Pengaruh Independensi Terhadap Kualitas Audit

32 dalam melaksanakan audit, sehingga dapat disimpulkan bahwa keahlian audit berpengaruh terhadap kualitas audit, hal ini sesuai dengan Teori dua faktor two factors dari Fredrick Herzberg yang mengatakan bahwa sejumlah kondisi intrinsik pekerjaan, yang apabila kondisi tersebut ada dapat berfungsi sebagai motivator yang dapat menghasilkan prestasi kerja yang baik. Indriyo dan I Nyoman, 2000 : 28

2.2.8. Pengaruh Independensi Terhadap Kualitas Audit

Tugasnya, akuntan publik harus selalu mempertahankan sikap mental independen didalam memberikan jasa professional sebagaimana diatur dalam Standar Akuntan Publik yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Independensi akuntan publik merupakan dasar utama kepercayaan masyarakat pada profesi akuntan publik dan merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk menilai mutu jasa audit. Agnes, 2004 : 33. Akuntan publik tidak dapat memberikan opini yang objektif jika ia tidak independen. Meskipun auditor memiliki kemampuan teknis yang cukup, masyarakat tidak akan percaya jika mereka tidak independen. Oleh karena itu cukuplah beralasan bahwa untuk menghasilkan laporan audit yang berkualitas diperlukan sikap independen dari auditor. Karena jika auditor kehilangan independensinya maka laporan audit yang dihasilkan tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Dapat disimpulkan, bahwa seorang akuntan publik harus selalu mempertahankan sikap mental independennya dalam setiap melaksanakan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 33 audit, dengan pelaksanaan audit yang sesuai dengan standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia maka akuntan publik dapat memberikan kualitas audit yang dapat dipercaya sesuai dengan harapan para pemakai laporan keuangan, hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Alim 2007 yang menemukan bukti empiris bahwa independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hasil ini konsisten dengan penelitian Shockly 1981, De Angelo 1981, Knapp 1985, Deis dan Giroux 1992, Mayangsari 2003. Selain itu hal ini juga sesuai dengan Teori Pengharapan Expectancy Theory Teori ini telah dikembangkan sejak tahun 1930-an oleh Kurth Levin dan Edward Tolman yang mengatakan bahwa terdapat hubungan yang erat antara pengertian seseorang mengenai suatu tingkah laku, dengan yang ingin diperolehnya sebagai harapan, hal ini berarti dengan adanya sikap independensi yang tinggi diharapkan kualitas audit yang dihasilkan akan semakin baik Indriyo dan I Nyoman, 2000 : 30

2.2.9. Pengaruh Kompetensi Terhadap Kualitas Audit