3. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juli 2007 dan stasiun penelitian berada pada ekosistem mangrove di Desa Lontar, Kecamatan Kemiri,
Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten Gambar 4. Analisis data produksi dan laju dekomposisi serasah mangrove dilaksanakan
di Laboratorium Oseanografi Kimia, Laboratorium Produktivitas Lingkungan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB dan Laboratorium Balai Penelitian
Tanah, Bogor.
Gambar 4. Peta lokasi penelitian
3.2. Alat dan bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Parameter dan alat yang digunakan dalam penelitian
Parameter AlatMetode Satuan Keterangan
Temperatur air
Termometer °C Pengukuran
langsung Salinitas Refraktometer
00
Pengukuran langsung pH air
Kertas pH Pengukuran langsung
Nitrat air Spectrofotometer tipe
LKB P.0041-1988 ppm Laboratorium
Ortofosfat air
Spectrofotometer tipe LKB P.0041-1988
ppm Laboratorium Nitrogen total
tanah Spectrofotometermetode
Kjehldal ppm Laboratorium
Ortofosfat tanah
Spectrofotometermetode Bray I
ppm Laboratorium Nitrogen total
daun Spectrofotometermetode
Kjehldal ppm Laboratorium
Ortofosfat daun
Spectrofotometermetode pengabuan basah
ppm Laboratorium Tekstur
sedimen Metode pipet
Laboratorium Serasah
Neraca digital Chyo JL- 200 Ketelitian 0,001g
Gram Laboratorium
3.3. Metode kerja 3.3.1. Prosedur pengambilan air dan substrat contoh
Pengukuran parameter temperatur, salinitas, dan pH air dilakukan secara langsung. Analisis substrat contoh dilakukan di Laboratorium Balai Penelitian
Tanah, Bogor. Parameter yang diambil adalah fraksi, nitrogen total, dan ortofosfat. Pengambilan contoh fraksi dilakukan dengan cara memasukkan
contoh tanah ke gelas beker, setelah itu ditutup dengan alumunium foil.
3.3.2. Prosedur pengamatan dan pengambilan contoh mangrove
Menurut Bengen 2003, prosedur pengamatan dlakukan sebagai berikut: •
Didaerah penelitian dibuat 3 stasiun dengan karakteristik yang berbeda. •
Pada setiap stasiun pengamatan, terdapat 3 transek garis dari arah laut ke arah darat tegak lurus garis pantai sepanjang zonasi hutan mangrove yang
terjadi di daerah intertidal. •
Di setiap transek garis diletakan secara acak plot berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 10 x 10 m
2
sesuai lebar hutan mangrove. •
Pada setiap plot yang telah ditentukan, hitung jumlah pohon mangrove Avicennia marina untuk menghitung kerapatan pohon tiap stasiunnya .
• Pada setiap zona sepanjang transek garis, ukur parameter lingkungan yang
ditentukan dan pada setiap petak contoh plot, amati dan catat tipe substrat. Prosedur pengamatan dan pengambilan sampel dapat dilihat pada Gambar 5
dan 6, yang disajikan sebagai berikut:
Perairan Plot 1
Plot 1
Plot 1 Transek garis
50 m 50 m
Plot 2 Plot 2
Plot 2 Transek 2
Transek 3 Transek 1
Plotpetak
Gambar 5. Transek garis dan plot dari pinggir perairan ke arah darat
untuk pengambilan contoh tiap stasiun
10 m
Plot 1
Plot sampling
pohon 10
m
Plot 2 Gambar 6. Ilustrasi pengambilan sampel kerapatan pohon
3.3.3. Prosedur pengukuran produksi serasah
Metode yang umum digunakan untuk pengambilan produksi serasah adalah metode litter-trap Jaring penampung serasah Brown, 1984. Prosedur
pengukuran serasah disajikan pada Gambar 6.
Serasah Mangrove daun, ranting, dan buahbunga
Pengambilan satu minggu 1x Selama 1,5 bulan
Dimasukkan ke kantong plastik beri label untuk setiap kerapatan kemudian timbang
Jaring penampung ukuran 1 x1 m
2
diletakkan pada tiap kerapatan pohon mangrove
Produksi serasah gramm
2
minggu Gambar 7. Prosedur pengukuran produksi serasah
Pengambilan contoh serasah mangrove daun, ranting, dan buahbunga menggunakan jaring yang berukuran 1 X 1 m
2
, jaring dibentangkan di bawah pohon mangrove. Pengambilan contoh serasah selama 1,5 bulan dengan rentang
waktu satu minggu sekali sebanyak 6 kali. Mangrove yang tertampung jaring dimasukkan ke dalam kantong plastik lalu diberi label, setelah itu dibawa ke
laboratorium untuk ditimbang ketelitian 0,001gram produksi serasah dengan satuan gramm
2
minggu.
3.3.4. Prosedur pengukuran laju dekomposisi serasah
Prosedur pengukuran laju dekomposisi serasah disajikan pada Gambar 7, yaitu:
Gambar 8. Prosedur pengukuran laju dekomposisi serasah Serasah daun
Berat kering akhir Berat kering awal
10 gram Masukkan ke kantong serasah
Di ikat pada akar pohon mangrove
Diambil per 15 hari selama 1,5 bulan Bersihkan dari lumpur, dikeringkan pada temperatur
105 °C selama 2 hari dan timbang ketelitian 0,001 gram
Di keringkan pada temperatur 60 °C selama
2 hari dan timbang ketelitian 0,001 gram
Laju dekomposisi serasah = Berat kering awal – Berat kering akhir
Pengukuran contoh laju dekomposisi diawali dengan pengeringan daun mangrove pada temperatur 60 °C sampai beratnya konstan, sebanyak 10 gram
daun kering mangrove dimasukkan kedalam kantong serasah dan diletakan di bawah pohon mangrove. Rentang waktu pengambilan 15 hari sekali sebanyak 3
kali dalam waktu 1,5 bulan. Daun mangrove yang di dalam kantong serasah
dibawa ke laboratorium, daun tersebut dibersihkan dari lumpur maupun kotoran, setelah itu dikeringkan pada temperatur 105 °C sampai beratnya konstan dan
ditimbang. Hasil untuk mengetahui penguraian yaitu berat kering awal dikurangi berat kering akhir.
3.3.5. Analisis unsur hara
Analisis unsur nitrogen total dan ortofosfat tanah dilakukan di Balai Penelitian Tanah Bogor dan untuk nitrogen total dan ortofosfat daun mangrove dilakukan di
laboratorium Produktivitas Lingkungan Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Contoh
serasah daun diambil 10 gram berat kering daun untuk tiap stasiun untuk dianalisis unsur hara nitrogen total dan ortofosfat, dilakukan 4 kali dalam
pendekomposisian serasah, yaitu di awal pendekomposisian, dan setelah hari ke- 15, 30, dan 45.
Penentuan kadar nitrogen total dilakukan dengan menggunakan metode Kjehdahl sedangkan ortofosfat menggunakan metode Pengabuan basah Lampiran
8 dan 9.
3.4. Analisis data