Tabel 5 Hasil isolasi RNA total
Absorban Bahan
λ
260
λ
280
λ
260
λ
280
Total RNA g g miselium
Miselium A. niger IPB1 0.210
0.122 1.72
176.4
Gambar 7  Hasil  isolasi  RNA  total  A.  niger  IPB1  yang  diisolasi  dari  miselium
setelah  inkubasi  3  hari  yang  dideteksi  dengan  elektroforesis menggunakan gel agarosa 1 bv.
4.2.2 Sintesis cDNA total
Sintesis  cDNA  dilakukan  menggunakan  RNA  total  yang  telah  diisolasi sebagai cetakan melalui proses transkripsi balik. Proses ini menggunakan primer
oligodT  sehingga  hanya  mRNA  yang  akan  disintesis  menjadi  cDNA  karena adanya ekor poliA pada ujung 3’. Sebagai kontrol keberhasilan sintesis cDNA,
dilakukan amplifikasi terhadap gen aktin menggunakan primer spesifik ActF dan Act
R2. Hasil amplifikasi gen aktin dengan cDNA sebagai cetakan menghasilkan
satu pita DNA yang berukuran 123 bp Gambar 8.  Hasil ini menunjukkan bahwa sintesis  cDNA  total  telah  berlangsung  dengan  baik.  Selain  itu,  hasil  ini  juga
menunjukkan  RNA  yang  dihasilkan  tidak  terkontaminasi  oleh  DNA  genom. Adanya kontaminasi  oleh DNA  akan  ditunjukkan  dengan  adanya  dua  pita  DNA
yang dihasilkan, yaitu pita berukuran 123 bp yang menunjukkan hasil amplifikasi cDNA  dan  pita  berukuran  223  bp  yang  menunjukkan  hasil  amplifikasi  DNA
rRNA 28S rRNA 18S
genom.  Pada  DNA  genom  terdapat  intron  antara  ekson1  dan  ekson2  sehingga fragmen yang dihasilkan lebih besar.
Gambar 8  Hasil  amplifikasi  gen  aktin  dengan  PCR  yang  dideteksi  dengan elektroforesis  menggunakan  gel  agarosa  3  bv.  Lajur  1.  Penanda
Φ X174RF DNAHaeIII Fragments; 2. Gen aktin
4.2.3 Isolasi gen eglA
Hasil  sintesis  cDNA  selanjutnya  digunakan  sebagai  cetakan  untuk mengisolasi  gen  eglA.  Isolasi  gen  eglA  dilakukan  dengan  amplifikasi
menggunakan PCR dengan primer spesifik EAF dan EAR. Amplifikasi gen eglA A. niger
IPB1 menghasilkan pita sekitar 750 bp sesuai dengan hasil prediksi dari database Gambar 9.
Gambar 9  Hasil  amplifikasi  eglA  dengan  PCR  yang  dideteksi  dengan elektroforesis menggunakan gel agarosa 1 bv. Lajur 1. Penanda 1
kb; 2. eglA hasil PCR
4.2.4 Pengklonan gen eglA
Gen eglA hasil isolasi disisipkan dalam plasmid pGEM-T Easy, ditengah gen lacZ dengan bantuan enzim ligase. Hasil ligasi kemudian diintroduksikan ke
dalam  E.  coli  galur  DH5α  yang  selanjutnya  ditumbuhkan  dalam  media  seleksi yang mengandung ampisilin, X-gal dan IPTG. Keberhasilan pengklonan gen eglA
dapat diketahui dengan terbentuknya koloni putih Gambar 10.
310 bp 194 bp
123 bp
1        2
118 bp
750 bp 750bp
1000 bp 1          2
Koloni  E.  coli  galur  DH5α  yang  dapat  tumbuh  pada  media  yang mengandung ampisilin adalah koloni yang mengandung plasmid pGEM-T Easy.
Plasmid  ini  mempunyai  gen  resistensi  ampisilin  yang  mengekspresikan  β- lactamase
yang  merusak  cincin  β-lactame  sehingga  bakteri  yang  mengandung plasmid  ini  dapat  hidup  dalam  media  yang  mengandung  ampisilin.  Adanya  gen
egl A  yang  menyisip  ke  dalam  gen  lacZ    dibuktikan  dengan  warna  koloni  yang
putih. Gen lacZ merupakan gen yang menyandi β-galaktosidase yang mengubah substrat  X-gal  yang  tidak  berwarna  menjadi  berwarna  biru.  Adanya  penyisipan
gen  eglA  pada  gen  lacZ  mengakibatkan  ekspresi  gen  lacZ  terganggu  dan  β- galaktosidase  tidak  diekspresikan,  sehingga  tidak  ada  perubahan  warna  pada
substrat X-gal dan koloni yang dihasilkan berwarna putih.
Gambar  10  Koloni  E.  coli  hasil  transformasi  yang  ditumbuhkan  dalam  media selektif yang mengandung ampisilin, X-gal dan IPTG.
Gambar 11  Hasil  amplifikasi  eglA  dengan  PCR  yang  dideteksi  dengan elektroforesis menggunakan gel agarosa 1 bv. Lajur 1. Penanda
1 kb; 2. eglA hasil PCR
4.2.5 Verifikasi pengklonan gen eglA