35
E. Kerangka Pikir
Mengarang atau menulis sebagai salah satu keterampilan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan keterampilan yang paling sukar untuk
dikuasai dibandingkan dengan keterampilan berbahasa lainnya sehingga perlu diusahakan pemecahannya. Usaha-usaha yang hendaknya dilakukan adalah
dengan menggunakan model pembelajaran yang inovatif. Selama ini, sebagian besar guru masih melakukan pembelajaran yang menggunakan metode ceramah
sehingga kurang membangkitkan minat siswa dan menjadikan siswa kurang mampu dalam keterampilan mengarang narasi.
Circuit learning
merupakan sarana efektif untuk mempengaruhi daya imajinasi siswa karena model tersebut memililiki kelebihan tersendiri dalam
memikat siswa. Siswa dapat memaksimalkan imajinasinya karena siswa yang memiliki imajinasi tinggi tentunya akan memiliki rasa kebahasaan yang tinggi.
Rasa kebahasaan yang tinggi meliputi perbendaharaan kosa kata yang tinggi serta pemahaman siswa terhadap pola-pola penyusunan alinea. Melalui
Circuit learning
siswa dapat membuat peta konsep terlebih dahulu dengan kata-kata mereka sendiri, dengan demikian, anak akan lebih mudah untuk mengembangkan
karangan. Berdasarkan uraian di atas dapat diajukan pendapat bahwa model
pembelajaran
circuit learning
dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi. Jadi, dengan menggunakan model pembelajaran
circuit learning,
siswa dapat mengembangkan peta konsep yang telah dibuat dengan kata-kata mereka
sendiri dan memberikan ide yang dapat memperbaiki tugas menjadi lebih baik.
36
F. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir di atas, hipotesis tindakan yan
g peneliti ajukan adalah “melalui model
circuit learning
akan meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas V di SD
Kanisius Jomegatan, Kasihan, Bantul.
37
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas PTK. Dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya,
yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di dalam kelas Suharsimi Arikunto, 2008:2
Penelitian tindakan kelas termasuk penelitian yang reflektif. Kegiatan penelitian dimulai dari permasalahan yang riil yang dihadapi oleh guru dalam
proses belajar mengajar, kemudian direfleksikan alternatif pemecahan masalah tersebut. Setelah itu masalah tersebut ditindaklanjuti dengan tindakan-tindakan
terencana dan terukur. Oleh karena itu, penelitian tindakan kelas membutuhkan kerjasama antara peneliti, guru, siswa, dan staf sekolah lainnya untuk
menciptakan suatu kinerja sekolah yang lebih baik. Prinsip utama dalam PTK adalah pemberian tindakan dalam siklus yang
bertahap dan berkelanjutan sampai memperoleh hasil yang ditetapkan. Siklus yang dinamis dengan tindakan yang sama. Sebagaimana yang diungkapkan oleh
Suhardjono dalam Suharsini Arikunto 2008:73, bahwa PTK dilaksanakan dalam bentuk siklus berulang yang di dalamnya terdapat empat tahapan utama kegiatan,
yaitu a perencanaan; b tindakan; c pengamatan; dan d refleksi.
B. Desain Penelitian
Penelitian tindakan
kelas yang
dilaksanankan merupakan
penelitianyangmenggunakan model
Kemmis Mc Taggart
yang sudah dimodifikasi, karena sebelum pelaksanaan tindakan diadakan
pre test
terlebih