Model Teoritik Sadisme Dalam Fotojurnalistik (Analisis Ikonografi Foto – Foto Kematian Moammar Khadafi Di Harian Waspada)

Universitas Sumatera Utara menyediakan, mencurahkan, mengorbankan seluruh jiwa raganya kepada bangsa. d. Repetisi Keraf 2004: 127 berpendapat bahwa repetisi adalah perulangan bunyi, suku kata, kata atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang nyata. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa repetisi adalah gaya bahasa yang mengulang kata-kata sebagai suatu penegasan terhadap maksudnya, contoh: kita junjung dia sebagai pemimpin, kita junjung dia sebagai pelindung. e. Anti klimaks Keraf 2004: 124 berpendapat bahwa anti klimaks adalah gaya bahasa yang gagasan-gagasannya diurutkan dari yang terpenting berturut-turut ke gagasan yang kurang penting. Contoh: bukan hanya Kepala Sekolah dan Guru yang mengumpulkan dana untuk korban kerusuhan, para murid ikut menyumbang semampu mereka.

2.3 Model Teoritik

Dalam foto-foto tewasnya Moammar Khadafi, peneliti akan menganalisis menggunakan semiotika ikonografi Erwin Panofsky yang terdiri dari tahap preiconography , iconography, dan iconology. Hasil analisis tersebut akan menjelaskan gambaran dan makna foto sadis, peran dunia barat dalam menjatuhkan pemerintahan Moammar Khadafi, serta alasan dibalik publikasi foto sadis. Analisis foto sadis tersebut, juga akan mengajarkan nilai-nilai kepatuhan pada Kode Etik Jurnalistik untuk mencerdaskan pembaca dan bukan untuk kepentingan politik ekonomi media yang bersangkutan. Model berguna untuk menggambarkan rencana atau strategi penelitian yang akan dilakukan kemudian. Adapun model teoritis dalam penelitian ini, sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara Gambar 1. Skema Model Teoritik Foto-Foto Kematian Moammar Khadafi, Harian Waspada, 22-26 Oktober 2011 Analisis Ikonografi Tahap I, Preiconography : - Menceritakan apa saja yang tampak dalam foto - Komposisi foto Tahap II, Iconography : - Menganalisis komposisi pada foto makna sebenarnya - Menjelaskan peristiwa cerita dibalik foto dari berbagai literatur - Gaya bahasa pada keterangan foto Tahap III, Iconology : - Memaparkan makna intrinsik dibalik perlakuan sadis pada foto dan caption - Menganalisis makna dibalik gaya bahasa pada caption. Pembahasan - Foto sadis melanggar Kode Etik Jurnalistik - Tujuan surat kabar menampilkan foto sadis sebagai foto di halaman satu headline - Font yang dipakai pada caption Kesimpulan Universitas Sumatera Utara Model teoritik ini disusun untuk membantu proses identifikasi, penjabaran atau pengklasifikasian komponen-komponen yang relevan dari suatu proses. Sebuah model teoritik dapat dikatakan sebagai struktur gambar dari teori yang dijabarkan. Model ini biasanya menjelaskan semua aspek yang mendukung teori untuk menggambarkan bagaimana proses dari teori tersebut. Misalnya, dapat menunjukkan hubungan antara satu komponen dengan komponen lainnya dalam suatu proses dan keberadaannya dapat dirincikan. Didalam bagan ini terlihat dan disorot dengan jelas permasalahan sadisme dalam fotojurnalistik. Pada tahap awal akan dijelaskan bagaimana penggambaran sadis yang ditunjukkan dan komposisi yang dihadirkan pada foto tersebut. Lalu pada tahap kedua, akan dijabarkan bagaimana kaitan foto dalam hal ini masih makna sebenarnya dengan peristiwa fakta yang terjadi dibalik foto itu. Kemudian, akan dianalisa makna denotasi dari tanda-tanda yang terdapat pada foto. Hal ini dimaksudkan untuk mencari tahu motif dibalik publikasi foto yang mengandung unsur sadis yang telah melanggar Kode Etik Jurnalistik. Universitas Sumatera Utara BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Bab ini akan membahas metode yang akan dipakai dalam penelitian ini, juga metode-metode yang akan digunakan dalam tiap tahap penyelesaian dalam penelitian. Metode penelitian sangat penting dalam sebuah karya ilmiah, disebabkan oleh keterkaitannya dengan tingkat keabsahan suatu penelitian. Djajasudarma 2006: 5 mendefinisikan metode sebagai suatu cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan atau penelitian agar tercapai tujuan yang ditetapkan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Hal ini berdasarkan pada data dari penelitian ini yang tidak berupa angka-angka tetapi berupa kualitas bentuk verbal dan visual yang berupa teks dan gambar. Arikunto 1998: 193 menyebutkan bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian deskriptif karena penelitian ini berusaha menggambarkan data dengan kata-kata atau kalimat yang dipisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan. Menurut Djajasudarma 2006: 16 deskripsi merupakan gambaran ciri-ciri data secara akurat sesuai dengan sifat alamiah data itu sendiri. Peneliti melakukan penelitian ini dengan metode penelitan ikonografi. Erwin Panofsky menjelaskan ikonografi merupakan kajian yang memperhatikan konfigurasi dari gambar pada suatu karya untuk mengetahui makna yang tersembunyi, selanjutnya Panofsky memberi tahapan dalam menganalisis, yaitu tahap preiconography, iconography dan iconology. Sebagai salah satu kajian tentang interpretasi makna karya seni rupa, ikonografi merupakan pendekatan yang mempertanyakan representasi dan makna yang tersembunyi dari sebuah karya visual Van Leeuwen, 2001:93. Ikonografi merupakan cabang dari sejarah seni yang memiliki pokok kajian yang berkaitan dengan sisi manusia subject matter atau makna dari suatu karya seni sebagai sesuatu yang bertolak belakang dengan bentuk karya tersebut Universitas Sumatera Utara sisi formalisnya. Menurut Panosfky, proses menginterpretasi obyek seni dan gambar dapat melalui tiga tahapan, analisis makna secara preiconography, iconography dan iconology, yaitu : a. Tahap Preiconography Tahapan untuk mengidentifikasi melalui hal-hal yang lazim dan sudah dikenal alami. Tahapan ini dapat disebut pemahaman secara faktual dan ekspresional. Dengan mengamati dengan mengindentifikasi unsur artistik dari objek gambar. b. Tahap Iconography Tahapan untuk mengidentifikasi makna konotasi sebenarnya. Pada tahap ini, analisis dibantu pengetahuan literal. Ikonografi mengisyaratkan suatu rasa familiar terhadap tema atau konsep tertentu sebagaimana yang dipahami melalui sumber literal, apakah didapatkan melalui membaca atau melalui tradisi mulut ke mulut. Selain itu, pada tahap ini peneliti juga menganalisis keterangan foto. b. Tahap Interpretasi Iconology Pada tahapan ini makna yang paling hakiki dan mendasar dari isi sebuah karya seni benar-benar dipahami. Pemahaman mengenai makna intrinsik yang terdapat dalam sebuah objek diperoleh dengan mengungkapkan prinsip-prinsip dasar yang kemudian dapat menunjukan perilaku sikap dasar dari sebuah bangsa, kurun waktu, strata sosial, ajakan relijius atau filosofis tertentu.

3.2 Objek Penelitian