Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

commit to user

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia menuntut kenaikan kebutuhan pangan sebagai sumber gizi, khususnya protein untuk pertumbuhan dan kesehatan. Ikan merupakan bahan pangan berkadar protein tinggi, serta mengandung asam-asam amino penting yang dibutuhkan oleh manusia. Oleh karena itu, pengembangan dan peningkatan di bidang perikanan terus dilakukan oleh masyarakat Indonesia secara intensif untuk memenuhi kebutuhan protein dan mendapatkan pertumbuhan yang cepat dalam waktu yang optimal. Lele dumbo Clarias gariepinus merupakan salah satu sumber daya perikanan air tawar yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Pemilihan ikan lele dumbo sebagai ikan budidaya rumah tangga sangat tepat, karena mudah pemeliharaannya, mudah hidup diperairan yang sangat rendah kualitasnya, dan tidak tergantung dari satu jenis makanan. Di samping itu lele dikenal dengan rasa dagingnya yang gurih dan lezat sehingga mudah pemasarannya Suyanto, 2002. Dari tahun ke tahun permintaan lele dumbo terus mengalami kenaikan. Pada tahun 2004, produksi lele budidaya hanya 51.271 ton per tahun, tahun 2005 naik menjadi 69.386 ton, 2006 77.272 ton, 2007 91.735 ton, dan 2008 108.200 ton Kompas, 2009. Hal tersebut menyebabkan peningkatan budidaya lele dumbo. Dalam proses budidaya, masih dijumpai beberapa kendala yang menghambat proses produksinya. Salah satu kendalanya adalah tingginya biaya commit to user pakan yang berkisar antara 60-70 dari total biaya produksi. Berdasarkan kondisi tersebut, maka diperlukan upaya pengembangan pakan berbahan baku sumber protein lokal yang mudah diperoleh dan memiliki kandungan nutrisi yang sesuai Arifin et al., 2008. Salah satu bahan pakan yang mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai sumber protein hewani untuk ikan adalah ”golden snail” atau yang lebih dikenal dengan sebutan keong emas Pomacea canaliculata. Menurut Khairuman 2002, keong emas ini mempunyai kandungan gizi yang tinggi dan dapat dijadikan bahan pakan buatan untuk ikan. Keong emas mempunyai kandungan protein 52,76, karbohidrat 0,68, dan lemak 14,62. Keong emas mudah berkembang biak dan mudah diperoleh. Keong emas mempunyai sifat herbivora poliphagus yaitu sangat rakus terhadap tumbuhan air. Karena itu, dikhawatirkan pada suatu waktu akan terjadi ledakan populasi keong emas dan menjadi hama pertanian yang tidak terkontrol sebagaimana yang telah terjadi di Filipina pada tahun 1987-1988. Dari fenomena di atas maka keong emas dapat digunakan sebagai penggantisubtitusi pakan lele untuk menekan harga pakan lele komersial yang relatif mahal. Selain itu digunakan pakan buatan yang terdiri dari campuran beberapa limbah produksi pangan seperti tepung ikan, tepung susu, tepung bawang, tepung kanji, litter kulit kacang kedelai, ”janggel jagung”, dan Smart nutrien . Pemanfaatan limbah tersebut diharapkan dapat menekan biaya produksi budidaya lele dumbo. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka untuk mengetahui efektifitas pakan campuran beberapa limbah produksi pangan dan keong emas pada pakan commit to user terhadap kualitas ikan yang dihasilkan perlu dilakukan penelitian, untuk mengetahui kandungan gizi pakan serta kadar protein dan laju pertumbuhan ikan. Pada penelitian ini dilakukan pengukuran kandungan gizi pakan meliputi kadar protein, lemak, karbohidrat, serat kasar, abu, dan air, yang semuanya merupakan sumber energi utama bagi ikan dan bermanfaat bagi kesehatan manusia.

B. Perumusan Masalah