Rasa Tanggung Jawab Kemauan dan Kemampuan Melakukan Kegiatan Sehari-hari di Tidak Bergantung kepada Orang Lain

acceptance, dan anak tunalaras memiliki persepsi positif terhadap lingkungan masyarakat termasuk norma-norma yang berlaku. Pembinaan melalui pembelajaran Anak Tunalaras di Panti Sosial Marsudi Putra Handayani pada dasarnya diarahkan pada pembentukan kembali sikap mental dan menghilangkan persepsi negatif dari masyarakat yang disertai dengan peningkatan pemahaman, pengetahuan dan keterampilan praktis, melalui prinsip “to help people to help themselves”, sehingga anak tunalaras menjadi pribadi yang mandiri, ditandai dengan adanya:

a. Rasa Tanggung Jawab

Rasa tanggung jawab di sini adalah ada atau timbulnya rasa dan kemauan, serta kemampuan individu untuk melakukan kewajiban dan memanfaatkan hak hidupnya secara sah dan wajar. Karena tanggung jawab tersebut berkaitan dengan kesediaan mentaati aturan-aturan atau norma-norma yang berlaku di lingkungan masyarakat sekitarnya. Kaitannya dengan Anak Tunalaras dimaknai dengan meninggalkan kebiasaan-kebiasaan yang negatif sebagai akibat kenakalannya, dan mentaati peraturan yang berlaku dalam masyarakat di mana mereka tinggal. Seperti halnya tidak mencuri, meminum minuman keras, penyalahgunaan narkoba, perkelahian, pemalakan, dan tidak melakukan pengerusakan barang atau kendaraan milik orang lain, serta melakukan kegiatan sehari-hari sesuai jadwal yang telah disepakati.

b. Kemauan dan Kemampuan Melakukan Kegiatan Sehari-hari di

lingkungan Panti Sosial Marsudi Putra Handayani Kegiatan tersebut antara lain : 1 Dapat tidur dan bangun sesuai waktu dan tempatnya. 2 Dapat mandi dan makan sesuai waktu dan tempatnya. 3 Dapat mencuci pakaian, merapihkan dan membersihkan tempat tidur sendiri. 4 Dapat merapihkan kamar asrama, membersihkan lantai dalam lingkungan asrama. 5 Dapat melakukan ibadah keagamaan tepat waktu sesuai dengan agamanya. 6 Dapat mengucapkan salam ketika masuk rumah. 7 Secara rutin dapat belajar sesuai dengan jadwal yang telah disepakti bersama, baik belajar secara formal maupun nonformal. 8 Dapat mempraktikkan hasil belajarpelatihan di masyarakattempat dimana ia tinggal. 9 Dapat menolong orang lain yang mendapat kesulitankesusahan. 10 Secara bersama-sama dapat bergotong-royong untuk menyelesaikan suatu tugas yang dibebankan kepada kelompoknya.

c. Tidak Bergantung kepada Orang Lain

Pada dasarnya setiap individu memilki hak terbebas dari gangguan orang lain, serta dapat mempertahankan secara mutlak karena memiliki kekuatan hukum yang jelas, seperti adanya konvensi Hak-hak Anak, dan Undang-Undang Perlindungan Anak. Individu memiliki sikap mandiri sudah pasti tdak akan memanfaatkan hak orang lain untuk dijadikan hak dirinya, dan tidak akan hidup di tengah-tengah hak orang lain. Atas dasar itu mengindikasikan bahwa individu anak tunalaras yang mandiri tidak akan merepotkan orang lain, baik dalam pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari, seperti makan, minum, dan pemenuhan kebutuhan hidup lainnya serta individu anak tunalaras yang mandiri akan menganggap bantuan orang lain bersifat pelengkap dalam menyelesaikan persoalan hidup dan kehidupan.

d. Memiliki Keterampilan Praktis