Evaluasi pengendalian intern sistem produksi : studi kasus pada PT. Perkebunan Nusantara VII.

(1)

xv ABSTRAK

EVALUASI PENGENDALIAN INTERN SISTEM PRODUKSI

(Studi Kasus Pada PT. Perkebunan Nusantara VII )

ANNE SHINTA KUSUMARINI NIM: 112114070

UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2016

Tujuan penelitian ini adalah (1) mengevaluasi apakah pengendalian intern sistem produksi pada PT. Perkebunan Nusantara VII berjalan sesuai dengan lima komponen dalam pengendalan intern menurut COSO (Committe Of Sponsoring Organization) (2) untuk mengevaluasi apakah pengendalian intern sistem produksi pada PT.Perkebunan Nusantara VII sudah efektif.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Data dikumpulkan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis derkriptif. Cara menganalisis pelaksanaan pengendalian intern sistem produksi dengan uji kepatuhan menggunakan metode fixed-sample-size attribute samplinguntuk mengetahui apakah pengendalian intern sistem produksi pada PT. Perkebunan Nusantara VII sudah efektif.

Dari hasil penelitian dan evaluasi yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa (1) pengendalian intern yang telah diterapkan oleh PT. Perkebunan Nusantara VII belum sepenuhnya dilakukan sesuai dengan kelima komponen pengendalian interen menurut teori COSO (Committe Of Sponsoring Organization (2) sistem pengendalian intern sistem produksi belum efektif. Kata kunci: pengendalian intern, coso, evaluasi pengendalian intern, siklus produksi


(2)

xvi ABSTRACT

EVALUATION OF PRODUCTION SYSTEM INTERNAL CONTROL (A Case study at PT. Perkebunan Nusantara VII)

ANNE SHINTA KUSUMARINI NIM: 11211407

UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2016

The purposes of this research are (1) to evaluate the internal control of the production system in PT. Perkebunan Nusantara VII, (2) to evaluate whether the internal control of production system in PT. Perkebunan Nusantara VII has been or not.

The research is a case study. Data wascollected by observation, interview, and documentation. The data analysis was descriptive. The analysis of production system internal control was using the compliance test with fixed-sample-size attribute sampling.

The results was showed that (1) The implementation of internal control in PT. Perkebunan Nusantara VII was not fully in accordance with the five components from the theory of COSO (Committe of Sponsoring Organization) (2) the internal control of production system was not effective.


(3)

i

EVALUASI PENGENDALIAN INTERN SISTEM PRODUKSI (Studi Kasus Pada PT Perkebunan Nusantara VII)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Anne Shinta Kusumarini NIM : 112114070

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA


(4)

(5)

(6)

iv

PERSEMBAHAN

Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka

kamu akan mendapat; ketoklah, maka akan dibukakan

bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan

setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang

mengetok, baginya pintuakan dibukakan .”

(Matius 7:7-8)

Sebuah karya dan bukti perjuangan yang Kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus Kristus tercinta

Mamak Bapak tersayang

Adikku Melly yang terkasih

Sahabat-sahabatku untuk semua bantuan dan dukungannya


(7)

(8)

(9)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan kasih-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Sistem Produksi”.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma. Saya menyadari bahwa skripsi ini berhasil disusun berkat bantuan, bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M. Sc., Ph.D selaku Rektor Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan kepribadian kepada penulis.

2. H. Herry Maridjo, Dr., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

3. Drs. YP Supardiyono, M.Si,Akt.,QIA.,CA selaku Kepala Program Studi Akuntansi Universitas Sanata Dharma.

4. Ilsa Haruti Suryandari,S.E., S.I.P., M.Sc.,Ak.,CAselaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing dan memberi masukan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Ir. Drs. Hansiadi Yuli Hartanto M.Si.,QIA.,Ak.,CA selaku Dosen Pendamping Akademik yang selalu membantu dalam masa-masa perkuliahan saya.

6. PT. Perkebunan Nusantara VII yang telah bersedia menjadi tempat penelitian dan memberikan informasi kepada penulis dalam penyususnan skripsi.

7. Mamak, Bapak, dan adikku Melly yang selalu mendukung, memberi semangat dan selalu mendoakan penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

8. Sahabat-sahabatku yang selalu memberikan dukungan dan saling mendoakan satu dengan yang lain.

9. Semua pihak yang banyak membantu yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu.


(10)

(11)

ix DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL . . . i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING . . . ii

HALAMAN PENGESAHAN . . . iii

HALAMAN PERSEMBAHAN . . . iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS . . . v

HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA . . . vi

HALAMAN KATA PENGANTAR . . . vii

HALAMAN DAFTAR ISI . . . ix

HALAMAN DAFTAR GAMBAR . . . xi

HALAMAN DAFTAR TABEL . . . xii

HALAMAN DAFTAR SINGKATAN. . . xiv

ABSTRAK . . . xv

ABSTRACT . . . xvi

BAB I : PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang... 1

B. Rumusan Masalah...3

C. Batasan Penelitian... 3

D. Tujuan Penelitian... 4

E. Manfaat Penelitian... 4

F. Sistematika Penulisan... 5

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA... 7

A. Sistem... 7

B. Pengendalian Intern... 10

C. Efektivitas... 18

D. Sistem Produksi... 10

E. Aktivitas Pengendalian yang Diperlukan dalam Transaksi Manufaktur... 23

F. Pengujian Kepatuhan ... 24


(12)

x

BAB III : METODE PENELITIAN... 29

A. Jenis Penelitian... 29

B. Waktu dan Tempat Penelitian... 29

C. Subjek dan Objek Penelitian... 29

D. Data Penelitian... 30

E. Teknik Pengumpulan Data... 30

F. Teknik Analisis Data... 31

BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN... 37

A. Sejarah PT. Perkebunan Nusantara VII... 37

B. Visi dan Misi perusahaan... 38

C. Aset Perusahaan... 39

D. Komoditas Unit Usaha... 39

E. Produk yang Dihasilkan... 40

F. Kehidupan Sosial Kemasyarakatan... 40

G. Struktur Organisasi,Job Deskdan Jam Kerja... 41

H. Pengendalian Intern Sistem Produksi Pada PT.Perkebunan Nusantara VII... 48

BAB V : ANALISIS DAN PEMBAHASAN... 63

A. Gambaran Data ... 63

B. Analisis Data... 63

C. Pembahasan... 85

BAB VI : PENUTUP... 89

A. Kesimpulan... 89

B. Keterbatasan dalam Penelitian... 89

C. Saran ... 90

DAFTAR PUSTAKA... 91 LAMPIRAN


(13)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Gambar Aliran Aktivitas Pengadaan Bahan Baku... 50

Gambar 2 Gambar Aliran Aktivitas Produksi... 52

Gambar 3 Gambar Aliran aktivitas Penyerahan Barang Kegudang... 54

Gambar 4 Gambar Aliran Aktivitas Akuntansi... 56

Gambar 5 Penentuan Besarnya Sampel, Keandalan 95%...88

Gambar 6 Evaluasi Hasil, Keandalan 95%...89

Gambar 7 Dokumen Berita Acara... 92

Gambar 8 Laporan Produksi Harian... 93

Gambar 9 Laporan Barang Jadi... 94


(14)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Perbandingan 5 komponen sistem pengendalian intern menurut COSO(Committe Of Sponsoring Organization) dengan pengendalian yang telah diterapkan pada PT Perkebunan

Nusantara VI ... 63

Tabel 1 Perbandingan 5 komponen sistem pengendalian intern menurut COSO(Committe Of Sponsoring Organization) dengan pengendalian yang telah diterapkan pada PT Perkebunan Nusantara VI (lanjutan)... 64

Tabel 1 Perbandingan 5 komponen sistem pengendalian intern menurut COSO(Committe Of Sponsoring Organization) dengan pengendalian yang telah diterapkan pada PT Perkebunan NusantaraVII (lanjutan)... 65

Tabel 1 Perbandingan 5 komponen sistem pengendalian intern menurut COSO(Committe Of Sponsoring Organization) dengan pengendalian yang telah diterapkan pada PT Perkebunan Nusantara VI (lanjutan) ... 66

Tabel 1 Perbandingan 5 komponen sistem pengendalian intern menurut COSO(Committe Of Sponsoring Organization) dengan pengendalian yang telah diterapkan pada PT Perkebunan Nusantara VII (lanjutan)... 67

Tabel 1 Perbandingan 5 komponen sistem pengendalian intern menurut COSO(Committe Of Sponsoring Organization) dengan pengendalian yang telah diterapkan pada PT Perkebunan Nusantara VII (lanjutan)... 68

Tabel 2 Hasil pemeriksaan dokumen penerimaan bokar ... 70

Tabel 2 Hasil pemeriksaan dokumen penerimaan bokar (lanjutan)... 71

Tabel 2 Hasil pemeriksaan dokumen penerimaan bokar (lanjutan)... 72

Tabel 3 Hasil pemeriksaan dokumen monitoring pelaksanaan produksi harian... 73

Tabel 3 Hasil pemeriksaan dokumen monitoring pelaksanaan produksi harian (lanjutan)... 74

Tabel 3 Hasil pemeriksaan dokumen monitoring pelaksanaan produksi harian(lanjutan)... 75


(15)

xiii

Tabel 4 Hasil pemeriksaan dokumen barang jadi... 76 Tabel 4 Hasil pemeriksaan dokumen barang jadi (lanjutan)... 77 Tabel 4 Hasil pemeriksaan dokumen barang jadi(lanjutan)... 78 Tabel 5 Hasil pemeriksaan dokumen pengiriman barang jadi

kegudang... 79 Tabel 5 Hasil pemeriksaan dokumen pengiriman barang jadi

kegudang (lanjutan)... 80 Tabel 5 Hasil pemeriksaan dokumen pengiriman barang jadi

kegudang(lanjutan)... 81 Tabel 6 Perhitungan Efektivitas Sistem Pengendalian Intern... 84 Tabel 7 Daftar Tanggal dokumen yang terpilih secara acak ...


(16)

xiv

DAFTAR SINGKATAN

SINGKATAN KEPANJANGAN

AUPL Achieved upper precission limit BOKAR Bahan Olah Karet

COSO (Committe Of Sponsoring Organization)

CP Corpotare Plane

CSR Corporate Social Responsibility DUPL Desired upper precission limit K3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja LG basah Low gradebasah

LG kering Low gradekering

PTPN VII PT Perkebunan Nusantara VII

P2K3 Pejabat Pengadaan Kadar Karet Kering RJPP Rencana Jangka Panjang Perusahaan RKAP Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan RKO Rencana Kerja Oprasional

RKP Rencana Kerja Perusahaan RPJ Rencana Jangka Panjang RSS Rubber Smoked Sheet SDM Sumber Daya Manusia SIR Standard Indonesian Rubber SNI StandardNasional Indonesia SMT Sistem Manajemen Terpadu SOP Standar Operating Procedure TBM Tanaman Belum Menhasilkan TM Tanaman Menghasilkan TUK Tata Usaha dan Kelola


(17)

xv ABSTRAK

EVALUASI PENGENDALIAN INTERN SISTEM PRODUKSI

(Studi Kasus Pada PT. Perkebunan Nusantara VII )

ANNE SHINTA KUSUMARINI NIM: 112114070

UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2016

Tujuan penelitian ini adalah (1) mengevaluasi apakah pengendalian intern sistem produksi pada PT. Perkebunan Nusantara VII berjalan sesuai dengan lima komponen dalam pengendalan intern menurut COSO (Committe Of Sponsoring Organization) (2) untuk mengevaluasi apakah pengendalian intern sistem produksi pada PT.Perkebunan Nusantara VII sudah efektif.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Data dikumpulkan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis derkriptif. Cara menganalisis pelaksanaan pengendalian intern sistem produksi dengan uji kepatuhan menggunakan metode fixed-sample-size attribute samplinguntuk mengetahui apakah pengendalian intern sistem produksi pada PT. Perkebunan Nusantara VII sudah efektif.

Dari hasil penelitian dan evaluasi yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa (1) pengendalian intern yang telah diterapkan oleh PT. Perkebunan Nusantara VII belum sepenuhnya dilakukan sesuai dengan kelima komponen pengendalian interen menurut teori COSO (Committe Of Sponsoring Organization (2) sistem pengendalian intern sistem produksi belum efektif. Kata kunci: pengendalian intern, coso, evaluasi pengendalian intern, siklus produksi


(18)

xvi ABSTRACT

EVALUATION OF PRODUCTION SYSTEM INTERNAL CONTROL (A Case study at PT. Perkebunan Nusantara VII)

ANNE SHINTA KUSUMARINI NIM: 11211407

UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2016

The purposes of this research are (1) to evaluate the internal control of the production system in PT. Perkebunan Nusantara VII, (2) to evaluate whether the internal control of production system in PT. Perkebunan Nusantara VII has been or not.

The research is a case study. Data wascollected by observation, interview, and documentation. The data analysis was descriptive. The analysis of production system internal control was using the compliance test with fixed-sample-size attribute sampling.

The results was showed that (1) The implementation of internal control in PT. Perkebunan Nusantara VII was not fully in accordance with the five components from the theory of COSO (Committe of Sponsoring Organization) (2) the internal control of production system was not effective.


(19)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kemajuan dan perkembangan lingkungan dunia usaha pada masa saat ini telah berkembang sangat cepat dan pesat. Persaingan usaha antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya juga berlangsung secara ketat, kondisi ini mengakibatkan seluruh perusahaan penghasil barang dan jasa harus menghadapi lingkungan persaingan usaha yang semakin kompetitif dan menuntut penggunaan sumber daya yang efisien dan ekonomis serta konsisten dalam menghasilkan produk barang jadi. Untuk menghasilkan barang jadi yang baik pastinya diperlukan bahan baku yang baik pula dan proses produksi yang tepat.

Sejalan dengan perkembangan usaha dan semakin banyaknya karyawan yang bekerja dalam perusahaan tersebut tidak menutup kemungkinan jika ada kecurangan yang dilakukan oleh karyawannya. Dengan alasan ini memungkinkan perusahaan membutuhkan alat untuk tetap melakukan pengawasan terhadap proses produksi secara tidak langsung yang memberikan keyakinan bahwa apa yang telah dilaporkan memang benar-benar dapat dipercaya. Salah satu alat ini yaitu pengendalian intern.

Pada buku Sistem Akuntansi yang ditulis oleh Mulyadi (2008:163), “Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi,


(20)

mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen”. Dalam suatu perusahaan, pengendalian intern mutlak diperlukan bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan. Pengendalian intern dapat mencegah kerugian atau pemborosan pengolahan sumber daya perusahaan. Pengendalian intern dapat menyediakan informasi tentang bagaimana menilai kinerja perusahaan dan manajemen perusahaan serta menyediakan informasi yang akan digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan..

Pengendalian intern yang diterapkan pada perusahaan belum tentu baik dan efektif walaupun sudah dapat berjalan selama perusahaan itu didirikan. Dalam suatu sistem ini pasti terdapat kelemahan-kelemahan dan kendala-kendala yang seharusnya dapat diatasi oleh perusahaan. Jika kelemahan itu tidak segera diperbaiki maka perusahaan bisa mengalami kerugian dan jika ini terjadi secara terus menerus bisa saja perusahaan mengalami kebangkrutan.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengangkat judul “Evaluasi Pengendalian Intern Sistem Produksi” studi kasus pada perusahaan pengolahan karet pada PT. Perkebunan Nusantara VII. PT. Perkebunan Nusantara VII unit usaha Padang Pelawi adalah perusahaan manufaktur yang cukup besar yang bergerak dalam bidang industri pengolahan karet,agar tidak terjadi kesalahan dalam pengolahan dan kemungkinan adanya kecurangan maka diperlukan suatu sistem pengendalian intern terhadap sistem produksinya.


(21)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat dirumuskan masalah yang menjadi pokok bahasan penelitian ini adalah:

1. Apakah pengendalian intern sistem produksi di PT. Perkebunan Nusantara VII unit usaha Padang Pelawi sudah sesuai dengan 5 komponen pengendalian intern dalam teori COSO (Committe Of Sponsoring Organization)?

2. Apakah pengendalian intern sistem produksi di PT. Perkebunan Nusantara VII unit usaha Padang Pelawi sudah efektif ?

C. Batasan Penelitian

Penulis membatasi masalah yang dibahas mengenai evaluasi efektivitas pengendalian intern sistem produksi pada PT. Perkebunan Nusantara VII unit usaha Padang Pelawi dilihat dari ada atau tidaknya otorisasi pada setiap dokumen yang berhubungan dengan sistem produksi.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang akan dibahas, maka tujuan yang ingin dicapai adalah:

1. Untuk mengevaluasi apakah pengendalian intern sistem produksi pada PT. Perkebunan Nusantara VII unit usaha Padang Pelawi telah sesuai dengan lima komponen sistem pengendalian interen padaCOSO(Committe Of Sponsoring Organization).

2. Untuk mengevaluasi apakah pengendalian intern sistem produksi pada PT.Perkebunan Nusantara VII unit usaha Padang Pelawi sudah efektif.


(22)

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Bagi perusahaan PT. Perkebunan Nusantara VII unit usaha Padang Pelawi diharapkan penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian bagi manajemen perusahaan dalam memperbaiki sistem pengendalian intern yang telah diterapkan dalam perusahaan khususnya pada sistem produksi.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai permasalahan yang dibahas dalam penulisan ini dan juga diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan terutama penelitian yang berkaitan dengan evaluasi pengendalian intern sistem produksi pada perusahaan pengolahan karet.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang penerapan 5 komponen sistem pengendalian internCOSO(Committe Of Sponsoring Organization)sistem produksi pada perusahaan.

F. Sistematika Penulisan

Bab I : Pendahuluan

Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah,rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.


(23)

Bab II : Landasan Teori

Pada bab ini akan dibahas mengenai tinjauan pustaka yang digunakan sebagai dasar dalam mendeskripsikan dan mengevaluasi pengendalian intern sistem produksi.

Bab III : Metode Penelitian

Pada bab ini akan dibahas mengenai jenis penelitian, waktu dan tempat penelitian, subjek dan objek penelitian, teknik pengumpulan data, jenis data yang diperlukan, serta teknik analisis data.

Ban IV : Gambaran Umum Perusahaan

Pada bab ini akan dibahas tentang perusahaan, sejarah berdirinya perusahaan,tujuan didirikannya perusahaan, struktur organisasi, job deskription dan jam kerja, bidang usaha dan fasilita serta sistem pengendalian intern yang diterapkan pada perusahaan.

Bab V : Analisis Data dan Pembahasan

Pada bab ini akan dibahas mengenai pengendalian intern sistem produksi dan pengujian evektivitas pengendalian intern sistem produksi.

Bab VI : Penutup

Pada bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dari pembahasan, keterbatasan penelitian, dan saran yang


(24)

diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan dan peneliti selanjutnya.


(25)

7

BAB II

LANDASAN TEORI A. Sistem

1. Definisi Sistem

Menurut Jogiyanto, HM (2008:34), “Sistem(system) dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan dengan pendekatan komponen. Dengan pendekatan prosedur, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dan prosedur-prosedur yang mempunyai tujuan tertentu. Dengan pendekatan komponen, sistem didefinisikan sebagai kumpulan dari komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu.”

Suatu sistem sebenarnya terdiri dari dua bagian, yaitu struktur dan proses. Struktur adalah komponen dari sistem tersebut dan proses adalah prosedurnya. Menurut Mulyadi (2008:2), “Sistem merupakan sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu”.

Nugroho(2001:32), “Pengertian sistem adalah sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu melalui tiga tahapan, yaitu input, proses dan output”. Pada dasarnya yang dapat disebut sebagai sistem bilamana dapat memenuhi dua syarat. Pertama adalah memiliki bagian-bagian yang saling berkaitan dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu,yang disebut dengan subsistem. Agar sistem dapat berfungsi secara efektif


(26)

dan efisien, subsistem-subsistem ini harus berkaitan satu dengan yang lain. Syarat yang kedua adalah bahwa suatu sistem harus memiliki tiga unsur, yaitu input, proses, dan output. Input adalah penggerak atau pemberi tenaga supaya sistem persebut dapat dioperasikan danproses itu sendiri adalah yang merubah input menjadi output. Sedangkanoutput

adalah hasil operasi yang dalam pengertian sederhananya berarti tujuan, sasaran atau target pengoperasian suatu sistem

2. Karakteristik Sistem

Menurut Jogiyanto,HM pada buku Sistem Teknologi Informasi (2008:54) mengemukakan bahwa “Karakteristik yang terkandung didalam sistem meliputi komponen-komponen berikut ini, batasan sistem (boundary), lingkungan luar sistem, penghubung(interface),

input,outputproses dan sasaran atau tujuan”.

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen-komponen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap subsistem memiliki sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan fungsi tertentu dan mempengaruhi proses secara keseluruhan. Contoh, jika perusahaan dipandang sebagai sistem maka, sistem akuntansi adalah subsistemnya.

Suatu sistem memiliki batasan sistem yang merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan yang lainnya. Batas sistem menunjukan ruang lingkup dari


(27)

suatu sistem. Lingkungan luar sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang dapat mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan tapi dapat juga bersifat merugikan sistem. Bila bersifat menguntungkan maka lingkungan tersebut harus tetap dijaga dan di pelihara. Namun bila bersifat merugikan maka harus ditahan dan dikendalikan karena dapat mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.

Penghubung sistem adalah media yang menghubungkan antar subsistem yang memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari subsistem satu ke subsistem yang lainny. Input adalah energi yang dimasukkan kedalam sistem. Input dapat dibagi menjadi dua yaitu

maintenance inputdan signal input.Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut beroprerasi. Contohnya sistem komputer yang berada didalam sistem komputer. Sedangkan signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan output, contohnya data yang diolah menjadi informasi. Sedangkan keluaran atau output

adalah hasil dari energi yang diolah, misalnya informasi keuangan. Pengolahan sistem merupakan bagian dari sistem yang akan merubah input menjadi output. Misalnya sistem akuntansi akan mengolah data-data transaksi menjadi laporan keuangan atau laporan-laporan lainnya yang dibutuhkan manajemen. Suatu sistem pasti memiliki tujuan atau sasaran, karena sasaran dari sistem akan sangat


(28)

menentukan input yang dibutuhkan sistem dan output yang akan dihasilkan sistem.

Dari definisi-definisi diatas peneliti mengambil kesimpulan bahwa sistem merupakan hal yang mendasar dalam suatu organisasi untuk membentuk suatu kesatuan dalam mencapai tujuan tertentu.

B. Pengendalian Intern

1. Pengertian Pengendalian Intern

Adapun pengertian pengendalian internal menurut COSO (Committe of Sponsoring Organization) pada buku Auditing yang disusun oleh Al. Haryono Jusup (2001:252) mendefinisikan sebagai berikut:

“Pengendalian intern sebagai suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen dan personil satuan usaha lainnya,yang dirancang untuk mendapat keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan dalam hal-hal berikut:

(a) keandalan pelaporan keuangan

(b) kesesuaian dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku (c) efektifitas dan efisiensi operasi.

Sedangkan menurut Mulyadi dalam buku Sistem Akuntansi (2008) mengatakan bahwa “Sistem pengendalian interen meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen”.


(29)

Jadi peneliti penyimpulkan bahwa pengendalian intern merupakan proses yang dipengaruhi oleh sumber daya manusia yang dirancang untuk membantu organisasi mencapai suatu tujuan atau objektif tertentu. Pengendalian intern merupakan suatu cara untuk mengarahkan, mengawasi, dan mengukur sumber daya suatu organisasi.

2. Konsep Pengendalian Intern

Ada lima komponen struktur pengendalian intern menurut teori COSO (Committe of Sponsoring Organization)yang saling berkaitanyang terdapat pada buku Auditing yang disusun oleh Al. Haryono Jusup (2008:252)yaitu :

a. Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian mempengaruhi suasana organisasi, mempengaruhi kesadaran tentang pengendalian kepada orang-orangnya. Dan merupakan landasan bagi komponen-komponen pengendalian lainnya, dengan menciptakan disiplin dan struktur. menurut Boynton, Johnson, Kell (2003:379-383) ada sejumlah faktor yang membentuk lingkungan pengendalian dalam suatu entitas yang diantaranya sebagai berikut:

1) Pentingnya integritas dan nilai etika (integrity and ethical values) diantara semua personil dalam organisasi, manajemen puncak seharusnya mengkomunikasikan kepada semua karyawan, baik secara verbal maupun pernyataan kebijakkan tertulis dan kode etik perilaku, bahwa hal yang sama


(30)

diharapkan dari mereka. Memberikan bimbingan moral kepada karyawan yang memiliki latar belakang kurang baik yang telah mengakibatkan mereka tidak mempedulikan mana yang baik dan mana yang buruk. Serta mengurangi dan menghilangkan godaan yang dapat mengarahkan tindakan yang tidak jujur dan melawan hukum.

2) Komitmen terhadap kompetensi(commitment to competence). Untuk mencapai tujuan entitas, personel pada setiap tingkatan dalam organisasi harus mencakup pertimbangan manajemen mengenai pengetahuan dan keahlian yang diperlukan, dan bauran dari intelegensi, pelatihan dan pengalaman yang diperlukan untuk mengembangkan kompetensi tersebut.

3) Dewan komisaris dan komite audit.

Komposisi dari dewan komisaris dan komite audit (board of directors and audit committee) dan cara mereka melaksanakan tanggung jawab atas kekuasaan dan kekeliruan memiliki dampak yang besar terhadap lingkungan pengendalian.

4) Filosofi dan gaya operasi manajemen.

Banyak karakteristik yang dapat membentuk bagian dari filosofi dan gaya operasi manajemen (management’s philosophy and operating style) dan memiliki dampak terhadap lingkungan pengendalian.


(31)

5) Struktur organisasi.

Struktur organisasi (organization structure) berkontribusi terhadap kemampuan suatu entitas utuk memenuhi tujuan dengan menyediakan kerangka kerja menyeluruh atas perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pemantauan aktivitas suatu entitas. Struktur organisasi entitas biasanya digambarkan dalam suatu bagan organisasi yang harus secara akurat merefleksikan garis wewenang dan hubungan pelaporan.

6) Penetapan wewenang dan tanggung jawab.

Penetapan wewenang dan tanggung jawab (assignment of authority and responsibility) merupakan perpanjangan dari pengembangan suatu struktur organisasi. Wewenang dan tanggung jawab mencakup penjelasan-penjelasan mengenai bagaimana dan kepada siapa wewenang dan tanggung jawab untuk semua entitas dibebankan, dan harus memungkinkan setiap individu untuk mengetahuai bagaimana tindakannya saling berhubungan dengan individu lainnya dalam memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan entitas. 7) Kebijakan dan praktik sumber daya manusia.

Suatu konsep fundamental adalah bahwa pengendalian intern dilaksanakan atau diimplementasikan oleh orang. Oleh karena itu, agar pengendalian intern efektif, adalah penting bahwa


(32)

kebijakan dan prosedur sumber daya manusia (human resource policies and procedures) yang ditetapkan akan menjamin bahwa personil entitas memiliki tingkat integritas, nilai etika, dan kompetensi yang diharapkan.

b. Penaksiran Risiko

Perusahaan harus mewaspadai dan mengelola risiko yang dihadapinya. Perusahaan harus menetapkan tujuan yang terintegrasi dengan penjualan, produksi, pemasaran, keuangan, dan aktivitas-aktivitas lainnya sehingga organisasi beroperasi secara harmonis. Perusahaan juga harus menetapkan mekanisme untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengelola risiko-risiko terkait. c. Informasi dan Komunikasi

Disekitar aktivitas-aktivitas ini terdapat sistem informasi dan komunikasi. Hal ini memungkinkan karyawan perusahaan mendapatkan dan menukar informasi yang diperlukan untuk melaksanakan, mengelola, dan mengendalikan operasinya.

Dalam buku Auditing yang disusun oleh Al. Haryono Jusup (2010:262)dijelaskan tentang informasi dan komunikasi sebagai berikut “Sistem informasi yang berhubungan dengan tujuan pelaporan keuangan, yang mencakup sistem akuntansi, terdiri dari metoda dan catatan-catatan yang digunakan untuk mengidentifikasi, menggabungkan ,menganalisis, menggolongkan


(33)

,mencatat, dan melaporkan transaksi perusahaan (termasuk pula kejadian-kejadian dan kondisi) dan menyelenggarakan pertanggungjawaban atas aktivitas dan kewajiban yang bersangkutan. Komunikasi menyangkut pemberian pemahaman yang jelas tentang peran dan tanggung jawab masing-masing individu berkenaan dengan struktur pengendalian intern atas pelaporan keuangan.

d. Aktivitas Pengendalian

Al. Haryono Jusup (2010:263) juga mengemukakan dalam buku Auditingnya bahwa, “Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu meyakinkan bahwa perintah manajemen telah dijalankan untuk mencapai tujuan perusahaan”. Aktivitas pengendalian memiliki berbagai tujuan dan diterapkan pada berbagai jenjang organisasi dan fungsi.

Aktivitas pengendalian yang relevan dengan audit laporan keuangan dikategorikan dengan berbagai cara, yaitu:

1) Pemisahan tugas

Pemisahan tugas (segregation of duties) melibatkan pemastian bahwa individu tidak melaksanakan tugasnya yang tidak seimbang. Tugas dianggap tidak seimbang dari sudut pandang pengendalian ketika memungkinkan individu untuk melakukan suatu kekeliruan ataupun kecurangan dan kemudian


(34)

berada pada posisi untuk menutupinya dalam pelaksanaan tugas normalnya.

2) Pengendalian pemrosesan informasi

Pengendalian pemrosesan informasi (information processing controls) mengacu pada resiko yang berhubungan dengan otorisasi, kelengkapan dan akurasi transaksi. Terdiri dari 2 kategori, yaitu:

a). Pengendalian umum. Tujuan pengendalian umum (general controls) adalah untuk mengendalikan pengembangan program, perubahan program, operasi komputer, dan mengamankan akses terhadap data dan program.

b). Pengendalian aplikasi. Pengendalian aplikasi (application controls) dirancang untuk menyediakan keyakinan yang memadai bahwa pencatatan, pemrosesan dan pelaporan data oleh teknologi informasi secara tepat dilaksanakan untuk aplikasi tertentu.

c) Pengendalian fisik. Pengendalian fisik (physical controls) menaruh perhatian terhadap pembatasan dua jenis aktiva dan catatan yang penting seperti akses fisik langsung, akses tidak langsung melalui persiapan atau pemrosesan dokumen seperti pesanan penjualan dan pengeluaran nota yang mengotorisasi penggunaan dan disposisi aktiva.


(35)

4) Reviewkinerja

Review digunakan untuk menilai kinerja dan juga dapat digunakan untuk menganalisis dalam perancanaan audit, serta melakukan review terhadap laporan yang mengikhtisarkan secara terinci dari saldo akun serta melakukan review terhadap kinerja aktual yang dibandingkan dengan anggaran, peramalan atau jumlah periode sebelumnya.

e. Pemantauan

Pada buku Auditing yang disusun oleh Al. Haryono Jusup (2008:270) menyatakan bahwa, “Pemantauan atau pemonitoring adalah suatu proses penilaian kualitas kinerja struktur pengendalian intern sepanjang masa”. Hal itu menyangkut penilaian tentang rencana dan pelaksanaan operasi pengendalian oleh orang yang tepat untuk setiap periode waktu tertentu, untuk menentukan bahwa sistem pengendalian intern telah berjalan sesuai dengan yang dikehendaki dan bahwa modifikasi yang diperlukan karena adanya perubahan-perubahan kondisi telah dilakukan. Faktor-faktor berikut yang dipertimbangkan dalam memutuskan bagaimana mengimplementasikan setiap komponen, yaitu: Ukuran entitas, karakteristik organisasi dan kepemilikan, sifat dari usaha, keanekaragaman dan kompleksitas dari operasi, metode pemrosesan data, persyaratan hukum dan peraturan yang berlaku.


(36)

C. Efektivitas

Pada buku Pemeriksaan Kinerja yang disusun oleh Johny Setyawan (1988:56) bahwa,

“Pengertian efektivitas tidak lepas dari pengertian efisiensi karena terdapat hubungan yang erat. Efisiensi dapat dirumuskan dengan melihat kapasitasnya”. Pendek kata merupakan berbandingan antara input dengan output, sedangkan efektivitas dirumuskan sebagai derajad suatu keberhasilan suatu organisasi dalam usahanya untuk mencapai apa yang menjadi tujuan perusahaa. Jadi sebenarnya pengertian efektivitas berhubungan dengan hasil operasionalnya”.

D. Sistem Produksi

1. Pengertian Siklus Produksi

“Sistem atau siklus produksi berkaitan dengan proses mengubah bahan baku menjadi barang jadi. Siklus ini meliputi perencanaan dan pengendalian tentang jenis dan jumlah barang yang diproduksi, tingkat persediaan yang harus diselenggarakan, dan transaksi-transaksi serta kejadian-kejadian yang bersangkutan dengan proses produksi” ( AL. Haryono Jusup 2002:151). Transaksi dalam siklus ini dimulai pada saat bahan baku diminta untuk keperlukan produksi, dan diakhiri dengan pengiriman barang yang diproduksi menjadi barang jadi. Transaksi-transaksi dalam siklus ini disebut Transaksi-transaksi-Transaksi-transaksi produksi

2. Fungsi-fungsi serta Pengendalian yang Terkait dengan Siklus Produksi a. Fungsi Penjualan

Jika dalam suatu perusahaan produksinya berdasarkan pesanan dari pembeli, bagian order penjualan berfungsi menerima order dari


(37)

customer dan menentukan order tersebut ke departemen produksi. Order pelangganyang telah ditulis dalam formulir pemesanan, maka order dari pelanggan dapat diserahkan langsung oleh fungsi penjualan ke fungsi produksi untuk dapat segera diproses. Juka dalam perusahaan yang berproduksi secara massa, fungsi penjualan melayan

order dari customer berdasarkan sediaan produk jadi yang ada digudang.

b. Fungsi Otorisasi Produksi

Fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat perintah produksi bagi bagian-bagian yang ada dibawahnya yang akan terkait dalam pelaksanaan proses produksi guna memenuhi perintah produksi dan fungsi penjualan. Fungsi otorisasi produksi berada ditangan departemen produksi dan biasanya dibantu oleh fungsi perencanaan dan pengawasan produksi dalam pembuatan order produksi tersebut.

Order produksi tersebut dituangkan dalam bentuk tertulis berupa dokumen yang disebut dengar order produksi. Surat order produksi ini dilampiri surat kebutuhan dan daftar kegiatan produksi.

c. Fungsi Produksi

Fungsi ini bertanggung jawab untuk melaksanakan produksi sesuai dengan surat order produksi yang diterima dari departemen produksi dan daftar kebutuhan bahan serta daftar kegiatan produksi yang melampiri suratorderproduksi.


(38)

d. Fungsi Perencanaan dan Pengawasan Produksi

Fungsi ini bertanggung jawab untuk membantu Departemen Produksi dalam merencanakan dan mengawasi kegiatan produksi. Otorisasi pelaksanaan produksi diberikan didepartemen perencanaan dan pengendalian produksi berdasarkan order yang diterima dari pesanan(pembeli) atau analisis taksiran penjualan dan permintaan barang. Dokumentasi otorisasi dilakukan dengan menerbitkan order produksi bernomor urut tercetak. Selain itu dibuat juga laporan permintaan bahan yang menunjukan bahan baku dan bahan lain yang dibutuhkan bahan yang harus dibeli dahulu, maka salah satu copy

laporan dikirimkan ke bagian pembelian.

Perencanaan dan pengendalian produksi juga bertanggung jawab atas pemonitoran pemakaian bahan dan tenaga kerja, dan mengikuti perkembangan-perkembangan order produksi sampai order-order

tersebut selesai dan ditransfer ke bagian barang jadi. Dalam pelaksanaan tanggungjawab ini, reviewatas laporan aktivitas produksi harian sangat penting artinya.

e. Fungsi Gudang

Fungsi gudang bertanggung jawab untuk melayani permintaan bahan baku dan bahan atau barang yang lain yang disimpan digudang. Fungsi ini juga berfungsi untuk menerima produk jadi yang diserahkan oleh fungsi produksi.


(39)

f. Fungsi Akuntansi Biaya

Fungsi akuntansi biaya bertanggung jawab untuk mencatat biaya produksi tidak langsung dan biaya non produksi kedalam buku pembantu biaya.

g. Fungsi Akuntansi Umum

Fungsi akuntansi umum bertanggung jawab untuk mencatat transaksi terjadinya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead

pabrik, dan biaya non produksi kedalam jurnal pemakaian bahan baku dan jurnal umum.

3. Dokumen dan Catatan

Dokumen dan catatan yang digunakan dalam transaksi manufaktur adalah sebagai berikut:

a. Surat Order Produksi

Dokumen ini merupakan surat perintah yang dikeluarkan oleh departemen produksi, yang ditujukan kepada bagian-bagian yang terkait dengan proses pengolahan produk untuk memproduksi sejumlah produk dengan spesifikasi, cara produksi, fasilitas produksi, dan jangka waktu seperti yang tercantum dalam surat order produksi tersebut.


(40)

b. Kartu Jam Kerja

Untuk mencatat jam kerja tenaga kerja langsung yang dikonsumsi untuk memproduksi produk yang tercantum dalam surat order produksi.

c. Bukti pengeluaran an penerimaan barang gudang d. Bukti pengembalian barang kegudang

e. Bukti kas keluar f. Laporan produk selesai g. Buku pembantu sediaan

4. Bagan Alir Sistem Informasi Akuntansi Manufaktur

Sebagai dasar untuk pengujian pengendaalian dan perancangan program audit untuk pengujian subtantif,berikut ini disajikan sebagai bagan alir sistem informasi akuntansi manufaktur. Dalam bagian ini digambarkan dengan bagan alir sistem informasi akuntansi yang terdiri dari gabungan jaringan prosedur-prosedur yang membentuk sistem tersebut :

a. Prosedur Order Produksi

Prosedur order produksi ditujukan untuk mengkoordinasikan kegiatan pengolahan produk guna memenuhi pesanan pembelian atau kebutuhan produk untuk jangka waktu tertentu.

b. Prosedur Permintaan dan Pengeluaran Barang Gudang

Setelah fungsi produksi menerima surat order produksi, berdasarkan daftar kebutuhan bahan fungsi produksi meminta bahan


(41)

baku dan bahan penolong kefungsi gudang melalui prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang.

c. Prosedur Pengembalian Barang Gudang

Jika jumlah yang diambil dari gudang lebih banyak dari bahan yang dipakai, pengembalian barang kegudang dilakukan dengan prosedur seperti yang terdapat dalam lampiran.

E. Aktivitas Pengendalian yang Diperlukan dalam Transaksi Manufaktur Menurut Mulyadi dalam buku Auditing(2002:234) aktivitas pengendalian yang diperlukan dalam transaksi manufaktur adalah sebagai berikut:

1. Pemisahan fungsi akuntansi biaya dari fungsi produksi, fungsi gudang, dan fungsi yang menganggarkan biaya.

2. Pemisahan fungsi gudang dan fungsi produksi.

3. Surat order produksi diotorisasi oleh kepala fungsi produksi.

4. Daftar kebutuhan bahan dan daftar kegiatan produksi dibuat oleh fungsi perencanaan dan pengendalian produksi dan otorisasi oleh kepala fungsi produksi.

5. Bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang diotorisasi oleh kepala fungsi produksi yang bersangkutan.

6. Kartu jam kerja diotorisasi oleh kepala fungsi produksi yang bersangkutan.

7. Penggunaan tarif biaya overhead pabrik untuk membebankan biaya overhead pabrik kepada produk.


(42)

9. Surat order produksi, bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang, bukti kas keluar, bukti memorial, bernomor urut bercetak dan penggunaannya dipertanggungjawabkan.

10. Penggunaan kartu kos produk untuk mencatat kos produk yang diproduksi.

11. Menggunakan laporan produk selesai untuk menyerahkan produk selesai dari fungsi produksi ke fungsi gudang dan untuk dasar pencatatan kos produk yang diproduksi.

12. Secara periodik dilakukan rekonsilisasi kartu biaya dengan akun kontrol biaya didalam buku besar.

13. Penggunaan panduan akun dan pelaporan biaya produksi pada waktu yang tepat.

F. Pengujian Kepatuhan

Untuk menguji kepatuhan terhadap pengendalian intern dapat dilakukan dengan dua cara pengujian:

1. Pengujian adanya kepatuhan terhadap struktur sistem pengendalian intern. Dalam hal ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :

a. Pengujian Transaksi dengan Cara Mengikuti Pelaksanaan Transaksi Tertentu.

Dalam membuktikan adanya kepatuhan PI, akuntan dapat memilih transaksi tertentu,kemudan melakukan pengamatan adanya unsur-unsur pengendalian intern dalam pelaksaanaan


(43)

transaksi tersebut, sejak transaksi itu dimulai hingga transaksi tersebut selesai.

b. Pengujian transaksi tertentu yang telah terjadi dan yang telah dicatat.

Dalam hal ini akuntan harus memiliki transaksi tertentu kemudian mengikuti pelaksanaan sejak awal sampai selesai melalui dokumen-dokumen yang dibuat dalam transaksi tersebut dan pencatatannya dalam catatan auntansi.

2. Pengujian tingkat kepatuhan terhadap struktur pengendalian intern Dalam pengujian ini dapat dilakukan dengan cara:

a. Mengambil sampel kas masuk dan dengan dokumen pendukung lainnya. Tujuannya untuk memastikan transaksi yang telah terjadi telah mendapat otorisasi dari pejabat yang berwajib.

b. Melaksanakan pengujian yang bertujuan untuk menilai efektivitas pengendalian intern.

G. Statistika Sampling untuk Pengujian Kepatuhan

Menurut Mulyadi (2002:253), “Statistical sampling dibagi menjadi dua yaitu attribute sampling dan variabel sampling.Attribute sampling atau disebut pula dengan proportional sampling digunakan terutama untuk menguji efektivitas pengendalian intern (dalam pengujian pengendalian), sedangkan variable sampling digunakan terutama untuk menguji nilai rupiah yang tercantum dalam akun (dalam pengujian substantif)”. Dalam


(44)

bagian ini uraian akan dibatasi pada penggunaan attribute sampling dalam pengujian kepatuhan.

Ada tiga modelattribute sampling:

1. Fixed-sample-size attribute sampling

Model pengambilan sampel ini ditujukan untuk memperkirakan persentase terjadinya mutu tertentu dalam suatu populasi. Model ini terutama digunakan jika akuntan melakukan pengujian pengendalian terhadap suatu unsur pengendalian intern, dan akuntan tersebut memperkirakan akan menjumpai beberapa penyimpangan (kesalahan).

Prosedur dalam pengambilan sampel pada model ini adalah sebagai berikut:

a) Menentukanattribute sampling yang akan diperiksa untuk menguji efektivitas pengendalian intern

b) Menentukan populasi yang akan diambil sampelnya c) Menentukan besarnya sampel

d) Memilih anggota sampel dari seluruh anggota populasi

e) Memeriksa terhadap attribute yang menunjukan aktivitas unsur pengendalian intern

f) Evaluasi hasil pemeriksaan terhadapattributeanggota sampel

2. Stop-or-go sampling

Model ini dapat mencegah akuntan dari pengambilan sampel yang terlalu banyak, yaitu dengan cara menghentikan pengujian sedini mungkin. Model ini digunakan jika akuntan yakin bahwa kesalahan


(45)

yang diperkirakan dalam populasi sangatlah kecil.Prosedur yang harus ditempuh oleh auditor dalam menggunkan stop – or – go sampling

adalah sebagai berikut :

a. Tentukandesired upper precision limitdan tingkat keandalan b. Gunakan tabel besarnya sampel minimum untuk pengujian

pengendalian guna menentukan sampel pertama yang harus diambil c. Buatlah tabelstop – or – go decision

d. Evaluasi hasil pemeriksaan tehadap sampel

3. Discovery sampling

Model pengambilan sampel ini cocok digunakan jika tingkat kesalahan yang diperkirakan dalam populasi sangat rendah (mendekati nol). Dalam model ini akuntan menginginkan kemungkinan tertentu untuk menemukan paling tidak satu kesalahan, jika kenyataannya tingkat kesalahan sesungguhnya lebih besar dari yang diharapkan. Discovery samplingdigunakan akuntan untuk menemukan kecurangan, pelanggaran yang serius dari unsur pengendalian intern, dan ketidakberesan yang lain.Prosedur pengambilan sampel dalam discovery sampling adalah sebagai berikut:

a. Menentukanattributeyang akan diperiksa

b. Tentukan populasi dan besar populasi yang akan diambil sampelnya

c. Tentukan tingkat keandalan


(46)

e. Tentukan besarnya sampel f. Periksaattribute sample


(47)

29 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus, yaitu penelitian yang memusatkan pada objek penelitian tertentu dengan mempelajarinya sebagai studi kasus. Data yang diperoleh disusun dan dipelajari menurut urutannya dan dihubungkan satu dengan yang lainnya secara menyeluruh sehingga kesimpulan yang dapat diambil hanya berlaku untuk tempat yang diteliti saja.

B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan April 2015. 2. Tempat penelitian

Penelitian dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara VII bagian produksi karet unit Padang Pelawi, Bengkulu.

C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah orang-orang yang mengerti tentang sistem produksi pada perusahaan tersebut, diantaranya pimpinan, karyawan bagian produksi, dan bagian administrasi.

2. Objek penelitian

Objek yang akan diteliti adalah sistem produksi yang disajikan oleh perusahaan, beserta dengan pengendalian internnya.


(48)

D. Data penelitian

Data yang dibutuhkan oleh penulis dari perusahaan dalam penelitian ini adalah:

1. Gambaran umum perusahaan

2. Sejarah dan perkembangan perusahaan 3. Prosedur kegiatan produksi

4. Fungsi-fungsi yang terkait dengan sistem produksi

5. Dokumen sumber dan dokumen pendukung dalam sistem produksi 6. Pengendalian intern produksi

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Dokumentasi

Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara mengutip data perusahaan. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang gambaran umum perusahaan dan siklus produksi perusahaan.

2. Wawancara

Peneliti juga melakukan wawancara langsung pada manajer atau karyawan yang bersangkutan, yang berkaitan dengan subjek dan objek penelitian.

3. Observasi

Peneliti akan melakukan observasi terhadap dokumen-dokumen yang berkaitan dengan pengendalian intern sistem produksi. Adapun dokumen dokumen yang diperiksa meliputi:


(49)

a. Order produksi

b. Laporan permintaan bahan baku c. Laporan aktivitas produksi harian d. Laporan produksi selesai

e. Laporan pengiriman barang kegudang F. Teknik Analisis Data

Teknik yang dipakai adalah Teknik Deskriftif, yaitu teknik yang mengumpulkan, mengolah, menyajikan, dan menganalisis data mengenai pengendalian intern terhadap sistem produksi pada perusahaan, sehingga memberikan gambaran yang cukup jelas untuk menarik kesimpulan tentang keefektifan pengendalian intern tersebut.

1. Untuk menjawab pertanyaan pertama

Untuk mengevaluasi apakah pengendalian intern sistem produksi pada PT. Perkebunan Nusantara VII sudah berjalan sesuai dengan kelima komponen pengendalian intern menurut COSO(Commite Of Sponsoring Organization) adalah:

a). Mendeskripsikan dan memahami pengendalian intern sistem produksi dan juga melihat apakah ada fungsi penjualan, otorisasi produksi, produksi, perencanaan dan pengawasan produksi, gudang, fungsi akuntansi biaya, dan fungsi akuntansi umum.

b). Mendeskripsikan adanya pemisahan fungsi.


(50)

d). Membandingkan secara satu persatu dari kelima komponen struktur pengendalian intern menurut teori COSO (Committe of Sponsoring Organization) dengan kegiatan pengendalian yang telah dilakukan pada perusahaan, dangan begitu peneliti dapat mendeskripsikan pengendalian intern yang sudah berjalan apakah sudah sesuai dengan kelima komponen struktur pengendalian intern menurut teori COSO

(Committe of Sponsoring Organization) yaitu lingkungan

pengendalian , penaksiran resiko, informasi dan komunikasi, aktivitas pengendalian serta pemantauan dan membandingkannya dengan kegiatan serta penerapan pengendalian pada perusahaan pada saat dilakukannya penelitian. Cara yang dilakukan dalam membandingkan semua teori dengan praktiknya digambarkan dalam tabel. Dengan dibuatnya tabel diharapkan para pembaca dapat dengan mudah membandingkan antara teori dengan praktik apakah sudah terlaksana atau belom.

2. Untuk menjawab permasalahan kedua

Untuk mengevaluasi apakah pengendalian intern pada sistem produksi di PT. Perkebunan Nusantara VII sudah efektif. Metode yang digunakan untuk menguji efektivitas SPI ini adalah fixed -sample –size attribute sampling. Digunakan metode ini karena penulis belum mengetahui apakah sistem pengendalian intern yang ada pada PT. Perkebunan Nusantara VII sudah efektif atau belum dan karena penulis


(51)

belum yakin dengan sistem pengendalian yang sudah ada pernah diteliti atau belum.

Pengambilan sampel dengan metode ini ditujukan untuk memperkirakan persentase terjadinya mutu tertentu dengan populasi. Model ini terutama digunakan jika melakukan pengujian terhadap suatu unsur pengendalian intern dan dalam pengujian tersebut akan menjumpai beberapa kesalahan.

Adapun prosedurnya adalah:

a) Menentukan atribut yang akan diperiksa dalam penelitian ini tandatangan atau otorisasi dari pihak berwenang.

b) Menentukan populasi yang akan diambil sampelnya. Dokumen yang akan dipakai untuk mengambil sampel adalah dokumen tahun 2015 dari bulan Januari sampai April . Dokumen yang dimaksud adalah Order produksi, Laporan permintaan bahan, Laporan aktivitas peoduksi harian,Laporan produksi selesai, Laporan pengiriman kegudang

c) Menentukan besarnya sampel. Untuk menentukan besarnya sampel yang akan diambil dari populasi tersebut secara statistik, maka terlebih dahulu ditentukan:

1. Tingkat keandalan atau disingkat R%.

Dalam pengujian kepatuhan ini menggunakan tingkat keandalan 95%.


(52)

Dalam pengujian ini peneliti menentukan taksiran presentase kesalahan dalam populasi sebesar 5%.

3. Penentuan batas ketepatan atas yang diinginkan( desired upper precision limit atau DUPL). Peneliti menentukan batas maksimum kesalahan yang masih dapat diterima sebesar 5%. Setelah itu lihat tabel penentu besarnya sample dengan tingkat keandalan 95%. Adapun cara untuk menetukan besarnya sampel dari tabel tersebut dengan cara:

1. Lihat kolom taksiran persentasekesalahan populasi (expected percent rate of occurrence) pada tabel tersebut,cari angka 1%.

2. Cari DUPL (baris diatas) sebesar 5%.

3. Cari penentuan antara kolom accurrence rate 1% dengan DUPL 5%

4. Kolom accurrence rate 1% dengan DUPL 5% bertemu pada angka 100. Artinya sampel yang harus di ambil adalah sebesar 100.

Dalam penentuan accurrence rate 1% peneliti telah melakukan perhitungan terhadap 100 dokumen acak dan telah ditemukan 1 kesalahan, dengan begitu peneliti dapat memperhitunganaccurrence rate dengan cara: × 100% = 1%.


(53)

Dalam penelitian ini, pemilihan anggota 100 sampel. Adapun caranya adalah dari keseluruhan populasi akan dikelompokan menurut bulan diterbitkannya dokumen perusahaan (sampel)tersebut. Karena periode penelitian diambil 4 bulan (Januari-April ) maka dari setiap bulannya akan diambil 25 sampel secara acak.

e) Pemeriksaan terhadap attribute yang menunjukan efektivitas unsur pengendalian intern.

Cara pemeriksaan terhadap attribute yang akan menunjukan efektivitas unsur pengendalian intern adalah dari jumlah samplel yang diambil tersebut, kemudian diperiksa attributenya yaitu berupa tandatangan atau otorisasi dari pihak yang berwenang. Jika dari suatu attribute sampel tersebut ditemukan dokumen yang tidak ada tanda tangan atau otorisasi dari pihak yang berwenang, maka akan dicatat berapa kali ditemukan hal tersebut.

f) Evaluasi hasil pemeriksaan terhadapattributeanggota sampel

Untuk menentukan efektivitas suatu unsur sistem pengendalian intern tersebut, digunakan tabel evaluasi hasil yang memiliki tingkat keandalan sesuai dengan yang digunakan untuk menentukan besarnya sampel yang lalu. Dengan tabel (lampiran) tersebut dapat ditemukan berapaachieved upper precisioon limit(AUPL).

Pencarian AUPL dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Lihat tabel evaluasi hasil keandalan 95%


(54)

2. Dalam kolom sample size, dicari angka sebesar sample yang telah dipilih yaitu 100

3. Dari angka sample size kemudian pencarian diarahkan kekanan secara horizontal untuk menemukan angka kesalahan yang dicari.

4. Dari angka kesalahan jika ditarik secara horizontal ke kiri didapati sample size, ditarik vertikal keatas untuk menemukan achieved upper precision limit. Lalu di bandingkan AUPL dengan DUPL.

Jika AUPL > DUPL maka SPI tidak efektif Jika AUPL≤ DUPL maka SPI efektif


(55)

37

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah PT. Perkebunan Nusantara VII

Kronologis berdirinya Unit Usaha Padang Pelawi diawali dengan terbitnya Surat Menteri Pertanian No. 518/Mentan/VI/1980 tanggal 6 Juni 1980 perihal penugasan kepada Direksi PT Perkebunan di Indonesia termasuk PT Perkebunan XXIII (Persero) Surabaya untuk mengadakan penjajakan dan penelitian kemungkinan pelaksanaan perkebunan inti rakyat (PIR) di daerah Bengkulu yang dalam pelaksanaannya berkoordinasi dengan Dirjen BUN/Dirjen Trans dan PEMDA Tk. I Bengkulu. Dalam surat dari Dirjen Perkebunan Departemen Pertanian Republik Indonesia No. 949/E/VII/1980 tanggal 17 Juli 1980 Perihal mohon bantuan kepada Gubernur Kepala Daerah Tk. I Bengkulu untuk penyediaan tanah kebun inti PTP XXIII danStart-up Projectdalam rangka proyek NES VI di Bengkulu. Terbitnya Surat Keputusan Gubernur KDH Tingkat I Bengkulu No. 320/SK/B.IV/1980 tanggal 27 Oktober 1980 tentang penunjukan lokasi tanah untuk proyek PIR/NES V Karet yang dilaksanakan oleh PT. Perkebunan XXIII (Persero) di Kecamatan Seluma Kabupaten Bengkulu Selatan dengan luas pencadangan untuk inti seluas 6.250 Ha.

Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 78/HGU/DA/1988 tanggal 1 Oktober 1988 tentang pemberian Hak Guna Usaha atas nama PT. Perkebunan XXIII (Persero) Surabaya melalui Kepala Direktorat Agraria Propinsi Bengkulu yang isinya antara lain:


(56)

diuraikan dalam peta situasi lampiran Pemerintah Panitia B Propinsi Bengkulu No. 16/RSLB/B/1988 tanggal 5 April 1988 seluas ± 5.905 Ha yang terletak di Desa Andalas Kecamatan Seluma Kabupaten Bengkulu Selatan Propinsi Bengkulu.

2. Luas yang pasti akan ditentukan kemudian berdasarkan hasil pengukuran dari Instansi Agraria.

3. Hak Guna Usaha berlaku sejak tanggal didaftarkan pada Kantor Agraria Kabupaten yang bersangkutan dan berakhir pada tanggal 31 Desember 2023. Hak Guna Usaha No. 03/BS dengan surat ukur No. 3046/PT/1988 seluas 5.804 Ha yang dikeluarkan oleh kantor Agraria Bengkulu Selatan tanggal 30 Desember 1988. Kemudian berdasarkan PP No. 12 tahun 1966 tanggal 14 Februari 1996 tertuang dalam Lembaran Negara RI No. 19 Tahun 1996 dan Akte Pendirian di Hadapan Notaris Harun Kamil SH. No. 40 tanggal 11 Maret 1996 dan disahkan oleh Menteri Kehakiman RI No. C2-8335 HT. 01-01 tahun 1996 tanggal 8 Agustus 1996.

B. Visi dan Misi perusahaan

PTPN VII memiliki Visi “Menjadi perusahaan agribisnis berbasis karet, kelapa sawit,teh dan tebu yang tangguh serta berkarakter global”. Sedangkan Misi dari PTPN VII yaitu “ Menjalankan usaha perkebunan karet, kelapa sawit, teh dan tebu dengan menggunkan teknologi budidaya dan proses pengolahan yang efektif serta ramah lingkungan. Mengembangkan usaha industri yang terintegrasi dengan bisnis inti (karet, kelapasawit, teh dan tebu) dengan menggunakan teknologi


(57)

Membangun tata kelola usaha yang efektif. Memelihara keseimbangan kepentingan stakeholders, untuk mewujudkan daya saing guna menumbuh kembangkan perusahaan.

C. Aset Perusahaan

Dalam budidaya karet perusahaan memiliki 9 afdelling dengan yang terdiri dari perkebunan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM), Tanaman Menghasilkan (TM) dan afdilling untuk pembibitan dengan luas keseluruhan 5.804 Ha, gedung administrasi,m musola,rumah inap bagi pekerja, gedung pabrik, bengkel, mesin pengolahan karet SIR(Standard Indonesian Rubber) dan RSS Ribber Smoked Sheet), serta genset.

D. Komoditas Unit Usaha

Komoditas tanaman yang dikembangkan di kebun inti Unit Usaha Padang Pelawi adalah karet. Tanaman ini dibudidayakan pada tanah dengan kontur yang bervariasi. Budidaya yang dilaksanakan meliputi pembibitan, Tanaman Belum Menghasilkan (TBM), dan Tanaman Menghasilkan (TM ). Secara administrative, kebun inti Unit Usaha ini terbagi ke dalam 8 afdelling. Setiap afdelling tersebut dipimpin oleh seorang Sinder Tanaman. Organisasi kerja yang dikepalai oleh Sinder Tanaman tersebut bertanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan operasional maupun administrasi terkait dengan tanaman dalam afdellingnya.Unit Usaha Padang Pelawi juga memiliki 1Afdelling bibitan dikepalai seorang Sinder Bibitan. Pohon-pohon karet yang dimiliki unit usaha saat ini adalah pohon-pohon


(58)

menghasilkan saat ini adalah pohon dari tahun tanam 2003 sampai tahun2007. E. Produk yang Dihasilkan

PTPN VII (Persero) adalah salah satu perusahaan perkebunan milik negara. Produk utama PTPN VII yaitu karet, minyak sawit, teh dan gula. Tetapi dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan pada unit usaha perkebunan karet. Dalam komoditi karet ini perusahaan menghasilkan produk SIR(Standard Indonesian Rubber)dan RSS(Ribber Smoked Sheet).

F. Kehidupan Sosial Kemasyarakatan

Dalam programCorporate Social Responsibilty(CSR), PTPN VII (Persero) Unit Usaha Padang Pelawi telah menjalin hubungan yang baik dan bersifat berkesinambungan dengan masyarakat sekitar wilayah kerja dalam pelaksanaan kegiatan berupa kegiatan keagamaan, kegiatan sosial dan kegiatan kebudayaan. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan antara lain:

1. Kegiatan Keagamaan: Pada bulan Ramadhan, Unit Usaha Padang Pelawi melaksanakan kegiatan rutin yaitu kegiatan Safari Ramadhan ke masjid-masjid di desa sekitar dengan memberikan bantuan-bantuan sarana ibadah.

2. Kegiatan Sosial: Unit Usaha Padang Pelawi ikut berpartisipasi dalam kegiatan yang dilaksanakan di Kecamatan maupun yang dilaksanakan di desa-desa sekitar seperti kegitan sosial KB geratis, sunat massal, dan posyandu.


(59)

nilai kebudayaan yang ada di wilayah kerja PTPN VII unit usaha terdapat beragam kebudayaan namun walaupun demikian antara pekerja dan anggota masyarakat yang ada tetap terjalin dengan baik dan saling menghargai satu sama lainnya.

4. Tokoh masyarakat dan tokoh pemerintahan: Dalam menciptakan rasa aman di wilayah kerjanya, Unit Usaha Padang Pelawi telah menjalin hubungan komunikasi dengan tokoh masyarakat dan tokoh pemerintahan. G. Struktur Organisasi,Job Deskdan Jam Kerja

1. Struktur Organisasi

Struktur organisasi berada dilampiran dalam skripsi. 2. Job Desk

a. Direksi

Direksi berwenang untuk menetapkan kebijakan dan mengatur penyerahan kekuasaan direksi kepada seseorang atau beberapa anggota untuk mengambil keputusan atas nama direksi atau mewakili perseroan didalam atau diluar pengadilan. Serta mengatur tentang kepegawaian perseroan termasuk penetapan gaji,pensiun atau tunjangan hari tua dan penghasilan lain bagi pekerja perseroan berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.

b. Bagian Pengawasan Intern

Bagian pengawasan internal memiliki kewajiban menetapkan jadwal pelaksanaan audit, melaksanakan audit manajemen maupun


(60)

membina serta memberi penilaian kinerja pekerja. c. Sekertaris Perusahaan

Sekertaris perusahaan memiliki kewajiban untuk merumuskan kebijakan strategi tatakelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance), strategi komunikasi, brand manajemen, pengelolaan hubungan internal dan eksternal dan menjamin manajemen mematuhinya serta merumuskan kebijakan hubungan investor, kelembagaan dan kegiatan protokoler.

d. Direktorat Produksi

Direktorat produksi memiliki kewajiban serta bertanggung jawab atas perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan pada seluruh kegiatan yang menyangkut produksi dan investasi yang telah diputuskan oleh direktur utama baik tanaman maupun non tanaman, bertanggung jawab pula atas segala aktivitas yangmenyangkut pengolahan dan bidang teknik sehingga menghasilkan mutu dan kualitas sebagaimana yang diharapkan, kerja seluruh distrik, unit dan bagian-bagian yang berkaitan dengan aktivitas produksi termasuk unit plasma, serta bertanggung jawab atas hal-hal yang berkaitan dengan biaya, baik investasi maupun eksploitasi termasuk pengendalian harga pokok.


(61)

Kepala bagian tanaman berkewajiban untuk merumuskan kebijakan dan perencanaan yang berkaitan dengan bidang tanaman dan melaksanakan monitoring dan evaluasi atas kebijakan direksi dibidang tanaman.

f. Kepala Bagian Teknik dan Pengolahan

Kepala bagian teknik dan pengolahan berkewajiban untuk memastikan pelaksanaan pross bisnis dan program kerja di bagian teknik dan pengolahan yang meliputi bidang teknik pabrik, teknik tanaman, teknik sipil dan pengolahan, serta memastikan penyusunan Corporate Plan(CP), Rencana jangka Panjang (RPJ) serta mengkoordinir penyusunan dan pembahasan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), Rencana Kerja Operasional (RKO) bidang teknik dan pengelolaan sejalan dengan sasaran dan perkembangan perusahaan serta mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaannya.

g. Direktur SDM dan Umum

Direktur SDM dan umum memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan , pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan pada seluruh kehiatan pembinaan SDM yang meliputui personalia, hubungan antar kerja,kesejahteraan pekerja, pendidikan latihan, keselamatan dan kesehatan kerja (K3), dan hal-dal yang


(62)

masyarakat (humas),hukum dan pertahanan. h. Kepala Bagian Sumber Daya manusia

Kepala bagian sumber daya manusia memiliki kewajiban atas perumusan kebijakan perencanaan dan rekrutmen serta menjamin pelaksanaannya, merumuskan kebijakan dan strategi pengembangan, pendidikan, training. Merumuskan dan melakasanakan kebijakan sistem remunerisasidan pensiun, sistem informasi SDM, kesehatan pegawai, serta menjamin pelaksanaan pengembangan organisasi, pelaksanaan hubungan industrial dan pelaksanaanknowladgemanajemen.

i. Kepala Bagian Hukum dan Regulasi

Kepala bagian hukum dan regulasi berkewajiban untuk memastikan kelancaran pelaksanaan program kerja di bagian hukum dan regulasi berjalan dengan efektif, sesuai dengan target kerja yang tercantum dalam RKAP dan RKO.

j. Kepala Bagian Umum

Kepala bagian umum dan PKBL berkewajiban untuk memastikan pelaksanaan implementasi kegiatan/program di bagian umum dan PKBL berjalan dengan baik, serta memastikan kelancaran dan tertib administrasi bidang umum dan PKBL.


(63)

Direktur keuangan berkewajiban atas perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan pada seluruh kegiatan yang menyangkut keuangan yang berlaku umum,dan pengelolaan sumber dana dan penggunaan dana yang mendorong peningkatan produktivitas dan pengendalian harga pokok penjualan.

l. Kepala Bagian Keuangan

Kepala bagian keuangan memiliki kewajiban untuk memastikan pelaksanaan kegiatan/program di bagian keuangan berjalan secara efektif dan efisien sesuai Standar oprating Procedure(SOP)

m. Kepala Bagian Pemasaran

Kewajiban dari kepala bagian pemasaran yaitu menyusun, memonitoring dan evaluasi Rencana Kerja Operasional(RKO) dan Rancangan Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) bidang pemasaran, serta melakukan kajian terhadap strategi dan rencana pemasaran hasil produksi, baik untuk pemasaran ekspor maupun pemasaran lokal

n. Direktur Perencanaan dan Pengembangan

Tanggung jawab direktur Perencanaan dang pengembangan meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan


(64)

pengembangan usaha dam pemasaran yang meliputi penentuan harga jual, stok, produksi,distribusi/penyaluran barang, pengembangan produk dan promosi sehingga mencapai sasaran yang diinginkan.

o. Kepala Bagian Logistik

Kepala bagian logistik memiliki kewajiban untuk memastikan pelaksanaan implementasi kegiatan/program dalam bidang logistik berjalan dengan baik.

p. Kepala Bagian Perencanaan dan Pengembangan

Kepala bagian perencanaan dan pembangunan memiliki tanggung jawab dalam pengkajian yang bersifat lintas fungsional dan atau berskala korporat, bertanggung jawab sebagai koordinator dalam pentusuna RJPP(Rancangan Jangka Panjang Perusahaan) serta bertanggung jawab atas pengembangan bisnis baik yang bersifat organik maupun an-organik.

q. Kepala Bagian Teknologi Informasi dan Sistem

Kepala bagian ini berkewajiban untuk memastikan beberapa hal meliputi kelancaran informasi berbasis teknologi informasi, pelaporan bidang teknologi informasi dan pengembangan sistem akurat dan tepat waktu, memastikan jumlah dan kualitas peralatan dan jaringan teknologi informasi dan sistem guna mendukung


(65)

memastikan biaya bagian teknologi informasi dan sistem sesuai dengan RKAP.

r. Distrik

Distrik dipimpin oleh general manager, memiliki kewajiban untuk memastikan perumusan kebijakan dan perencanaan yang berkait dengan bidang pelaksanaan operasional perusahaan distrik dan unit, memastikan penyusunan RKAP(Rencana Kerja Anggaran Perusahaan) dan RKO(Rencana Kerja Oprasional), memastikan penggunaan dan pengendalian biaya efisien dan efektif dengan menggunakan pedoman RKAP (Rencana Kerja Anggaran Perusahaan) dan RKO (Rencana Kerja Oprasional) yang telah disahkan, serta memastikan laporan kinerja distrik dan unit lengkap,akurat, dan tepat waktu.

s. Management Representative

Management representive berkewajiban untuk menyiapkan dan merevisi dokumen Sistem Manajemen Terpadu (SMT), mempersiapkan tinjauan manajemen ,jadwal pertemuan dan melakukan managemen review, mempersiapkan jadwal dan memantau pelaksanaan audit internal serta berkoordinasi dengan kepala bagian teknologi Informasi dan sistem mengenai isu-isu kualitas/ ketidaksesuaian & laporan Audit.


(66)

Jam kerja kantor pada PT. Perkebunan Nusantara VII yaitu hari senin-sabtu, pada hari senin-jumat jam kerja kantor dimulai pukul 07.00-16.00 WIB, sedangkan pada hari sabtu jam kantor hanya beroperasi mulai pukul 07.00-13.00 WIB.Untuk jam kerja pada pabrik sendiri berbeda dengan jam kerja kantor, jam kerja pabrik terbagi atas 2 bagian yaitu sift dan non-sift. Jika non-sift yaitu dimulai pukul 07.00-15.00 WIB, yang termasuk bukan non-sift yaitu pada bagian Bokar, Packing, laboratorium, falet.

Untuk jam kerja shift itu juga di bagi menjadi 2 bagian, yaitu pengolahan kering dan pengolahan basah,untuk shift I dimulai pukul 07.00-15.00 WIB untuk sift II pikul 15.00-23.00 WIB. Hanya bedanya untuk pengolahan basah ada istirahat total 1 jam di setiap siftnya sedangkan untuk bagian kering tidak ada jam istirahat, hanya saja sistem bergantian.

H. Pengendalian Intern Sistem Produksi Pada PT Perkebunan Nusantara VII

1. Fungsi-Fungsi yang terkait dalam pengendalian sistem produksi pada PT. Perkebunan Nusantara VII unit Padang Pelawi adalah fungsi penerimaan Bokar (Bahan Olah Karet), fungsi produksi, fungsi gudang dan fungsi akuntansi.


(67)

Fungsi penerimaan bokar berperan dalam penerimaan dan pembelian bahan baku dari petani. Pada fungsi ini juga diketahui berapa kadar yang terkandung didalamnya, serta untuk memeriksa apakah karet atau bahan baku berkualitas baik, hal ini dilihat dari banyak atau tidaknya sampah yang terdapat pada bokar, jika terlalu banyak sampah atau kotoran yang ada didalamnya maka bokar akan di kembalikan kepada petani.

Pertama-tama bokar ditimbang di jembatan timbang, dan dihitung berapa jumlah yang harus dibayarkan kepada petani, dokumen pendukungnya berupa surat pengantar dari bagian penimbangan yang diketahui oleh pihak ke III yaitu petani dan penimbang. Pada setiap harinya akan dilaporkan dalam bentuk berita acara. Pembuat laporan berita acara yaitu petugas penerimaan bokar, diketahui oleh sinder pengolahan atau asisten pengolahan, dan disetuhui oleh manager unit.Berikut ini terdapat aliran aktivitas dalam penerimaan bokar


(68)

Gambar 1: Aliran Aktivitas Penerimaan Bokar Sumber: Pedoman Sistem Manajemen Terpadu PTPN VII

Pelaksanaan Bongkar, Sortir dan Analisa Mutu Bahan Baku

MengirimBerkasPembayaran Pengumpulan Bahan Baku

TransferFricing Membuat PUK Pembelian Bahan Baku

tidak

ya Mitra/pihakIII

Memetakan Potensi Bahan Baku

Melaksanakan Penimbangan

Menganalisa Pembelian BahanBaku

Menetapkan Harga Beli

setuju dengan harga yang ditawarkan ?


(69)

Fungsi produksi berperan dalam pengolahan bahan baku karet hingga menjadi SIR atau RSS, bagian produksi di kepalai oleh sinder produksi dan terdapat pula asisten pengolahan untuk mengawasi kegiatan produksi. Dalam kegiatan produksi ada beberapa tahap yang harus dilalui, mulai dari penerimaan bokar, pencucian, penggilingan, pengolahan kembali, pematangan, pengepresan dan terakhir pengepakan. Dalam setiap kali produksi ada laporan yang harus dibuat yaitu laporan pengolahan harian, di dalam laporan terdapat keterangan jumlah yang diolah, jumlah jadi pada setiap siftnya. Dokumen tersebut di buat 2 rangkap dimana rangkap pertama diserahkan kemanager unit dan yang rangkap kedua diarsipkan dibagian produksi. Dalam laporan yang dibuat telah diketahui oleh 2 pihak, yaitu asisten pengolahan serta manager unit.Berikut ini merupakan aliran aktivitas pengolahan bokar


(70)

RSS SIR Tida k Tidak ya 1 Bahan Baku Melaksanakan Pembentukan lembaran crape Melaksanakan Pengenceran Melaksanakan Pencacahan Melaksanakan Penjemuran crepe Melaksanakan pengumpulan Melaksanakan Pengasapan Melaksanakan Penggilingan Melaksanakan Pengeringan Melaksanakan Penggilingan& peremahan Jenis Bahan Baku Produk Matang ? 2 lump latek Melaksanakan sortasi Tidak ya 2 Melaksanakan Penimbangan dan

Pengepakaan MelaksanakanPengujian Mutu

Melaksanakanpengemasan

SesuaiSNI ?

MelaprkanStok Produksi

MelaksanakanPenyimpanan

Gambar 1: Aliran Aktivitas Penerimaan Bokar Sumber: Pedoman Sistem Manajemen Terpadu PTPN VII


(71)

1. Fungsi Gudang

Fungsi gudang berfungsi dalam penerimaan barang jadi yang akan siap dikirim ketempat pengiriman bagi konsumen. Setiap barang yang telah di pak/packing diserahkan kegudang, setiap barang yang telah selesai di produksi langsung di serahkan kegudang, jadi jumlah yang di produksi hari itu di serahkan ke gudang pada hari itu juga kecuali jika hari libur, maka pengiriman barang jadi kegudang ditunda untuk pengirimannya dan di letakkan pada gudang sementara yang berlokasi sama pada ruang produksi, setiap pengiriman barang kegudang, jumlah dan kuaalitas sudah dicek terlebih dahulu dan telah melewati uji kadar yang dilakukan oleh bagian laboratorium dan telah di ketahui oleh sinder pengolahan atau asisten pengolahan.setelah barang disimpan kegudang bagian gudang membuat persediaan barang. Berikut ini merupakan aliran aktivitas penerimaan barang digudang.


(72)

tidak

ya

Gambar 3: Aliran Aktivitas penerimaan barang kegudang Sumber: Pedoman Sistem Manajemen Terpadu PTPN VII

Menerima Barang dan/ jasa

MemverifikasikanBarang dan/atau jasa

Mengeluarkan barang gudang

Melaporkanpersediaan barang

Mengajukan permintaan

pengeluaran barang Menyimpanbarang gudang

Membuatbukti penerimaan barang

dan/atau jasa Menolak/mengembalikan


(73)

d. Fungsi Akuntansi

Dalam proses ini kegiatan yang dilakukan adalah memposting semua jurnal transaksi yang telah disetujui oleh kepala bagian Akuntansi/General Manager/Manajer unit. Dalam proses ini kegiatan yang dilakukan adalah membuat jurnal untuk transaksi yang belum diketahui ataupun dikoreksi atas jurnal yang sudah diposting setelah neraca percobaan ditutup pada akhir bulan(jurnal penyesuaian) membuat jurnal penutup dan jurnal balik atas rekening laba/rugi pada akhir taun serta membuat jurnal audit setelah dilakukan pemeriksaan oleh auditor eksternal. Yang bertanggung jawab dan melakukan postingan jurnal transaksi yaitu asisten kepala/asisten AKU (Akuntansi Keuangan dan Umum), kepala bidang AKU(Akuntansi Keuangan dan Umum) serta kepala urusan akuntansi keuangan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam aliran aktivitas dibawah ini.


(74)

Gambar 4: Aliran Aktivitas Akuntansi

Sumber: Pedoman Sistem Manajemen Terpadu PTPN VII Tidak

ya

Melakukanjurnal penyesuaian

Melakukan postingjurnal

Penyesuaian

Apakah setuju dengan akun jurnal yang dibuat ?

ya

Tidak

Melakukanjurnal transaksi

Melakukanposting jurnal transaksi

Apakah setuju dengan akun jurnal yang dibuat ?


(75)

2. Pemisahan Fungsi

PT. Perkebunan NusantaraVII Unit Usaha Padang Pelawi memiliki pemisahan fungsi yang berkaitan dengan pengendalian produksi, antara lain fungsi penerimaan bokar, fungsi produksi, fungsi gudang dan fungsi akuntansi. Prmisahan fungsi tertera dalam job desk masing-masing orang yang berwenang yaitu:

a. Petugas PenimbangCrape

Tanggung jawab petugas penimbangcrape:

1. Bertanggung jawab kepada Mandor Pengolahan Basah untuk terlaksananya proses pengolahan basah terutama sesuai dengan ketentuan.

2. Bertanggung jawab terhadap kebersihan lingkungan kerjanya. 3. Menjaga aset materi dan sumber daya manusia di bagian

pengolahan serta meningkatkan produktivitas pekerjaannya. b. Sinder Pengolahan

Sinder pengolahan bertanggung jawab atas:

1. Jumlah dan mutu produksi bokar masuk, LG. Basah dan LG. Kering.

2. Menyediakan biaya pengolahan, serta menyediakan data administrasi pengolahan yang lengkap dan akurat.


(76)

3. Menjaga aset materi an sumber daya manusia di bidang pengolahan serta meningkatkan produktivitas pekerja bawahannya, dan

4. Menciptakan hubingan yang baik dalam lingkup pekerja maupun dengan pihak luar yang terkait dengan kegiatan bidang pengolahan.

c. Mandor Penerimaan Bokar

Mandor penerimaan bokar bertanggung jawab untuk :

1. Terlaksananya kegiatan penerimaan bokar di pabrik sesuai ketentuan.

2. Mengawasi proses penerimaan bokar dalam kuantitas maupun kualitas (mutu).

3. Menyediakan data penerimaan bokar yang lengkap dan akurat. 4. Melakukan penjagaan aset materi dan sumber daya manusia di

bagian penerimaan bokar serta meningkatkan produktivitas pekerja bawahannya.

5. Menciptakan hubungan baik dalam lingkungan pekerja maupun dengan pihak-pihak terkait dengan penerimaan bokar.

d. Operator Timbang

Operator Timbang memiliki tanggung jawab untuk :

1. Melaksanakan kegiatan penerimaan bokar di pabrik sesuai degan ketentuan


(77)

2. Mengawasi proses penerimaan bokar dalam kuantitas maupun kualitas (mutu) dan menyediaan data penerimaan bokar yang lengkap dan akurat.

3. Menjaga aset materi dan sumber daya manusia di bagian penerimaan bokar serta meningkatkan produktivitas pekerjanya. 4. Menciptakan hubungan yang baik dalam lingkup pekerja

maupun dengan pihak-pihak luar terkait dengan penerimaan bokar.

e. Krani Produksi

Krani produksi atau pengolahan bertanggungjawab kepada sinder pengolahan atas:

1. Kelancaran kegiatan administrasi pengolahan.

2. Melakukan penyimpanan data-data pengolahan dengan baik serta menyediakan data-data yang terkait dengan pengolahan dengan lengkap.

f. Krani Kepala Gudang

Krani kepala Gudang produksi bertanggungjawab kepada kepala TUK ( Tata Usaha dan Kelola) untuk:

1. Mempertanggungjawabkan atas data/laporan penerimaan dan pengeluaran produksi.

2. Melakukan perhitugan jumlah (stok) produksi yang ada dalam gudang produksi.


(78)

Petugas P2K3 memiliki tanggung jawab untuk:

1. Terlaksananya kegiatan analiis mutu produk di pabrik sesuai norma.

2. Mengawasi mutu produk sesuai dengan spesifikasi mutu.

3. Bertanggung jawab untuk biaya operasional laboratorium dan menyediakan data administrasi laboratorium yang lengkap dan akurat.

4. Penjagaan aset materi dan sumber daya manusia bagian laboratorium.

5. Peningkatan produktivitas pekerjaan serta menciptakan hubungan yang baik dalam lingkup pekerja maupun dengan pihak-pihak luar terkait dengan kegiatan laboratorium.

h. Petugas Penerimaan Bokar

Petugas penerima bokar bertanggungjawab kepada mandor penerimaan untuk:

1. Terlaksananya kegiatan penerimaan bokar di pabrik sesuai dengan ketentuan.

2. Mengawasi proses penerimaan bokar dalam kualitas maupun kuantitas (mutu).

3. Menyediakan data penerimaan bokar yang lengkap dan akurat. 4. Menjaga aset materi dan sumber daya manusia dibagian

penerimaan bokar serta peningkatan produktivitas pekerjanya. 3. Dokumen yang Terkait


(1)

Tabel 7 Daftar Tanggal Dokumen Yang Terpilih Secara acak

No Tanggal No Tanggal No Tanggal No Tanggal 1 2/1/2015 25 1/2/2015 51 1/3/2015 76 2/4/2015 2 4/1/2015 27 2/2/2015 52 2/3/2015 77 4/542015 3 5/1/2015 28 4/2/2015 53 3/3/2015 78 5/4/2015 4 6/1/2015 29 5/2/2015 54 6/3/2015 79 6/4/2015 5 8/1/2015 30 6/2/2015 55 8/3/2015 80 8/4/2015 6 10/1/2015 31 7/2/2015 56 10/3/2015 81 10/4/2015 7 11/1/2015 32 8/2/2015 57 11/3/2015 82 11/4/2015 8 12/1/2015 33 9/2/2015 58 12/3/2015 83 12/4/2015 9 13/1/2015 34 10/2/2015 59 13/3/2015 84 13/4/2015 10 14/1/2015 35 11/2/2015 60 14/3/2015 85 14/4/2015 11 15/1/2015 36 12/2/2015 61 15/3/2015 86 15/4/2015 12 16/1/2015 37 13/2/2015 62 16/3/2015 87 16/4/2015 13 17/1/2015 38 14/2/2015 63 17/3/2015 88 17/4/2015 14 18/1/2015 39 15/2/2015 64 18/3/2015 89 18/4/2015 15 19/1/2015 40 16/2/2015 65 19/3/2015 90 19/4/2015 16 20/1/2015 41 17/2/2015 66 20/3/2015 91 20/4/2015 17 21/1/2015 42 18/2/2015 67 21/3/2015 92 21/4/2015 18 22/1/2015 43 19/2/2015 68 22/3/2015 93 22/4/2015 19 23/1/2015 44 20/2/2015 69 23/3/2015 94 23/4/2015 20 25/1/2015 45 21/2/2015 70 25/3/2015 95 25/4/2015 21 26/1/2015 46 22/2/2015 71 26/3/2015 96 26/4/2015 22 27/1/2015 47 23/2/2015 72 27/3/2015 97 27/4/2015 23 28/1/2015 48 24/2/2015 73 28/3/2015 98 28/4/2015 24 29/1/2015 49 25/2/2015 74 29/3/2015 99 29/4/2015 25 30/1/2015 50 26/2/2015 75 31/3/2015 100 30/4/2015


(2)

Komponen pengendalian intern

Narasumber

Lingkungan pengendalian

1

bagaimana komitmen untuk nilai-nilai integritas perusahaan apakah telah diterapkan atau dipraktikan ?

:

disini pihak manajemen maupun karyawan telah memiliki

komitmen dan integritas yang telah dituangkan dalam

manajemen mutu serta fakta inegritas

2

Lalu apakah independensi

pengawasan manajemen dan latihan pengembangan kinerja pengendalian internal sudah dilakukan ?

:

Manajemen telah memiliki tim satuan pengawasan internal dan pelaksanaan pelatihan yang berkaitan dengan peningkatan kualitas dan juga pengembangan SDMnya

3

untuk pengelolaan dengan pengawasan dewan, stuktur

organisasi, jalur pelaporan dan pihak berwenang serta tanggung jawab dalam pencapaian tujuan sudah dilakuakan ?

:

sudah itu sudah dilakukan , disini manajemen telah membuat dan menegaskan dengan strutur organisasi dan dengan struktur organisasi dapat menentukan tugas serta wewenang pada setiap level jabatan dalam proses

pencapaian sasaran perusahaan

4

bagaimana perusahaan

mempertahankan individu yang kompeten serta sejalan dengan tujuan dari perusahaan sendiri ?

:

manajemen tentu memiliki program pengembangan SDM sesuai dengan kebutuhan perusahaan


(3)

Penaksiran risiko

1

Apakah perusahan telah

mempertimbangkan potensi resiko-resiko yang akan terjadi dan

melakukan identifikasi terhadap resiko yang akan terjadi ?

:

tentu saja sudah , setiap kegiatan yang akan dilakukan pasti akan dipertimbangan

resiko-resikoyang akan di timbulkan juga.

2

apakah organisasi atau perusahaan sudah menetapkan tujuan dengan kejelasan yang cukup untuk

melakukan identifikasi dan penilaian resiko yang berkaitan dengan tujuan perusahaan itu sendiri ?

:

sudah, disini manajemen telah memiliki sasaran kinerja yang dituangkan dalam RKAP, RKO dan juga sasran mutu. Disini manajemen juga memiliki tim manajemn resiko yang bertugas untuk melakukan identifikasi dan mitigas resiko

3

apakah organisasi sudah melakukan identifikasi resiko terhadap

pencapaian tujuan dari seluruh entitas ini ?

:

tim manajemen telah melakukan identifikasi resiko , dan identifikasi resiko dilakukan pertriwulan oleh tim manajemen resiko itu sendiri.

Aktifitas pengendalian

untuk aktivitas pengendalian sendiri apa yang telah manajemen lakukan ?

:

manajemen selalu melakukan pengawasan, selalu melakukan evaluasi, mengidentifikasi dan menindak lanjuti terhadap hasil evaluasi dan identifikasi dalam proses pencapaian sasaran kerja

2

apakah organisasi atau perusahaan

telah memilih dan mengembangkan

:

perusahaan memilih & mengembangkan kegiatan


(4)

kegiatan pengendalian umum atas teknologi untuk mencapai tujuan ?

pengendalian umum atas teknologi untuk mendukung pencapaian tujuan dan Organisasi menyebarkan kegiatan

pengawasan sebagaimana diwujudkan dalam kebijakan

Informasi dan komunikasi

1

apakah perusahaan atau manajemen selalu mengomunikasikan informasi termasuk tujuan dan tanggung jawab untuk mendukung fungsi komponen lain dari pengendalian intern?

:

iya kami selalu

mengomunikasikan informasi termasuk tujuan dan tanggung jawab untuk mendukung fungsi komponen lain dari pengendalian intern.

2

sudahkan perusahaan atau menejemen menerapkan bahwa dalam

memperoleh atau dalam menghasilkan informasi harus merupakan informasi yang berkualitas dan relevan dengan tujuan untuk mendukung fungsi komponen lain dari pengendalian intern ?

:

sudah dan harus . Perusahaan ataupun manajemen selalu mengkominikasikan informasi, termasuk tujuan dan tanggung jawab untuk mendukung fungsi komponen lain dari pengendalian internal. Serta perusahaan

memperoleh atau menghasilkan dan menggunakan informasi yang relevan dan berkualitas untuk mendukung fungsi komponen lain dari pengendalian intern


(5)

Pengawasan

1

apa yang dilakukan perusahaan untuk melakukan penilaian pengawasan?

:

organisasi mengevaluasi dan mengkomunikasikan kekurangan pengendalian interen , dan perusahaan maupun manajemen melakukan evaluasi berkelanjutan dan atau terpisah untuk

meyakinkan apakah komponen pengendalian intern yang ada sudah berfungsi dengan baik.


(6)