Efektivitas Sistem Produksi LANDASAN TEORI

baku dan bahan penolong kefungsi gudang melalui prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang. c. Prosedur Pengembalian Barang Gudang Jika jumlah yang diambil dari gudang lebih banyak dari bahan yang dipakai, pengembalian barang kegudang dilakukan dengan prosedur seperti yang terdapat dalam lampiran.

E. Aktivitas Pengendalian yang Diperlukan dalam Transaksi Manufaktur

Menurut Mulyadi dalam buku Auditing2002:234 aktivitas pengendalian yang diperlukan dalam transaksi manufaktur adalah sebagai berikut: 1. Pemisahan fungsi akuntansi biaya dari fungsi produksi, fungsi gudang, dan fungsi yang menganggarkan biaya. 2. Pemisahan fungsi gudang dan fungsi produksi. 3. Surat order produksi diotorisasi oleh kepala fungsi produksi. 4. Daftar kebutuhan bahan dan daftar kegiatan produksi dibuat oleh fungsi perencanaan dan pengendalian produksi dan otorisasi oleh kepala fungsi produksi. 5. Bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang diotorisasi oleh kepala fungsi produksi yang bersangkutan. 6. Kartu jam kerja diotorisasi oleh kepala fungsi produksi yang bersangkutan. 7. Penggunaan tarif biaya overhead pabrik untuk membebankan biaya overhead pabrik kepada produk. 8. Bukti kas keluar diotorisasi oleh fungsi pembuat bukti kas keluar. 9. Surat order produksi, bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang, bukti kas keluar, bukti memorial, bernomor urut bercetak dan penggunaannya dipertanggungjawabkan. 10. Penggunaan kartu kos produk untuk mencatat kos produk yang diproduksi. 11. Menggunakan laporan produk selesai untuk menyerahkan produk selesai dari fungsi produksi ke fungsi gudang dan untuk dasar pencatatan kos produk yang diproduksi. 12. Secara periodik dilakukan rekonsilisasi kartu biaya dengan akun kontrol biaya didalam buku besar. 13. Penggunaan panduan akun dan pelaporan biaya produksi pada waktu yang tepat.

F. Pengujian Kepatuhan

Untuk menguji kepatuhan terhadap pengendalian intern dapat dilakukan dengan dua cara pengujian: 1. Pengujian adanya kepatuhan terhadap struktur sistem pengendalian intern. Dalam hal ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : a. Pengujian Transaksi dengan Cara Mengikuti Pelaksanaan Transaksi Tertentu. Dalam membuktikan adanya kepatuhan PI, akuntan dapat memilih transaksi tertentu,kemudan melakukan pengamatan adanya unsur-unsur pengendalian intern dalam pelaksaanaan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI transaksi tersebut, sejak transaksi itu dimulai hingga transaksi tersebut selesai. b. Pengujian transaksi tertentu yang telah terjadi dan yang telah dicatat. Dalam hal ini akuntan harus memiliki transaksi tertentu kemudian mengikuti pelaksanaan sejak awal sampai selesai melalui dokumen-dokumen yang dibuat dalam transaksi tersebut dan pencatatannya dalam catatan auntansi. 2. Pengujian tingkat kepatuhan terhadap struktur pengendalian intern Dalam pengujian ini dapat dilakukan dengan cara: a. Mengambil sampel kas masuk dan dengan dokumen pendukung lainnya. Tujuannya untuk memastikan transaksi yang telah terjadi telah mendapat otorisasi dari pejabat yang berwajib. b. Melaksanakan pengujian yang bertujuan untuk menilai efektivitas pengendalian intern.

G. Statistika Sampling untuk Pengujian Kepatuhan

Menurut Mulyadi 2002:253, “Statistical sampling dibagi menjadi dua yaitu attribute sampling dan variabel sampling.Attribute sampling atau disebut pula dengan proportional sampling digunakan terutama untuk menguji efektivitas pengendalian intern dalam pengujian pengendalian, sedangkan variable sampling digunakan terutama untuk menguji nilai rupiah yang tercantum dalam akun dalam pengujian substantif”. Dalam bagian ini uraian akan dibatasi pada penggunaan attribute sampling dalam pengujian kepatuhan. Ada tiga model attribute sampling: 1. Fixed-sample-size attribute sampling Model pengambilan sampel ini ditujukan untuk memperkirakan persentase terjadinya mutu tertentu dalam suatu populasi. Model ini terutama digunakan jika akuntan melakukan pengujian pengendalian terhadap suatu unsur pengendalian intern, dan akuntan tersebut memperkirakan akan menjumpai beberapa penyimpangan kesalahan. Prosedur dalam pengambilan sampel pada model ini adalah sebagai berikut: a Menentukan attribute sampling yang akan diperiksa untuk menguji efektivitas pengendalian intern b Menentukan populasi yang akan diambil sampelnya c Menentukan besarnya sampel d Memilih anggota sampel dari seluruh anggota populasi e Memeriksa terhadap attribute yang menunjukan aktivitas unsur pengendalian intern f Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap attribute anggota sampel 2. Stop-or-go sampling Model ini dapat mencegah akuntan dari pengambilan sampel yang terlalu banyak, yaitu dengan cara menghentikan pengujian sedini mungkin. Model ini digunakan jika akuntan yakin bahwa kesalahan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI yang diperkirakan dalam populasi sangatlah kecil. Prosedur yang harus ditempuh oleh auditor dalam menggunkan stop – or – go sampling adalah sebagai berikut : a. Tentukan desired upper precision limit dan tingkat keandalan b. Gunakan tabel besarnya sampel minimum untuk pengujian pengendalian guna menentukan sampel pertama yang harus diambil c. Buatlah tabel stop – or – go decision d. Evaluasi hasil pemeriksaan tehadap sampel 3. Discovery sampling Model pengambilan sampel ini cocok digunakan jika tingkat kesalahan yang diperkirakan dalam populasi sangat rendah mendekati nol. Dalam model ini akuntan menginginkan kemungkinan tertentu untuk menemukan paling tidak satu kesalahan, jika kenyataannya tingkat kesalahan sesungguhnya lebih besar dari yang diharapkan. Discovery sampling digunakan akuntan untuk menemukan kecurangan, pelanggaran yang serius dari unsur pengendalian intern, dan ketidakberesan yang lain.Prosedur pengambilan sampel dalam discovery sampling adalah sebagai berikut: a. Menentukan attribute yang akan diperiksa b. Tentukan populasi dan besar populasi yang akan diambil sampelnya c. Tentukan tingkat keandalan d. Tentukan desered upper precision limit DUPL PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI e. Tentukan besarnya sampel f. Periksa attribute sample g. Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap karakteristik sampel PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI