30
yang dimiliki akuntan publik dalam bidang auditing dan akuntansi, sedangkan independensi berkaitan dengan masalah etika akuntan publik
yang tidak mudah dipengaruhi. Perlu diketahui bahwa standar auditing berbeda dengan prosedur
auditing, hal ini dinyatakan dalam SPAP seksi 150 paragraf 1, yaitu :“Standar auditing berbeda dengan prosedur auditing, yaitu prosedur
berkaitan dengan tindakan yang harus dilaksanakan, sedangkan standar berkaitan dengan criteria atau ukuran mutu kinerja tindakan tersebut, dan
berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai melalui penggunaan prosedur tersebut. Standar auditing, yang berbeda dengan prosedur auditing
berkaitan dengan tidak hanya kualitas professional auditor namun juga berkaitan dengan pertimbangan yang digunakan dalam pelaksanaan
auditnya dan dalam pelaksanaan auditnya dan dalam laporannya”. Auditor dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan suatu
perusahaan harus didasarkan pada standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Standar auditing tersebut merupakan ukuran
mutu kualitas dari kualitas audit yang dihasilkannya. Sedangkan kompetensi dan independensi merupakan faktor-faktor penentu dari kualitas
audit seorang akuntan publik dalam pelaksanaan audit sesuai dengan standar auditing tersebut.
2.2.7. Pengaruh Keahlian Audit Terhadap Kualitas Audit
Seorang Auditor harus memiliki keahlian yang diperlukan dalam tugasnya, keahlian ini meliputi merencanakan, menyusun dan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
31
melaksanakan program kerja pemeriksaan, serta menyusun kertas kerja, berita pemeriksaan, dan laporan hasil pemeriksaan dengan menerapkan
standar, prinsip, prosedur dan teknik pemeriksaan akuntansi secara tepat sesuai dengan ilmu yang dimilikinya.Qudus, 2004
Libby 1985 dalam artikel Koroy 2005 : 917 menyatakan bahwa pekerjaan auditor adalah pekerjaan yang melibatkan keahlian expert
Semakin ahli seorang auditor maka semakin mampu dia menghasilkan kinerja yang lebih baik dalam tugas-tugas yang semakin kompkeks,
termasuk dalam melakukan pemeriksaan. Penelitian yang dilakukan oleh Libby dan Frederick 1990 dalam
Kusharyanti 2003 : 26 menemukan bahwa auditor yang ahli akan mempunyai pemahaman yang lebih baik atas laporan keuangan. Mereka
juga lebih mampu memberi penjelasan yang masuk akal atas kesalahan- kesalahan dalam laporan keuangan dan dapat mengelompokkan kesalahan
berdasarkan pada tujuan audit dan struktur dari sistem akuntansi yang
mendasari. Kemudian Tubbs 1990 dalam artikel yang sama berhasil
menunjukkan bahwa semakin ahli seorang auditor, mereka semakin peka dengan kesalahan penyajian laporan keuangan dan semakin memahami hal-
hal yang terkait dengan kesalahan yang ditemukan tersebut. dan Harhinto 2004 menghasilkan temuan bahwa keahlian audit berhubungan positif
dengan kualitas audit, demikian juga dengan Kartika 2006 yang memperkuat penelitian tersebut dengan menghasilkan temuan bahwa
semakin ahli seorang auditor maka semakin tinggi tingkat kesuksesan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
32
dalam melaksanakan audit, sehingga dapat disimpulkan bahwa keahlian audit berpengaruh terhadap kualitas audit, hal ini sesuai dengan Teori dua
faktor two factors dari Fredrick Herzberg yang mengatakan bahwa sejumlah kondisi intrinsik pekerjaan, yang apabila kondisi tersebut ada
dapat berfungsi sebagai motivator yang dapat menghasilkan prestasi kerja yang baik. Indriyo dan I Nyoman, 2000 : 28
2.2.8. Pengaruh Independensi Terhadap Kualitas Audit