anak  melaksanakan  sendiri,  sama  halnya  dengan  memberi  contoh  bagi  orang dewasa. Dengan demikian guru hendaknya merancang model pembelajaran yang
memungkinkan anak
terlibat langsung
dalam proses
pembelajaran www.sekolahdasar.net, 8 Maret 2012.
Karakteristik  anak  SD  yang  memandang  dunia  sekelilingnya  masih bersifat  holistik  serta  kenyataan  dalam  kehidupan  sehari-hari  permasalahan  yang
dihadapi bersifat menyeluruh dan saling terkait maka pendekatan pendidikan seni bersifat  terpadu.  Selain  itu  karakteristik  anak  yang  senang  dengan    bermain  dan
selalu ingin tahu maka kegiatan berolah seni dikembangkan melalui cara bermain dan bekerja Kamaril 2006: 30.
2.7.2 Golden Age
Golden Age atau masa keemasan, adalah “masa-masa penting anak yang
tidak  bisa  diulang”.  Beberapa  pakar  menyebutkan  sedikit  perbedaan  tentang rentang  waktu  masa  golden  age,  yaitu  0-2  th,  0-3  th,  0-5  th  atau  0-8  th,  namun
semuanya sepakat bahwa awal-awal tahun pertama kehidupan anak adalah masa- masa emas mereka. Pada masa-masa ini, kemampuan otak anak untuk  menyerap
informasi sangat tinggi. Apapun informasi yang diberikan akan berdampak bagi si anak  di  kemudian  hari  http:pelangi.mizan.comindex.php?fuseaction=news
detid=237 24 Oktober 2012 12.28. Pada usia dini 0-6 tahun, otak berkembang sangat cepat hingga 80 persen.
Pada usia tersebut otak menerima dan menyerap berbagai macam informasi, tidak melihat  baik  dan  buruk.  Itulah  masa-masa  yang  dimana  perkembangan  fisik,
mental  maupun  spiritual  anak  akan  mulai  terbentuk.  Karena  itu,  banyak  yang
menyebut  masa  tersebut  sebagai  masa-masa  emas  anak  golden  age http:www.pendidikankarakter.commembangun-karakter-sejak-pendidikan-
anak-usia-dini 24 Oktober 2012 12.28. Dari pembahasan di atas, dapat diketahui bahwa masa kanak-kanak dibagi
menjadi  dua  periode  yang  berbeda,  awal  dan  akhir  masa  kanak-kanak.  Periode awal berlangsung dari umur dua sampai enam tahun dan periode akhir dari enam
sampai  tiba  saatnya  anak  matang  secara  seksual.  Dengan  demikian  awal  masa kanak-kanak  dimulai  sebagai  penutup  masa  bayi  usia  di  mana  ketergantungan
secara  praktis  sudah  dilewati,  diganti  dengan  tumbuhnya  kemandirian  dan berakhir disekitar usia masuk sekolah dasar Hurlock 1980: 108.
Agar  kita  dapat  bersikap  positif  terhadap  kegiatan  bersenirupa  dan  tidak memiliki salah pandang terhadap karya yang dibuat anak, perlu diketahui tentang
karakteristik gambar anak. karakteristik gambar anak diklasifikasikan berdasarkan tipenya. Tipe ini sangat penting untuk mengidentifikasi gambar karya anak-anak.
Tipe  gambar  menurut  Garha  1980:  114-115  terdiri  dari  tiga  tipe  ditinjau  dari segi pengaruh yang menentukan bentuk gambar anak, yaitu :
1 Tipe Visual
Gambar  dengan  tipe  visual  lebih  banyak  dipengaruhi  oleh  pengalaman visual  atau  penglihatan.  Dalam  pengungkapan  sesuatu  melalui  bentuk,  anak  ini
memperhatikan  dan  mementingkan  kesamaan  karya  dengan  bentuk  yang dihayatinya, serta memperhitungkan pula proporsinya perbandingan, pernyataan
ruang  telah  dipecahkan  dengan  menggunakan  ilmu  perspektif  dan  warna-warna yang dipilih hampir sesuai dengan warna yang ada pada benda. Hasil keseluruhan
hampir  sesuai  dengan  kenyataan  yang  melalui  penglihatan,  atau  setidaknya cenderung ke arah tersebut.
2 Tipe Haptik
Gambar  dengan  tipe  haptik  ini  menampilkan  tampilan  objek  yang  dapat mewakili  perasaannya.  Apa  yang  diluar  dirinya  digambar  sesuai  dengan  reaksi
emosional,  tidak  dari  hasil  penglihatannya.  Hasilnya  cenderung  lebih  bersifat ekspresi pribadi dari pada berorientasi pada kenyataan yang ada.
3 Tipe Campuran
Tipe  campuran  ini  memiliki  sifat  dan  ciri-ciri  dari  gabungan  tipe sebelumnya,  yaitu tipe visual dan haptik. Dalam  kenyataannya tipe  gambar anak
campuran jarang ada.
51
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Pendekatan  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  pendekatan deskriptif  kualitatif.  Dalam  pendekatan  deskriptif    kualitatif  ini,  Moleong  2007:
6  mengatakan  bahwa  penelitian  deskriptif  kualitatif  adalah  penelitian  yang bermaksud  untuk  memahami  fenomena  tentang  apa  yang  dialami  oleh  subyek
penelitian  misalnya  perilaku,  persepsi,  motivasi,  tindakan,  dan  lain-lain,  secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahan, pada suatu
konteks  khusus  yang  alamiah  dan  dengan  memanfaatkan  berbagai  metode alamiah.
Suharsimi  Arikunto  2007:  250,  mengatakan  bahwa  penelitian  deskriptif merupakan  penelitian  bukan  eksperimen  karena  tidak  dimaksudkan  untuk
mengetahui  akibat  dari  suatu  perlakuan.  Dengan  demikian,  penelitian  deskriptif peneliti hanya bermaksud menggambarkan atau menerangkan gejala.
Dengan  demikian  dalam  penelitian  kualitatif,  data  yang  dihasilkan  bukan sekedar  pernyataan  jumlah  ataupun  frekuensi  dalam  bentuk  angka,  tetapi  dapat
mendeskripsikan gejala, peristiwa, atau kejadian yang terjadi pada masa sekarang. Selain  itu,  penelitian  kualitatif  juga  menghasilkan  data  berupa  gambaran  atau
uraian  tentang  hal-hal  yang  berhubungan  dengan  keadaan  atau  fenomena,  status kelompok  orang,  suatu  subyek,  suatu  sistem  pemikiran  atau  peristiwa  masa
sekarang.  Alasan  digunakan  pendekatan  kualitatif  dan  metode  deskriptif  karena