRAS)

9. PT. MULTISTRADA ARAH SARANA, Tbk (MASA)

10.PT. GAJAH TUNGGAL, Tbk (GJTL)

11.PT. SELAMAT SEMPURNA, Tbk (SMSM)

12.PT. ALLBOND Makmur Usaha, Tbk (SQMI)

13.PT. INDO KORDSA, Tbk (BRAM)

3.2.2.Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi, syarat pokok sampel adalah

harus dapat mewakili populasi atau dapat dikatakan sebagai miniatur /

turunan / cermin populasi. (Anonim, 2008: IV – 11)

Sampel adalah bagian dari sebuah populasi, yang mempunyai ciri


(60)

sampel harus merupakan representatif dari sebuah populasi. (Sumarsono,

2002: 44)

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive sampling yang merupakan teknik penentuan sampel non

probabilitas yang menyeleksi responden – responden berdasarkan ciri – ciri

atau sifat khusus yang dimiliki oleh sampel dan sampel tersebut merupakan

representatif dari populasi dimana semua atau sebagian elemen didalam

kelompok populasi diikutsertakan dalam sampel (Sumarsono, 2004: 52),

sehingga dari populasi yang ada yaitu 13 Perusahaan, peneliti hanya

menggunakan 5 perusahaan saja. Adapun kriteria – kriteria dalam penentuan

sampel yaitu:

1. Perusahaan Automotive and Components yang Go Public dan terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode 2005 – 2009

2. Perusahaan Automotive and Components yang datanya tersedia pada

periode 2005 - 2009

3. Perusahaan Automotive and Components yang lebih dari lima tahun

terdaftar di Bursa Efek Indonesia karena dianggap keberadaan

perusahaannya sudah cukup mapan.

Adapun perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini

adalah :

1. PT. ASTRA INTERNATIONAL, Tbk (ASII)

2. PT. ASTRA OTOPARTS, Tbk (AUTO)


(61)

4. PT. SELAMAT SEMPURNA, Tbk (SMSM)

5. PT. GAJAH TUNGGAL, Tbk (GJTL)

3.3.Teknik Pengumpulan Data a. Jenis data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder yaitu data yang dikumpulkan dari BEI berupa laporan keuangan

dan informasi pergerakan harga saham

b. Sumber data

Sumber data berasal dari PT. Bursa Efek Indonesia yang berupa

data keuangan (Neraca, Laporan laba – rugi, dan tabel perdagangan pasar).

c. Pengumpulan data

Data – data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari

Bursa Efek Indonesia. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan

adalah dengan teknik dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data - data

dengan mempelajari dan menggunakan laporan keuangan. (Nazir, 1999:

212)

3.4. Teknik Analisa dan Uji Hipotesis

3.4.1. Uji Normalitas, Uji Asumsi Klasik, dan Teknik Analisa 3.4.1.1.Uji Normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data


(62)

tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan beberapa

metode diantaranya adalah

 Uji Normalitas– Kolmogorov Smirnov

Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data

mengikuti distribusi normal adalah :

-Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5 %,

maka distribusi tidak normal

-Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5 %

maka distribusi adalah normal.

3.4.1.2 Uji Asumsi Klasik

Menurut Algifari (2000: 83), penggunaan analisis regresi yang

diperoleh dari metode kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least Squares /

OLS) merupakan model regresi yang menghasilkan estimator linear tak

bias yang terbaik (Best Linear Unbiased Estimator / BLUE). Kondisi ini

akan terjadi jika dipenuhi beberapa asumsi, yang disebut dengan asumsi

klasik, sebagai berikut :

1. Tidak boleh terjadi Autokorelasi

2. Tidak boleh terjadi multikolinearitas

3. Tidak boleh terjadi heterokedastisitas

Berikut ini uraian singkat mengenai ketiga asumsi tersebut dan


(63)

1. Autokorelasi

Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antara data

observasi yang diurutkan berdasarkan waktu urut (time series) atau

data yang diambil pada waktu tertentu atau (data cross – sectional).

Dalam konteks regresi, model regresi linear mengasumsikan bahwa

autokorelasi seperti itu tidak terdapat dalam distribusi atau nilai

pengganggu (Gujarati, 2007: 112). Jadi suatu model regresi dikatakan

tidak terjadi autokorelasi jika residual dari observasi pada waktu ke – t

(et) tidak boleh ada hubungan dengan nilai residual dengan observasi

sebelumnya (et-1). Autokorelasi dapat diartikan adanya korelasi antar

anggota sampel yang diurutkan berdasarkan waktu atau time series.

Penyimpangan asumsi ini biasanya muncul pada penelitian yang

menggunakan time series.

Untuk menguji variabel – variabel yang diteliti, apakah terjadi

Autokorelasi atau tidak, dapat digunakan Uji Durbin Watson, yaitu

dengan cara menghitung nilai Durbin Watson (dW tes) dengan

persamaan sebagai berikut :

d =

Keterangan :

d = nilai Durbin Watson


(64)

ut-1 = residual pada waktu ke-t-1 (satu periode sebelumnya)

N = Banyaknya data

Identifikasi gejala autokorelasi dapat dilakukan dengan kurva

dibawah ini. Nilai tabel Durbin Watson dL dan dU dapat dicari dari tabel,

dengan mengetahui nilai k = jumlah variabel bebas dan N = jumlah data.

Untuk mengetahui nilai dW tes berada di daerah mana dapat digunakan

tabel berikut :

Tabel 3.1:Penentuan nilai Durbin Watson

KRITERIA DW tes berada di

Ada autokorelasi positif 0 < dW < dL Tidak ada keputusan dL ≤ dW ≤ dU Tidak ada autokorelasi dU ≤ dW ≤ 4 - dU Ada autokorelasi keputusan 4 – dU ≤ dW ≤ 4 – dL Ada autokorelasi negative 4 – dL < dW < 4

Setelah nilai Durbin Watson tes diperoleh untuk dapat mengetahui berada

didaerah mana dapat diplotkan pada ganbar kurva dibawah ini.

Gambar 2 : Autokorelasi

Sumber:Gujarati, 2007, Dasar - Dasar Ekonometrika, Penerbit Erlangga, Jakarta, Hal 122


(65)

2. Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah terjadinya hubungan linier antar variabel

bebas dalam persamaan regresi linier berganda. Uji Multikolinearitas

bertujuan untuk menguji apakah dalam persamaan regresi ditemukan

adanya korelasi antara variabel bebas.

Untuk mendeteksi adanya multikolinieritas dapat dilihat

ciri-cirinya sebagai berikut :

 Koefisien determinasi berganda (R square) tinggi.  Koefisien korelasi sederhananya tinggi.

 Nilai F hitung tinggi (signifikan)

 Tapi tak satupun (atau sedikit sekali) diantara variabel bebas yang signifikan (Gujarati, 2007: 68)

Identifikasi secara statistik ada atau tidaknya gejala multikolinier

dapat dilakukan dengan menghitung Variance Inflantion Factor (VIF),

dengan rumus :

Nilai (1-R²j) disebut Toleransi (Tolerance) yang diperoleh dengan

meregresikan antar variabel bebas. R²j adalah nilai koefisien determinasi

persamaan regresi antar variabel bebas. Banyaknya nilai munculnya VIF

sebanyak jumlah variabel bebas yang ada dalam persamaan regresi.

Apabila nilai VIF < 10 maka persamaan regresi linier berganda tersebut


(66)

3. Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan

lainnya. Untuk mendeteksi ada atau tidak adanya heteroskedastisitas

digunakan uji Rank Spearman yaitu membandingkan antara residual

dengan variabel bebas. Rumus Rank Spearman adalah :

rs = 1 – 6

Keterangan :

di : Perbedaan dalam rank antara residual dengan variabel

setiap bebas.

n : Banyaknya data

Hipotesis untuk menguji heteroskedastisitas.

Ho : σ1 = σm ( tidak bersifat heteroskedastisitas)

H1 : σ1≠σm ( bersifat heteroskedastisitas)

 Apabila nilai signifikan hitung ( sig ) > tingkat signifikan = 0,05 maka Ho diterima berarti tidak terjadi heteroskedastisitas.

 Apabila nilai signifigan hitung ( sig ) < tingkat signifikan = 0,05 maka Ho diterima berarti terjadi heteroskedastisitas. (Algifari, 2000: 86)


(67)

Teknik Analisa data diolah dengan menggunakan teknik statistik

dalam bentuk regresi linear berganda dengan rumus sebagai berikut :

Y = a+b1X1+b2X2+b3X3+e1……….. (Algifari, 2000: 85)

Keterangan :

Y : Laba Perlembar Saham

a : Konstanta Regresi

X1 : Perubahan Laba Bersih

X2\ : Perubahan Piutang

X3 : Perubahan Persediaan

b1, b2, b3 : Koefisien Regresi

e1 : Variabel pengganggu atau random error

3.4.2. Uji Hipotesis

1. Uji F

untuk menguji cocok atau tidaknya model regresi yang

dihasilkan untuk menguji pengaruh laba bersih, piutang dan

persediaan terhadap laba per lembar saham digunakan Uji F dengan

prosedur sebagai berikut:

1. Merumuskan Hipotesis

H0 : β1 = 0, (Model regresi yang dihasilkan tidak cocok) H1 : β1≠ 0, (Model regresi yang dihasilkan cocok) 2. Ketentuan pengujian


(68)

- Jika tingkat signifikansi (p – value) > 0,05 maka H0 diterima

dan H1 ditolak

- Jika tingkat signifikansi (p – value) < 0,05 maka H0 ditolak

dan H1 diterima.

2. Uji t

Untuk menguji signifikan atau tidaknya pengaruh perubahan laba bersih, piutang dan persediaan secara parsial terhadap laba per lembar saham digunakan Uji t dengan prosedur sebagai berikut:

1. Merumuskan Hipotesis :

H0 : βi = 0, dimana i = 1,2,3,4,5

Artinya variabel bebas (X) secara parsial tidak mempunyai

pengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Y).

H1 : βi≠ 0, dimana i = 1,2,3,4,5

Artinya variabel bebas (X) secara parsial mempunyai pengruh

signifikan terhadap variabel terikat (Y)

2. Ketentuan pengujian

- Jika tingkat signifikansi (p – value) > 0,05 maka H0 diterima

dan H1 ditolak

- Jika tingkat signifikansi (p – value) < 0,05 maka H0 ditolak


(69)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum PT. Bursa Efek Indonesia

Bursa Efek Indonesia (BEI) saat ini adalah gabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange dan Bursa Efek Surabaya (BES). Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange merupakan akhir dari perjalanan panjang Pasar Modal Indonesia. Sejarah Pasar Modal Indonesia dimulai dengan dibentuknya bursa efek di Batavia (sekarang Jakarta) pada tahun 1912 oleh Vereniging Voor de Effectenhandel, kemudian pada tahun 1925 pemerintah kolonial Belanda menambah lagi dua bursa, yaitu Bursa Efek Semarang dan Surabaya. Ketiga bursa ini menghentikan aktivitasnya menjelang invasi Jepang pada tahun 1942, dan dimulai kembali dengan dibukanya Bursa Efek Jakarta pada tahun1952. program nasionalisasi yang dilakukan pemerintah pada tahun1956, mengkibatkan terhentinya aktivitas pasar modal.

Visi dan Misi Bursa Efek Indonesia:

Visi Bursa Efek Indonesia adalah menjadikan Bursa Efek Indonesia sebagai sarana yang efisien untuk menghimpun dana bagi investor dan perdagangan instrumen pasar modal baik untuk masyarakat Indonesia maupun masyarakat Internasional.


(70)

Misi Bursa Efek Indonesia adalah mewujudkan Bursa Efek Indonesia sebagai bursa efek yang berskala Internasional yang menawarkan kesempatan berinvestasi secara luas sejalan dengan perkembangan perekonomian Indonesia. Bursa Efek Indonesia juga bertekad mewujudkan sarana perdagangan yang efisien, sistem informasi yang terpercaya, lengkap, dan tepat waktu serta mempunyai sumber daya manusia yang profesional dan berintegritas tinggi, dengan demikian Bursa Efek Indonesia dapat menjadi bursa efek yang transparan, likuid, wajar, dan efisien sehingga dapat membawa Bursa Efek Indonesia sejajar dengan bursa-bursa efek lain di dunia.

Bursa Efek Indonesia aktif berpartisipasi di dalam mengembangkan basis investor lokal yang luas dan kokoh sebagai stabilisator Pasar Modal Indonesia. Bursa Efek Indonesia juga menawarkan beragam efek berkualitas sejalan dengan pertumbuhan instrumen pasar modal yang semakin meningkat sehingga Bursa Efek Indonesia dapat memberikan manfaat optimal bagi pemodal domestic maupun asing.

4.1.2. Gambaran Umum PT. Astra Internasional Tbk.

PT. Astra Internasional Tbk (Perseroan) didirikan pada tahun 1957 dengan nama PT. Astra Internasional Incorporated. Pada tahun 1990, Perseoran mengubah namanya menjadi PT. Astra Internasional Tbk.

Perseroan berdomisili di Jakarta, Indonesia, dengan kantor pusat di Jl. Gaya Motor Raya No.8, Sunter II, Jakarta. Ruang lingkup kegiatan Perseroan seperti yang tertuang dalam Anggaran Dasarnya adalah perdagangan umum, perindustrian, jasa perdagangan, pengangkutan, pertanian, pembangunan dan


(71)

jasa konsultasi. Ruang lingkup kegiatan utama anak perusahaan meliputi perakitan dan penyaluran mobil, sepeda motor berikut suku cadangnya, penjualan dan penyewaan alat-alat berat, pertambangan dan jasa terkait, pengembangan perkebunan, jasa keuangan, infrastruktur, dan teknologi informasi.

4.1.3. Gambaran Umum PT. Astra Otoparts Tbk.

PT. Astra Otoparts Tbk (Perusahaan) didirikan dengan akta notaris No.50 September 1991 dari Rukmasanti Hardjasatya, S.H., notaris di Jakarta, dengan nama PT. Federal Adiwiraserasi. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.C2-1326.HT.01.01.TH.92 tanggal 11 Februari 1992 serta diumumkan dalam Berita Negara No.39 Tambahan No.2208 tanggal 15 Mei 1992. Anggaran Dasar perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta notaris No.68 tanggal 27 Mei 2008 dari Imas Fatimah, S.H., sehubungan dengan perubahan mengikuti Undang-Undang Perseroan Terbatas No.40 Tahun 2007. Perubahan anggaran dasar ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No.AHU-46481.01.02.tanggal 31 Juli 2008. Sampai dengan tanggal laporan ini, Akta Notaris tersebut masih dalam proses pengumuman di Lembaran Berita Negara.

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama bergerak dalam perdagangan suku cadang


(72)

kendaraan bermotor baik lokal maupun ekspor dan menjalankan usaha dalam bidang industri logam, suku cadang kendaraan bermotor dan industri plastik.

4.1.4. Gambaran Umum PT. Goodyear Indonesia Tbk.

PT. Goodyear Indonesia Tbk (Perusahaan) semula didirikan dengan nama ”NV The Goodyear Tire & Rubber Company Limited” pada tanggal 26 Januari 1917 berdasarkan Akta Notaris Benjamin ter Kuile No.199, yang kemudian berubah nama menjadi PT. Goodyear Indonesia, berdasarkan Akta Notaris Eliza Pondaag No.73 tanggal 31 Oktober 1977 yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam surat keputusan No. Y.A.5/250/7 tanggal 25 Juli 1978.

Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan dan yang terakhir adalah pada tanggal 29 Mei 2008 berdasarkan Akta Notaris No. 22 Haji Syarif Siangan Tanudjaja, S.H. dalam rangka memenuhi ketentuan Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40/2007. Perubahan tersebut telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan AHU-41493.A.H.01.01.2008 tanggal 15 Juli 2008

4.1.5. Gambaran Umum PT. Selamat Sempurna Tbk

PT. Selamat Sempurna Tbk (Perusahaan) didirikan di Indonesia pada tanggal 19 Januari 1976 berdasarkan akta notaris Ridwan Suseino , S.H., No.207. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh Manteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No.Y.A.5/96/5 tanggal 22 Maret 1976. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta Notaris Frans Elsius Muliawan, S.H., No.22 tanggal 23 Mei 2008


(1)

4.5. Keterbatasan Penelitian

Peneliti telah berusaha melakukan penelitian dengan sebaik mungkin, namun tidak dipungkiri bahwa penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan akibat keterbatasan-keterbatasan penelitian yang ada, yaitu hanya menggunakan variabel Perubahan Laba Bersih, Perubahan Piutang dan Perubahan Persediaan berpengaruh terhadap Laba Per Lembar Saham, sedangkan kondisi yang nyata masih banyak variabel lain yang memiliki pengaruh terhadap terjadinya Laba Per Lembar Saham seperti perubahan return saham dan profitabilitas serta likuiditas yang juga dapat menyebabkan terjadinya penurunan Laba Per Lembar Saham.


(2)

81

4.6. Perbedaan Penelitian Yang Dilakukan Sekarang Dengan Penelitian Terdahulu

Tabel 4.10. Perbedaan Penelitian

No Nama Judul Variabel yang

digunakan Kesimpulan 1 Parawiyati, dkk (2000) Penggunaan Informasi Keuangan untuk memprediksi keuntungan

investasi bagi Investor di Pasar Modal

Variabel bebas ( laba bersih, persediaan, piutang,

rasio laba kotor terhadap penjualan, arus kas dan hutang dagang) dan Variabel terikat (laba dan arus kas)

Hasil pengujian untuk memprediksi perubahan laba dan arus kas, menunjukkan untuk memprediksi satu dan empat tahun kedepan secara bersama – sama variabel informasi keuangan adalah signifikan sebagai prediktor dengan tingkat keyakinan 5%, 10%, 25%

2 Pertiwi ( 2004)

Pengaruh informasi keuangan untuk memprediksi laba investasi

bagi investor pada

perusahaan textile yang Go

Public di BEJ

Variabel bebas (perubahan laba, piutang, persediaan, Gross Profit Margin Rasio, Operating Rasio,

Arus Kas). Variabel terikat (laba)

perubahan laba, piutang, persediaan, Gross Profit Margin

Rasio, Operating Rasio secara

simultan berpengaruh terhadap keputusan investasi 3 Doddy (2005) Penggunaan Informasi Keuangan Untuk Memprediksi Keuntungan Investasi Bagi Investor Pada Perusahaan Textile Yang Go Public Di PT. Bursa Efek Jakarta

Variabel bebas (perubahan Piutang, Sediaan, Laba bersih, dan Arus kas)

Variabel Terikat (perubahan

Pendapatan Per Lembar Saham)

Menyatakan bahwa ada pengaruh perubahan Piutang, Sediaan, Laba Bersih dan Arus Kas baik secara simultan maupun parsial terhadap perubahan Pendapatan Per Lembar Saham pada perusahaan Textile yang Go Publik di PT. Bursa Efek Jakarta, tidak teruji kebenarannya dan Menyatakan bahwa perubahan Laba Bersih mempunyai pengaruh paling dominan terhadap Pendapatan Per Lembar Saham pada perusahaan Textile yang Go Publik di PT. Bursa Efek Jakarta. Tidak teruji kebenarannya

4 Punky Priaditama (2010) Penggunaan Informasi Keuangan untuk Memprediksi Keuntungan

Investasi bagi Investor pada Perusahaan Aotumotive dan Components yang Go Publik Di BEI

Variabel bebasnya (Perubahan laba bersih, Perubahan piutang dan Perubahan persediaan) variabel terikatnya (Laba Per Lembar Saham )

Informasi Keuangan (P.Laba Bersih, P.piutang, dan P.persediaan) berpengaruh dalam memprediksi laba dimasa mendatang dan perubahan piutang terbukti sebagai variabel yang paling dominan dalam memprediksi laba di masa mendatang


(3)

5.1. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah Perubahan Laba Bersih (X1), Perubahan Piutang (X2) dan Perubahan Persediaan (X3) Terhadap Laba Per Lembar Saham (Y) pada perusahaan Automotive and Components yang go public di PT. Bursa Efek Indonesia.

Berdasarkan hasil pengujian bahwa hipotesis penelitian ini dapat terbukti, sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa besarnya nilai F hitung adalah sebesar 5,686 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,005, karena nilai signifikansi yang diperoleh kurang dari 0,05 yaitu 0,005 maka dapat disimpulkan bahwa model regresi yang dihasilkan cocok untuk mengetahui pengaruh Perubahan Laba Bersih (X1), Perubahan Piutang (X2) dan Perubahan Persediaan (X3) Terhadap Laba Per Lembar Saham (Y). Dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa ”diduga informasi keuangan (Perubahan laba bersih, Perubahan piutang dan Perubahan persediaan) berpengaruh dalam memprediksi laba di masa mendatang” dapat terbukti kebenarannya.

2. Dari hasil pengujian secara parsial diketahui bahwa dari ketiga variabel yang diteliti, variabel Perubahan piutang memiliki pengaruh yang paling dominan yaitu sebesar 20,52% sedangkan variabel yang lain yaitu


(4)

83

5.2. Saran

1. Disarankan sebaiknya bagi investor untuk lebih berhati-hati dalam menanamkan modal dengan melihat perubahan laba per lembar saham yang ada dalam perusahaan yang akan ditanami diinvestasi dengan melihat informasi-informasi keuangan yang mengenai perubahan laba apa yang mempengaruhi laba per saham yang pada suatu perusahan sehingga apabila investor mau menanamkam modalnya sehingga tidak akan takut akan mengalami kegagalan dalam berinvestasi.

2. Disarankan bagi investor hendaknya sebelum melakukan investasi, para investor melakukan analisis yang mendalam dan menyeluruh terhadap semua aspek dari kinerja keuangan perusahaan, tetapi dapat juga dengan melihat nilai rasio-rasio yang lainnya.


(5)

Algifari, 2000, Analisis Regresi Teori, Kasus, dan Solusi, Edisi Kedua, BPFE, Yogyakarta

Anonim, 2008, Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian dan Skripsi, FE UPN “Veteran” Jawa Timur.

Baridwan, Zaki, 2000, Intermediate Accounting, Edisi Ketujuh, Cetakan Ketujuh, BPFE, Yogyakarta.

Bronson, Richard 1993, Teori Dan Soal – Soal Operation Research, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Darmadji Tjiptono, 2001, Pasar Modal di Indonesia, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Gujarati, 2001, Dasar – Dasar Ekonometrika, Penerbit Erlangga, Jakarta

Hansen, Don. R, Mowen, Maryanne M, 2006, Management Accounting,Edisi Ketujuh, Buku 1, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

IAI, 2007, Standart Akuntansi Keuangan, per 1 Oktober 2007, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Kieso, Donald, Weygandt, J. Jerry, 2005, Intermediate Accounting, Edisi Kesepuluh, Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Kieso, Donald, Weygandt, J. Jerry, 2006, Intermediate Accounting, Edisi Kesepuluh, Jilid 2, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Munawir, 2002, Analisa Laporan Keuangan, Penerbit Liberty, Yogyakarta. Sumarsono, 2004, Metode Penelitian, Edisi Revisi, Surabaya.

Sunariyah, 2004, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Penerbit UPP-AMP YKPN, Yogyakarta

Jurnal

Parawiyati, dkk, 2000, “Penggunaan Informasi Keuangan Untuk Memprediksi Keuntungan Investasi bagi Investor di Pasar Modal”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 3, No. 2.


(6)

Penelitian :

Skripsi Sarjana Strata 1, 2004, Pertiwi Pusdikarini, “Pengaruh informasi keuangan untuk memprediksi laba investasi bagi investor pada perusahaan textile yang Go Public di BEJ”, Fakultas Ekonomi UPN”Veteran” Jawa Timur.

Skripsi Sarjana Strata 1, 2005, Doddy Catur Wibowo, “Penggunaan Informasi Keuangan Untuk Memprediksi Keuntungan Investasi Bagi Investor Pada Perusahaan Textile Yang Go Publik Di PT. Bursa Efek Jakarta”, Fakultas Ekonomi UPN”Veteran” Jawa Timur.


Dokumen yang terkait

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIC DI BEI Analisis Rasio Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Go Public Di BEI (Studi Pada Sektor Industri Food And Baverages Di B

0 2 16

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIC DI BEI 2005-2007.

0 1 10

ANALISIS PENGGUNAAN INFORMASI LABA DALAM MEMPREDIKSI KEUNTUNGAN INVESTASI (Studi Empiris pada Industri Manufaktur Kelompok Food & Beverage pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI).

1 1 6

Kemampuan Informasi Keuangan Untuk Memprediksi Keputusan Investasi Bagi Investor Di perusahaan Industri Pada Indotern Yang Terkait Di Bursa.

0 0 130

Kemampuan Informasi Keuangan Untuk Memprediksi Keputusan Investasi Bagi Investor Di perusahaan Industri Pada Indotern Yang Terkait Di Bursa Efek Indonesia (BEI).

0 0 130

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KONDISI FINANCIAL DISTRESS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIC.

0 0 139

PENGGUNAAN INFORMASI KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KEUNTUNGAN INVESTASI BAGI INVESTOR PADA PERUSAHAAN ROKOK YANG GO PUBLIK DI BEI.

0 0 105

PENGGUNAAN INFORMASI KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KEUNTUNGAN INVESTASI BAGI INVESTOR PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIVE AND COMPONENTS YANG GO PUBLIC DI BEI SKRIPSI

0 0 21

PENGGUNAAN INFORMASI KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KEUNTUNGAN INVESTASI BAGI INVESTOR PADA PERUSAHAAN ROKOK YANG GO PUBLIK DI BEI SKRIPSI

0 0 20

Kemampuan Informasi Keuangan Untuk Memprediksi Keputusan Investasi Bagi Investor Di perusahaan Industri Pada Indotern Yang Terkait Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 25