23
b. Kultivasi PHA secara fed-batch Atifah, 2006
Kultivasi fed-batch dilakukan pada bioreaktor skala 13 liter, volume kerja 10 L, pH 6,9, agitasi 150 rpm, suhu 34
o
C dan aerasi 0,2 vvm. Kultivasi dilakukan selama 96 jam. Metode pengumpanan
dilakukan pada saat mikroba diperkirakan memasuki fase pertumbuhan stasioner yaitu pada jam ke-48. Umpan berupa hidrolisat pati sagu
yang setara dengan 20 g gula per liter kultur atau sekitar 640,5 mL dengan kecepatan pengumpanan konstan 1,7 mlmenit.
c. Proses hilir PHA Atifah, 2006; Imamura et al., 2001 dan Lee, 1996
Tahap 1 Setelah proses kultivasi selesai, cairan kultivasi disentrifugasi
sebanyak empat tahap pada kecepatan 13000 rpm selama sepuluh menit. Sentrifugasi tahap pertama bertujuan untuk memisahkan
biomassa dengan fase cair. Endapan yang diperoleh pada sentrifugasi pertama dibilas dengan aquades untuk pembersihan, kemudian
dilakukan sentrifugasi tahap kedua. Endapan hasil bilasan ditambah NaOH 0,2 N atau NaOCl 0,2 , kemudian dilakukan proses digest
selama satu jam untuk mengeluarkan PHA dari biomassa sel. Proses sentrifugasi ketiga dilakukan untuk memisahkan hasil digest dengan
cairannya NaOH atau NaOCl. Endapan hasil sentrifugasi ketiga dibilas dengan aquades, kemudian dilakukan sentrifugasi tahap
keempat. Endapan hasil sentrifugasi keempat diambil dan dimasukkan ke cawan petri, kemudian dioven pada suhu 40
O
C sampai kering. Tahap 2
PHA kering hasil hasil tahap 1 dilarutkan pada kloroform. Setiap 1 gram PHA kering dilarutkan ke dalam 50 ml kloroform. Kemudian
larutan PHA dipanaskan dan diaduk selama 24 jam. Pemanasan dan pengadukan dilakukan dengan pemasangan pendingin tegak pada
wadah gelas untuk mencegah penguapan. Diakhir proses pemanasan, larutan diangkat dan disaring menggunakan kertas saring wathman 42
dengan sistem penyaringan vakum. Filtrat hasil penyaringan yang
24 mengandung PHA yang terlarut dalam pelarut kloroform diuapkan
dalam lemari asap untuk memperoleh PHA kering yang lebih murni.
2. Pembuatan Bioplastik a. Formulasi Bioplastik