Pengendalian Intern LANDASAN TEORI

,mencatat, dan melaporkan transaksi perusahaan termasuk pula kejadian-kejadian dan kondisi dan menyelenggarakan pertanggungjawaban atas aktivitas dan kewajiban yang bersangkutan. Komunikasi menyangkut pemberian pemahaman yang jelas tentang peran dan tanggung jawab masing-masing individu berkenaan dengan struktur pengendalian intern atas pelaporan keuangan. d. Aktivitas Pengendalian Al. Haryono Jusup 2010:263 juga mengemukakan dalam buku Auditingnya bahwa, “Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu meyakinkan bahwa perintah manajemen telah dijalankan untuk mencapai tujuan perusahaan”. Aktivitas pengendalian memiliki berbagai tujuan dan diterapkan pada berbagai jenjang organisasi dan fungsi. Aktivitas pengendalian yang relevan dengan audit laporan keuangan dikategorikan dengan berbagai cara, yaitu: 1 Pemisahan tugas Pemisahan tugas segregation of duties melibatkan pemastian bahwa individu tidak melaksanakan tugasnya yang tidak seimbang. Tugas dianggap tidak seimbang dari sudut pandang pengendalian ketika memungkinkan individu untuk melakukan suatu kekeliruan ataupun kecurangan dan kemudian berada pada posisi untuk menutupinya dalam pelaksanaan tugas normalnya. 2 Pengendalian pemrosesan informasi Pengendalian pemrosesan informasi information processing controls mengacu pada resiko yang berhubungan dengan otorisasi, kelengkapan dan akurasi transaksi. Terdiri dari 2 kategori, yaitu: a. Pengendalian umum. Tujuan pengendalian umum general controls adalah untuk mengendalikan pengembangan program, perubahan program, operasi komputer, dan mengamankan akses terhadap data dan program. b. Pengendalian aplikasi. Pengendalian aplikasi application controls dirancang untuk menyediakan keyakinan yang memadai bahwa pencatatan, pemrosesan dan pelaporan data oleh teknologi informasi secara tepat dilaksanakan untuk aplikasi tertentu. c Pengendalian fisik. Pengendalian fisik physical controls menaruh perhatian terhadap pembatasan dua jenis aktiva dan catatan yang penting seperti akses fisik langsung, akses tidak langsung melalui persiapan atau pemrosesan dokumen seperti pesanan penjualan dan pengeluaran nota yang mengotorisasi penggunaan dan disposisi aktiva. 4 Review kinerja Review digunakan untuk menilai kinerja dan juga dapat digunakan untuk menganalisis dalam perancanaan audit, serta melakukan review terhadap laporan yang mengikhtisarkan secara terinci dari saldo akun serta melakukan review terhadap kinerja aktual yang dibandingkan dengan anggaran, peramalan atau jumlah periode sebelumnya. e. Pemantauan Pada buku Auditing yang disusun oleh Al. Haryono Jusup 2008:270 menyatakan bahwa, “Pemantauan atau pemonitoring adalah suatu proses penilaian kualitas kinerja struktur pengendalian intern sepanjang masa”. Hal itu menyangkut penilaian tentang rencana dan pelaksanaan operasi pengendalian oleh orang yang tepat untuk setiap periode waktu tertentu, untuk menentukan bahwa sistem pengendalian intern telah berjalan sesuai dengan yang dikehendaki dan bahwa modifikasi yang diperlukan karena adanya perubahan-perubahan kondisi telah dilakukan. Faktor-faktor berikut yang dipertimbangkan dalam memutuskan bagaimana mengimplementasikan setiap komponen, yaitu: Ukuran entitas, karakteristik organisasi dan kepemilikan, sifat dari usaha, keanekaragaman dan kompleksitas dari operasi, metode pemrosesan data, persyaratan hukum dan peraturan yang berlaku.

C. Efektivitas

Pada buku Pemeriksaan Kinerja yang disusun oleh Johny Setyawan 1988:56 bahwa, “Pengertian efektivitas tidak lepas dari pengertian efisiensi karena terdapat hubungan yang erat. Efisiensi dapat dirumuskan dengan melihat kapasitasnya”. Pendek kata merupakan berbandingan antara input dengan output, sedangkan efektivitas dirumuskan sebagai derajad suatu keberhasilan suatu organisasi dalam usahanya untuk mencapai apa yang menjadi tujuan perusahaa. Jadi sebenarnya pengertian efektivitas berhubungan dengan hasil operasionalnya”.

D. Sistem Produksi

1. Pengertian Siklus Produksi “Sistem atau siklus produksi berkaitan dengan proses mengubah bahan baku menjadi barang jadi. Siklus ini meliputi perencanaan dan pengendalian tentang jenis dan jumlah barang yang diproduksi, tingkat persediaan yang harus diselenggarakan, dan transaksi-transaksi serta kejadian-kejadian yang bersangkutan dengan proses produksi” AL. Haryono Jusup 2002:151. Transaksi dalam siklus ini dimulai pada saat bahan baku diminta untuk keperlukan produksi, dan diakhiri dengan pengiriman barang yang diproduksi menjadi barang jadi. Transaksi- transaksi dalam siklus ini disebut transaksi-transaksi produksi 2. Fungsi-fungsi serta Pengendalian yang Terkait dengan Siklus Produksi a. Fungsi Penjualan Jika dalam suatu perusahaan produksinya berdasarkan pesanan dari pembeli, bagian order penjualan berfungsi menerima order dari customer dan menentukan order tersebut ke departemen produksi. Order pelangganyang telah ditulis dalam formulir pemesanan, maka order dari pelanggan dapat diserahkan langsung oleh fungsi penjualan ke fungsi produksi untuk dapat segera diproses. Juka dalam perusahaan yang berproduksi secara massa, fungsi penjualan melayan order dari customer berdasarkan sediaan produk jadi yang ada digudang. b. Fungsi Otorisasi Produksi Fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat perintah produksi bagi bagian-bagian yang ada dibawahnya yang akan terkait dalam pelaksanaan proses produksi guna memenuhi perintah produksi dan fungsi penjualan. Fungsi otorisasi produksi berada ditangan departemen produksi dan biasanya dibantu oleh fungsi perencanaan dan pengawasan produksi dalam pembuatan order produksi tersebut. Order produksi tersebut dituangkan dalam bentuk tertulis berupa dokumen yang disebut dengar order produksi. Surat order produksi ini dilampiri surat kebutuhan dan daftar kegiatan produksi. c. Fungsi Produksi Fungsi ini bertanggung jawab untuk melaksanakan produksi sesuai dengan surat order produksi yang diterima dari departemen produksi dan daftar kebutuhan bahan serta daftar kegiatan produksi yang melampiri surat order produksi. d. Fungsi Perencanaan dan Pengawasan Produksi Fungsi ini bertanggung jawab untuk membantu Departemen Produksi dalam merencanakan dan mengawasi kegiatan produksi. Otorisasi pelaksanaan produksi diberikan didepartemen perencanaan dan pengendalian produksi berdasarkan order yang diterima dari pesananpembeli atau analisis taksiran penjualan dan permintaan barang. Dokumentasi otorisasi dilakukan dengan menerbitkan order produksi bernomor urut tercetak. Selain itu dibuat juga laporan permintaan bahan yang menunjukan bahan baku dan bahan lain yang dibutuhkan bahan yang harus dibeli dahulu, maka salah satu copy laporan dikirimkan ke bagian pembelian. Perencanaan dan pengendalian produksi juga bertanggung jawab atas pemonitoran pemakaian bahan dan tenaga kerja, dan mengikuti perkembangan-perkembangan order produksi sampai order-order tersebut selesai dan ditransfer ke bagian barang jadi. Dalam pelaksanaan tanggungjawab ini, review atas laporan aktivitas produksi harian sangat penting artinya. e. Fungsi Gudang Fungsi gudang bertanggung jawab untuk melayani permintaan bahan baku dan bahan atau barang yang lain yang disimpan digudang. Fungsi ini juga berfungsi untuk menerima produk jadi yang diserahkan oleh fungsi produksi. f. Fungsi Akuntansi Biaya Fungsi akuntansi biaya bertanggung jawab untuk mencatat biaya produksi tidak langsung dan biaya non produksi kedalam buku pembantu biaya. g. Fungsi Akuntansi Umum Fungsi akuntansi umum bertanggung jawab untuk mencatat transaksi terjadinya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik, dan biaya non produksi kedalam jurnal pemakaian bahan baku dan jurnal umum. 3. Dokumen dan Catatan Dokumen dan catatan yang digunakan dalam transaksi manufaktur adalah sebagai berikut: a. Surat Order Produksi Dokumen ini merupakan surat perintah yang dikeluarkan oleh departemen produksi, yang ditujukan kepada bagian-bagian yang terkait dengan proses pengolahan produk untuk memproduksi sejumlah produk dengan spesifikasi, cara produksi, fasilitas produksi, dan jangka waktu seperti yang tercantum dalam surat order produksi tersebut. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. Kartu Jam Kerja Untuk mencatat jam kerja tenaga kerja langsung yang dikonsumsi untuk memproduksi produk yang tercantum dalam surat order produksi. c. Bukti pengeluaran an penerimaan barang gudang d. Bukti pengembalian barang kegudang e. Bukti kas keluar f. Laporan produk selesai g. Buku pembantu sediaan 4. Bagan Alir Sistem Informasi Akuntansi Manufaktur Sebagai dasar untuk pengujian pengendaalian dan perancangan program audit untuk pengujian subtantif,berikut ini disajikan sebagai bagan alir sistem informasi akuntansi manufaktur. Dalam bagian ini digambarkan dengan bagan alir sistem informasi akuntansi yang terdiri dari gabungan jaringan prosedur- prosedur yang membentuk sistem tersebut : a. Prosedur Order Produksi Prosedur order produksi ditujukan untuk mengkoordinasikan kegiatan pengolahan produk guna memenuhi pesanan pembelian atau kebutuhan produk untuk jangka waktu tertentu. b. Prosedur Permintaan dan Pengeluaran Barang Gudang Setelah fungsi produksi menerima surat order produksi, berdasarkan daftar kebutuhan bahan fungsi produksi meminta bahan baku dan bahan penolong kefungsi gudang melalui prosedur permintaan dan pengeluaran barang gudang. c. Prosedur Pengembalian Barang Gudang Jika jumlah yang diambil dari gudang lebih banyak dari bahan yang dipakai, pengembalian barang kegudang dilakukan dengan prosedur seperti yang terdapat dalam lampiran.

E. Aktivitas Pengendalian yang Diperlukan dalam Transaksi Manufaktur

Menurut Mulyadi dalam buku Auditing2002:234 aktivitas pengendalian yang diperlukan dalam transaksi manufaktur adalah sebagai berikut: 1. Pemisahan fungsi akuntansi biaya dari fungsi produksi, fungsi gudang, dan fungsi yang menganggarkan biaya. 2. Pemisahan fungsi gudang dan fungsi produksi. 3. Surat order produksi diotorisasi oleh kepala fungsi produksi. 4. Daftar kebutuhan bahan dan daftar kegiatan produksi dibuat oleh fungsi perencanaan dan pengendalian produksi dan otorisasi oleh kepala fungsi produksi. 5. Bukti permintaan dan pengeluaran barang gudang diotorisasi oleh kepala fungsi produksi yang bersangkutan. 6. Kartu jam kerja diotorisasi oleh kepala fungsi produksi yang bersangkutan. 7. Penggunaan tarif biaya overhead pabrik untuk membebankan biaya overhead pabrik kepada produk. 8. Bukti kas keluar diotorisasi oleh fungsi pembuat bukti kas keluar.