2. Kesadaran Kritis
Kesadaran kritis mempunyai makna bahwa orang akan belajar menerima keadaan sosial, ekonomi dan politik yang bertolak belakang, dan kemudian
melawan arus penindasan realistis dengan menemukan realitas yang ada Winarti dan Anggadewi, 2015: 53. Smith 2001:31 kesadaran kritis merupakan keadaan
di mana seseorang mampu menerima dan menolak realitas dalam kehidupan serta mampu mempertahankan pendapatnya sesuai kebenaran. Seseorang yang
memiliki kesadaran kritis akan lebih memahami kehidupan dan merubah kenyataan dalam kehidupannya sesuai keputusan rasional yang diyakini
kebenarannya. 3.
Mempertanyakan Sistem Dialog merupakan salah satu cara untuk menanyakan sistem. Dialog yang
dilakukan guru dan siswa sebagai pembelajar pemahaman dan pengalaman akan realitas kehidupan guru dan siswa akan berkembang. Ada timbal balik antara guru
dan siswa yang hasilnya menjadi evaluasi sistem pembelajaran selanjutnya Winarti dan Anggadewi, 2015: 53-54. Selain itu dalam mempertanyakan sistem
adapula sikap demokratis dalam pembelajaran. Demokratis dengan memberikan kebebasan kepada pembelajar untuk berkembang dan menemukan makna dari
kehidupan sehari-hari dirinya dan sekitarnya.
2.1.3. Siswa Kelas III
2.1.3.1. Tahap-tahap Perkembangan Anak
Perkembangan adalah proses perubahan baik fisik maupun psikis yang terjadi dalam diri manusia mulai dari embrio, masa bayi, masa kanak-kanak, masa
anak, masa remaja, sampai masa dewasa. Perkembangan anak adalah proses perubahan baik fisik maupun psikis yang terjadi selama hidupnya.
Salah satu tokoh yang memaparkan mengenai tahap-tahap perkembangan anak yaitu Jean Piaget yaitu bahwa perkembangan kognitif anak berkembang
melalui beberapa tahapan. Menurut Piaget ada empat tahapan yaitu tahap sensorimotor 0-2 tahun. Pada tahap ini anak melakukan tindakan-tindakan
menggunakan panca indera seperti meraba, melihat, mendengar, membau. Anak dalam tahap ini belum dapat berbicara dan belum mempunyai simbol untuk
mengatakan sebuah benda. Tahap selanjutnya tahap pra-operasional 2-7 tahun. Tahap ini anak sudah mampu menggunakan bahasa dengan simbol-simbol yang
membuat anak bisa berkomunikasi dengan orang dewasa. Dalam tahap ini anak belum mampu berpikir sistematis dan logis.
Tahap yang berikutnya tahap operasional konkret 7-11 tahun. Pemikiran anak pada tahap ini sudah terarah berdasarkan logika. Konsep bilangan, waktu,
dan ruang semakin berkembang, akan tetapi pemikiran logis dan konsep masih berkembang terbatas pada benda-benda konkret sebagai bantuannya. Anak belum
bisa memecahkan masalah yang bersifat abstrak. Oleh sebab itu matematika secara abstrak masih sulit diajarkan di sekolah dasar. Tahap yang terakhir yaitu
operasional formal 11tahun-dewasa. Tahap ini anak sudah tidak berfokus pada objek-objek yang dapat dilihat. Anak telah mampu berpikir secara abstrak untuk
memahami suatu konsep Gunarso, 1981: 151-160.
2.1.4. Modul
Modul adalah sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik sesuai tingkat pengetahuan usia
mereka, agar mereka dapat belajar sendiri mandiri dengan bantuan atau bimbingan yang minimal dari pendidik Prastowo, 2013: 106. Modul merupakan
salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara utuh dan sistematis, didalamnya memuat seperangkat pengalaman belajar yang terencana dan di desain untuk
membantu peserta didik menguasai tujuan belajar yang spesifik Daryanto, 2013: 9. Modul pembelajaran adalah bahan ajar yang ditulis secara terstruktur dan
sistematis yang digunakan untuk membantu peserta didik dalam memahami materi pelajaran secara mandiri.
Dalam pembuatan modul menurut Tomlinson ada 16 prinsip yaitu 1 Materials hould achieve impact
, 2 Materials should hel learners to feel at ease, 3 Materials should help learners to develop confidence, 4 What is being taught
should be perceived by learners as relevant and useful , 5 Materials should
require and facilitate learner self-investment , 6 Learners must be ready to
acquire the points being taught , 7 Materials should expose the learners to
language in authentic , 8 The learners attention should be drawn to linguistic
features of the input , 9 Materials should provide the learners with opportunities
to use the target language to achieve communicative purposes , 10 Materials
should take into account that the positive effects of instruction are usually delayed
, 11 Materials should take into account that learners differ in learning styles
, 12 Materials should take into account that learners differ in affective attitudes
, 13 Materials should permit a silent period at the begining of instruction
, 14 Materials should maximize learning potential by encouraging intellectual, aesthetic and emotional involvement which stimulates both right and
left brain activities , 15 Materials should not rely to much on controlled practice,
dan 16 Materials should provide opportunities for outcome feedback. Berdasarkan 16 prinsip tersebut, peneliti mengembangkan modul
menggunakan 10 prinsip menurut Tomlinson yaitu: Penelitian ini mengusahakan tercapainya ke sepuluh prinsip pengembangan menurut Tomlinson. Prinsip
pertama, Materials should achieve impact. Bahan yang disampaikan diharapkan memberi dampak kepada siswa. Dampak tersebut dapat berupa perhatian,
ketertarikan, keingintahuan, dan minat belajar. Dampak akan dirasakan dan tercipta saat siswa dapat memegang dan membaca materi tersebut. Siswapun
dapat menerima informasi dalam suatu materi tersebut dengan harapan dapat membentuk proses berpikir yang kritis.
Prinsip kedua, Materials should help learners to feel at ease. Bahan yang disampaikan diharapkan membantu siswa untuk merasa nyaman. Nyaman dalam
arti munculnya rasa senang, bahagia, dalam diri siswa dan tidak merasa terbeban. Bahan yang disampaikan dapat berupa gambar, bahasa yang mudah dipahami
siswa, dan adanya contoh serta petunjuk yang jelas. Prinsip ketiga, Materials should hel leaners to develop confidence
. Bahan diharapkan membantu siswa untuk mengembangkan rasa percaya diri. Rasa percaya diri siswa dapat
berkembang dengan menggunakan materi yang mudah diterima, tidak terlalu rumit, dan dapat mengembangkan potensi kemampuan siswa.
Prinsip keempat, What is being taught should be perceived by learners as relevant and useful
. Bahan yang disampaikan diharapkan dapat dirasakan siswa sebagai yang relevan dan berguna. Siswa merasakan bahwa materi bermanfaat dan
isinya dapat membantu dirinya dalam memahami dan menyadarkan diri tentang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lingkungan yang ada di sekitar mereka sehingga mereka dapat merumuskan niat untuk menjaga dan merawat lingkungan. Materi sesuai pula dengan latar belakang
kemampuan kognitif, afektif, psikomotorik, sosial, dan ekonomi siswa. Pinsip kelima, Materials should require and facilitate learners self-
investment . Materi diharapkan dapat memfasilitasi siswa untuk investasi diri.
Siswa dapat belajar dan mengetahui materi secara mandiri dan sesuai dengan lingkungan di sekitar mereka. Rasa ingin tahu dan ketertarikan siswa untuk belajar
diharapkan dapat terjawab dan mendapat kejelasan dari materi yang disampaikan. Prinsip keenam, Materials should expose the learners to language in
authentic . Bahan yang disampaikan diharapkan membantu siswa untuk
menggunakan bahasa yang asli. Bahasa asli yang dibuat oleh siswa dengan pengamatan yang dilakukan. Prinsip ketujuh, Materials should take into account
that learners differ in learning styles . Bahan diharapkan memperhatikan
perbedaan gaya belajar siswa. Gaya belajar tiap siswa berbeda-beda sehingga materi yang disampaikan mengusahakan untuk menyediakan bentuk kegiatan
yang dapat membantu perkembangan kemampuan kognitif, afektif, psikomotorik melalui panca indera dan memanfaatkan sarana prasarana yang ada.
Prinsip kedelapan, Materials should take into account that learners differ in affective attitudes
. Bahan diharapkan memperhatikan perbedaan sikap siswa. Perbedaan sikap atau afektif siswa dapat dikondisikan dengan menyediakan
pembelajaran secara kelompok maupun individual. Melalui pembelajaran dengan memperhatikan perbedaan sikap itu pula dapat meningkatkan prinsip yang
selanjutnya. Prinsip kesembilan, Materials should maximaze learning potential by encouraging intellectual, asthetic, and emotional involvement which stimulates
both right and legt brain activities . Bahan diharapkan memaksimalkan potensi
belajar dengan pengetahuan, sikap dan emosional yang dapat menstimulasi otak kanan dan otak kiri. Materi diharapkan dapat membantu siswa dalam mengolah
kemampuan berpikir, emosi, perasaan yang dapat menyeimbangkan kemampuan otak kanan dn otak kirinya.
Prinsip kesepuluh, Materials should provide opportunities for outcome feedback
. Bahan diharapkan memberikan kesempatan untuk umpan balik hasil. Melalui umpan balik inilah siswa terdorong untuk memberikan tanggapan positif
atas materi yang telah didapatkan. Kesepuluh prinsip menurut Tomlinson diharapkan dapat membantu siswa dalam mewujudkan pembelajaran yang
menyenangkan, relevan , dan bermanfaat.
2.2. Penelitian Relevan