commit to user
tiga kategori berdasarkan rata-rata gabungan dan standar deviasi
gabungan SD. Dari hasil perhitungan ketiga kelompok diperoleh 65,33 dan SD = 11,21.
Penentuan kategori motivasi belajar adalah tinggi jika ,
sedang jika , dan rendah jika
, sehingga untuk skor yang kurang dari 60 dikategorikan sebagai motivasi belajar rendah, skor
antara 60 dan 71 dikategorikan sebagai motivasi belajar sedang, dan skor yang lebih dari 71 dikategorikan sebagai motivasi belajar tinggi.
Banyaknya siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, sedang, dan rendah disajikan pada tabel 4.3. Data selengkapnya pada Lampiran 15.
Tabel 4.3 Deskripsi Data Motivasi Belajar Matematika
No Motivasi
Belajar Cacah Siswa
Jumlah Kontekstual
Problem Solving Konvensional
1 Tinggi 24
30 27
81 2 Sedang
24 29
22 75
3 Rendah 26
35 19
80 Jumlah
74 94
68 236
D. Analisis Variansi
1. Uji Prasyarat
a. Uji Normalitas
Dalam penelitian ini uji yang digunakan adalah uji Lilliefors dengan tingkat signifikansi
, , adapun rangkumannya adalah:
commit to user
Tabel 4.4 Rangkuman Hasil Uji Normalitas
Kelompok Keputusan Uji
Kontekstual 0,084 0,103
diterima Problem Solving
0,090 0,091 diterima
Konvensional 0,106 0,107 diterima
Tinggi 0,097 0,098 diterima
Sedang 0,092 0,102 diterima
Rendah 0,098 0,099 diterima
Dari rangkuman hasil analisis uji normalitas dengan uji normalitas menunjukkan bahwa data kelompok kontekstual, problem
solving , dan konvensional serta motivasi belajar siswa tinggi, sedang,
maupun rendah berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya pada Lampiran16.
b. Uji Homogenitas
Dalam penelitian ini uji homogenitas variansi yang digunakan adalah uji Bartlet dengan tingkat signifikansi
, . Rangkuman hasil penelitian untuk uji homogenitas sebagai berikut:
Tabel 4.5 Rangkuman Hasil Uji Homogenitas
Kelompok Keputusan Uji
Pendekatan Pembelajaran 5,097
5,991 diterima
Motivasi Belajar 1,889
5,991 diterima
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa variansi- variansi dari populasi yang diberi perlakuan pendekatan pembelajaran
commit to user
dan variansi-variansi motivasi belajar siswa adalah sama atau homogen. Perhitungan selengkapnya pada Lampiran 17.
2. Uji Hipotesis Penelitian
Prosedur uji hipotesis ini menggunakan anava 3x3. Berdasarkan analisis uji persyaratan menunjukkan bahwa sampel random data amatan
berasal dari populasi yang berdistribusi normal dan mempunyai variansi yang homogen. Dengan demikian analisis uji hipotesis dengan teknik
analisis variansi dilanjutkan. Rangkuman hasil uji hipotesis dengan tingkat signifikansi
, diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.6 Rangkuman Hasil Uji Hipotesis
Sumber Variansi
dk JK RK
Keputusan Uji
Pendekatan pembelajaran
A 2 1862,62 931,31 4,95 3,03 ditolak
Motivasi Belajar B
2 110,68 55,34 0,29 3,03 diterima Interaksi
AB 4 272,82 68,21 0,36 2,41 diterima
Galat 227 42677,93
188,01 -
- -
Total 235 44924,06 -
- -
- Perhitungan selengkapnya pada Lampiran 18.
Dari tabel tersebut, dapat dilihat bahwa H
0A
ditolak, H
0B
diterima, dan H
0AB
diterima, kesimpulannya adalah
commit to user
a. Terdapat pengaruh pendekatan pembelajaran terhadap prestasi belajar
matematika. b.
Tidak terdapat pengaruh motivasi belajar matematika siswa terhadap prestasi belajar matematika.
c. Tidak terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dan motivasi
belajar matematika terhadap prestasi belajar matematika. 3.
Uji Lanjut Pasca Anava Dari rangkuman hasil uji hipotesis di atas kemudian dilanjutkan uji
pasca anava. Dengan disertakan rangkuman rerata nilai matematika, maka hasilnya sebagai berikut:
Tabel 4.7 Rangkuman Rerata Nilai Matematika
Pendekatan Pembelajaran
Motivasi Rerata Marginal
Tinggi Sedang Rendah Kontekstual 63,17 62,33 64,92 63,51
Problem Solving
56,13 60,69 58,06 58,26 Konvensional 56,44
56,36 57,68
56,76 Rerata
Marginal 58,32 59,95 60,20
a. ditolak, maka perlu dilakukan komparasi pasca anava dan
rangkuman uji komparasi ganda dengan metode Scheffe’ disajikan dalam tabel berikut: perhitungan selengkapnya pada Lampiran 19
commit to user
Tabel 4.8 Rangkuman Hasil Uji Komparasi Ganda Antar Baris
No Hipotesis Nol
F
obs
F
tabel
Keputusan 1
2 3
. .
. .
. .
6,09 8,58
0,47 6,06
6,06 6,06
H ditolak
H ditolak
H diterima
Dari hasil uji komparasi ganda antar baris di atas dan dilihat dari rerata marginalnya, diperoleh kesimpulan bahwa pendekatan pembelajaran
kontekstual mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada problem solving
, pendekatan pembelajaran kontekstual mempunyai prestasi belajar yang lebih baik daripada konvensional, sedangkan
pendekatan pembelajaran problem solving mempunyai prestasi belajar yang sama dengan konvensional.
b. diterima, maka tidak perlu dilakukan komparasi pasca anava.
c. diterima, maka tidak perlu dilakukan komparasi pasca anava.
E. Pembahasan Hasil Penelitian