Karakteristik atau Ciri-ciri Orang yang Memiliki Tanggung Jawab

C. Kualitas Pribadi Konselor dan Tanggung Jawab Konselor

1. Kualitas Pribadi Konselor

Cavanagh Yusuf Nurihsan, 2010: 37-45 mengemukakan bahwa kualitas pribadi konselor ditandai ciri-ciri sebagai berikut: a. Pengetahuan mengenai diri sendiri Konselor mawas diri atau memahami dirinya dengan baik, dia memahami secara nyata apa yang dia lakukan, mengapa dia melakukan itu, dan masalah apa yang harus dia selesaikan. Pemahaman ini sangat penting bagi konselor, karena konselor yang memiliki persepsi akurat akan dirinya maka dia juga akan memiliki persepsi yang kuat terhadap orang lain. b. Kompetensi Kompetensi dalam karakteristik ini memiliki makna sebagai kualitas fisik, intelektual, emosional, sosial, dan moral yang harus dimiliki konselor untuk membantu klien. Kompetensi dasar yang dimiliki oleh seorang konselor: penguasaan wawasan dan landasan pendidikan, penguasaan konsep bimbingan dan konseling, penguasaan kemampuan assesmen, penguasaan kemampuan mengembangkan progaram bimbingan dan konseling, penguasaan kemampuan melaksanakan berbagai strategi, penguasaan kemampuan mengembangkan proses kelompok, penguasaan kesadaran etik profesional dan pengembangan profesi, penguasaan pemahaman konteks budaya, agama dan setting kebutuhan khusus. c. Kesehatan psikologis yang baik Konselor dituntut memiliki kesehatan psikologis yang lebih baik dari kliennya. Hal ini penting karena kesehatan psikologis konselor akan mendasari pemahamannya terhadap perilaku dan keterampilannya. Ketika konselor memahami bahwa kesehatan psikologisnya baik dan dikembangkan melalui konseling, maka dia membangun proses konseling tersebut secara lebih positif, dan konselor dituntut untuk dapat menjadi model dari suatu kondisi kesehatan psikologis yang baik bagi kliennya. d. Dapat dipercaya Konselor yang dipercaya dalam menjalankan tugasnya, seperti: pribadi yang konsisten, dapat dipercaya oleh orang lain baik ucapan maupun perbuatannya, tidak pernah membuat orang lain kesal atau kecewa, bertanggungjawab, mampu merespon orang lain secara utuh, tidak ingkar janji dan mau membantu secara penuh. e. Kejujuran Kejujuran disini memiliki pengertian bahwa seorang konselor diharuskan memiliki sifat yang terbuka, otentik, dan sejati dalam pembarian layanannya kepada konseli. Sikap jujur penting dikarenakan: sikap keterbukaan konselor dan klien memungkinkan hubungan psikologis yang dekat satu sama lain dalam kegiatan konseling dan kejujuaran memungkinkan konselor dapat memberikan umpan balik secara objektif terhadap klien. f. Kekuatan Kekuatan atau kemampuan konselor sangat penting dalam konseling, sebab dengan hal itu klien merasa aman. Klien memandang seorang konselor sebagai orang yang tabah dalam menghadapi masalah, dapat mendorong klien dalam mengatasi masalahnya, dan dapat menanggulangi kebutuhan dan masalah pribadi. Konselor yang memiliki kekuatan dapat membuat batas waktu yang pantas dalam konseling, bersifat fleksibel, dan memiliki identitas diri yang jelas. g. Kehangatan Maksud dari bersikap hangat itu adalah ramah, penuh perhatian, dan memberikan kasih sayang. Klien yang datang meminta bantuan konselor pada umumnya kurang memiliki kehangatan dalam hidupnya, sehingga ia kehilangan kemampuan untuk bersikap ramah dan memberikan perhatian. Melalui konseling klien ingin mendapatkan rasa hangat tersebut dan melakukan sharing dengan konseling. h. Pendengar yang aktif Konselor secara dinamis telibat dengan seluruh proses konseling. Konselor yang memiliki kualitas ini akan: a mampu berhubungan atau berinteraksi, b membantu klien dalam konseling, c memperlakukan klien dengan cara-cara yang dapat menimbulkan respon yang bermakna, dan d berkeinginan untuk berbagi tanggung jawab secara seimbang dengan klien dalam konseling. i. Kesabaran Melaui kesabaran konselor dalam proses konseling dapat membantu klien untuk mengembangkan dirinya secara alami. Sikap sabar konselor menunjukan lebih memperhatikan diri klien daripada hasilnya. Konselor yang sabar menampilkan kesungguhan dalam proses konseling. j. Kepekaan Kepekaan mempunyai makna bahwa konselor sadar akan dinamika yang timbul dalam diri klien dan konselor sendiri. Kepekaan diri konselor sangat penting dalam konseling karena hal ini akan memberikan rasa aman bagi klien dan klien akan lebih percaya diri apabila berkonsultasi dengan konselor yang memiliki kepekaan. k. Kesadaran holistik Pendekatan holistik dalam bidang konseling berarti bahwa konselor memahami secara utuh. Namun begitu bukan berarti bahwa konselor seorang yang ahli dalam berbagai hal, disini menunjukan bahwa konselor perlu memahami adanya berbagai dimensi yang menimbulkan masalah, dan memahami bagaimana dimensi yang satu memberi pengaruh terhadap dimensi yang lainnya. Dimensi itu meliputi: aspek fisik, intelektual, emosi, sosial, seksual, dan moral-spiritual. Konselor yang memiliki kesadaran holistik menyadari tentang dimensi-dimensi kepribadian yang kompleks, menemukan cara memberikan konsultasi yang tepat, mempertimbangkan perlunya referal, dan terbuka terhadap berbagai teori.

2. Tanggung Jawab Konselor

Tanggung jawab konselor Sekolah Prayitno Amti: 2004: 242-245 yaitu: a. Tanggung jawab konselor kepada siswa, yaitu bahwa konselor: 1 Memiliki kewajiban dan kesetiaan utama dan terutama kepada siswa yang harus diperlakukan sebagai individu yang unik. 2 Memperhatikan sepenuhnya segenap kebutuhan siswa kebutuhann yang menyangkut pendidikan, jabatanpekerjaan, pribadi, dan sosial dan mendorong pertumbuhan dan perkembangan yang optimal bagi setiap siswa. 3 Memberi tahu siswa tentang tujuan dan teknik layanan bimbingan dan konseling, serta aturan ataupun prosedur yang harus dilalui apabila ia menghendaki bantuan bimbingan dan konseling. 4 Tidak mendesakkan kepada siswa nilai-nilai tertentu yang sebenarnya hanya sekedar apa yang dianggap baik oleh konselor saja. 5 Menjaga kerahasiaan data tentang siswa. 6 Memberi tahu pihak yang berwenang apabila ada petunjuk kuat sesuatu yang berbahaya akan terjadi. 7 Menyelenggarakan pengungkapan data secara tepat dan memberi tahu siswa tentang hasil kegiatan itu dengan cara sederhana dan mudah dimengerti. 8 Menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan profesional.