PENGGUNAAN INFORMASI KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KEUNTUNGAN INVESTASI BAGI INVESTOR PADA PERUSAHAAN ROKOK YANG GO PUBLIK DI BEI.

(1)

SKRIPSI

oleh:

Milka Andrea Erridani

0513010248/FE/EA

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR


(2)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Akuntansi

Diajukan oleh:

Milka Andrea Erridani

0513010248/FE/EA

Kepada

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR


(3)

penyertaan-Nya, sehingga penulisan skripsi dengan judul “Penggunaan Laporan Keuangan Untuk Memprediksi Keuntungan Investasi Bagi Investor Pada Perusahaan Rokok Yang Go Publik Di BEI”, dapat diselesaikan dengan kesungguhan hati.

Penulisan tugas akhir ini merupakan salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi, Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak, maka akan sulit sekali bagi penulis untuk dapat menyusun skripsi ini. Pada kesempatan yang baik ini, perkenankan penulis dengan segenap kerendahan dan ketulusan hati untuk menyampikan ucapan terimakasih kepada seluruh pihak yang telibat secara langsung maupun tidak langsung dalam mendukung kelancaran penyusunan skripsi ini.

Penulis dengan rasa hormat yang mendalam mengucapkan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP., selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Dr. H. Dhani Ichsanuddin Nur, MM., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Dr. Sri Trisnaningsih, SE. MSi., selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.


(4)

ii

“Veteran” Jawa Timur yang telah mendidik penulis selama menjadi mahasiswa.

6. Keluargaku (Papa, Mama, Mas Dana dan Adek Yoshua) yang senantiasa memberikan doa dan dukungan baik moral maupun materiil dengan tulus, terimakasih……

7. Amore Mio, terimakasih karena telah memberikan semangat dan perhatiannya selama ini, sehinga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik……SARANGAE……..

8. Semua temanku, anak-anak PUSPARINI, terimakasih atas dukungan dan bantuannya.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa isi dan cara penyajian skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran sangat penulis harpkan guna meningkatkan mutu dari penulisan skripsi ini. Penulis juga berharap, penulisan skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi acuan bagi peneliti lain yang tertarik untuk mendalaminya di masa yang akan datang.

Surabaya, April 2010


(5)

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

ABSTRAKSI ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN MODEL ... 8

2.1. Penelitian Terdahulu ... 8

2.2. Kajian Teori ... 13

2.2.1. Laporan Keuangan ... 13

2.2.1.1. Komponen Laporan Keuangan ... 14

2.2.1.2. Tujuan Laporan Keuangan ... 15

2.2.1.3. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan ... 16

2.2.2. Pasar Modal ... 17

2.2.2.1. Pengertian Pasar Modal ... 17

2.2.2.2. Manfaat Pasar Modal ... 18


(6)

2.2.3.2. Jenis Informasi ... 19

2.2.3.3. Pemakai Kebutuhan Informasi ... 21

2.2.4. Laba Bersih ... 22

2.2.4.1. Kegunaan Laporan Laba Rugi ... 24

2.2.4.2. Bentuk Laporan Laba Rugi ... 25

2.2.5. Piutang ... 26

2.2.5.1. Klasifikasi Piutang ... 27

2.2.5.2. Piutang Tak Tertagih ... 28

2.2.6. Hutang (Kewajiban) ... 28

2.2.6.1. Jenis Hutang (Kewajiban) ... 28

2.2.6.2. Hutang Dagang ... 29

2.2.7. Arus Kas ... 29

2.2.7.1. Manfaat Arus Kas ... 30

2.2.8. Keuntungan Investasi ... 31

2.2.9. Pengaruh Variabel Informasi Keuangan Terhadap Keuntungan Investasi (Laba Per Lembar Saham) ... 32

2.2.9.1. Pengaruh Laba Bersih Terhadap Keuntungan Investasi ... 32

2.2.9.2. Pengaruh Piutang Terhadap Keuntungan Investasi ... 33


(7)

Investasi ... 34

2.2.10. Pengaruh Variabel Informasi Keuangan Terhadap Keuntungan Investasi ... 35

2.2.11. Teori Yang Melandasi Penelitian ... 36

2.3. Kerangka Pikir ... 38

2.4. Hipotesis ... 40

BAB III METODE PENELITIAN ... 41

3.1. Definisi Penelitian dan Pengukuran Variabel ... 41

3.1.1. Definisi Operasional ... 41

3.1.2. Pengukuran variabel ... 44

3.2. Teknik Penentuan Populasi dan Sampel ... 47

3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 49

3.3.1. Jenis Data ... 49

3.3.2. Sumber Data ... 50

3.3.3. Pengumpulan Data ... 50

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 51

3.4.1. Uji Normalitas ... 51

3.4.2. Uji Asumsi Klasik ... 51

3.4.3. Analisis Data ... 55

3.4.4. Uji Hipotesis ... 56


(8)

4.1.2. Gambaran Umum PT. HM. Sampoerna Tbk ... 60

4.1.3. Gambaran Umum PT. Bentoel Internasional Investama Tbk ... 61

4.1.4. Gambaran Umum PT. BAT Indonesia Tbk ... 61

4.2. Penyajian Data ... 62

4.2.1. Variabel Perubahan Laba Bersih (X1) ... 62

4.2.2. Variabel Perubahan Piutang (X2) ... 63

4.2.3. Variabel Perubahan Hutang Dagang (X3) ... 65

4.2.4. Variabel Perubahan Arus Kas (X4) ... 66

4.2.5. Variabel Keuntungan Investasi (Laba Per Lembar Saham) (Y) ... 67

4.3. Analisis Data ... 69

4.3.1. Uji Normalitas ... 69

4.3.2. Uji Asumsi Klasik ... 70

4.3.3. Uji Regresi Linier Berganda ... 73

4.3.4. Deskripsi Hasil Pengujian Hipotesis ... 76

4.3.4.1. Hasil Pengujian Kecocokan Model ... 76

4.3.4.2. Hasil Uji t ... 77

4.4. Pembahasan... 79

4.4.1. Keterbatasan Peneliti ... 83


(9)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 86 5.1. Kesimpulan ... 86 5.2. Saran ... 87

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

Tabel 1.2 Laporan Laba Gudang Garam Tahun 2004-2008 ... 4

Tabel 1.3 Laporan Laba Bentoel International Investama Tahun 2004-2008 ... 4

Tabel 1.4 Laporan Laba BAT Indonesia Tahun 2004-2008 ... 5

Tabel 2.1 Gambar Kerangka Pikir ... 40

Tabel 4.1 Data Laba Bersih pada Perusahaan Rokok Tahun 2005 s/d 2008 ... 62

Tabel 4.2 Data Perubahan Piutang pada Perusahaan Rokok Tahun 2005 s/d 2008 ... 64

Tabel 4.3 Data Perubahan Hutang Dagang Perusahaan Rokok 2005 s/d 2008 ... 65

Tabel 4.4 Data Perubahan Arus Kas Perusahaan Rokok Tahun 2005 s/d 2008 ... 66

Tabel 4.5. Data Laba per lembar saham Perusahaan Rokok Tahun 2005 s/d 2008 ... 68

Tabel 4.6. Hasil Uji Normalitas ... 69

Tabel 4.7. Hasil Pengujian Multikolinier ... 70

Tabel 4.8. Hasil Pengujian Heteroskedastisitas ... 71

Tabel 4.9. Hasil Uji Regresi Linier Berganda ... 73

Tabel 4.10 Hasil Uji t ... 77


(11)

ix


(12)

Lampiran 2 : Rekapitulasi Data Variabel Perubahan Piutang (X2)

Lampiran 3 : Rekapitulasi Data Variabel Perubahan Hutang Dagang (X3) Lampiran 4 : Rekapitulasi Data Variabel Perubahan Arus Kas (X4) Lampiran 5 : Rekapitulasi Data Variabel EPS (Y)

Lampiran 6 : Hasil Uji Normalitas Lampiran 7 : Input Data

Lampiran 8 : Hasil Pengujian Regresi Linier Berganda Lampiran 9 : Hasil Pengujian Heteroskedastisitas Lampiran 10 : Tabel Durbin-Watson


(13)

Milka Andrea Erridani

Abstraksi

Pasar Modal menurut Tampubolon adalah tempat pertemuan antara pencari dana (emiten) dan penanam modal (investor). Di tempat inilah para pelaku pasar yaitu individu-individu atau badan usaha yang memiliki kelebihan dana melakukan investasi dalam surat berharga yang ditawarkan oleh emiten. Sebaliknya perusahaan yang membutuhkan dana menawarkan surat berharga dengan cara listing terlebih dahulu pada badan otoritas di pasar modal sebagai emiten. Pada dasarnya, pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri. Tujuan penelitian ini adalah menguji apakah perubahan laba bersih, perubahan piutang, perubahan hutang dan perubahan arus kas merupakan prediktor keuntungan investasi (laba per lembar saham) di masa mendatang.

Variabel penelitian terdiri dari Perubahan Laba Bersih (X1), Perubahan Piutang (X2), Perubahan Hutang Dagang (X3), Perubahan Arus Kas (X4), dan Keuntungan Investasi (Laba Per Lembar Saham) (Y). Perusahaan rokok yang go publik di BEI ada 4 perusahaan, sehingga populasi penelitian ini adalah data laporan keuangan keempat perusahaan tersebut sejak tahun 2004 sampai tahun 2008. Teknik penentuan sampel menggunakan purposive sampling yaitu penentuan sampel berdasarkan ciri yang dimiliki oleh sampel dari populasi, sedangkan teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda.

Berdasarkan hasil pengujian diperoleh kesimpulan bahwa Perubahan Laba Bersih berpengaruh positif dan tidak signifikan, Perubahan Piutang berpengaruh negatif dan tidak signifikan, Perubahan Hutang Dagang berpengaruh positif dan tidak signifikan dan Perubahan Arus Kas berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Keuntungan Investasi (Laba Per Lembar Saham). Sehingga dapat disimpulakan bahwa perubahan laba bersih, perubahan piutang, perubahan hutang dagang dan perubahan arus kas bukan merupakan prediktor keuntungan investasi (Laba Per Lembar Saham) di masa mendatang.

Keyword: Perubahan Laba Bersih, Perubahan Piutang, Perubahan Hutang Dagang, Perubahan Arus Kas dan Laba Per Lembar Saham


(14)

1.1. Latar Belakang Masalah

Pasar Modal menurut Tampubolon (2005:6), adalah tempat pertemuan antara pencari dana (emiten) dan penanam modal (investor). Di tempat inilah para pelaku pasar yaitu individu-individu atau badan usaha yang memiliki kelebihan dana melakukan investasi dalam surat berharga yang ditawarkan oleh emiten. Sebaliknya perusahaan yang membutuhkan dana menawarkan surat berharga dengan cara listing terlebih dahulu pada badan otoritas di pasar modal sebagai emiten.

Menurut Darmadji (2001:1) pada dasarnya, pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang maupun modal sendiri.

Adanya pasar modal sebagai wadah untuk mencari dana bagi perusahaan dan wadah investasi bagi pemodal untuk memberikan jasanya yaitu menjembatani hubungan antara pemilik modal ( investor ) dengan pencari dana yaitu emiten ( perusahaan yang go publik ).

Mengingat keadaan perekonomian yang tidak menentu, maka bukan tidak mungkin bahwa informasi akuntansi akan menjadi informasi yang penting bagi para pengambil keputusan. Salah satu informasi yang dapat digunakan investor adalah laporan keuangan yang dibuat oleh


(15)

perusahaan, disajikan sebagai informasi yang menyangkut posisi keuangan perusahaan, laporan kinerja, perubahan posisi keuangan dan laporan aliran kas yang bermanfaat bagi para pemakainya, khususnya investor dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi ( Usman et.al, 1990:165 ).

Menurut Niswongger et, al(1999:18), laporan keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan saat ini dan untuk memperkirakan hasil operasi serta arus kas di masa yang akan datang. Dari pengertian tersebut dapat dilihat bahwa laporan keuangan menggambarkan kondisi dan perkembagan keuangan perusahan, sehingga pihak yang bersangkutan baik pihak internal maupun pihak eksternal dapat memanfaakan laporan keuangan untuk kepentingan masing-masing, bagi pihak internal informasi keuangan diperlukan untuk mengetahui keadaan perusahaan dan membantu dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan aktivitas dan kegiatan operasional perusahaan, sedangkan bagi pihak eksternal informasi keuangan digunakan untuk mengetahui posisi kedudukan perusahaan, pemberian kredit dan melakukan investasi.

Menurut Primus Darimulu ( INVESTOR, edisi 53, 24 April – 7 Mei 2002 ) jika ditelusuri lebih dalam, keputusan mundur para pemodal bukan terutama karena kerugian, bagi investor, untung-rugi adalah dua situasi yang tak bisa dielakkan dalam berinvestasi, kalau tidak untung ya rugi, yang jadi soal adalah berbagai faktor yang menyebabkan kerugian itu. Sudah menjadi pengetahuan umum bagi kalangan pasar modal bahwa kerugian investor disebabkan oleh sikap emiten yang kurang transparan.


(16)

Penggunaan informasi keuangan yang akurat oleh pihak luar ( investor, kreditor dan calon kreditor ) memiliki peran yang besar yaitu sebagai dasar pertimbangan apakah investasi yang akan dilakukan nantinya akan mendapatkan suatu keuntungan selain mengamati pergerakan saham.

Penelitian ini menggunakan perusahaan rokok sebagai obyek penelitian, alasan peneliti memilih perusahaan rokok sebagai obyek penelitian adalah karena rokok merupakan komoditas yang sejauh ini konsumennya terbilang besar ,paling tidak sebelum diberlakukannya larangan merokok secara tegas dan jelas. Konsumen rokok per tahun di Indonesia mencapai 199 miliar orang, berarti jumlah perokok di Indonesia mencapai 70%, dan Indonesia berada di urutan ke-5 setelah RRC, AS, Jepang dan Rusia (www.kr.co.id).

Berikut ini adalah daftar perusahaan rokok yang go publik di Bursa Efek Indonesia :

1. HM Sampoerna Tbk 2. Gudang Garam Tbk

3. Bentoel International Investama Tbk 4. BAT International Tbk

Laporan keuangan perusahaan cenderung fluktuatif dari tahun ke tahun dengan tingkat pertumbuhan yang berbeda tiap tahunnya, sedangkan informasi keuangan memiliki peran yang sangat penting dalam penentuan investasi atau pengambilan keputusan investasi. Sebagai contoh adalah


(17)

laporan laba rugi dari perusahaan Rokok yang Go Publik di BEI dari tahun 2005 sampai tahun 2008 :

(million rupiah)

TAHUN Lit L

2004 1,991,852 -

2005 2,383,066 391,214

2006 3,530,490 1,147,424

2007 3,624,018 93,528

2008 3,895,280 271,262

Sumber :BEI

Tabel 1.1 : Laporan Laba HM Sampoerna tahun 2004-2008

(million rupiah)

TAHUN Lit L

2004 1,790,209 -

2005 1,889,646 99,437

2006 1,007,882 -881764

2007 1,443,585 435,703

2008 1,880,492 436,907

Sumber : BEI

Tabel 1.1 : Laporan Laba Gudang Garam tahun 2004-2008

(million rupiah)

TAHUN Lit L

2004 80,937 -

2005 108,165 27,228 2006 145,510 37,344 2007 242,917 97,407 2008 239,138 -3,779

Sumber : BEI

Tabel 1.1 : Laporan Laba Bentoel International Investama tahun 2004- 2008


(18)

(million rupiah)

TAHUN Lit L

2004 17,497 -

2005 19,082 -81,205

2006 -62,123 -43050

2007 -34,218 -96,380

2008 -86,621 -120,839

Sumber : BEI

Tabel 1.1 : Laporan Laba BAT Indonesia tahun 2004-2008

Dari tabel-tabel di atas dapat dilihat bahwa perubahan laba dari tahun 2005 sampai tahun 2007 cenderung fluktuatif dan mengalami perubahan yang signifikan, tentu dengan perubahan laba ini akan berpengaruh juga pada perubahan laba per lembar saham.

Dari latar belakang di atas maka pertanyaan yang sangat menarik muncul yaitu Apakah perubahan dalam laporan keuangan mempunyai pengaruh terhadap keuntungan investasi(laba per lembar saham). Dari pertanyaan tersebut maka peneliti tergugah untuk membuat penelitian dengan judul: “PPEENNGGGGUUNNAAAANN ININFFOORRMMAASSII KEKEUUAANNGGAANN UNUNTTUUKK M

MEEMMPPRREEDDIIKKSSII KKEEUUNNTTUUNNGGAANN ININVVEESSTTAASSII BABAGGII IINNVVEESSTTOORR P

PAADDAA PPEERRUUSSAAHHAAAANN RROOKKOOKK YYAANNGG GGOO PPUUBBLLIIKK DDII BBEEII”

1.2. Perumusan Masalah

Permasalahan informasi keuangan yang digunakan sebagai indikator analisis penelitian bagi investor adalah “apakah perubahan laba bersih, perubahan piutang, perubahan hutang dan perubahan arus kas


(19)

merupakan prediktor keuntungan investasi (laba per lembar saham) di masa mendatang ?”.

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini dibuat dengan tujuan untuk menguji apakah perubahan laba bersih, perubahan piutang, perubahan hutang dan perubahan arus kas merupakan prediktor keuntungan investasi (laba per lembar saham) di masa mendatang.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah : a. Bagi praktisi

Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa digunakan untuk melakukan penganalisaan melalui laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan agar dapat diukur kemampuannya dalam menghasilkan keuntungan di masa mendatang.

b. Bagi peneliti

Penelitian ini merupakan kesempatan berpikir secara ilmiah dan dapat dipergunakan sebagai wacana mengenai pengaruh informasi keuangan untuk memprediksi keuntungan investasi bagi investor.


(20)

c. Bagi akademisi

Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini.


(21)

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat dipakai sebagai bahan bahan masukan dan bahan pengkajian yang berkaitan dengan penelitian ini dilakukan oleh :

JURNAL :

1. Parawiyati, Ambar Woro Hastuti dan Edi Subiyantoro (JRAI Vol.3, No.2, Juli 2000)

Judul : Pengunaan Informasi Keuangan untuk Memprediksi Keuntuangn Investasi bagi Investor di Pasar Modal

2. Arif Budiarto dan Zaki Baridwan (JRAI Vol.2, No.1, Januari 1999)

Judul : Pengaruh Pengumuman Right Issue terhadap Tingkat Keuntungan dan Likuiditas Saham di Bursa Efek Jakarta

3. Triyono dan Jogiyanto Hartono (JRAI Vol.3, No.1, Januari 2000) Judul : Hubungan Kandungan Informasi Arus Kas, Komponen Arus Kas dan Laba Akuntansi dengan Harga atau Return Saham


(22)

SKRIPSI :

1. Dwi Rahayu Retnoningsih (2007)

Judul : Penggunaan informasi keuangan untuk memprediksi keputusan investasi bagi investor pada perusahaan authomotive and component yang go publik di BEJ.

Variabel : Variabel bebas ( laba bersih, persediaan, piutang, rasio laba kotor terhadap penjualan, arus kas dan hutang dagang). Variabel terikat (keputusan investasi).

Permasalahan : Apakah perubahan laba bersih, persediaan, piutang, rasio laba kotor terhadap penjualan, arus kas, hutang dagang merupakan prediktor keputusan investasi (laba per lembar saham) di masa mendatang?.

Hipotesis : Perubahan laba bersih, persediaan, piutang, rasio laba kotor terhadap penjualan, arus kas, hutang dagang dapat digunakan untuk memprediksi keputusan investasi (perubahan laba per lembar saham) di masa yang akan datang.

Kesimpulan : Berdasarkan hasil uji f menunjukan bahwa laba bersih, persediaan, piutang, rasio laba kotor terhadap penjualan, arus kas dan hutang dagang secara bersama-sama dapat digunakan untuk memprediksi keputusan investasi 1 (satu) tahun kedepan, sehingga hipotesis penelitian ini teruji kebenarannya. Sedangkan hasil uji t, menunjukkan bahwa persediaan dan piutang berpengaruh terhadap keputusan investasi 1 (satu)


(23)

tahun kedepan, tetapi laba bersih, rasio laba kotor terhadap penjualan, arus kas dan hutang dagang tidak berpengaruh terhadap keputusan investasi. Persamaan dan Perbedaan antara penelitian yang dilakukan sekarang dengan penelitian terdahulu:

Persamaan :

 sama-sama mengunakan variabel Laba bersih, piutang, hutang, arus kas dan EPS

 sama-sama mengambil data dari Bursa Efek. Perbedaan :

 penelitian terdahulu meneliti perusahaan Authomotive and Component sebagai obyek penelitian, sedangkan penelitian yang sekarang menggunakan perusahaan Rokok sebagai obyek penelitian

 penlitian terdahulu meneliti tentang pengaruh informasi keuangan terhadap keputusan Investasi, sedangkan penelitian yang sekarang meneliti tentang pengunaan informasi keuangan untuk memprediksi keuntungan investasi

 penelitian terdahulu mengambil data dari BEJ Jakarta sedangkan penelitian yang sekarang mengambil data di BEI Surabaya


(24)

2. Rieke Indah Meilani (2007)

Judul : Kemampuan informasi keuangan untuk memprediksi keputusan investasi bagi investor pada perusahaan farmasi yang go publik di Bursa Efek Jakarta (dengan pendekatan the backward elimination).

Variabel : Variabel bebas (laba bersih, arus kas, piutang dan persediaan). Variabel terikat (keputusan investasi).

Permasalahan : Apakah Laba bersih, arus kas, piutang dan persediaan merupakan prediktor keputusan investasi (laba per lembar saham) di masa mendatang ?.

Hipotesis : Laba bersih, arus kas, piutang dan persediaan dapat digunakan untuk memprediksi keputusan investasi (harga per lembar saham) di masa yang akan datang.

Kesimpulan : Berdasarkan hasil pengolahan regresi berganda menunjukkan bahwa variabel laba bersih, arus kas, persediaan dan piutang secara simultan tidak berpengaruh terhadap keputusan investasi. Hal ini bisa disebabkan kurangnya data pengamatan dan terbatasnya data yang disediakan Bursa Efek Jakarta. Agar penelitian bermanfaat dan menghasilkan kesimpulan yang terbaik, penelitian menggunakan prosedur eliminasi langkah mundur (the backward elimination procedure) bahwa variabel bebas yang berpengaruh terhadap keputusan investasi (laba per lembar saham) untuk prediksi 1 (satu) tahun dan 2 (dua) tahun kedepan adalah 1 variabel bebas, sehingga analisis yang digunakan menjadi regresi


(25)

linier sederhana dengan uji hipotesisnya adalah uji t. berikut ini kesimpulan dari analisis regresi sederhana yang dihasilkan :

1. Untuk prediksi 1 (satu) tahun, variabel informasi keuangan yang berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi (laba per lembar saham) adalah persediaan, sehingga dapat dikatakan bahwa variabel persediaan adalah signifikan sebagai prediktor keputusan investasi (laba per lembar saham) untuk 1 (satu) tahun kedepan, dengan tingkat signifikan 10%.

2. Untuk prediksi 2 (dua) tahun, variabel informasi keuangan yang berpengaruh signifikan terhadap keputusan investasi (laba per lembar saham) adalah piutang, sehingga dapat dikatakan bahwa variabel piutang adalah signifikan sebagai prediktor keputusan investasi (laba per lembar saham) untuk 2 (dua) tahun kedepan, dengan tingkat signifikan 10 %.

Persamaan dan Perbedaan antara penelitian yang dilakukan sekarang dengan penelitian terdahulu:

Persamaan :

 sama-sama memakai Variabel Laba bersih, piutang, arus kas dan EPS

 sama-sama mengambil data dari Bursa Efek

Perbedaan :


(26)

 penelitian terdahulu mengunakan perusahan farmasi sebagai obyek penelitian, sedangkan penelitian yang sekarang menggunakan perusahaan rokok sebagi obyek penelitian

 penelitian terdahulu meneliti tentang kemampuan informasi keuangan untuk memprediksi keputusan investasi, sedangkan penelitian yang sekarang menelkiti tentang penggunaan informasi keuangan untuk memprediksi keuntungan investasi

 penelitian terdahulu mengambil dat dari BEJ Jakarta, sedangkan penelitian yang sekarang mengambil data dari BEI Surabaya

2.2. Kajian Teori

2.2.1. Laporan Keuangan

Menurut Niswonger et, al (1999:18), Laporan keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan saat ini dan untuk memperkirakan hasil operasi serta arus kas di masa mendatang. Menurut Baridwan (1995:17), Laporan keuangan adalah merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadai selama tahun buku yang bersangkutan.

Menurut Horngren et, al (1997:3), Laporan keuangan adalah dokumen-dokumen yang melaporkan kegiatan bisnis pribadi atau organisasi ke dalam satuan moneter, jadi yang dimaksud laporan keuangan adalah dokumen usaha yang melaporkan informasi keuangan mengenai suatu entitas kepada orang-orang dan organisasi-organisasi di luar usaha


(27)

tersebut (Horngren et, al 1997:30). Menurut Weston (1994:17), Laporan keuangan adalah berisi informasi tentang prestasi perusahaan di masa lampau dan dapat memberikan petunjuk untuk penetapan kebijakan di masa yang akan datang.

Beberapa definisi di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa laporan keuangan disusun dengan maksud untuk menyajikan laporan keadaan perusahaan secara periodik.

Prinsipnya laporan keuangan dapat dipakai sebagai alat komunikasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data keuangan perusahaan, karena laporan keuangan mencerminkan kondisi perusahaan dan hasil operasi perusahan yang pada hakikatnya merupakan hasil akhir dari kegiatan akuntansi perusahaan yang bersangkutan.

2.2.1.1. Komponen Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang lengvkap terdiri atas komponen-komponen berikut:

a. Neraca

b.Laporan laba rugi

c. Laporan perubahan ekuitas d.Laporan arus kas, dan

e. Catatan atas laporan keuangan (SAK, Per 1 September 2007: 1.2)


(28)

2.2.1.2. Tujuan Laporan Keuangan

Ada tiga tujuan dalam laporan keuangan ( Baridwan 1995:3 ) : a. Berguna bagi investor dan kreditor yang ada dan yang potensial dan

pemakai lainnya dalam membuat keputusan untuk investasi, pemberian kredit dan keputusan lainnya. Informasi yang dihasilkan itu harus memadai bagi mereka yang mempunyai pengetahuan yang cukup tentang kegiatan dan usaha perusahaan dan peristiwa-peristiwa ekonomi, serta bermaksud untuk menelaah informasi-informasi itu secara sungguh-sungguh.

b. Dapat membantu investor dan kreditor yang ada dan yang potensial dan pemakai lainnya untuk menaksir jumlah, waktu dan ketidakpastian dari penerimaan uang dimasa yang akan datang yang berasal dari penerimaan deviden atau bunga dan dari penerimaan uang yang berasal dari penjualan, pelunasan atau jatuh temponya surat-surat berharga atau pinjaman-pinjaman.

c. Menunjukkan sumber-sumber ekonomi dari suatu perusahaan, klaim atas sumber-sumber tersebut ke perusahaan lain dan ke pemilik (perusahaan) dan pengaruh dari transaksi. Kejadian-kejadian atau keadaan-keadaan yang mempengaruhi sumber-sumber dan klaim atas sumber-sumber tersebut.


(29)

2.2.1.3. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Karakteristik kualitatif laporan keuangan merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan tersebut berguna bagi para pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Menurut Baridwan (1995:5), Informasi keuangan akan bermanfaat bila dipenuhi ketujuh kualitas berikut :

1. Relevan, relevansi suatu infomasi harus dihubungkan dengan maksud penggunaannya. Bila informasi tidak relevan untuk keperluan para pengambil keputusan, informasi demikian tidak ada gunanya, betapapaun kualitas-kualitas lainnya tidak terpenuhi.

2. Dapat dimengerti, Informasi harus dapat dimengerti oleh pemakainya, dan dinyatakan dalam bentuk dan dengan istilah yang disesuaikan dengan batas pengertian para pemakai.

3. Daya uji, pengukuran tidak dapat sepenuhnya lepas dari pertimbangan-pertimbangan dan pendapat yang subyektif. Dengan demikian untuk meningkatkan manfaatnya, informasi harus dapat diuji kebenarannya oleh pengukur yang independen dan dengan metode pengukuran yang sama.

4. Netral, informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak-pihak tertentu. 5. Tepat waktu, informasi harus disampaikan sedini mungkin untuk dapat


(30)

keputusan ekonomi dan untuk menghindarti tertundanya pengambilan keputusan tersebut.

6. Daya banding, informasi dalam laporan keuangan akan lebih berguna apabila dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya dari perusahaan yang sama, maupun dengan laporan keuangan perusahaan-perusahaan lain pada periode yang sama.

7. Lengkap, Informasi akuntansi yang lengkap meliputi semua data akuntansi keuangan yang dapat memenuhi setidaknya enam tujuan kualitatif di atas, dapat juga diartikan sebagai pemenuhan standar pengungkapan yang memadai dalam pelaporan keuangan.

2.2.2. Pasar Modal

2.2.2.1. Pengertian Pasar Modal

Pasar modal (capital market) adalah tempat pertemuan antara pencari dana (emiten) dan penanam modal (investor) untuk melakukan transaksi. Di pasar modal dilakukan transaksi jual beli antara lain efek-efek seperti saham dan obligasi yang diukur jangka waktunya dari waktu ke waktu atas modal yang diperjualbelikan serta merupakan permodalan jangka panjang, (Tampubolon 2005:6).

Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang meupun modal sendiri (Darmadji, 2001:1).


(31)

Pasar modal adalah tempat perusahaan mencari dana segar untuk meningkatkan kegiatan bisnis sehingga dapat mencetak lebih banyak keuntungan, dana segar yang ada di pasar modal berasal dari masyarakat yang disebut juga sebagai investor. Para investor melakukan berbagai teknik analisis dalam menentukan investasi dimana semakin tinggi kemungkinan suatu perusahaan menghasilkan laba dan semakin kecil resiko yang dihadapi maka semakin tinggi pula permintaan investor untuk menanamkan modalnya di perusahaan tersebut.(Google search, organisasi.org komunitas & perpustakaan online Indonesia).

2.2.2.2. Manfaat Pasar Modal

Manfaat pasar modal bagi pemerintah, dunia usaha dan investor menurut Alwi (2003:18) adalah :

1. Pasar modal adalah sumber pendapatan bagi negara karena perusahaan yang go publik membayar pajak kepada negara.

2. bagi dunia usaha (perusahaan), pasar modal dapat menjadi alternatif penghimpunan dana, selain dari sistem perbankan dari masyarakat/pemodal, untuk membiayai kehidupan perusahaan.

3. pasar modal adalah leading indikator bagi trend ekonomi negara.

4. pasar modal memungkinkan pemodal melakukan diversivikasi investasi, membentuk portofolio (gabungan dari berbagai investasi) sesuai dengan resiko yang ia bersedia tannggung dan tingkat keuntungan yang diharapkan.


(32)

5. Pasar modal menciptakan iklim yang sehat bagi perusahaan, karena menyebarkan pemilikan, keterbukaan dan profesionalisme.

6. membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha, membuka peluang bagi kontrol sosial oleh masyarakat pemodal dan pemerintah.

7. menciptakan lapangan kerja/profesi yang menarik.

2.2.3. Penggunaan Informasi Keuangan Untuk Memprediksi Keuntungan Investasi Bagi Investor Di Pasar Modal

2.2.3.1. Pengertian Informasi

Informasi adalah data yang telah diproses dan diatur ke dalam bentuk output yang memiliki arti bagi semua orang yang menerimanaya. Informasi dapat bersifat wajib, mendasar atau bebas (Romney and Steinbart 2004:445).

Informasi adalah data yang telah diproses ke dalam suatu bentuk yang mempunyai arti bagi si penerima dan mempunyai nilai nyata, sehingga dapat dipakai sebagai dasar untuk mengambil keputusan.(Google search, Definisi Informasi : blog.re.id/definisi-informasi-2.html).

2.2.3.2. Jenis Informasi

Pada dasarnya ada tiga jenis informasi utama yang perlu diketahui oleh para perantara perdagangan efek, pedagang efek dan investor (Usman et.al, 1990:165)


(33)

1. Informasi yang bersifat fundamental

Merupakan informasi yang berkaitan dengan keadaan perusahaan, kondisi umum industri yang sejenis, dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kondisi dan prospek perusahaan tersebut di masa yang akan datang, oleh karena itu secrara fundamental untuk memperoleh gambaran kondisi perusahaan, beberapa hal perlu diketahui oleh masyarakat investor antara lain adalah :

a. Kemampuan manajemen perusahaan b. Prospek perusahaan

c. Prospek pemasaran d. Perkembangan teknologi

e. Kemampuan menghasilkan keuntungan f. Manfaat terhadap perekonomian nasional g. Kebijaksanaan pemerintah

h. Hak-hak investor

2. Informasi yang berhubungan dengan faktor-faktor tekhnis

Merupakan penting untuk diketahui oleh para perantara perdagangan efek dan para pemodal. Informasi sangat penting bagi para pemodal untuk menentukan kapan suatu efek harus dibeli, dijual atau ditukar dengan yang lain agar dapat diperoleh keuntungan yang maksimal, oleh karena itu para analis tekhnis dalam menilai harga saham banyak memperhatikan hal-hal sebagai berikut :


(34)

a. Perkembangan kurs b. Keadaan pasar

c. Volume dan frekuensi transaksi d. Kekuatan pasar

3. informasi yang berkaitan dengan faktor lingkungan

informasi yang mencakup faktor lingkungan adalah kondisi ekonomi, politik, dan sosial. Informasi tersebut dapat mempengaruhi prospek perusahaan serta perkembangan perdagangan efeknya, baik secara fundamental maupun secara teknikal. Faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain :

a. Tingkat inflasi

b. Kebijaksanaan moneter c. Musim

d. Neraca pembayaran dan APBN e. Kondisi ekonomi

f. Keadaan politik

2.2.3.3. Pemakai Kebutuhan Informasi

Pemakai Informasi, khususnya laporan keuangan (informasi akuntansi) menurut Niswongger et.al. ( 1997:10 ) adalah :


(35)

1. Para penanam modal (investor)

Para penanam modal pada suatu perusahaan memerlukan informasi mengenai status keuangan dan prospek perusahaan di masa yang akan datang.

2. Bank (kreditor)

Bank dan pemasok perlu menilai sehat tidaknya keuangan suatu perusahaan dan menaksir besarnya resiko, sebelum mereka memberikan pinjaman atau memberikan kredit barang.

3. Lembaga pemerintah

Lembaga pemerintahan berkepentingan dengan kegiatan keuangan suatu badan usaha untuk tujuan perpajakan dan pengendalian lainnya. 4. Karyawan dan serikat kerja

Karyawan dan serikat kerja sangat berkepentingan pada stabilitas dan profitabilitas perusahaan tempat mereka bekerja.

2.2.4. Laba Bersih

Menurut Baridwan (1995:31), laba adalah kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari satu badan usaha, dan dari semua transaksi dan kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha selama suatu periode kecuali yang timbul pendapatan (revenue) atau investasi oleh pemilik.

Menurut Warren Reeve (2008:2) Laba (profit) adalah selisih antara jumlah yang diterima dari pelangan atas barang atau jasa yang dihasilkan


(36)

dengan jumlah yang dikeluarkan untuk membeli sumber daya alam dalam menghasilkan barang atau jasa tersebut.Laba merupakan informasi perusahaan yang paling diminati dalam pasar uang, menentukan dan menjelaskan laba suatu usaha pada satu periode merupakan tujuan utama laporan laba rugi (income statement).

laba bersih (net income) menurut Niswongger et.al (1997:106) adalah selisih antara poenerimaan kas (pendapatan) dan pengeluaran kas (beban).

Angka terakhir dalam perhitungn laba rugi disebut laba bersih atau rugi bersih net income or net loss). Laba bersih merupakan penambahan bersih pada modal pemilik yang berasal dari kegiatan mencari laba (Niswongger et.al 1997:201).

Laporan laba rugi adalah suatu ikhtisar pendapatan dan pengeluaran dari suatu entitas pada suatu jangka waktu tertentu. Laporan laba rugi yang disebut yang disebut juga laporan laba atau laporan operasi, adalah suatu gambaran tentang operasi perusahaan selama periode tertentu. Laporan laba rugi mengandung informasi mengenai hasil usaha perusahaan yaitu laba bersih, yang merupakan hasil dari pendapatan dikurangi beban, jika beban melebihi pendapatan maka hasilnya adalah kerugian bersih ungtuk periode tersebut ( Horngren, 1997:22 ).

Beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat bisnis dan investasi menggunakan laporan ini untuk menentukan profitabilitas, nilai investasi dan kelayakan kredit karena


(37)

laporan laba rugi merupakan merupakan laporan utama untuk melaporkan kinerja dari suatu perusahaan selama periode tertentu, terutama tentang profitabilitas yang dibutuhkan untuk mengambil keputusan tentang sumber ekonomi yang akan dikelola oleh suatu perusahaan di masa yang akan datang.

2.2.4.1. Kegunaan Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi membantu pemakai laporan keuangan memprediksikan arus kas masa depan dengan berbagai cara. Investor dan kreditor dapat menggunakan informasi yang terdapat dalam laporan laba rugi untuk :

1. Mengevaluasi kinerja masa lalu perusahaan, dengan mengkaji pendapatan dan beban, bisa diketahui bagaimana kinerja perusahaan dan membandingkannya dengan para pesaing.

2. Memberikan dasar untuk memprekdisikan kinerja masa depan. Informasi mengenai kinerja masa lalu dapat digunakan untuk menentukan kecenderungan penting yang jika berlanjut menyediakan informasi tentang kinerja masa depan.

3. Membantu menilai resiko atau ketidakpastian pencapaian arus kas masa depan. Informasi tentang berbagai komponen laba-pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian. Memperlihatkan hubungan antara komponen-komponen tersebut dan dapat digunakan untuk menilai


(38)

resiko kegagalan perusahaan meraih tingkat arus kas tertentu di masa depan.

Informasi yang terdapat dalam laporan laba rugi-pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian- membantu para pemakai mengevaluasi kinerja masa lalu dan memberikan masukan tentang pencapaian tingkat arus kas tertentu di masa depan ( Kieso et.al, 2002:150).

2.2.4.2. Bentuk Laporan Laba Rugi

Menurut Baridwan (1995:34), laporan laba rugi dapat disusun dalam dua bentuk sebagai berikut :

1. Multiple step ( bertahap )

Bentuk multiple step adalah bentuk laporan laba rugi dimana dilakukan beberapa pengelompokan terhadap pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya yang disusun dalam urutan-urutan tertentu sehingga bisa dihitung penghasilan-penghasilan sebagai berikut :

a. Laba bruto, yaitu hasil penjualan dikurangi harga pokok penjualan b. Penghasilan usaha bersih, yaitu laba bruto dikurangi biaya-biaya

usaha

c. Penghasilan bersih sebelum pajak, yaitu penghasilan usaha bersih ditambah dan dikurangi dengan pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya di luar usaha

d. Penghasilan bersih sesudah pajak, yaitu penghasilan bersih sebelum pajak dikurangi pajak penghasilan


(39)

e. Penghasilan bersih dan elemen-elemen luar biasa, yaitu penghasilan bersih sesudah pajak ditambah dan atau dikurangi dengan elemen-elemen yang tidak biasa (sesudah diperhitungkan pajak penghasilan untuk pos luar biasa)

2. Single step

Dalam bentuk ini tidak dilakukan pengelompokan pendapatan dan biaya ke dalam kelompok-kelompok usaha dan di luar usaha, tetapi hanya dipisahkan antara :

a. Pendapatan-pendapatan dan laba-laba b. Biaya-biaya dan kerugian-kerugian

2.2.5. Piutang

Istilah piutang (receivable) meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, perusahaan atau organisasi lainnya. (Warren Reeve, 2008:356).

Piutang (receivable) menurut Niswongger et.al (1997:352) meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap perorangan, organisasi atau debitor lainnya. Piutang timbul dari beberapa jenis transaksi, di mana yang paling umum ialah dari penjual;an barang ataupun jasa secara kredit.


(40)

2.2.5.1. Klasifikasi Piutang

Klasifikasi piutang menurut Warren Reeve (2008:356-357) ada tiga yaitu sebagai berikut :

1. Piutang Usaha, transaksi paling umum yang menciptakan piutang adalah penjualan barang dagang atau jasa secara kredit. Piutang dicatat dengan mendebit akun piutang usaha. Piutang usaha (account receivable) semacam ini normalnya diperkirakan akan tetagih dalam periode waktu yang relatif pendek, seperti 30 hari atau 60 hari. Piutang usaha diklasifikasikan di neraca sebagai aset lancar.

2. Wesel Tagih (notes receivable), adalah jumlah yang terutang bagi pelanggan di saat perusahaan telah menerbitkan surat utang formal. Sepanjang wesel tagih diperkirakan akan tertagih dalam setahun, maka biasanya diklasifikasikan dalam neraca sebagai aset lancar, bila wesel tagih dan piutang usaha berasal dari penjualan maka bisa disebut piutang dagang (trade receivable).

3. Piutang lain_lain, piutang lain-lain biasanya diasajikan terpisah dalam neraca. Jika piutang ini diharapkan akn tetagih dalam satu tahun, maka piutang tersebut diklasifikasikan sebagai aset lancar, jika penagihannya lebih dari satu tahun, maka piutang ini diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar dan dilaporkan di bawah judul investasi. Piutang lain-lain (other receivable) meliputi piutang bunga, piutang pajak, dan piutang dari pejabat atau karyawan perusahaan.


(41)

2.2.5.2. Piutang Tak Tertagih

Suatu barang atau jasa jika dijual secara kredit, biasanya sebagian dari klaim terhadap pelanggan tersebut tak tertagih dan hal ini merupakan gejala umum. Beban operasi yang timbul karena tidak tertagihnya piutang, disebut beban atau kerugian dari piutang tak tertagih (uncollectible accounts), piutang ragu-ragu (doubtful acounts), atau piutang macet (bad debts) (Niswonger et.al, 1997:361)

2.2.6. Hutang (Kewajiban)

Menurut Niswongger et.al (1997:56) kewajiban merupakan hutang kepada pihak luar (kreditor) dan biasanya dalam neraca dicantumkan dengan suatu judul ditambah kata ditambah kata “harus dibayar” (payable).

Kewajiban adalah jumlah utang perusahaan kepada kreditor, (Warren Reeve, 2008:158).

2.2.6.1. Jenis Hutang (Kewajiban)

Menurut Warren Reeve (2008:158), jenis hutang (kewajiban) yang paling lazim ditemukan ada dua yaitu :

1. Kewajiban Lancar (Current Liabilities), kewajiban yang akan jatuh tempo dalam periode yang singkat (biasanya satu tahun atau kurang) dan yang harus dibayar dengan menggunakan aset lancar. Kewajiban jangka pendek yang lazim ditemukan adalah wesel bayar dan utang


(42)

usaha. Akun kewajiban jangka pendek lainnya adalah utang upah, utang bunga, utang pajak, dan pendapatan jasa diterima dimuka.

2. Kewajiban Jangka Panjang (Long-Term Liabilities), kewajiban yang akan jatuh tempo pada waktu yang lama, bila kewajiban jangka panjang menjadi jatuh tempo dan harus dibayar dalam satu tahun, maka jumlah tersebut diklasifikasikan sebagai kawajiban jangka pendek. Jika hutang tersebut diperbarui (diperpanjang), maka hal itu tetap diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang.

2.2.6.2. Hutang Dagang

Hutang dagang (A/C payable) merupakan suatu bentuk sumber dana jangka panjang yang umum. Utang dagang timbul karena pembelian suatu barang disetujui dan penjual setuju bahwa pembelian tersebut dibayar kemudian, maka dikatakan pembeli memperoleh kredit atau sumber utang dagang (trade credits). (Tampubolon, 2005:62).

2.2.7. Arus Kas

Kas (cash) adalah uang logam, uang kertas, cek dan uang yang tersimpan di rekening yang tersedia untuk pengambilan tanpa pembatasan dari bank atau lembaga keuangan lainnya (Warren Reeve, 2008:522).

Arus kas (cash flow) adalah ikhtisar penerimaan kas dan pembayaran kas selama periode waktu tertentu, misalnya sebulan atau setahun (Warren Reeve, 2008:24).


(43)

Menurut Warren Reeve (2008:26) laporan arus kas (cash flow) terdiri dari tiga bagian :

1. Arus kas dari aktivitas operasi

Bagian ini melaporkan ikhtisar penerimaan dan pembayaran kas yang menyangkut operasi perusahaan.

2. Arus kas dari aktivitas investasi

Bagian ini melaporkan transaksi kas untuk pembelian atau penjualan aset tetap atau permanen.

3. Arus kas dari aktivitas pendanaan

Bagian ini melaporkan transaksi kas yang berhubungan dengan investasi pemilik, peminjaman dan, dan pengambilan uang oleh pemilik.

.

2.2.7.1. Manfaat Arus Kas

Manfaat utama penyajian arus kas (cash flow) adalah:

1. membantu investor atau kreditor memprediksi kas yang mungkin didistribusikan dalam bentuk dividen di masa datang atau bunga serta dalam bentuk distribusi liquidasi atau pembayaran kembali kepada prinsipal

2. membantu dalam penilaian resiko variabilitas return masa datang dan probabilitas, oleh karena itu data cash flow memberikan informasi dasar dalam penilaian harga pasar sekuritas. Jumlah arus kas dari aktivitas operasi merupakan indikator untuk menentukan apakah arus


(44)

kas yang dihasilkan dari aktivitas cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanan dari luar (Parawiyati et.al, 2000:215).

2.2.8. Keuntungan Investasi

Menurut Halim (2003:2) investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang.

Menurut Husnan (1996:4) investasi adalah setiap pengunaan dana (uang) dengan maksud untuk memperoleh penghasilan.

Umumnya investasi dibedakan menjadi 2, yaitu: investasi pada financial assets dan investasi pada real assets. Investasi pada financial assets dilakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito, comercial paper, surat berharga pasar uang, dan lainnya, sedangkan investasi pada real assets diujudkan dalam bentuk pembelian assets produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan perkebunan dan lainnya (Halim, 2003:2).

Earnings atau laba merupakan komponen keuangan yang menjadi pusat perhatian sekaligus dasar pengambilan keputusan atau pihak-pihak yang berkepentingan, misalnya digunakan untuk menilai kinerja perusahaan (Google search, pengaruh-asimetri-informasi-dan-ukuran.html)


(45)

Keuntungan investasi merupakan selisih dari laba atau rugi per lembar saham atau pendapatan per lembar saham (earning per share) yang merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi harga saham. Saham sendiri dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan (Darmadji, 2001:5).

Laba per lembar saham (earning per share) adalah perbandingan antara keuntungan bersih setel;ah pajak yang diperoleh emiten dengan jumlah saham yang beredar (Halim, 2003:12).

Laba per lembar saham (earning per share) seringkali disebut-sebut oleh para pemakai laporan keuangan sebagai informasi terpenting untuk dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan finansial, karena semakin tingginya pendapatan per lembar saham yang dihasilkan menunjukkan adanya kemungkinan akan memperbesar tingkat hasil pengembalian investasi (Kieso et.al, 2002:424).

2.2.9.Pengaruh Variabel Informasi Keuangan Terhadap Keuntungan Investasi (Laba Per Lembar Saham).

2.2.9.1. Pengaruh Laba Bersih Terhadap Keuntungan Investasi

Laba memiliki potensi terhadap pengaruh keputusan investasi, dimana investor tertarik pada tingkat keuntungan yang didapatkan untuk masa-masa mendatang berupa deviden atau gain. Investor lebih tetarik lagi pada perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan besar dan mempunyai tingkat resiko yang cenderung rendah. Informasi laba menjadi


(46)

penting bagi investor di pasar modal dan dapat diketahui melalui besarnya laba per lembar saham (earnings per share), karena laba per lembar saham mencerminkan kinerja perusahaan (Parawijati et.al, JRAI, 2000:217).

2.2.9.2. Pengaruh Piutang Terhadap Keuntungan Investasi

Apabila terjadi peningkatan piutang dagang, maka akan dapat timbul masalah dalam usaha peningkatan penjualan suatu produk, artinya akan memicu peningkatan kredit sehingga kemungkinan laba dimasa mendatang menurun (Parawijati et.al, JRAI, 2000:221).

Piutang dapat berpengaruh terhadap laba, kalau hari penagihan piutang lebih dari 60 hari menunjukkan perusahaan tersebut kurang baik. Karena semakin besar days receivable suatu perusahaan, semakin besar pula resiko kemungkinan tidak tertagihnya piutang dan kalau perusahaan tidak membuat cadangan terhadap kemungkinan kerugian yang timbul karena tidak tertagihnya piutang maka perusahaan akan mengalami kerugian.(Google Search : “Pengaruh Piutang Terhadap Laba”).

2.2.9.3. Pengaruh Hutang Terhadap Keputusan Investasi

Hutang merupakan salah satu informasi yang dapat mempengaruhi keputusan investasi yang diambil oleh investor, karena melalui informasi tersebut (informasi hutang) para investor dapat mengetahui baik atau tidaknya kinerja perusahaan, hal ini dimungkinkan kerena jika kinerja


(47)

perusahaan tersebut tergolong baik, maka perusahaan tidak akan mengalami kesulitan dalam membayar hutang.

Teori pecking order menurut Myer (Google search, www.bisnis.com) mengatakan bahwa, perusahaan lebih suka mendanai kesempatan investasi dengan dana sepenuhnya dari dalam dulu, lalu modal keuangan eksternal akan dicari, saat pendanaan eksternal dibutuhkan perusahaan akan pertama memilih menerbitkan sekuritas hutang. Teori signaling (Google search, Fakultas Ekonomika dan Bisnis – Teori sinyal_hutang) menganggap bahwa penggunaan hutang merupakan sinyal bahwa perusahaan memiliki kinerja yang baik, sehingga para investor tidak ragu lagi untuk mengambil keputusan berinvestasi pada perusahaan tersebut.

Nilai perusahaan juga dapat bertambah karena hutang, hal ini dimungkinkan karena dengan digunakannya hutang, maka perusahaan akan menanggung beban bunga atas hutang tersebut, sedangkan beban bunga ini akan mengurangi beban pajak yang harus dibayar perusahaan (MM dari Google search, www.bisnis.com).

2.2.9.4. Pengaruh Arus Kas Terhadap Keuntungan Investasi

Arus kas memberikan informasi yang memungkinkan pemakai laporan keuangan untuk mengevaluasi perubahan aktiva bersih perusahaan. Arus kas dari aktivitas operasi menjadi perhatian penting mengingat bahwa dalam jangka panjang untuk kelangsungan hidupnya


(48)

suatu bisnis harus menghasilkan arus kas bersih yang positif dari aktivitas operasi, jika suatu bisnis memiliki arus kas negatif dari aktivitas operasi, maka tidak akan meningkatkan kas dari sumber lain dalam jangka waktu yang tidak terbatas. Hal ini karena arus kas bersih dari aktivitas operasi dipertimbangkan sebagai ukuran kunci likuiditas (Parawiyati et.al JRAI, 2000:218).

2.2.10. Pengaruh Variabel Informasi Keuangan Terhadap Keuntungan Investasi.

Informasi keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba bersih, piutang, hutang dan arus kas. Informasi keuangan merupakan informasi yang berkaitan dengan keadaan perusahaan, kondisi umum industri yang sejenis, dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kondisi dan prospek perusahaan tersebut di masa yang akan datang (Usman et.al, 1990:165).

Laporan Keuangan adalah dokumen-dokumen yang melaporkan kegiatan bisnis pribadi atau organisasi ke dalam satuan moneter, jadi yang dimaksud laporan keuangan adalah dokumen usaha yang melaporkan informasi keuangan mengenai suatu entitas kepada orang-orang dan organisasi-organisasi di luar usaha tersebut (Horngren et, al, 1997:3). Prinsipnya laporan keuangan dapat dipakai sebagai alat komunikasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data keuangan perusahaan, karena laporan keuangan mencerminkan kondisi perusahaan


(49)

dan hasil operasi perusahan yang pada hakikatnya merupakan hasil akhir dari kegiatan akuntansi perusahaan yang bersangkutan.

Salah satu pihak yang berekepentingan dengan data keuangan perusahaan adalah para penanam modal (investor). Para penanam modal pada suatu perusahaan memerlukan informasi mengenai status keuangan dan prospek perusahaan di masa yang akan datang (Niswonger et.al, 1997:10) sebagai bahan pertimbangan dalam membuat keputusan investasi yang menguntungkan

Keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa informasi mengenai laba bersih, piutang, hutang dan arus kas akan menjadi indikator dalam penyusunan laporan keuangan yang kemudian dapat digunakan untuk mengestimasi potensi menghasilkan laba.

2.2.11. Teori Yang Melandasi Penelitian

Signalling theory dapat digunakan untuk melihat sinyal apa yang tampak mengiringi perkembengan IHSG dalam kurun waktu tertentu (Dr. Sugeng Wahyudi, 2004. From Google search:Suara Merdeka online).

Para investor yang sarat dengan pengalaman secara langsung maupun tidak langsung sebenarnya sudah berpedoman pada teori sinyal dalam menghadapi keadaan. Investor akan lebih dapat membaca keadaan bahwa lampu kuning kurs rupiah hanya bersifat sementara, investor lebih mempunyai keinginan bahwa sinyal kuning yang sekarang masih menyala


(50)

akan berubah menjadi sinyal hijau dan tidak menjadi merah (Dr. Sugeng Wahyudi, 2004. From Google search:Suara Merdeka online).

Menurut Budiarto dan Baridwan (JRAI, 1999), asumsi utama dalam teori sinyal adalah manajemen mempunyai informasi yang akurat tentang nilai perusahaan yang tidak dapat diketahui oleh pihak investor luar, dan manajemen adalah orang yang selalu berusaha memaksimalkan insentif yang diharapkan, artinya manajemen umumnya mempunyai informasi yang lebih lengkap dan akurat dibanding pihak luar perusahaan (investor) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan.

Asimetri informasi akan terjadi jika manajemen tidak secara penuh menyampaikan semua informasi yang diperolehnya tentang semua hal yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan ke pasar modal, sehingga jika manajemen menyampaikan suatu informasi ke pasar, maka umumnya pasar akan merespon informasi tersebut sebagai suatu sinyal adanya event tertentu yang dapat mempengarhi nilai perusahaan yang tercermin dari perubahan harga dan volume perdagangan saham yang terjadi.

Assimetryc Information Theory (Teori Asimetri Informasi), asimetri informasi muncul ketika manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemegang saham dan stakeholder lainnya (Google search, pengaruh-asimetri-informasi-dan-ukuran-.html). oleh karena itu, untuk mengurang adanya asimetri informasi, informasi yang tercermin dari laporan keuangan harus bersifat relevan dan andal. Adanya pengungkapan


(51)

informasi yang tidak sempurna mengakibatkan para investor menanggung risiko dalam peramalan keuntungan di masa yang akan datang yang akan diperoleh dari investasinya (www.jurnalskripsi.com).

2.3. Kerangka Pikir

1. Premis 1 : Informasi laba menjadi penting bagi investor di pasar modal dan dapat diketahui melalui besarnya laba per lembar saham (earnings per share), karena laba per lembar saham mencerminkan kinerja perusahaan (Parawiyati et.al, JRAI, 2000:217).

2. Premis 2 :Arus kas dari aktivitas operasi menjadi perhatian penting mengingat bahwa dalam jangka panjang untuk kelangsungan hidupnya suatu bisnis harus menghasilkan arus kas bersih yang positif dari aktivitas operasi (Parawiyati et.al, JRAI 2000:218).

3. Premis 3 :Apabila terjadi peningkatan piutang dagang, maka akan dapat timbul masalah dalam usaha peningkatan penjualan suatu produk, artinya akan memicu peningkatan kredit sehingga kemungkinan laba dimasa mendatang menurun (Parawiyati et.al, 2000:221).

4. Premis 4 :Teori signaling menganggap bahwa penggunaan hutang merupakan sinyal bahwa perusahaan memiliki kinerja yang baik.


(52)

Sehingga para investor tidak ragu lagi untuk mengambil keputusan berinvestasi pada perusahaan tersebut (Google search, Fakultas Ekonomika dan Bisnis – teori sinyal_hutang).

5. Premis 5 :Arus kas dari aktivitas operasi menjadi perhatian penting mengingat bahwa dalam jangka panjang untuk kelangsungan hidupnya suatu bisnis harus menghasilkan arus kas bersih yang positif dari aktivitas operasi. Jika suatu bisnis memiliki arus kas negatif dari aktivitas operasi, maka tidak akan meningkatkan kas dari sumber lain dalam jangka waktu yang tidak terbatas. Hal ini karena arus kas bersih dari aktivitas operasi dipertimbangkan sebagai ukuran kunci likuiditas (Parawiyati JRAI, 2000:218).

6. Premis 6 :Laba dan arus kas merupakan indikator untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan mengalami kenaikan atau penurunan. Perubahan ini berpengaruh terhadap kebijakan keuangan termasuk keputusan untuk berinvestasi (Parawiyati et.al JRAI, 2000:217).


(53)

Perubahan Laba Bersih (X1)

Perubahan Piutang (X2)

Perubahan Hutang Dagang (X3)

Keuntungan Investasi

(Laba Per Lembar Saham)

Perubahan Arus Kas (X4)

Uji Statistik

Regresi Linier Berganda Gambar 2.1 : Kerangka Pikir

2.4.Hipotesis

Berdasarkan dari perumusan masalah dan kajian teori yang telah dikemukakan, maka hipotesis yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : “Diduga perubahan laba bersih, perubahan piutang, perubahan hutang dan perubahan arus kas dapat untuk memprediksi keuntungan investasi (laba per lembar saham) di masa yang akan datang” (Premis 1,2,3,4,5 dan 6)


(54)

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Metode penelitian atau research adalah usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan dan usaha itu dilakukan dengan metode ilmiah untuk memecahkan masalah sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai. Variabel-variabel dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua variabel, yaitu variabel terikat (Y) dan variabel bebas (X). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Keputusan Investasi, sedangkan variabel bebas dalam penelitian ini adalah :

1. Perubahan Laba Bersih (X1)

2. Perubahan Piutang (X2)

3. Perubahan Hutang Dagang (X3)

4. Perubahan Arus Kas (X4)

3.1.1. Definisi Operasional

Menurut Nazir (1998:152), definisi operasional adalah suatu defini yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau spesifikasi kegiatan, ataupun memberikan operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut.

Berikut ini adalah definisi operasional dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini:


(55)

1. Variabel Terikat

Keuntungan Investasi (Laba per Lembar Saham)

Keuntungan investasi merupakan selisih dari laba atau rugi per lembar saham atau pendapatan per lembar saham (earning per share) yang merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi harga saham. Saham sendiri dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan.

Data per lembar saham dilaporkan dalam penerbitan keuangan, dan telah digunakan secara luas oleh pemegang saham dan investor potensial dalam mengevaluasi profitabilitas perusahaan. Laba per lembar saham (earnings per share) menunjukkan kemampuan perusahaan untuk meraih laba bersih untuk satu periode untuk tiap lembar saham yang beredar, semakin tingginya pendapatan per lembar saham yang dihasilkan menunjukkan adanya kemungkinan akan memperbesar tingkat hasil pengembalian investasi. Karena pentingnya informasi tentang laba per lembar saham, maka sebagian besar perusahaan diwajibkan melaporkan informasi ini dalam laporan laba-rugi.

Laba per lembar saham diperoleh dari laba bersih dibagi rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar selama tahun berjalan, jadi dengan kata lain banyaknya saham yang beredar mempengaruhi hasil dari laba per lembar saham yang diperoleh.


(56)

2. Variabel Bebas

a. Perubahan Laba Bersih (X1)

Perubahan laba bersih merupakan selisih antara laba bersih tahun yang diteliti dengan laba bersih tahun sebelumnya.

Laba digunakan sebagai alat untuk mengukur kemampuan operasional perusahaan Laba merupakan informasi perusahaan yang paling diminati dalam pasar uang, menentukan dan menjelaskan laba suatu usaha pada satu periode merupakan tujuan utama laporan laba rugi (income statement). Masyarakat investasi mengunakan informasi tersebut sebagai bahan pertimbangan sebelum berinvestasi.

b. Perubahan Piutang (X2)

Perubahan piutang merupakan selisih antara piutang tahun yang diteliti dengan piutang tahun sebelumnya.

Piutang (receivable) meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap perorangan, organisasi atau debitor lainnya. Piutang timbul dari beberapa jenis transaksi, di mana yang paling umum ialah dari penjualan barang ataupun jasa secara kredit.

c. Perubahan Hutang Dagang (X3)

Perubahan hutang merupakan selisih antara hutang tahun yang ditelitidengan hutang tahun sebelumnya.


(57)

Hutang dagang (A/C payable) merupakan suatu bentuk sumber dana jangka panjang yang umum. Utang dagang timbul karena pembelian suatu barang disetujui dan penjual setuju bahwa pembelian tersebut dibayar kemudian, maka dikatakan pembeli memperoleh kredit atau sumber utang dagang (trade credits).

d. Perubahan Arus Kas (X4)

Perubahan arus kas merupakan selisih antara arus kas tahun yang diteliti dengan arus kas tahun sebelumnya.

Arus kas (cash flow) adalah ikhtisar penerimaan kas dan pembayaran kas selama periode waktu tertentu, misalnya sebulan atau setahun (Warren Reeve, 2008:24).

3.1.2. Pengukuran Variabel

Pengukuran dalam penelitian ini mengunakan skala rasio, yaitu skala pengukuran yang menunjukan kategori peringkat, jarak, dan perbandingan constract yang diukur.

1. Variabel Terikat

Keuntungan Investasi (Laba Per Lembar Saham)

Laba bersih per lembar saham ini diperoleh setelah pajak, dengan skala pengukuran mengunakan skala rasio dalam bentuk satuan ukur rupiah.


(58)

Laba per Lembar Saham (EPS) = EPSit – EPSit -1

(Parawiyati et.al, JRAI, Juli 2000 : 220)

Dimana rumus mencari laba per lembar saham adalah: Laba per Lembar Saham = Laba Bersih Tahunan

Rata-rata lembar saham biasa beredar

(Kieso et.al, 2002:424)

2. Variabel Bebas

a. Perubahan Laba Bersih (X1)

Pengukuran variabel mengunakan skala rasio dalam bentuk satuan ukur rupiah.

Rumus:

∆L = Lit – Lit – 1

(Parawiyati et.al, JRAI, Juli 2000:220)

Keterangan :

∆L : Perubahan laba bersih

Lit : Laba bersih tahun yang diteliti


(59)

b. Perubahan Piutang (X2)

Pengukuran variable ini menggunakan skala rasio dalam bentuk satuan ukur rupiah.

Rumus :

P = (Pit – Pit – 1) / Pit – 1 – (Sit – Sit – 1) / Sit – 1

(Parawiyati et.al, JRAI, Juli 2000:202) Keterangan :

∆P : Perubahan piutang Pit : Piutang tahun yang diteliti

Pit – 1 : Piutang tahun sebelumnya

Sit : Penjualan tahun yang diteliti

Sit – 1 : Penjualan tahun sebelumnya

c. Perubahan Hutang (X3)

Pengukuran variabel ini menggunakan skala rasio dalam bentuk satuan ukur rupiah.

Rumus :

U = Uit – Uit – 1

(Parawiyati et.al, JRAI, Juli

2000:220)

Keterangan :


(60)

Uit :Hutang dagang tahun yang diteliti

Uit – 1 : Hutang dagang tahun sebelumnya

d. Per

riabel ini menggunakan skala rasio dalam bentuk satuan rupiah.

(Parawiyati et.al, JRAI, Juli 2000:220)

Ait – 1 : Arus kas tahun sebelumnya

tuan Populasi dan Sampel a. Popula

ubahan Arus Kas (X4)

Pengukuran va

Rumus :

A = Ait – Ait – 1

Keterangan :

∆A : Perubahan arus kas

Ait : Arus kas tahun yang diteliti

3.2.Teknik Penen si

Populasi merupakan kelompok subyek atau obyek yang memiliki ciri-ciri atau karakteristik-karakteristik tertentu yang berbeda dengan kelompok subyek atau obyek yang lain, dan kelompok tersebut akan dikenai generalisasi dari hasil penelitian ( Sumarsono, 2004:44). Dalam penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah perusahaan rokok yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), sedangkan populasi dari


(61)

penelitaian ini adalah data laporan keuangan perusahaan rokok yang go publik dan sudah terdaftar di BEI sejak sebelum tahun 2005 dan telah mengaluarkan data laporan keuangan. Jumlah perusahan rokok yang go publik di BEI ada 4 perusahaan, sehingga populasi penelitian ini adalah data laporan keuangan keempat perusahaan tersebut sejak tahun 2004 sampai tahun 2008, dengan laporan keuangan tahun 2004 sebagai tahun dasar perhitungan. keempat perusahaan rokok yang terdaftar di BEI dari

ai tahun 2008 adalah sebagai berikut :

Investama Tbk 4. BAT Indonesia Tbk

b. Sampe

us merupakan representatif dari sebuah populasi (Sumarsono, 2004:4

T

u sifat khusus yang dimiliki oleh sampel. Kriteria yang digunakan adalah : sebelum tahun 2005 samp

1. HM Sampoerna Tbk 2. Gudang Garam Tbk 3. Bentoel International

l

Sampel adalah bagian dari sebuah populasi, yang mempunyai ciri dan karaktreristik yang sama dengan populasi tersebut, karena itu sebuah sampel har

4).

eknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Yaitu dengan menyeleksi data laporan keuangan 4 perusahaan rokok yang go publik dan malakukan listing di BEI sebelum tahun 2005 sampai tahun 2008, berdasarkan ciri-ciri ata


(62)

1. memiliki data laporan keuangan periode tahun 2004 sampai tahun 2008

2. memiliki laba per lembar saham untuk periode penelitian dari tahun 2004 sampai tahun 2008

3. sahamnya masih aktif diperdagangkan di BEI. 4. telah terdaftar di BEI sebelum tahun 2005

Berdasarkan kriteria di atas, maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan perusahaan:

1. HM Sampoerna Tbk

2. Bentoel International Investama Tbk 3. BAT Indonesia Tbk

Gudang Garam Tbk tidak digunakan sebagai sampel karena tidak memenuhi kriteria karena data laporan keuangannya tidak lengkap.

Dengan demikian perusahaan yang diteliti adalah 3 perusahaan selama 4 periode laporan keuangan yaitu tahun 2004 sampai tahun 2008 dengan laporan keuangan tahun 2004 sebagai tahun dasar penghitungan.

3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis Data

Data adalah sesuatu yang sudah terjadi atau merupakan fakta. Jenis data yang digunakn dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa laporan keuangan perusahaan rokok yang go publik dan terdaftar serta sahamnya masih aktif diperdagangkan di BEI dari sebelum tahun 2005


(63)

sampai dengan tahun 2008. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain, biasanya sudah dalam bentuk publikasi.

3.3.2. Sumber Data

Data-data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data laporan keuangan perusahaan rokok yang go publik di BEI, didapat dari Bursa Efek Indonesia Surabaya dan Pojok Bursa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3.3.3. Pengumpulan Data

Peneliti mengunakan tehnik pemngumpulan data dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan data, mempelajari dan mengunakan laporan keuangan, terutama neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas emiten

yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Yang menjadi obyek penelitian adalah : a. Data tentang sejarah berdirinya perusahaan

b. Data tentang laporan keuangan berupa neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas serta data laba per lembar saham dari tahun 2004 sampai dengan 2008. dimana laporan keuangan dan laba per lembar saham dugunakan sebagai tahun dasar penghitungan.


(64)

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.4.1 Uji Normalitas

Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal yang dapat dilakukan dengan berbagai metode diantaranya adalah uji regresi OLS (Ordinary least Square), dimana distribusi sampling dari regresi OLS tergantung pada distribusi residual (e), apabila residual (e) berdistribusi normal dengan sendirinya bo dan b1

juga berdistribusi normal. (Gujarati, 1995:66)

Pedoman dalam mengambil keputusan adalah:

a. Nilai signifikan (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5%, maka distribusi adalah tidak normal.

b. Nilai signifikan (nilai probabilitas) lebih dari 5%, maka distribusi adalah normal.(Sumarsono, 2004:43).

3.4.2. Uji Asumsi Klasik

Sebelum diuji persamaan regresi sesuai dengan pengujian secara simultan maupun parsial, maka akan dilihat terlebih dahulu apakah persamaan :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

Yang diasumsikan tidak terjadi pengaruh antar variabel bebas atau regresi bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator) , artinya koefisien regresi atau pengambilan keputusan uji F dan uji t pada persamaan tersebut


(65)

benar-benar linier dan tidak bias, atau tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan persamaan yang berarti, seperti di bawah ini :

a. Tidak boleh ada Multikolineritas b. Tidak boleh ada Heteroskedastisitas c. Tidak boleh ada Autokorelasi

Apabila salah satu dari ketiga asumsi dasar tersebut dilanggar, maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE, sehingga pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t menjadi bias.

Berikut ini penjelasan mengenai asumsi klasik : a. Multikolinearitas (Multicolinearity)

Multikolinearitas berarti adanya hubungan linier yang “sempurna” atau pasti, diantaranya beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi.

Uji multikoninearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adnya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas (Ghozali, 2001 : 63). Deteksi adanya multikolinearitas menurut Santoso (2000: 206) yaitu:

1. Mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1 2. Mempunyai angka tolerance mendekati 1 b. Heteroskedastisitas (Heteroscedasticity)

Tujuan dari uji heteroskedastisitas adalah menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu


(66)

pengamatan ke pengamatan yang lain, model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas (tetap) atau tidak terjadi heteroskedastisitas. (Ghozali, 2001: 77).

Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas digunakan korelasi Rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas. Rumus Rank Spearman adalah :

rs = 1 – 6

 

2 1

2

n n

di

... (Gujarati, 1999: 188)

Keterangan :

di = Perbedan dalam rank antara residual dengan variabel bebas

n = Banyaknya data

Hipotesis untuk heteroskedastisitas :

Ho : σ1 = σm (tidak bersifat heteroskedastisitas)

Hi : σ1≠σm (bersifat heteroskedastisitas)

1. Apabila nilai signifikan hitung (sig) > tingkat signifikan α = 0,05 maka Ho diterima berarti tidak terjadi heteroskedastisitas.

2. Apabila nilai signifikan huitung (sig) < tingkat signifikan α = 0,05 maka Ho diterima berarti terjadi heteroskedastisitas.

c. Autokorelasi

Menurut Ghozali (2001: 67), tujuan uji autokorelasi adalah untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada


(67)

periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.

Mendiagnosa adanya autokorelasi dalam suatu model regresi dapat dilakukan pengujian terhadap nilai uji Durbin Watson (uji DW) dengan ketentuan sebagai berikut:

Daerah keragu-raguan

Daerah keragu-raguan

Ada Autokore

lasi negatif Ada

Autokore lasi positif

Tidak ad autokorelsi positif dan tidak ada autikorelasi negatif

dL dU 4-dU 4-dL 4

0

Gambar 3.1 : Kurva Uji Autokorelasi Keterangan:

1. bila nilai DW terletak diantara batas atas atau upper bound (dU) dan (4-dU), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi.

2. bila nilai DW lebih rendah deripada batas bawah atau lower bound (dL), maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada autokorelasi positif.


(68)

3. bila nilai DW lebiih besar daripada (4-dL), maka koefisien autokorelasi lebih kecil daripada nol, berarti ada autokorelasi negatif.

4. bila nilai DW terletak di antara batas atas (dU) dan batas bawah (dL) atau DW terletak antara (4-dU) dan (4-dL), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

3.4.3. Analisis Data

Dilakukan dengan mengunakkan teknik statistik model regresi linier berganda, kaitan dengan variabel penelitian dapat digambarkan dengan rumus :

Y = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β 4X4 + e ...(Anonim, 2008:

L-21)

Keterangan:

Y = Variabel dependen

abel X ih

gang

e = Kesalahan baku β0 = Konstanta

β1, β2, β3, β4 = Koefisien regresi vari

X1 = Perubahan laba bers

X2 = Perubahan Puitang

X3 = Perubahan hutang da


(69)

3.4.4. Uji Hipo

ilakukan untuk masing-masing uji hipotesis antara lain

a. Uji Keco

is Probabilitas atau Signifikannya, dengan prosedur

1.

esi ang dihasilkan tidak cocok)

)

3. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut :

a)

punyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

tesis

Uji Hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji hipotesis yaitu uji kecocokan model dan secara parsial (uji t). Langkah – langkah penyajian yang d

sebagai berikut :

cokan Model (Goodness of Fit)

Penggunaan alat ini bertujuan untuk menguji cocok atau tidaknya model regresi yang dihasilkan dan untuk mengetahui pengaruh Variabel Bebas (X) terhadap Variabel Terikat (Y). Pengujian ini dilakukan dengan cara menganalis

sebagai berikut : Hipotesis

a). Ho : β1 = 0

(Model Regr y b). Ha = β1 ≠ 0

(Model Regresi yang dihasilkan cocok 2. Nilai tingkat signifikan ( α ) adalah 0,05

.Jika tingkat signifikan > 0,05 maka Ho diterima Ha ditolak, artinya variabel independent tidak mem


(70)

b)

yai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

b. Uji

idual dalam menerangkan

analisis probabilitas atau signifikannya dengan prosedur

X tidak mempunyai pengaruh signifikan

bel X mempunyai pengaruh signifikan

2. Nilai tingkat signifikan ( α ) adalah 0,05

3. a).

pengaruh yang signifikan .Jika tingkat signifikan < 0,05 maka Ho ditolak Ha diterima,

artinya variabel independent mempun

t

Uji Statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas / independen secara indiv

variasi variabel dependen. (Ghozali, 2001 : 44)

Uji t yang digunakan disini adalah untuk melihat pengaruh masing-masing variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Pengujian ini dilakukan dengan cara meng

sebagai berikut :

1. Ho : β1 = 0 (Variabel

terhadap variabel Y)

Ha : β1 ≠ 0 (Varia

terhadap variabel Y)

Kriteria Pengujian sebagai berikut :

Jika Tingkat signifikan (p-value) > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya Variabel independent secara simultan tidak mempunyai


(71)

b).

artinya Variabel independent secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Variabel dependen.

Jika Tingkat signifikan (p-value) < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima,


(72)

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum PT. Bursa Efek Indonesia

Bursa Efek Indonesia (BEI) saat ini adalah gabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange dan Bursa Efek Surabaya (BES). Bursa Efek Jakarta (BEJ) atau Jakarta Stock Exchange merupakan akhir dari perjalanan panjang Pasar Modal Indonesia. Sejarah Pasar Modal Indonesia dimulai dengan dibentuknya bursa efek di Batavia (sekarang Jakarta) pada tahun 1912 oleh Vereniging Voor de Effectenhandel, kemudian pada tahun 1925 pemerintah kolonial Belanda menambah lagi dua bursa, yaitu Bursa Efek Semarang dan Surabaya. Ketiga bursa ini menghentikan aktivitasnya menjelang invasi Jepang pada tahun 1942, dan dimulai kembali dengan dibukanya Bursa Efek Jakarta pada tahun1952. program nasionalisasi yang dilakukan pemerintah pada tahun1956, mengkibatkan terhentinya aktivitas pasar modal.

Visi dan Misi Bursa Efek Indonesia:

Visi Bursa Efek Indonesia adalah menjadikan Bursa Efek Indonesia sebagai sarana yang efisien untuk menghimpun dana bagi investor dan perdagangan instrumen pasar modal baik untuk masyarakat Indonesia maupun masyarakat Internasional.


(73)

Misi Bursa Efek Indonesia adalah mewujudkan Bursa Efek Indonesia sebagai bursa efek yang berskala Internasional yang menawarkan kesempatan berinvestasi secara luas sejalan dengan perkembangan perekonomian Indonesia. Bursa Efek Indonesia juga bertekad mewujudkan sarana perdagangan yang efisien, sistem informasi yang terpercaya, lengkap, dan tepat waktu serta mempunyai sumber daya manusia yang profesional dan berintegritas tinggi, dengan demikian Bursa Efek Indonesia dapat menjadi bursa efek yang transparan, likuid, wajar, dan efisien sehingga dapat membawa Bursa Efek Indonesia sejajar dengan bursa-bursa efek lain di dunia.

Bursa Efek Indonesia aktif berpartisipasi di dalam mengembangkan basis investor lokal yang luas dan kokoh sebagai stabilisator Pasar Modal Indonesia. Bursa Efek Indonesia juga menawarkan beragam efek berkualitas sejalan dengan pertumbuhan instrumen pasar modal yang semakin meningkat sehingga Bursa Efek Indonesia dapat memberikan manfaat optimal bagi pemodal domestic maupun asing.

4.1.2. Gambaran Umum PT. HM. Sampoerna Tbk.

PT. HM. Sampoerna Tbk. (“Perusahaan”) didirikan pada tanggal 19 Oktober 1963 berdasarkan akta notaris anwar Mahajudin, S.H., No. 69. Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi, antara lain industri dan perdagangan rokok serta investasi saham pada perusahaan-perusahaan lain.

Perusahaan berkedudukan di Surabaya dengan kantor pusat berlokasi di Jl. Rungkut Industri Raya No. 18 Surabaya serta memiliki


(74)

pabrik yang berlokasi di Surabaya, Pandaan, dan Malang. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1913 di Surabaya sebagai industri rumah tangga.

Pada tahun 1930 industri rumah tangga ini diresmikan dengan dibentuknya NVBM handel Maatschapij Sampoerna. Pada tahun 1990, Perusahaan melakukan penawaran umum sebanyak 27.000.000 saham dengan nilai nominal sebesar Rp. 1.000 (Rupiah penuh) persaham melalui Bursa Efek Jakarta dan Surabaya dengan harga penawaran sebesar Rp. 12.600 (Rupiah penuh) per saham.

4.1.3. Gambaran Umum PT. Bentoel Internasional Investama Tbk.

PT. Bentoel International Investama Tbk, tadinya/dahulu menyebut PT. Transindo Multi prima Tbk, yang beroperasi dalam bidang tekstil tranding. PT. Transindo Multi prima Tbk yang diubah namanya menjadi PT. Bentoel Tbk. Sejak 1 Maret 2000. Perubahan ini telah selesai setelah Perusahaant George Soros yang dimasukkan. Capital Modalnya telah ditingkatkan ke Rp. 133 milyar. Perusahaan melakukan suatu saham yang dipecah dari Rp 500 saban shere dan dengan suatu perbandingan dari 1:2. Perusahaan menerima dana dari pengadaan 75% dari sheres dari PT. Bentoel Prima dan PT. Lestariputra Wirasejati.

4.1.4. Gambaran Umum PT. BAT Indonesia Tbk.

Kantor pusat Plaza Mandiri 25 tth Floor di Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav. 36 –38 Jakarta 12190. Perusahaan ini memiliki pabrik di Jalan Pabean No. 1, Cirebon, Jawa barat. Dan memiliki bisnis Cigarettes serta berstatus Perusahaan PMA. Bidang usaha perusahaan ini adalah


(1)

87

Hipotesis yang menyatakan bahwa perubahan Piutang dapat memprediksi keuntungan investasi (Laba Per Lembar Saham) pada perusahaan Rokok yang go publik di PT. Bursa Efek Indonesia tidak terbukti kebenarannya. 3. Variabel perubahan Hutang Dagang berpengaruh positif dan tidak

signifikan terhadap keuntungan investasi(Laba Per Lembar Saham), artinya bahwa perubahan Hutang Dagang searah dengan keuntungan investasi (Laba Per Lembar saham) dan tidak dapat memprediksi keuntungan investasi. Hipotesis yang menyatakan bahwa perubahan Hutang Dagang dapat memprediksi keuntungan investasi (Laba Per Lembar Saham) pada perusahaan Rokok yang go publik di PT. Bursa Efek Indonesia tidak terbukti kebenarannya.

4. Variabel perubahan Arus Kas berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap keuntungan investasi(Laba Per Lembar Saham), artinya bahwa perubahan Arus Kas searah dengan keuntungan investasi (Laba Per Lembar saham) dan tidak dapat memprediksi keuntungan investasi. Hipotesis yang menyatakan bahwa Perubahan Arus Kas dapat memprediksi keuntungan investasi (Laba Per Lembar Saham) pada perusahaan Rokok yang go publik di PT. Bursa Efek Indonesia tidak terbukti kebenarannya.

5.2. Saran

1. Disarankan sebaiknya bagi investor untuk lebih berhati-hati dalam menanamkan modal dengan melihat perubahan laba per lembar saham


(2)

88

yang ada dalam perusahaan yang akan ditanami diinvestasi dengan melihat informasi-informasi keuangan yang mengenai perubahan laba apa yang mempengaruhi laba per saham yang pada suatu perusahan sehingga apabila investor mau menanamkam modalnya sehingga tidak akan takut akan mengalami kegagalan dalam berinvestasi.

2. Disarankan bagi investor hendaknya sebelum melakukan investasi, para investor melakukan analisis yang mendalam dan menyeluruh terhadap semua aspek dari kinerja keuangan perusahaan, tetapi dapat juga dengan melihat nilai rasio-rasio yang lainnya.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Z. Iskandar, 2003, Pasar Modal – Teori dan Aplikasi, penerbit yayasan pancur siwah

Baridwan, Zaki, 1995, Intermediate accounting, edisi ketujuh, penerbit BPFE, Yogyakarta

Darmadji, Yjiptono, dkk, 2001, Pasar Modal Di Indonesia – pendekatan tanya jawab, penerbit Salemba Empat

Fess, Warren Reeve, update 2008, Pengantar Akuntansi, terjemahan Aria Farahmita ; Amanugrahani dan TAufik Hendrawan, edisi 21, buku I, penerbit Salemba Empat

Gujarati, Damodar, 1999, Ekonometrika Dasar, cetakan kelima, penerbit Erlangga Ghozali, 2001, Aplikasi multivariate dengan program SPSS, edisi 2, Badan Penerbit

Universitas Diponegoro Semarang

Halim, Abdul, 2003, Analisis Investasi, penerbit Salemba Empat

Husnan, Suad, 1996, Manajemen Keuangan – Teori dan Penerapan, edisi keempat, buku satu, penerbit BPFE, Yogyakarta

Horngren, et.al, 1997, Akuntansi di Indonesia, buku satu, penerbit Salemba Empat Ikatan Akuntan Indonesia, Per 1 September 2007, Standar Akuntansi Keuangan,

revisi 1998, penerbit Salemba Empat

Kieso, Donald. E, et.al, 2002, Akuntansi Intermediate, edisi kesepuluh, jilid I & II, terjemahan Gina Gania dan Ichsan Setyo Budi, Penerbit Erlanga

Nazir, 1998, Metode Penelitian, penerbit Ghalia Indonesia

Niswongger, et.al, 1997, Prinsip-prinsip Akuntansi, edisi keenambelas, jilid I, terjemahan Hyginus Ruswinarto dan Herman Wibowo, penerbit Erlangga Niswongger, et.al,, 1999, Prinsip-prinsip Akuntansi, edisi kesembilanbelas, jilid I,


(4)

Romney, B. Marshall and Steinbart, Paul Jhon, 2004, Accounting Information System, 9th edition, Pearson Prentice Hall, terjemahan Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary, penerbit Salemba Empat

Sumarsono, 2004, Metode Penelitian Akuntansi, edisi revisi

Santoso, Singgih, 2000, Buku Latihan SPSS Statistik Parametik, penerbit PT. Elex Media Komputindo, Jakarta

Tampubolon, P. Manahan, 2005, Manajemen Keuangan, edisi pertama, penerbit Ghalia Indonesia

Usman, Marzuki, dkk, 1990, ABC Pasar Modal Indonesia, penerbit LPPI dan ISEI cabang Jakarta

Weston, J. Fred dan Compeland, E. Thomas, 1995, Manajemen Keuangan, edisi revisi, edisi kesembolan, jilid I, penerbit Binarupa Aksara


(5)

JURNAL DAN MAJALAH

1. Parawiyati, Hastuti, Ambar Woro, dan Subiyantoro, Edi, 2000, “Pengunaan Informasi Keuangan Untuk Memprediksi Keuntungan Investasi Bagi Investor di Pasar Modal”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.3 No.2 2. Prasetyo, Januar eko, dan Budiyanto, Aris, 2004, “ Komponen Akuntansi

Akrual Sebagai Prediktor Arus Kas Operasi(Studi pada perusahaan manufaktur di BEJ)”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol.X No.2

3. Baridwan, Zaki dan Budiarto, Arif, 1999, pengaruh pengumuman right issue terhadap tingkat keuntungan dan likuiditas saham di Bursa Efek Jakarta Periode 1994-1996”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol 2, No.1

4. Hartono, Jogiyanto dan Triyono, 2000, “Hubungan Kandungan Informasi Arus Kas da Laba Akuntansi dengan Harga atau Return Saham”, Jurnal Riset Akuntansi Indonesi, Vol 3, No.1

5. Majah Investor, edisi 53, 24 April-7 Mei 2002.

SKRIPSI TERDAHULU

1. Dwi Rahayu Retnoningsih, 2007, “Pengunan Informasi Keuangan Untuk Memprediksi Keputusan Investasi Bagi Investor Pada Perusahaan Authomotive and Component Yang Go Publik Di BEJ”.

2. Rieke Indah Meilani, 2007, “Kemampuan Informasi Keuangan Untuk Memprediksi Keputusan Investasi Bagi Investor Pada Perusahaan Farmasi Yang Go Publik Di BEJ (Dengan Pendekatan The Backward Elimination)”.


(6)

INTERNET/GOOGLE SEARCH

1. http://id.wikipedia.org/wiki/H.M_Sampoerna “Sejarah Perusahaan H.M Sampoerna”

2. http://id.wikipedia.org/wiki/Gudang_Garam “Sejarah Perusahaan Gudang Garam”

3. Google Search : “Sejarah Perusahaan-Bentoel Group.” 4. Google Search : “Sejarah Perusahaan-BATI.”

5. Google Search : “Definisi Informasi”

6. Google Search : “Pengaruh Piutang Terhadap Laba” 7. www.bisnis.com .”Teori Pecking Order”

8. Google Search : “Fakultas Ekonomika dan Bisnis – Teori Sinyal_Hutang.” 9. Suara Merdeka Online : “Teori Sinyal_Dr. Sugeng Wahyudi.”

10. Google Search : “ Pengaruh-Asimetri-Informasi-dan-Ukuran-.html” 11. www.jurnalskripsi.com “Pengungkapan Informasi Yang Tidak Sempurna”


Dokumen yang terkait

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KESULITAN KEUANGAN (STUDI EMPIRIS PERUSAHAAN MANUFKTUR GO PUBLIK)

0 2 13

ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KESEHATAN PERBANKAN (Studi Kasus Pada Perbankan Go Publik yang Terdaftar di BEI).

0 0 9

ANALISIS PENGGUNAAN INFORMASI LABA DALAM MEMPREDIKSI KEUNTUNGAN INVESTASI (Studi Empiris pada Industri Manufaktur Kelompok Food & Beverage pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI).

1 1 6

Kemampuan Informasi Keuangan Untuk Memprediksi Keputusan Investasi Bagi Investor Di perusahaan Industri Pada Indotern Yang Terkait Di Bursa.

0 0 130

Kemampuan Informasi Keuangan Untuk Memprediksi Keputusan Investasi Bagi Investor Di perusahaan Industri Pada Indotern Yang Terkait Di Bursa Efek Indonesia (BEI).

0 0 130

PENGGUNAAN INFORMASI KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KEUNTUNGAN INVESTASI BAGI INVESTOR PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIVE AND COMPONENTS YANG GO PUBLIC DI BEI.

0 0 98

PENGGUNAAN INFORMASI KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KEUNTUNGAN INVESTASI BAGI INVESTOR PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIVE AND COMPONENTS YANG GO PUBLIC DI BEI SKRIPSI

0 0 21

PENGGUNAAN INFORMASI KEUANGAN UNTUK MEMPREDIKSI KEUNTUNGAN INVESTASI BAGI INVESTOR PADA PERUSAHAAN ROKOK YANG GO PUBLIK DI BEI SKRIPSI

0 0 20

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN JASA INTERNET PADA WARNET “TRANSNET” DI SURABAYA SKRIPSI

0 0 16

Kemampuan Informasi Keuangan Untuk Memprediksi Keputusan Investasi Bagi Investor Di perusahaan Industri Pada Indotern Yang Terkait Di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 0 25