Tabel 2. Kriteria tingkat kesuburan perairan berdasarkan kandungan fosfat Vollenweider, 1968 in Effendi, 2003
Kandungan fosfat Kriteria
0,000-0,020 mgliter Rendah
0,021-0,050 mgliter Cukup
0,051-0,100 mgliter Baik
0,100 mgliter Sangat subur
2.6. Serasah mangrove
Produksi serasah adalah guguran struktur vegetatif dan reproduktif yang disebabkan oleh faktor ketuaan, stress oleh faktor mekanik misalnya angin,
ataupun kombinasi dari keduanya dan kematian serta kerusakan dari keseluruhan tumbuhan oleh iklim hujan dan angin Brown, 1984 in Soenardjo, 1999.
Serasah adalah tumpukan dedaunan kering, rerantingan, dan berbagai sisa vegetasi lainnya diatas lantai hutan atau kebun. Tanaman memberikan masukkan bahan
organik melalui daun-daun, cabang dan ranting yang gugur, dan juga melalui akar-akarnya yang telah mati.
Serasah yang jatuh di permukaan tanah dapat melindungi permukaan tanah dari pukulan air hujan dan mengurangi penguapan. Tinggi rendahnya peranan
serasah ini ditentukan oleh kualitas bahan organik tersebut. Semakin rendah kualitas bahan, semakin lama bahan tersebut dilapuk sehingga terjadi akumulasi
serasah yang cukup tebal pada permukaan tanah hutan. Produksi serasah yang tinggi maka akan memberikan keuntungan bagi vegetasi untuk meningkatkan
produktivitas karena tersedianya sumber hara yang cukup.
2.7. Dekomposisi mangrove
Dekomposisi dapat didefinisikan sebagai penghancuran bahan organik mati secara bertahap yang dilakukan oleh agen biologi maupun fisika Sunarto, 2003.
Menurut Hardjowigeno 2003 faktor-faktor yang mempengaruhi penghancuran dekomposisi bahan organik adalah
• Temperatur: temperatur tinggi, dekomposisi cepat. Menurut Soenardjo 1999 batasan temperatur optimum untuk bakteri berkisar 27° -36 °C, yang sangat
berpengaruh bagi penguraian serasah mangrove dengan asumsi daun mangrove sebagai dasar metabolisme.
• Kelembaban: selalu basah, dekomposisi lambat • Tata udara tanah: tata udara baik, dekomposisi cepat
• Pengolahan: tanah yang diolah, tata udara menjadi baik, penghancuran bahan organik cepat
• pH: tanah dengan pH masam, penghancuran bahan organik lambat Proses dekomposisi dimulai dari penghancuran atau pemecahan struktur fisik
yang mungkin dilakukan oleh hewan pemakan bangkai terhadap hewan-hewan mati atau hewan-hewan herbivor terhadap tumbuhan dan menyisakannya sebagai
bahan organik mati yang selanjutnya menjadi serasah, detritus dengan ukuran kecil.
Selama terjadinya dekomposisi juga terjadi mineralisasi unsur hara N, P, S dan unsur hara mikro serta dibentuk pula senyawa humus. Perubahan-perubahan
bentuk nitrogen dalam tanah dari bahan organik melalui beberapa macam proses yaitu:
• Aminisasi: Pembentukan senyawa amino dari bahan organik protein oleh
bermacam-macam heterogenous mikroorganisme. Protein R-OH + CO
2
+ Energi •
Amonifikasi: Pembentukan amonium dari senyawa-senyawa amino oleh mikroorganisme.
R-NH
2
+ HOH ROH + NH3 + E 2NH
3
+ H
2
CO
3
NH
4 2
CO
3
2NH
4 +
+ CO
3 -2
• Nitrifikasi: Perubahan dari amonium NH
4 +
menjadi nitrit oleh bakteri Nitrosomonas, kemudian menjadi nitrat oleh Nitrobakter.
2NH
4 +
+ 3O
2
2NO
2 -
+ 2H
2
O + 4H
+
+ E 2NO
2 -
+ O
2
2NO
3 -
+ E
2.8. Deskripsi spesies Avicennia marina Forssk. Vierh