Hubungan Antara Pendidikan dengan Praktik PSN DBD

kelompok penduduk dengan umur yang lebih tua. Menurut Budioro 1998, perilaku disebabkan oleh pendewasaan, yaitu semakin dewasa seseorang maka ia akan cepat beradaptasi dengan lingkungannya. Lingkungan dapat berarti lingkungan tempat tinggal dimana seseoarang dapat beradaptasi dengan inovasi, dapat mempertimbangkan keuntungan dan kerugian suatu inovasi. Dapat dikatakan semakin dewasa seseorang, maka perilaku yang diharapkan akan dapat terjadi. Pendapat lain yaitu semakin dewasa seseorang akan memiliki vitalitas optimum, perkembangan intelektual yang matang pada taraf operasional dan penalaran yang tinggi, sehingga akan memberikan corak perilaku individu Notoatmodjo, 2007: 54. Dapat diasumsikan bahwa semakin tua seseorang, maka akan memiliki kematangan intelektual sehingga mereka dapat berperilaku seperti yang diharapkan. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa usia tidak dapat digunakan sebagai standar untuk menentukan tingkah laku seseorang. Hal tersebut bisa terjadi diasumsikan karena kurangnya pengetahuan, informasi, dan sosialiasi yang masih kurang tentang manfaat melakukan praktik pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue PSN DBD.

5.1.2. Hubungan Antara Pendidikan dengan Praktik PSN DBD

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebanyak 56 responden 62,2 memiliki tingkat pendidikan tinggi tamat SMP ke atas dan 34 responden 37,8 memiliki tingkat pendidikan rendah tidak tamat SMP ke bawah. Berdasarkan hasil analisis bivariat antara pendidikan dengan praktik PSN DBD didapatkan bahwa dari 34 responden yang memiliki tingkat pendidikan rendah terdapat 18 responden 52,9 yang melakukan praktik PSN DBD dengan baik, sedangkan dari 56 responden yang memiliki tingkat pendidikan tinggi terdapat 33 responden 58,9 yang melakukan praktik PSN DBD dengan baik. Dari hasil uji statistik dengan menggunakan chi-square, diperoleh hasil p value 0,737. Karena p value 0,005 maka Ho diterima, artinya tidak hubungan antara pendidikan dengan praktik pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue PSN DBD di Kelurahan Mulyoharjo Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara. Lamanya seseorang dalam menempuh pendidikan bukanlah jaminan untuk berperilaku sebagaimana yang diharapkan. Walaupun sebagian responden memiliki ringkat pendidikan yang rendah, tetapi mampu melakukan praktik PSN DBD dengan baik. Hal ini mungkin karena sebagian besar responden adalah ibu rumah tangga yang mempunyai kebiasaan yang baik dalam menjaga kesersihan lingkungan rumahnya serta tanggap dalam masalah kesehatan keluarganya. Begitupun dengan responden yang memiliki tingkat pendidikan tinggi tetapi praktik PSN DBD yang dilakukan kurang baik, hal ini mungkin karena kurangnya kesadaran masyarakat tersebut untuk menerapkan pesan-pesan kesehatan dalam upaya mencegah dan memberantas sarang nyamuk, meskipun mereka yang berpendidikan tinggi tersebut mampu menyerap dan memahami informasi- informasi kesehatan yang diterimanya. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Agustiansyah 2003 yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara pendidikan dengan perilaku pemberantasan sarang nyamuk DBD. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya karena terdapat kesamaan desain penelitian dan pengkategorian tingkat pendidikan responden. Tidak adanya hubungan antara pendidikan dengan prakik PSN DBD pada penelitian ini bertentangan dengan pendapat Notoatmodjo 2003:53 yang menyatakan bahwa seseorang yang memiliki tingkat pendidikan formal yang tinggi memiliki tingkat pengetahuan dan wawasan yang lebih baik dan luas, serta memiliki kepribadian sikap yang lebih dewasa. Wawasan dan pemikiran yang lebih luas di bidang kesehatan akan mempengaruhi perilaku individu dalam menyikapi suatu masalah. Pendidikan yang baik dapat memotivasi, memberi contoh, dan mendorong anggota keluarga untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk DBD.

5.1.3. Hubungan Antara Pekerjaan dengan Praktik PSN DBD

Dokumen yang terkait

Hubungan Kondisi Perumahan dengan Angka Kejadian Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Puskesmas Kotabaru Kecamatan Keritang Kabupaten Inderagiri Hilir Riau Tahun 2012

1 59 132

Kepadatan Jentik Penular Demam Berdarah Dengue (DBD) Antara Desa Endemis Dan Non Endemis Serta Faktor Yang Mempengaruhinya Di Kecamatan Sungailiat Kabupaten Bangka Tahun 2000

0 32 97

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KECAMATAN GROGOL Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (Dbd) Di Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo.

0 2 16

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KECAMATAN GROGOL Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (Dbd) Di Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo.

1 1 13

(ABSTRAK) HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP KEPALA KELUARGA TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DENGAN PERILAKU PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DEMAM BERDARAH DENGUE (PSN DBD) DI RW I KELURAHAN MEDONO KECAMATAN PEKALONGAN BARAT KOTA PEKALONGAN.

1 1 3

Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap Kepala Keluarga tentang Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan Perilaku Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD) Di RW I, Kelurahan Medono, Kecamatan Pekalongan Barat, Kota Pekalongan.

0 0 109

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DEMAM BERDARAH DENGUE (PSN DBD) DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG -

0 0 93

Epidemiologi Demam Berdarah di Kelurahan

0 0 6

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DEMAM BERDARAH DENGUE (PSN DBD)

0 0 10

HUBUNGAN PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA DALAM PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK (PSN) DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE

0 0 15